Anda di halaman 1dari 8

MAKALAH MENGENAI LIMBAH INDUSTRI

PENGETAHUAN LINGKUNGAN
ELANJATI WORLDAILMI

Ardiwi Ikhram Basgoro 18522071


Martin Mayudha 18522329
Rahmat hendrayana 18522177

UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
2019
1. Berita
a) Detik.com

Jakarta - Beberapa warga dan karyawan PT DCI di Cikarang mengalami keracunan


limbah udara yang disebabkan zat kimia. Mereka yanJakarta - Beberapa warga dan
karyawan PT DCI di Cikarang mengalami keracunan limbah udara yang disebabkan
zat kimia. Mereka yang terkena dampak limbah udara mengeluhkan mual dan pusing
dan harus dirawat di rumah sakit.

"Jadi gini, awal kronologinya informasi PT DCI sedang melakukan pengetesan


mesinnya itu rusak lagi dibersihkan dengan kimia merek Furio. Selanjutnya diketahui
warga keracunan, tiba-tiba mereka pusing, mual, dan muntah," ujar salah seorang
warga Rangga Syahputra lewat pasangmata.com, Senin (2/11/2015).

Kejadian tersebut terjadi pada pukul 14.00 WIB. PT DCI bertempat di Kawasan
Industri, Jalan Raya Industri Tegalgede, Lemahabang, Jawa Barat. Sementara warga
yang terkena dampak adalah warga Bangkongreang, Kecamatan Cikarang Utara,
Kabupaten Bekasi. Mereka dirawat di dua rumah sakit berbeda.

"Saat ini korban dirawat di rumah sakit yang berbeda, yang satu di RS Medirosa sekitar
26 (korban) dengan rincian 9 balita, sisanya orang dewasa. Di RS Mitra Keluarga ada
21, saya tidak mengetahui secara pasti tapi sampai saat ini korban terus bertambah, kata
Rangga.

"Pertama karyawan-karyawan yang merasakan keracunan. Salah satu yang saya


wawancarai itu petugas cleaning servicenya, cowok namanya Anang. Keluhannya
kepalanya pusing, terus muntah-muntah, banyak yang pingsan. Warga sekitar masih
merasakan hal yang sama, ikan lele dan angsa itu mati," sambung Rangga.
Menurut Rangga, korban yang paling parah merupakan balita perempuan berusia 3
tahun yang saat ini masih berada di ruang ICU. Korban dibawa ke rumah sakit dengan
beragam transportasi.

"Dibawanya ada yang naik ojek, ada yang naik mobil," kata Rangga.

Sementara itu, HRD PT DCI, Suhodo yang dimintai konfirmasinya membenarkan


peristiwa tersebut. Akan tetapi, dirinya belum bisa dimintai keterangan lebih detail
karena masih mengurus korban.

"Iya betul, tapi saya sedang tidak ada waktu, saya lagi mengurus orang sakit," jawabnya
singkat.

Kapolres Kabupaten Bekasi, Kombes M. Awal Charudin, saat dikonfirmasi juga


membenarkan. Dia menyebut, korban mencapai 51 orang.

"Betul. Ada 51 orang yang dirawat. Intinya lagi ada trial dari pabrik yang nyoba
alatnya, dia mengetes mesinnya karena dua minggu lalu mesinnya rusak yang
seharusnya pembuangan asapnya ke atas tapi ini berputar-putar di bawah ruangan
sehingga terjadi keracunan," terangnya.g terkena dampak limbah udara mengeluhkan
mual dan pusing dan harus dirawat di rumah sakit.

"Jadi gini, awal kronologinya informasi PT DCI sedang melakukan pengetesan


mesinnya itu rusak lagi dibersihkan dengan kimia merek Furio. Selanjutnya diketahui
warga keracunan, tiba-tiba mereka pusing, mual, dan muntah," ujar salah seorang
warga Rangga Syahputra lewat pasangmata.com, Senin (2/11/2015).

Kejadian tersebut terjadi pada pukul 14.00 WIB. PT DCI bertempat di Kawasan
Industri, Jalan Raya Industri Tegalgede, Lemahabang, Jawa Barat. Sementara warga
yang terkena dampak adalah warga Bangkongreang, Kecamatan Cikarang Utara,
Kabupaten Bekasi. Mereka dirawat di dua rumah sakit berbeda.

"Saat ini korban dirawat di rumah sakit yang berbeda, yang satu di RS Medirosa sekitar
26 (korban) dengan rincian 9 balita, sisanya orang dewasa. Di RS Mitra Keluarga ada
21, saya tidak mengetahui secara pasti tapi sampai saat ini korban terus bertambah, kata
Rangga.

"Pertama karyawan-karyawan yang merasakan keracunan. Salah satu yang saya


wawancarai itu petugas cleaning servicenya, cowok namanya Anang. Keluhannya
kepalanya pusing, terus muntah-muntah, banyak yang pingsan. Warga sekitar masih
merasakan hal yang sama, ikan lele dan angsa itu mati," sambung Rangga.

Menurut Rangga, korban yang paling parah merupakan balita perempuan berusia 3
tahun yang saat ini masih berada di ruang ICU. Korban dibawa ke rumah sakit dengan
beragam transportasi.

"Dibawanya ada yang naik ojek, ada yang naik mobil," kata Rangga.

Sementara itu, HRD PT DCI, Suhodo yang dimintai konfirmasinya membenarkan


peristiwa tersebut. Akan tetapi, dirinya belum bisa dimintai keterangan lebih detail
karena masih mengurus korban.

"Iya betul, tapi saya sedang tidak ada waktu, saya lagi mengurus orang sakit," jawabnya
singkat.

Kapolres Kabupaten Bekasi, Kombes M. Awal Charudin, saat dikonfirmasi juga


membenarkan. Dia menyebut, korban mencapai 51 orang.

"Betul. Ada 51 orang yang dirawat. Intinya lagi ada trial dari pabrik yang nyoba
alatnya, dia mengetes mesinnya karena dua minggu lalu mesinnya rusak yang
seharusnya pembuangan asapnya ke atas tapi ini berputar-putar di bawah ruangan
sehingga terjadi keracunan," terangnya.

b) Merdeka.com

Merdeka.com - Kebocoran gas dari pabrik kertas menyebabkan sejumlah warga


Kecamatan Ciampel, Kabupaten Karawang, Jawa Barat, mengalami keracunan. Warga
yang keracunan mengalami mual dan pusing. Bahkan tidak sedikit yang mengaku
lemas sehingga harus dirawat di rumah sakit dan klinik perusahaan.

"Kejadian keracunan itu diduga akibat bocornya gas caustic soda PT Pindo Deli 2,"
kata Kapolres Karawang AKBP Ade Ary Syam di Karawang, Rabu kemarin. Dikutip
dari Antara.

Dia menyatakan atas kejadian itu pihak kepolisian segera mendatangi lokasi kejadian,
mencari keterangan saksi dan melakukan pendataan korban. Polisi setempat juga
mengecek kondisi korban di rumah sakit dan klinik. Sesuai dengan keterangan saksi,
peristiwa keracunan itu diduga akibat kebocoran gas caustic soda yang berasal dari PT
Pindo Deli 2 Karawang.

Gas yang bocor itu kemudian menyebar ke kawasan pemukiman warga. Saat itulah,
sejumlah warga yang tinggal di sekitar pabrik secara tak sengaja menghirup gas yang
bocor itu.

"Korban ada yang dibawa ke Rumah Sakit Rosella dan ada pula yang dibawa ke klinik
PT Pindo Deli, untuk mendapat perawatan dan pengobatan" kata Ade Ary.

Para korban yang dirawat di poliklinik milik perusahaan di antaranya Rosadi (57)
warga Desa Kutamekar, Asep Rudiana (21) warga Desa Kutapohaci, Jumad (56) warga
Desa Kutamekar dan Lastri (30) warga Desa Kutamekar.

Sedangkan korban yang dirawat di Rumah Sakit Rosella ialah Yusup (40), Siti Haryati
(30), Acih (40), Sapti (30), Heni (30), Suryani (32) serta Windayanti (30).
c) Beritasatu.com

Karawang - Warga Karawang mendesak pemerintah untuk menutup pabrik kertas PT


Pindo Deli 2 menyusul kebocoran gas clorin dari cerobong asap pabrik tersebut.

Sebelumnya, puluhan warga Desa Kutamekar, Kecamatan Ciampel, dilarikan ke rumah


sakit akibat keracunan gas clorin dari PT Pindo Deli 2, yang berlokasi di Desa
Kutamekar, Selasa (15/5).

Semua korban menjalani perawatan intensif di RS Delima Asih dan RS Rosela,


Telukjambe Barat, Karawang.

"Seharusnya pemerintah bertanggung jawab dan menindak tegas PT Pindo Deli 2


karena meresahkan masyarakat dan bahkan mengancam nyawa masyarakat," ujar
seorang warga, Din Samsudin, di RS Rosela, Kamis (17/5).

Din yang keluarganya ikut jadi korban keracunan menjelaskan peristiwa keracunan
massal yang menimpa warga Kutamekar ini merupakan kali ketiga dialami mereka.

"Kalau memang pemerintah lebih mencintai rakyatnya maka dia harus berani menutup
pabrik PT Pindo Deli 2," katanya.

Akhir tahun 2017 silam, warga Kutamekar mengalami penderitaan yang sama akibat
bocornya cerobong asap milik Pindo Deli 2 tersebut. Saat itu warga menghirup gas
caustik soda bocoran dari pabrik Pindo Deli 2.

Bupati Karawang, Cellica Nurrachadiana berjanji akan menerjunkan tim auditor


independen ke PT Pindo Deli 2 untuk memeriksa instalasi yang terpasang di pabrik
kertas itu.

Hasil audit nantinya akan dijadikan acuan Pemkab Karawang dalam memgambil sikap
terhadap pabrik yang telah beberapa kali menimbulkan keracunan tersebut.
2. Ulasan
a) Penyebab

Dilansir dari berita detik.com dan merdeka.com diketahui bahwa penyebab dari insiden
ini adalah karena kebocoran gas kimia beracun pada saat salah satu mesin di pabrik
kertas PT Pindo Deli 2 Karawang diperbaiki. Gas yang bocor berjenis gas caustic soda.
Gas caustic soda berbentuk cair yang bila kontak dengan metal akan menghasilkan gas
hyifrogen yang mudah terbakar. Umumnya cairan ini dipakai untuk menghilangkan
material asam di mesin pabrik. Insiden ini masuk ke kategori disebabkan oleh human
error, karena gas tersebut muncul saat perbaikan mesin. Namun, kejadian gas beracun
yang menyerang pemukiman warga akibat pabrik tersebut tidak hanya sekali, pada
akhir tahun 2017 silam musibah ini juga terjadi akibat gas beracun dari pabrik PT Pindo
Deli 2 Karawang. Diduga bahwa pabrik ini mempunyai perencanaan pembangunan
yang kurang matang sehingga gas beracun bocor acapkali terjadi.

b) Dampak

Gas beracun yang bocor dari pabrik PT Pindo Deli 2 Karawang menyerang pemukiman
warga yang berada di sekitar lokasi pabrik. Akibatnya puluhan orang dirawat inap di
rumah sakit. Lebih parahnya, seorang balita harus mendekam di ICU akibat menghirup
gas beracun tersebut. Protes warga yang mendesak pemerintah untuk menutup pabrik
tersebut pun muncul. Keresahan masyarakat akan insiden ini terjadi di masa yang akan
datang semakin menguat lantaran sudah tiga kali kejadian ini menimpa mereka dan
sumber musibah tersebut dari pabrik yang sama. Penyakit akibat keracunan gas ini juga
tak menjamin tidak akan akut di tubuh masyarakat.

c) Penanggulangan

Musibah yang terjadi di tengah masyarakat karawang membuat pemerintah turun


tangan dengan mengirim tim audit independen untuk menelaah pabrik tersebut.
Seharusnya pabrik mengadakan ANDAL pabrik mereka terhadap lingkungannya.
Kemudian menghasilkan output sumber permasalahannya. Dari hasil ANDAL tersebut
dijadikan acuan dalam memperbaiki sistem pabrik baik berupa tata letak pabrik
ataupun standar operasionalnya. Sehingga kebocoran gas tidak perlu lagi terjadi. Pabrik
juga seharusnya melakukan perbaikan internal human resource internal. Agar
penanganan terhadap mesin rusak tidak menimbulkan musibah bagi masyarakat dan
pabrik tetap menjalankan operasinya.

Anda mungkin juga menyukai