Anda di halaman 1dari 5

Masyarakat Multikultural Indonesia

Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat dengan tingkat keanekaragaman yang sangat kompleks.
Masyarakat dengan berbagai keanekaragaman tersebut dikenal dengan istilah mayarakat multikultural.
Bila kita mengenal masyarakat sebagai sekelompok manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja
sama sehingga mereka mampu mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu
kesatuan sosial dengan batas-batas tertentu (Linton), maka konsep masyarakat tersebut jika digabungkan
dengan multikurtural memiliki makna yang sangat luas dan diperlukan pemahaman yang mendalam
untuk dapat mengerti apa sebenarnya masyarakat multikultural itu.

Multikultural dapat diartikan sebagai keragaman atau perbedaan terhadap suatu kebudayaan dengan
kebudayaan yang lain. Sehingga masyarakat multikultural dapat diartikan sebagai sekelompok manusia
yang tinggal dan hidup menetap di suatu tempat yang memiliki kebudayaan dan ciri khas tersendiri yang
mampu membedakan antara satu masyarakat dengan masyarakat yang lain. Setiap masyarakat akan
menghasilkan kebudayaannya masing-masing yang akan menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.

Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-
kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki
banyak pulau dimana stiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu
masyarakat. Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu
sendiri. Tentu saja hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka
ragam.

Dalam konsep multikulturalisme, terdapat kaitan yang erat bagi pembentukan masyarakat yang
berlandaskan bhineka tunggal ika serta mewujudkan suatu kebudayaan nasional yang menjadi
pemersatu bagi bangsa Indonesia. Namun, dalam pelaksanaannya masih terdapat berbagai hambatan
yang menghalangi terbentuknya multikulturalisme di masyarakat.

Model masyarakat multikultural ini sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri bangsa
Indonesia dalam mendesain kebudayaan bangsa, sebagaimana yang terungkap dalam penjelasan Pasal
32 UUD 1945, yang berbunyi “Kebudayaan bangsa (Indonesia) adalah puncak-puncak kebudayaan di
daerah”.

Dalam model masyarakat multikultural ini, sebuah masyarakat dilihat sebagai mempunyai sebuah
kebudayaan yang berlaku umum dalam masyarakat tersebut, yang coraknya seperti sebuah mozaik.
Didalam mozaik tercakup semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih kecil yang
membentuk terwujudnya masyarakat yang lebih besar, mempunyai kebudayaan seperti sebuah mozaik
tersebut.

Pada dasarnya, multikulturalisme yang terbentuk di Indonesia merupakan akibat dari kondisi sosio-
kultural maupun geografis yang begitu beragam dan luas. Menurut kondisi geografis, Indonesia memiliki
banyak pulau dimana setiap pulau tersebut dihuni oleh sekelompok manusia yang membentuk suatu
masyarakat.

Dari masyarakat tersebut terbentuklah sebuah kebudayaan mengenai masyarakat itu sendiri. Tentu saja
hal ini berimbas pada keberadaan kebudayaan yang sangat banyak dan beraneka ragam.

Masyarakat multikultural ini harus dipahami dan memaknai dalam konteks masa kini dan masa depan
yang harus terus ditanamkan. Masyarakat multikultural dengan semboyan Bhineka Tunggal Ika adalah
salah satu dari empat pilar kehidupan bernegara yakni Pancasila, Undang-Undang dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika.

Pancasila adalah falsafah dan dasar negara yang menjadi landasan ideal bangsa Indonesia. UUD 1945
adalah landasarn konstitusional yang mendasari penyelenggaraan kehidupan, bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara. NKRI adalah pemersatu bangsa dan Bhineka Tunggal Ika adalah perekat persatuan dalam
untaiam kemajemukan.

Faktor Penyebab Multikultural di Indonesia

Merupakan suatu kenyataan yang tidak bisa ditolak bahwa negara

Indonesia terdiri atas berbagai kelompok etnis, budaya, agama, dan lain-lain. Oleh karena itu, bangsa
Indonesia disebut sebagai masyarakat multikultural yang unik dan rumit. Tahukah kamu apa yang
menyebabkannya? Pada dasarnya terdapat banyak faktor yang menyebabkan masyarakat Indonesia
menjadi masyarakat multikultural dan multiras.

Faktor-faktor tersebut antara lain:

1. Faktor Sejarah Indonesia

Di mata dunia, Indonesia adalah negeri yang kaya dan subur. Segala sesuatu yang diperlukan semua
bangsa tumbuh di Indonesia. Misalnya, palawija dan rempahrempah.

Oleh karena itu, Indonesia menjadi negeri incaran bagi bangsa lain. Sejak tahun 1605 bangsa Indonesia
telah dikunjungi oleh bangsa-bangsa lain yaitu Portugis, Belanda, Inggris, Cina, India, dan Arab. Kesemua
bangsa tersebut datang dengan maksud dan tujuan masing-masing. Oleh karena itu, mereka tinggal

dan menetap dalam jangka waktu yang lama. Kondisi ini menjadikan Indonesia memiliki struktur ras dan
budaya yang makin beragam.

2. Faktor Geografis

Apabila dilihat secara geografisnya Indonesia berada di jalur persilangan transportasi laut yang ramai dan
strategis. Karenanya banyak bangsa-bangsa pedagang singgah ke Indonesia sekadar untuk berdagang.
Bangsa-bangsa tersebut seperti Arab, India, Portugis, Spanyol, Inggris, Jepang, Korea, Cina, Belanda,
Jerman, dan lain-lain. Kesemua bangsa tersebut mempunyai struktur
budaya yang berbeda-beda. Persinggahan ini mengakibatkan masuknya unsur budaya tertentu ke negara
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari masuknya bahasa Inggris, bahasa Belanda, agama Islam, Nasrani,
Hindu, dan Buddha.

3. Faktor Bentuk Fisik Indonesia

Apabila dilihat dari struktur geologinya, bangsa Indonesia terletak di pertemuan tiga lempeng benua
besar. Hal ini menjadikan Indonesia berbentuk negara kepulauan yang terdiri atas ribuan pulau. Masing-
masing pulau mempunyai karakteristik fisik sendiri-sendiri. Untuk mempertahankan hidup, masyarakat di

masing-masing pulau mempunyai cara yang berbeda-beda, sesuai dengan kondisi fisik daerahnya. Oleh
karena itu, masing-masing pulau juga mempunyai perkembangan yang berbeda-beda pula. Teknologi,
budaya, seni, bahasa mereka pun berbeda-beda yang akhirnya membentuk masyarakat multikultural.

4. Faktor Perbedaan Struktur Geologi

Sebagaimana telah diungkapkan di atas bahwa pada dasarya Indonesia terletak di antara tiga pertemuan
lempeng, yaitu lempeng Asia, Australia, dan Pasifik. Kondisi ini menjadikan Indonesia mempunyai tiga
tipe struktur geologi yaitu tipe Asia dengan struktur geologi Indonesia Barat, tipe peralihan dengan zona

geologi dengan struktur geologi Indonesia Tengah, dan tipe Australia dengan struktur geologi Indonesia
Timur. Perbedaan inilah yang mengakibatkan adanya perbedaan ras, suku, jenis flora dan faunanya.

Mewujudkan Masyarakat Multikultural

3 dasar yang dapat dijadikan acuan untuk pendidikan multikultural:

1. Pengakuan terhadap identitas budaya lain

2. Adat kebiasaan dan tradisi yang hidup dalam suatu masyrakat

3. Kemajuan-kemajuan yang diperoleh kelompok-kelompok tertentu di dalam masyarakat]

3 tahap pemecahan masalah:

1. Tahap orientasi: bertanya dan saling memberikan informasi

2. Tahap evaluasi: membahas dan saling bertukar pendapat

3. Tahap kontrol: menyarankan dan mencari jalan keluar

Manfaat Masyarakat Multikultural

1. Dapat digali kearifan buadaya yang dimiliki oleh setiap budaya

2. Muncul rasa penghargaan terhadap budaya lain

3. Merupakan benteng pertahanan terhadap ancaman


4. Alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera

5. Mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli.

Karateristik Masyarakat Multikultural Di Indonesia Masyarakat indonesia belum bisa dikatakan sebagai
masyarakat multikultural yang sempurna. Hal ini diindikasikan dari hal-hal berikut.

1. Masih terdapat dominasi satu kelompok atas kelompok lainnya.

2. Struktur sosial yang ada lebih banyak menguntungkan pihak yang mendominasi.

3. Konflik sosial yang muncul masih sering berlanjut dengan kekerasan.

Sebagai bangsa yang pluralistik, dalam membangun masa depan bangsa dipandang perlu untuk memberi
tempat bagi berkembangnya kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama yang ada di Indonesia.
Dalam kehidupan sehari-hari, kebudayaan suku bangsa dan kebudayaan agama, bersama-sama dengan
pedoman kehidupan berbangsa dan bernegara, mewarnai perilaku dan kegiatan masyarakat. Berbagai
kebudayaan itu jalan beriringan, saling melengkapi dan saling mengisi, tidak berdiri sendiri-sendiri,
bahkan mampu untuk saling menyesuaikan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks itu pula maka ribuan suku bangsa sebagai masyarakat yang multikultural yang terdapat di
Indonesia serta potensi-potensi budaya yang dimilikinya harus dilihat sebagai aset negara yang dapat
didayagunakan bagi pembangunan bangsa ke depan. Intinya adalah menekankan pada pentingnya
memberikan kesempatan bagi berkembangnya masyarakat multikultural yang masing-masing harus
diakui haknya untuk mengembangkan dirinya melalui kebudayaan mereka.

Hal ini juga berarti bahwa masyarakat multikultural harus memperoleh kesempatan yang baik untuk
menjaga dan mengembangkan kearifan budaya lokal mereka ke arah kualitas dan pendayagunaan yang
lebih baik. Unsur-unsur budaya lokal yang bermanfaat bagi diri sendiri bahkan perlu dikembangkan lebih
lanjut agar dapat menjadi bagian dari kebudayaan bangsa, memperkaya unsur-unsur kebudayaan
nasional. Meskipun demikian, misi utamanya adalah mentransformasikan kenyataan multikultural
sebagai aset dan sumber kekuatan bangsa, menjadikannya suatu sinergi nasional, memperkukuh gerak
konvergensi, keanekaragaman.

Oleh karena itu, walaupun masyarakat multikultural harus dihargai potensi dan haknya untuk
mengembangkan diri sebagai pendukung kebudayaannya di atas tanah kelahiran leluhurnya, namun
pada saat yang sama, mereka juga harus tetap diberi ruang dan kesempatan untuk mampu melihat
dirinya, serta dilihat oleh masyarakat lainnya yang sama-sama merupakan warga negara Indonesia,
sebagai bagian dari bangsa Indonesia, dan tanah leluhurnya termasuk sebagai bagian dari tanah air
Indonesia.

Dengan demikian, membangun dirinya, membangun tanah leluhurnya, berarti juga membangun bangsa
dan tanah air tanpa merasakannya sebagai beban, namun karena ikatan kebersamaan dan saling
bekerjasama.

Anda mungkin juga menyukai