Anda di halaman 1dari 7

D. D. Wulandari Jurnal Kimia Riset, Volume 2 No.

1, Juni 2017 16 - 22

KUALITAS MADU
(KEASAMAN, KADAR AIR, DAN KADAR GULA PEREDUKSI)
BERDASARKAN PERBEDAAN SUHU PENYIMPANAN

Devyana Dyah Wulandari*

Prodi D-IV Analis Kesehatan, Fakultas Kesehatan


Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
*email : devyanadyah@unusa.ac.id

Received 22 Pebuari 2017


Accepted 9 April 2017

Abstrak
Penyimpanan madu akan dapat mempengaruhi mutu. Suhu penyimpanan untuk madu yang
terbaik adalah 36 – 38 °C dengan kelembaban 75 – 78 persen. Dengan cara ini madu dapat
tahan 2 – 4 minggu lamanya tanpa banyak mengalami penurunan mutu. Oleh karena itu,
peneliti ingin mengetahui pengaruh suhu penyimpanan terhadap kualitas madu nektar karet
berdasarkan keasaman, kadar air, dan kadar gula pereduksi. Keasaman diukur menggunakan
metode titrasi asam basa, kadar air diukur secara gravimetri, dan kadar gula pereduksi
diukur dengan metode Luff Schrool. Madu suhu ruang ( 25 oC) memiliki kadar keasaman
rata-rata 45 ml NaOH 0,1N/kg dan madu suhu dingin ( 5 oC) kadar keasaman rata-rata 32
ml NaOH 0,1N/kg. Kadar air madu suhu ruang rata-rata 28,595% dan kadar air madu suhu
dingin rata-rata 27,112%. kadar gula pereduksi, madu suhu ruang memiliki kadar gula
pereduksi sebesar 51,625%, sedangkan pada madu suhu dingin memiliki kadar gula
pereduksi sebesar 62,5%.

Kata kunci: Madu, keasaman, kadar gula pereduksi

Abstract
Storage condition could affect honey quality. 36-38 ° C is the suitable temperature for honey
storage with humidity 75-78 percent. Honey can be lasting 2-4 weeks without severely
degraded. Therefore, researchers wanted to determine the effect of storage temperature on
the quality of honey from rubber trees nectar based acidity, the water content, and the levels
of reducing sugars. Acidity is measured using acid-base titration method, water content is
measured with gravimetry, and reducing sugar levels measured with Luff schrool method.
In room temperature, honey has an average acidity of 45 ml / kg NaOH 0,1N and cold
temperature average acidity of 32 ml / kg NaOH 0,1N. The average water content of honey,
in room temperature is 2,595% and 27,112% in cold temperature. For reducing sugar, under
room temperature the content is about 51,625%, while under cold temperature , the level
reach 62,5%.

Keywords: Honey, acidity, reducing sugars level

Pendahuluan dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga


Madu adalah cairan alami yang tanaman (floral nektar) atau bagian lain
umumnya mempunyai rasa manis yang dari tanaman (ekstra floral nektar) atau
Online ISSN: 2528-0422 16
D. D. Wulandari Jurnal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Juni 2017 16 - 22

ekskresi serangga (Gebremariam, 2014). ditetapkan oleh Badan Standarisasi


Madu mengandung sejumlah senyawa dan Nasional (BSN) dan merupakan hasil
sifat antioksidan yang telah banyak revisi dari SNI tentang syarat mutu madu
diketahui. Sifat antioksidan dari madu tahun 1992.
yang berasal dari zat-zat enzimatik
(misalnya, katalase, glukosa oksidase dan Tabel 1. Komposisi Madu berdasarkan
peroksidase) dan zat-zat nonenzimatik SNI, 2004
(misalnya, asam askorbat, α-tokoferol, Komposisi Jumlah
karotenoid, asam amino, protein, produk Kalori 328 kal
reaksi Maillard, flavonoid dan asam Kadar Air 17,2 g
fenolat). Jumlah dan jenis antioksidan ini Protein 0,5 g
sangat tergantung pada sumber bunga atau Karbohidrat 82,4 g
varietas madu, dan telah banyak banyak Abu 0,2 g
penelitian yang menunjukkan bahwa Tembaga 4,4 – 9,2 mg
adanya hubungan antara aktivitas Fosfor 1,9 – 6,3 mg
antioksidan dengan kandungan total fenol Besi 0,06 – 1,5 mg
(Khalil, 2012). Masyarakat Indonesia Mangan 0,02 – 0,4 mg
menggunakan madu sebagai campuran Magnesium 1,2 – 3,5 mg
pada jamu tradisional untuk meningkatkan Thiamin 0,1 mg
khasiat penyembuhan penyakit seperti Riboflavin 0,02 mg
infeksi pada saluran cerna dan pernafasan, Niasin 0,2 g
serta meningkatkan kebugaran tubuh. Lemak 0,1 g
Madu juga memiliki kemampuan untuk Ph 3,9
meningkatkan kecepatan pertumbuhan Asam 43,1 mg
jaringan baru (Wineri, 2014).
Madu mengandung banyak mineral Tabel 2. Kriteria Mutu Madu berdasarkan
seperti natrium, kalsium, magnesium, SNI, 2004
alumunium, besi, fosfor, dan kalium. No. Jenis Uji Satuan Persyaratan
Vitamin–vitamin yang terdapat dalam 1. Aktivitas enzim DN Min. 3
madu adalah thiamin (B1), riboflavin (B2), diastase
2. Hidroksimetil- mg/kg Maks. 40
asam askorbat (C), piridoksin (B6), niasin, furfural
asam pantotenat, biotin, asam folat, dan 3. Air % Maks. 22
vitamin K. Sedangkan enzim yang penting 4. Gula reduksi % b/b Min. 60
dalam madu adalah enzim diastase, 5. Sukrosa % b/b Maks. 10
invertase, glukosa oksidase, peroksidase, 6. Keasaman ml Maks. 40
NaOH
dan lipase. Selain itu unsur kandungan lain 1 N/kg
madu adalah memiliki zat antibiotik atau 7. Padatan yang % b/b Maks. 0,5
antibakteri (Adji, S, 2004). Berikut ini tak larut dalam
komposisi kimia madu per 100 gram. air
Di Indonesia, untuk kualitas madu 8. Abu % b/b Maks. 0,5
9. Cemaran logam
sudah ditentukan berdasarkan Standar Timbal (Pb) mg/kg Maks. 1,0
Nasional Indonesia (SNI) Nomor 01-3545- Tembaga (Cu) mg/kg Maks. 5,0
1994 seperti yang tercantum pada Tabel 2. 10. Cemaran arsen mg/kg Maks. 5,0
Dimana standar tersebut merupakan
kriteria dari mutu madu yang telah

Metode Penelitian volume, buret, labu ukur, kaca arloji, pipet


Alat dan Bahan tetes. Bahan yang dibutuhkan selama
Alat yang dibutuhkan selama penelitian penelitian antara lain larutan Luff Schoorl
antara lain erlenmeyer, gelas ukur, pipet (Cara membuat: Larutkan 143,8 g Na2CO3

Online ISSN: 2528-0422 17


D. D. Wulandari Journal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Mei 2017 16 - 22

anhidrat dalam akuades ± 300 ml. Sambil turut ≤ 0,2 mg) kemudian dihitung kadar
diaduk, tambahkan 50 g asam sitrat yang air sampel dengan persamaan 2.
telah dilarutkan dengan 50 ml akuades.
Tambahkan 25 g CuSO4.5H2O yang telah berat bahan (awal  akhir) (2)
Kadar Air  100%
dilarutkan dengan 100 ml akuades. berat bahan awal
Pindahkan larutan tersebut kedalam labu
ukur 1 liter, tepatkan sampai tanda batas Kadar gula pereduksi
dengan akuades dan kocok. Biarkan Pengujian ketepatan larutan Luff Schoorl
semalam dan saring bila perlu. Larutan ini Larutan Luff Schoorl dipipet sebanyak
mempunyai kepekatan Cu2+ 0,2 N dan 25 ml tambahkan 3 g KI dan 25 ml larutan
Na2CO3 2 M), larutan KI 20%, larutan H2SO4 3M. Titrasi dengan larutan Na2S2O3
H2SO4 3M dan 25%, larutan Na2S2O3 0,1 0,1 n dengan indikator kanji 0,5%. Larutan
N, larutan HCl 25%, larutan NaOH 30%, Na2S2O3 yang dibutuhkan seharusnya 25
indikator kanji 0,5%, akuades. ml. Larutan Luff Schrool harus
mempunyai pH 9,3 – 9,4
Prosedur Kerja
Keasaman Penentuan kadar gula pereduksi
Sampel madu ditimbang dengan teliti Sampel ditimbang 2 g dan dimasukkan
10,0 g kemudian dimasukkan kedalam dalam labu ukur 250 ml, dan ditambah
erlenmeyer 250 ml dan dilarutkan dengan akuades sampai tanda batas dan kocok.
75 ml air suling dan tambahkan 4 - 5 tetes Larutan dipipet 10 ml dan dimasukkan
indikator PP. selanjutnya dititrasi dengan dalam erlenmeyer. Larutan sampel
larutan NaOH 0,1 N sampai titik akhir ditambahkan 15 ml akuades dan 25 ml
yang tetap selama 10 detik. Dicatat volume larutan Luff Schoorl (dengan pipet
NaOH 0,1 N yang diperlukan selama volume), erlenmeyer di hubungkan dengan
titrasi. Sebagai alternatif, dapat digunakan pendingin tegak, dipanaskan diatas
pH meter dan sampel dititrasi sampai pH pemanas listrik, dan diusahakan dalam
8,3. Dihitung keasaman dalam madu waktu 3 menit sudah harus mulai
dengan perhitungan menggunakan mendidih. Larutan sampel dipanaskan
persamaan 1, dengan a, volume NaOH 0,1 terus menerus selama 10 menit (memakai
N yang digunakan dalam titrasi, mL, b stopwatch) kemudian diangkat dan
adalah normalitas NaOH 0,1 N dan c, dinginkan dalam bak berisi es (tidak boleh
adalah bobot contoh, gram. digoyang). Setelah dingin ditambahkan 10
ml larutan KI 20% dan 25 ml larutan
ab (1) H2SO4 25% (hati-hati terbentuk gas CO2).
Keasaman (mL N NaOH/kg)  1000
c Larutan kemudian dititrasi dengan larutan
natrium tiosulfat 0,1 N dengan indikator
Kadar air larutan kanji 0,5% (V1). Penetapan blanko
Sampel ditimbang sebanyak 1-2 gram dilakukan dengan sampel berisi 25 ml air
dan dimasukkan ke dalam botol timbang dan 25 ml larutan Luff Schoorl seperti
yang sudah diketahui beratnya. Sampel diatas (V2).
dimasukkan kedalam oven pada suhu 105-
110oC selama 2 jam. Setelah itu sampel Penentuan kadar sukrosa
didinginkan dalam eksikator selama 10 Sampel ditimbang 2 g dan dimasukkan
menit kemudian ditimbang dan dalam labu ukur 250 ml, kemudian
dimasukkan kedalam oven kembali selama ditambah akuades sampai tanda batas dan
1 jam. Sampel didinginkan dalam dikocok. Larutan dipipet 50 ml masukkan
eksikator selama 10 menit kemudian dalam labu ukur 100 ml dan ditambah 25
ditimbang kembali. Diulangi pemanasan ml HCl 25%, dipasang termometer dan di
dalam oven dan penimbangan sampai berat hidrolisis diatas penangas air. Apabila
konstan (selisih penimbangan berturut-

Online ISSN: 2528-0422 18


D. D. Wulandari Journal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Mei 2017 16 - 22

suhu mencapai 68°C -70°C suhu kesimpulan bahwa penyimpanan madu


dipertahankan selama tepat 10 menit. pada suhu dingin lebih disarankan
Termometer diangkat dan dibilas dengan daripada suhu ruang, karena pada suhu
air, dan didinginkan. Larutan NaOH 30% ruang tingkat kelembaban lebih tinggi,
ditambahkan sampai netral (warna merah sehingga madu lebih mudah menyerap air,
jambu) dengan indikator PP dan dengan kadar air tinggi akan lebih mudah
ditambahkan aquades sampai tanda batas menyebabkan terjadinya fermentasi. Hal
kemudian dikocok. Larutan tersebut inilah yang menyebabkan kadar keasaman
dipipet 10 ml dan dimasukkan kedalam madu pada suhu ruang lebih tinggi
erlenmeyer. Akuades ditambahkan daripada madu suhu dingin.
sebanyak 15 ml dan 25 ml larutan Luff
Schoorl (dengan pipet volume). Tabel 3. Keasaman madu
Erlenmeyer dihubungkan dengan Kadar Suhu Madu
pendingin tegak, dipanaskan diatas keasaman Ruang Dingin
pemanas listrik, dan diusahakan dalam Pengukuran I 44 31
waktu 3 menit sudah harus mulai Pengukuran II 46 33
mendidih. Larutan terus dipanaskan Rerata 45 32
selama 10 menit (memakai stopwatch)
kemudian diangkat dan dinginkan dalam Kadar air
bak berisi es (tidak boleh Pada hasil penelitian diperoleh kadar air
digoyang).Setelah dingin ditambahkan 10 madu karet pada suhu ruang dan suhu
ml larutan KI 20% dan 25 ml larutan dingin sebagai berikut. Dari hasil
H2SO4 25% (hati-hati terbentuk gas CO2). penelitian diperoleh bahwa kadar air pada
Larutan dititrasi dengan larutan natrium madu nektar karet baik pada suhu ruang
tiosulfat 0,1 N dengan indikator larutan maupun suhu menunjukkan diatas kadar
kanji 0,5% (V1). Blanko dilakukan dengan maksimal menurut SNI, 2004, yaitu
sampel berisi 25 ml air dan 25 ml larutan sebesar 22%. Hal ini bisa dipengaruhi oleh
Luff Schoorl seperti diatas (V2). beberapa faktor. Kadar air madu
dipengaruhi kelembaban lingkungan yang
Hasil dan Pembahasan ada. Hal ini disebabkan karena madu
Keasaman Madu mempunyai sifat higroskopis, yaitu mudah
Keasaman madu merupakan salah satu menyerap air. Semakin tinggi kelembaban
parameter yang digunakan untuk lingkungan maka kadar air madu akan
menentukan kualitas madu. Kadar semakin tinggi pula. Jika kelembapan
keasaman ini menunjukkan jumlah asam 51%, kadar air madu 16,1%. Jika
bebas per kg madu. Pada penelitian ini kelembapan 81%, kadar air madu 33,4%
diperoleh data keasaman untuk sampel (Sarwono, 2007). Kadar air madu di
madu pada suhu dingin dan suhu ruang. Indonesia tinggi disebabkan oleh
Pada madu suhu ruang memiliki kadar kelembaban relatif (Rh) udara di Indonesia
keasaman rata-rata 45 ml NaOH 0,1N/kg yang tinggi (Gojmerac, 1983).
dan madu suhu dingin kadar keasaman Kelembaban relatif (Rh) Indonesia
rata-rata 32 ml NaOH 0,1N/kg. Kedua berkisar 60% hingga 90%, menghasilkan
sampel menunjukkan memenuhi kadar air madu sekitar 18,3% sampai
persyaratan mutu madu yaitu maksimal 50 33,1% (Sihombing, 2005).
ml NaOH 0,1N/kg. Semakin Kadar air yang rendah akan menjaga
meningkatnya kadar keasaman merupakan madu dari kerusakan untuk jangka waktu
suatu indikator telah terjadinya proses yang relatif lama. Prasetya and Andi
fermentasi dan proses transformasi alkohol (2014) menjelaskan bahwa kandungan
menjadi asam organik. Dari hasil kadar air yang tinggi pada madu akan
penelitian kadar keasaman diperoleh merangsang aktifitas khamir untuk tumbuh

Online ISSN: 2528-0422 19


D. D. Wulandari Journal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Mei 2017 16 - 22

dan berkembang dalam madu. Umur panen memiliki kadar gula pereduksi sebesar
juga mempengaruhi komposisi air pada 62,5%. Berdasarkan data SNI,2004 kadar
madu. Madu yang dipanen pada umur tua gula pereduksi madu minimal 65%, maka
mempunyai kadar air lebih sedikit dapat disimpulkan bahwa madu suhu
daripada madu yang dipanen pada umur dingin memiliki kadar gula pereduksi lebih
yang lebih muda. Semakin lama madu baik daripada madu suhu ruang. Ada
dalam sarang lebah maka penguapan kadar beberapa faktor yang mempengaruhi kadar
air pada madu akan semakin sempurna. gula pereduksi madu antara lain, kadar air,
kelembapan, dan masa panen. Ada
Tabel 4. Kadar air dalam madu penelitian yang menunjukkan bahwa
Kadar Air Suhu Madu kandungan air yang tinggi pada madu
Ruang Dingin dapat merangsang aktivitas khamir untuk
Pengukuran I 28,590 27,124 tumbuh dan berkembang di dalam madu,
Pengukuran II 28,599 27,100 sehingga menyebabkan proses fermentasi.
Rerata 28,595 27,112 Khamir penyebab fermentasi pada madu
adalah yeast osmophilic dari genus
Kadar Gula Pereduksi Zygosaccharomyces, yang tahan terhadap
Penentuan kadar gula pereduksi konsentrasi gula tinggi, sehingga dapat
dilakukan dengan metode Luff Shcrool. hidup dan berkembang dalam madu.
Metode Luff Schoorl didasarkan pada Khamir di dalam madu akan mendegradasi
proses reduksi Cu2+ menjadi Cu+ oleh gula gula, khususnya dekstrosa dan levulosa
pada madu. Larutan Luff Schoorl menjadi alkohol dan CO2, sehingga
mengandung ion Cu2+. Gula pereduksi berpengaruh terhadap kandungan
seperti glukosa dan fruktosa akan dekstrosa (glukosa) dan levulosa
mereduksi CuO menjadi Cu2O (SNI 2004). (fruktosa) madu. Hal ini diduga menjadi
Menurut Harjadi (1992) tahapan reaksi penyebab kandungan glukosa pada madu
yang terjadi pada penetapan kadar gula suhu ruang lebih rendah daripada madu
dengan metode Luff Schoorl adalah suhu dingin karena madu suhu ruang
sebagai berikut: memiliki kadar air lebih tinggi daripada
madu suhu dingin.
R-CHO + 2CuO  Cu2O + R-COOH Berdasarkan data kadar keasaman,
H2SO4 + CuO  CuSO4 + H2O kadar air, dan kadar gula pereduksi dapat
CuSO4 + 2 KI  CuI2 + K2SO4 disimpulkan bahwa penyimpanan madu
2 CuI2  Cu2I2 + I2
I2 + 2 Na2S2O3  Na2S4O6 + 2 NaI lebih baik dilakukan di suhu dingin.
Berdasarkan data kadar gula sebelum dan
Kadar gula pereduksi ditunjukkan oleh sesudah inversi dapat dihitung persentase
kadar gula sebelum inversi, sedangkan kadar sukrosa. Hasil penelitian
kadar sukrosa ditunjukkan oleh selisih menunjukkan bahwa pada madu suhu
kadar gula sebelum dan sesudah inversi. ruang memiliki kadar sukrosa sebesar
Reaksi inversi gula sebagai berikut: 4,156% dan pada madu suhu dingin
memiliki kadar sukrosa sebesar 6,175%.
Sukrosa 
Enzim Invertase
 Glukosa  Fruktosa (3) Namun, berdasarkan data SNI 2004 kadar
sukrosa maksimum sebesar 5%. Hanya
Pada penelitian ini dilakukan madu suhu ruang yang memiliki kadar
pengukuran kadar gula pereduksi pada sukrosa memenuhi standar. Kadar sukrosa
madu yang disimpan pada suhu ruang dan pada madu dapat dipengaruhi oleh
suhu dingin. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan enzim invertase, yaitu enzim
bahwa pada madu suhu ruang memiliki yang mengubah sukrosa menjadi glukosa
kadar gula pereduksi sebesar 51,625%, dan fruktosa. Suhu optimum enzim
sedangkan pada madu suhu dingin invertase berkisar antara 30◦-50◦C (El

Online ISSN: 2528-0422 20


D. D. Wulandari Journal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Mei 2017 16 - 22

sayed, 2015). Kadar sukrosa pada madu invertase menjadi tidak aktif,
suhu ruang lebih rendah daripada madu mengakibatkan proses hidrolisis sukrosa
suhu dingin karena enzim invertase lebih menjadi glukosa dan fruktosa menjadi
aktif pada suhu ruang daripada suhu terhambat, akibatnya kadar gula pereduksi
dingin. Berdasarkan persamaan reaksi 1, menjadi lebih rendah daripada standar
dapat disimpulkan bahwa pada madu yang SNI.
disimpan pada suhu dingin, enzim

Kesimpulan 3. Berdasarkan data kadar gula pereduksi,


Berdasarkan hasil penelitian, dapat madu suhu ruang memiliki kadar gula
diambil beberapa kesimpulan berikut: pereduksi sebesar 51,625%, sedangkan
1. Berdasarkan data keasaman, diperoleh pada madu suhu dingin memiliki kadar
data bahwa madu suhu ruang memiliki gula pereduksi sebesar 62,5%.
kadar keasaman rata-rata 45 ml NaOH Berdasarkan data SNI,2004 kadar gula
0,1N/kg dan madu suhu dingin kadar pereduksi madu minimal 65%, maka
keasaman rata-rata 32 ml NaOH dapat disimpulkan bahwa madu suhu
0,1N/kg. Kedua sampel menunjukkan dingin memiliki kadar gula pereduksi
telah memenuhi persyaratan mutu lebih baik daripada madu suhu ruang.
madu yaitu maksimal 50 ml NaOH Sedangkan untuk kadar sukrosa, madu
0,1N/kg. suhu ruang memiliki kadar sukrosa
2. Berdasarkan data kadar air, diperoleh sebesar 4,156% dan pada madu suhu
data kadar air madu suhu ruang rata- dingin memiliki kadar sukrosa sebesar
rata 28,595% dan kadar air madu suhu 6,175%. Namun, berdasarkan data SNI
dingin rata-rata 27,112%. Kedua 2004 kadar sukrosa maksimum sebesar
sampel menunjukkan kadar air diatas 5%. Dapat disimpulkan bahwa kadar
batas maksimum SNI yaitu 22%. sukrosa pada madu suhu ruang lebih
Dapat disimpulkan penyimpanan rendah daripada madu suhu dingin
madu pada suhu dingin lebih karena enzim invertase lebih aktif pada
disarankan daripada suhu ruang, suhu ruang daripada suhu dingin.
karena pada suhu ruang tingkat Ucapan Terimakasih
kelembaban lebih tinggi, sehingga Peneliti mengucapkan terimakasih
madu lebih mudah menyerap air, kepada Laboratorium Biokimia
dengan kadar air tinggi akan lebih Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
mudah menyebabkan terjadinya yang telah memberikan izin untuk
fermentasi. melakukan penelitian.

Daftar Pustaka
El Sayed, 2015. Antimicrobial Activities Gojmerac, W. L., 1983. Bees, Beekeeping,
of Saudi Honey against Pseudomonas Honey and Pollination. Saybrook Press.
aeruginosa. Saudi Journal of Westport USA.
Biological Sciences 20, Harjadi, 1992, Konsep Dasar Kimia
Gebremariam, T., Brhane, G. 2014, Analitik. Jakarta (ID): UI Press.
Determination Of Quality And Khalil, I. M., 2012, Physicochemical and
Adulteration Effects Of Honey From Antioxidant Properties of Algerian
Adigrat And Its Surrounding Areas. Honey. Molecules, 17, 11199-11215
International Journal Of Technology Nadhilla, N. F., 2014, The Activity Of
Enhancements And Emerging Antibacterial Agent Of Honey Against
Engineering Research, 2, 2347-4289 Staphylococcus aureus. J. Majority, 3

Online ISSN: 2528-0422 21


D. D. Wulandari Journal Kimia Riset, Volume 2 No. 1, Mei 2017 16 - 22

Prasetya and Andi., B, 2014). Standar Nasional Indonesia (SNI) nomor


Perbandingan Mutu Madu Lebah Apis 01-3545-2004 tahun 2004 tentang
Mellifera Berdasarkan Kandungan Madu
Gula Pereduksi Dan Non Pereduksi Di Wineri, E., 2014, Perbandingan Daya
Kawasan Karet (Hevea brasiliensis) Hambat Madu Alami dengan Madu
Dan Rambutan (Nephelium Kemasan secara In Vitro terhadap
Lappaceum). Universitas Brawijaya Streptococcus beta hemoliticus Group
Sarwono, B., 2007, Lebah Madu. Jakarta A sebagai Penyebab Faringitis. Jurnal
Selatan: AgroMedia Pustaka. Kesehatan Andalas. 3
Sihombing, D. T. H., 2005, Ilmu Ternak
Lebah Madu. Yogyakarta: Gadjah
Mada University Press.

Online ISSN: 2528-0422 22

Anda mungkin juga menyukai