Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH “ INTERVENSI KEPERAWATAN “

DISUSUN OLEH: KELOMPOK II

1. EKA RACHMATIA SUCI


2. INDAH PUTRI
3. RAFKY RAIHAN FADILLAH
4. SHILVA YUHENDRA

DOSEN PEMBIMBING :
Ns. Vera Kurnia m.Kep

STIKes PRIMA NUSANTARA BUKITTINGGI


2018 / 2019
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb
Puji syukur penulis ucapkan kepada kehadiran allah swt yang telah melimpahkan rahmad
dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah Konsep Dasar
Keperawata 2 ( KDK 2 ) tentang “ Intervensi “
Dalam penyelesaian masalah ini penulis menemui beberapa kendala. Namun berkat
bantuan dari berbagai pihak, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk
itu penulis ucapkan terima kasih kepada semua puhak yang telah membantu khususnya
dosen pembimbing mata kuliah Konsep Dasar Keperawatan 2 ( KDK 2 ), ibuk Ns. Vera
Kurnia m.Kep.
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan. Untuk
itu kritik dan saran dari pembaca diharapkan demi kesempurnaan makalah ini untuk
kedepannya semoga makalah ini bisa dimanfaatkan sebaik – baiknya.
Wassalammualaikum Wr.Wb

Bukittinggi, 16 April 2019.

Penulis
i

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………….ii
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang……………………………………………………………..........1
Perumusan Masalah………………………………………………………..........2
Tujuan Penulisan…………………………………………………………..........2
BAB II PEMBAHASAN
Intervensi
Pengertian Intervensi ……………………………………………...................3
Tipe Intervensi...............………………………………………….................3
Intervensi Perawat..........………………………………………....................4
Intervensi Dokter....................................…………………........................5
Intervensi Kolaboraturium………………………………….........................7
Syarat Intervensi..............................……………………..........................8
Langkah-langkah Intervensi………………………………...........................10
Faktor-faktor Intervensi........................…………………..............…….12
BAB III PENUTUP
A. Simpulan…………………………………………………………………...16
DAFTAR PUSTAKA
ii

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia keperawatan dikenal proses keperawatan, langkah ketiga dari proses
keperawatan adalah rencana ( Intervensi ) keperawatan. Intervensi diindefikasi
untuk memenuhi kebutuhan asuhan keperawatan pasien. Intervensi mempunyai
maksud mengindividualkan perawat dengan memenuhi kebutuhan spesifik pasien
serta harus menyertakan kekuatan-kekuatan pasien yag telah diindentifikasi bila
memungkinkan.

Perencanaan adalah sesuatu yang telah dipertimbangkan secara mendalam, tahap


yang sistemmatis dari proses keperawatan meliputi kegiatan pembuatan keputusan
dan pemecahan masalah ( Kozier et al 1995 ).

Langkah-langkah dalam membuat perencanaan keperawatan meliputi penetapan


prioritas, penetapan tujuan dan kiteria hasil yang diharapkan, menentukan intervensi
keperawatan. Seterlah diagnosa keperawatan dirumuskan secara spesifik, perawat
menggunakan kemampuan kritis untuk segera menetapkan prioritas diagnosa
keperawatan dan intervensi yang penting sesuai dengan kebutuhan klien ( Potter &
Perry. 1997 ).

B. Perumusan Masalah
1. Mengindefikasi pengertian Intervensi?
2. Mengindefikasi tipe Intervensi?
3. Mengindefikasi syarat Intervensi?
4. Mengindefikasi langkah-langkah Intervensi?
5. Mengindefikasi faktor dalam teknik penulisan Intervensi keperawatan?

C.Tujuan
1. Menjelaskan pengertian Intervensi
2. Menjelaskan tipe Intervensi
3. Menjelaskan syarat Intervensi
4. Menjelaskan langkah-langkah Intervensi
5. Menjelaskan faktor dalam teknik penulisan Intervensi keperawatan
BAB II
PEMBAHASAN

A. Intervensi
1. Pengertian Intervensi
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan (Gordon, 1994). Intervensi keperawatan adalah semua tindakan asuhan yang
perawat lakukan atas nama klien. Tindakan ini termasuk intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter, atau intervensi kolaboratif (McCloskey & Bulechek, 1994).

Intervensi (perencanaan) adalah kegiatan dalam keperawatan yang meliputi; meletakkan


pusat tujuan pada klien, menetapkan hasil yang ingin dicapai, dan memilih intervensi
keperawatan untuk mencapai tujuan (Potter dan Perry, 1997). Tahap perencanaan memberi
kesempatan kepada perawat, klien, keluarga dan orang terdekat klien untuk merumuskan
rencana tindakan keperawatan guna mengatasi masalah yang dialami klien. Perencanaan ini
merupakan suatu petunjuk tertulis yang menggambarkan secara tepat rencana tindakan
keperawatan yang dilakukan terhadap klien sesuai dengan kebutuhannya berdasarkan
diagnosis keperawatan.

Tahap perencanaan dapat disebut sebagai inti atau pokok dari proses keperawatan sebab
perencanaan merupakan keputusan awal yang memberi arah bagi tujuan yang ingin dicapai,
hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana, kapan, dan siapa yang akan melakukan
tindakan keperawatan. Karenanya, dalam menyusun rencana tindakan keperawatan untuk
klien, keluarga dan orang terdekat perlu dilibatkan secara maksimal.

Tahap perencanaan ini memiliki beberapa tujuan penting, diantaranya sebagai alat
komunikasi antara sesama perawat dan tim kesehatan lainnya; meningkatkan
kesinambungan asuhan keperawatan bagi klien; serta mendokumentasikan proses dan
kriteria hasil asuhan keperawatan yang ingin dicapai.
Unsur terpenting pada tahap perencanaan ini adalah membuat prioritas urutan diagnosis
keperawatan, merumuskan tujuan, merumuskan kriteria evaluasi dan merumuskan
intervensi keperawatan

 Tipe intervensi
Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada kebutuhan
klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori, sementara klien
lainnya mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter.

 Intervensi Perawat
Intervensi perawat adalah respon perawat terhadap kebutuhan perawatan kesehatan dan
diagnnosa keperawatan klien. Tipe intervensi ini adalah “Suatu tindakan autonomi
berdasarkan rasional ilmiah yang dilakukan untuk kepentingan klien dalam cara yang
diprediksi yang berhubungan dengan diagnosa keperawatan dan tujuan klien” (Bulechek &
McCloskey, 1994).

Intervensi ini tidak membutuhkan supervisi atau arahan dari orang lain. Sebagai contoh,
intervensi untuk meningkatkan pengetahuan klien tentang nutrisi yang adekuat atau
aktivitas kehidupan sehari – hari yang berhubungan dengan higiene adalah tindakan
keperawatan mandiri.

Intervensi perawat tidak membutuhkan instruksi dokter atau profesi lainnya. Dokter
seringkali dalam instruksi tertulisnya mencakup intervensi keperawatan mandiri. Namun
demikian berdasarkan undang – undang praktik keperawatan di sebagian besar negara
bagian, tindakan keperawatan yang berkaitan dengan aktivitas kehidupan sehari – hari,
penyuluhan kesehatan, promosi kesehatan, dan konseling berada dalam domain praktik
keperawatan.
 Intervensi Dokter
Intervensi dokter didasarkan pada respon dokter terhadap dioagnosa medis, dan perawat
menyelesaikan instruksi tertulis dokter (Bulechek & McCloskey, 1994). Memberikan
medikasi, mengimplementasikan suatu prosedur invasif, mengganti balutan dan
menyiapkan klien untuk pemeriksaan diagnostik adalah contoh – contoh dari intervensi
tersebut.

Intervensi ini tidak selalu berada dalam praktik legal keperawatan bagi perawat untuk
meresepkan atau menginstruksikan tindakan ini, tetapi intervensi tersebut berada dalam
praktik keperawatan bagi perawat untuk menyelesaikan instruksi tersebut dan untuk
mengkhususkan pendekatan tindakan.

Sebagai contoh, dokter menginstruksikan untuk mengganti balutan 2x sehari,


medikasi intravenasetiap 6 jam, dan pemindaian tulang untuk Tn. D. Perawat memadukan
setiap instruksi ini kedalam rencana perawatan Tn. D sehingga instruksi ini diselesiakan
secara aman dan efisien.
Setiap intervensi dokter membutuhkan tanggung jawab keperawatan spesifik dan
pengetahuan keperawatan teknik spesifik. Ketika memberikan obat – obatan, perawat
bertanggung jawab untuk mengetahui kalasifikasi dari obat, kerja fisiologisnya, dosis
normal, efek samping, dan intervensi keperawatan yang berhubungan dengan kerja obat
atau efek sampingnya. Intervensi keperawatan yang berkaitan dengan pemberian medikasi
bergatung pada instruksi tertulis dokter.

 Intervensi Kolaboratif
Intervensi kolaboratif adalah terapi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan
keahlian dari berbagai profesional perawatan kesehatan.

Sebagai contoh, Tn. J adalah pria yang berusia 78 tahun yang mengalami hemiplegia akibat
stroke dan juga mempunyai riwayat demensia lama. Fungsi kognitifnya terbatas, ia
beresiko mengalami masalah yang berhubungan dengan kerusakan sensasi dan mobilitas,
dan tidak mampu secara mandiri menyelesaikan aktivitas kehidupan sehari – hari. Dengan
tujuan agar Tn. J mempertahankan tingkat kesehatannya saat ini, ia membutuhkan
intervensi keperawatan spesifik untuk mencegah luka dekubitus; intervensi terapi fisik
untuk mencegah perubahan muskuloskeletal akibat imobilitas; dan intervensi terapi okupasi
untuk makan dan kebutuhan higiene. Perawatan klien ini membutuhkan koordinasi
intervensi kolaboratif dari berbagai profesional perawatan kesehatan yang semuanya
diarahkan pada tujuan jangka panjang untuk mempertahankan tingkat kesehatan Tn. J saat
ini.

Jadi, intervensi perawat, intervensi dokter, dan intervensi kolaboratif membutuhkan


penilaian keperawatan yang kritis dan pembuatan keputusan. Ketika menghadapi intervensi
dokter atau intervensi kolaboratif, perawat tidak secara otomatis mengimplementasikan
terapi, tetapi harus menentukan apakah intervensi yang diminta sesuai untuk klien.

Menurut Carpenito dan Moyet (2007), ada dua tipe intervensi keperaawatan :

1. Intervensi perawat, yaitu intervensi yang dibuat oleh perawat dan akan dilaksanakan
oleh tim perawat lain.
2. Intervensi medis / intervensi delegasi, yaitu intervensi yang dibuat oleh medis /
perawat senior dan akan dilaksanakan oleh tim perawat lain. Intruksi dokter bukan
merupakan intruksi untuk perawat, melainkan untuk klien yang akan dibantu oleh
perawat jika ada indikasi.
Kedua intervensi tersebut merupakan pengambilan keputusan independen perawat secara
legal. Sebenarnya kalau kita bicara profesi, ini disebutkan sebagai masalah bersama
sehingga bukan disebut instruksi.

Sedangkan menurut Potter dan Perry (1997) ada tiga tipe intervensi keperawatan :

1. Intervensi perawat adalah respons perawat terhadap kebutuhan klien terhadap


perawatan kesehatan dan diagnosis keperawatan. Tindakan memiliki otonomi yang
berdasarkan pada rasional ilmiah. Intervensi ini tidak membutuhkan intruksi dokter
atau profesi.
2. Mencegah timbulnya masalah.
3. Memonitor kejadian.

 Syarat intervensi
Berikut merupakan syarat dalam pembuatan intervensi :

 Aman dan sesuai usia, kesehatan, dan kondisi individu.


 Dapat dicapai dengan sumber yang tersedia.
 Sesuai dengan nilai, kepercayaan, dan budaya klien.
 Sesuai dengan terapi lain.
 Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman keperawatan atau pengetahuan dari ilmu
pengetahuan yang relevan.
 Memenuhi standar asuhan baku yang ditentukan oleh hukum negara bagian, asosiasi
profesional (American Nurses Association), dan kebijakan institusi.

 Langkah – langkah intervensi


Berikut langkah – langkah dalam pembuatan intervensi :

 Beri tanggal dan tanda tangan rencana.


Tanggal penulisan rencana penting untuk evaluasi, tinjauan dan rencana yang akan datang.
Tanda tangan perawat menunjukkan tanggung gugat terhadap pasien dan terhadap profesi
keperawatan karena keefektifan tindakan keperawatan dapat dievaluasi.

 Gunakan judul katogori “Intervensi Keperawatan” dan sertakan tanggal evaluasi pada
tiap tujuan.
 Gunakan simbol medis atau bahasa baku dan kata kunci, bukan kalimat lengkap untuk
menyampaikan ide anda.
Misalnya, tulis “Ubah posisi dan perbaiki posisi q2h” bukan “Ubah posisi dan perbaiki
posisi pasien setiap 2 jam”.

 Spesifik
Perawat kini bekerja dalam sif dengan lama waktu yang berbeda, sebagian bekerja dalam
sif 12 jam dan dalam sif 8 jam,sehingga penting untuk menyebutkan dengan spesifik waktu
intervensi diharapkan.
 Rujuk ke buku prosedur atau sumber informasi lain, bukan mencantumkan semua
langkah pada rencana tertulis.
Misalnya “Lihat buku prosedur unit untuk perawatan trakeostomi”.

 Sesuaikan rencana dengan karakteristik unit pasien dengan memastikan bahwa pilihan
pasien, seperti pilihan tentang waktu perawatan dan metode yang digunakan,
dicantumkan.
 Pastikan bahwa rencana keperawatan menggabungkan aspek pencegahan dan
pemeliharaan kesehatan serta aspek pemulihan.
 Pastikan bahwa rencana berisi intervensi untuk pengkajian pasien yang
bersinambungan (Misal, inspeksi insisi q8h).
 Sertakan aktivitas kolaboratif dan kordinasi dalam rencana.

Misalnya, perawat dapat menulis program untuk menanyakan ahli gizi atau ahli terapi fisik
tentang aspek khusus perawatan pasien.

 Sertakan rencana pemulangan pasien dan kebutuhan perawatan di rumah.


Perawat perlu melakukan konsultasi dan membuat pengaturan bersama perawatan
komunitas, petugas dinas sosial, dan lembaga khusus yang menyediakan informasi dan
peralatan yang diperlukan pasien.

 Faktor – faktor intervensi


Demikian juga dalam tehnik penulisan rencana intervensi keperawatan, ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan oleh perawat antara lain:

 Kalimat yang ditulis harus berupa kalimat instruksi, berfungsi untuk menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan. Instruksi dibuat secara ringkas, tegas, tepat dan kalimat
mudah dimengerti.
 Dapat dijadikan alat komunikasi antar anggota keperawatan/ tim kesehatan lain untuk
kesinambungan asuhan keperawatan yang akdiberikan kepada klien.
 Memuat informasi yang selalu baru.
 Didokumentasikan pada tempat / kolom yang ditentukan sebagai pertanggung-jawaban
dan pertanggunggugatan perawat terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien.

 Faktor – faktor intervensi


Demikian juga dalam tehnik penulisan rencana intervensi keperawatan, ada beberapa faktor
yang harus diperhatikan oleh perawat antara lain:

 Kalimat yang ditulis harus berupa kalimat instruksi, berfungsi untuk menjelaskan
tindakan yang akan dilakukan. Instruksi dibuat secara ringkas, tegas, tepat dan kalimat
mudah dimengerti.
 Dapat dijadikan alat komunikasi antar anggota keperawatan/ tim kesehatan lain untuk
kesinambungan asuhan keperawatan yang akdiberikan kepada klien.
 Memuat informasi yang selalu baru.
 Didokumentasikan pada tempat / kolom yang ditentukan sebagai pertanggung-jawaban
dan pertanggunggugatan perawat terhadap asuhan keperawatan yang diberikan kepada
klien.
BAB 4
PENUTUP

 Kesimpulan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancang untuk membantu klien dalam
beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil yang
diharapkan.

Terdapat tiga kategori intervensi keperawatan yaitu, intervensi yang diprakarsai oleh
perawat, dokter, dan intervensi kolaboratif. Kategori pemilihan didasarkan pada kebutuhan
klien. Satu klien mungkin membutuhkan semua dari ketiga kategori, sementara klien
lainnya mungkin hanya membutuhkan intervensi yang diprakarsai oleh perawat dan dokter.

 Saran
Untuk membuat perencanaan, anda harus belajar menentukan prioritas, merumuskan
tujuan, dan membuat intervensi. Melalui perencanaan perawatan yang berkomitmen pada
waktu, maka anda akan dapat memiliki kemampuan dalam memecahkan masalah dan
memiliki kemampuan menentukan validitas keputusan yang dibuat.

DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : EGC


Tersedia di

vensi+keperawatan&hl=en&sa=X&ved=0CBwQ6AEwAGoVChMI8qOO2O

fxwIVRTSUCh34xQXF#v=onepage&q=intervensi%20keperawatan&f=false

diakses tanggal 10 Agustus 2015

Anda mungkin juga menyukai