Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia sebagai mahkluk sosial yang dalam
hidupnya selalu membutuhkan bantuan orang lain yang
mana sebagai salah satu bentuk dialektika atau bertukar
pengalaman, dalam realitas sosial, manusia dipengaruhi
oleh beberapa aspek diantaranya yaitu sosial, budaya,
ekonomi, agama, politik, dan tingkat pendidikan. Dari
beberapa aspek tersebut yang pengaruhnya lebih besar
terhadap manusia adalah aspek pendidikan, hal ini
dikarenakan, pendidikan merupakan salah satu gagasan
dalam menambah wawasan dan menyampaikan hasil
karya dari suatu pemikiran.
Sebagai mahasiswa, insan akademisi yang baik
diharapkan bisa mengaktualisasikan nilai-nilai tri darma
perguruan tinggi yaitu pendidikan, penelitian dan
pengabdian masyarakat. Dalam konteks pengabdian
mahasiswa dituntut untuk bisa berhubungan langsung
dengan masyarakat sendiri, dengan kata lain pengabdian
masyarakat guna memperdalam ilmu pengetahuan dan
penghayatan secara langsung tentang pembangunan

1
nasional dan kepada masyarakat mempunyai dua fungsi
yaitu pelayanan dan pendidikan kepada masyarakat
dimana terkait dalam tri darma perguruan tinggi tersebut.
Dari hal inilah kampus memberikan tugas kepada
mahasiswa yang berwujud kuliah kerja nyata (KKN).
Kuliah Kerja Nyata (KKN) merupakan
program kurikulum (terpadu) dalam kurikulum
Sekolah Tinggi Agama Islam (STAIN) Kediri.
Targetnya untuk memberikan bekal kemampuan
kepada mahasiswa untuk mengimplementasikan
berbagai nilai disiplin ilmu (Interdisipliner) yang
dikembangkan oleh STAIN Kediri dan sekaligus
merupakan bagian dari pengabdian ke dalam
realitas masyarakat. Dilihat dari cara kerja, KKN
harus dilaksanakan dengan cara lintas ilmu, artinya
suatu realitas dimasyarakat perlu dilihat dari cara
pandang ilmu pendidikan (Tarbiyah), Ushuluddin
Hukum Islam dan Ekonomi (Syariah).
Dilihat dari substansi kegiatan, KKN
memiliki dua makna. Pertama, makna pengabdian,
KKN merupakan proses untuk mengenal persoalan
yang ada ditengah-tengah masyarakat. Dalam

2
konteks ini, peserta KKN diharapkan memiliki
kemampuan untuk berinteraksi (membaur) bersama
dengan masyarakat. sehingga dapat tahu tentang
semua kebiasaan, adat istiadat, dan perilaku
masyarakat yang ada di Dusun Puncu ini. Dengan
itu KKN dapat memberikan saran dan motivasi
kepada masyarakat. Kedua, makna keilmuan
(pembelajaran) atau akademik, KKN merupakan
proses untuk mengembangkan, menguji, dan
menemukan teori yang diambil dari realitas atau
fenomena yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Konsekuensinya, peserta KKN harus memiliki
kemampuan untuk melakukan observasi,
mengumpulkan data, memahami atau menganalisis
serta menyimpan data dan fakta yang ada di tengah-
tengah masyarakat.
Berdasarkan 2 makna yang ada dalam KKN
di atas, maka dalam hal ini STAIN Kediri yang
merupakan salah satu Perguruan Tinggi Agama
Islam Negeri mengadakan akitifitas pengabdian
masyarakat bagi mahasiswanya sebagai sarana untuk
implementasi keilmuan dan pengabdian, sekaligus

3
penelitian di kawasan Desa Bendoasri Kecamatan
Rejoso Kabupaten Nganjuk. Desa Bendoasri adalah
desa baru yang merupakan pecahan dari Desa Tritik.
Desa Bendoasri terdiri dari 2 RW dan terbagi
menjadi 6 RT.
Dalam hal ini, kami dari KKN-PAR
kelompok 51 terpilih untuk menempati pada RT 05
di Desa Bendoasri terdiri dari 48 KK. Sedangkan
jumlah keseluruhan warga Desa Bendoasri ada 610
jiwa.
Selama KKN ini, terhitung mulai tanggal 06
juli – 20 agustus 2017, kami merasakan kentalnya
tradisi yang ada di masyarakat, terbukti dengan
adanya kesenian tayuban yang begitu populer disini.
Meskipun sebenarnya seni tayuban ini sebenarnya
berasal dari daerah Bojonegoro, namun hampir
disetiap acara besar masyarakat selalu
meramaikannya dengan kesenian tersebut dan masih
ada kesenian lainnya seperti nyadranan yang
dilaksanakan dalam rangka bersih desa setiap satu
tahun sekali.

4
Setelah kami melakukan pengamatan dan
penggalian data, maka kami memfokuskan
penelitian ini dengan tema “Meningkatkan
kompetensi generasi muda untuk lebih berperan
aktif dalam memberdayakan potensi desa”.

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang kami


paparkan, maka kami merumuskan tujuan dari
penulisan laporan ini sebagai pedoman bagi kami
dalam menjalankan progam-program yang kami
susun yakni :

1. Mengadakan pendekatan kepada masyarakat,


guna mendapatkan data untuk penelitian.
2. Untuk Mengetahui kondisi masyarakat sekitar
lokasi KKN.
3. Mencetak generasi penerus yang kuat mental
beragama dalam menjalankan dan menegakkan
aqidah Islam.
4. Memberikan motivasi anak-anak, remaja dan
warga dalam hal keagamaan.

5
5. Menambah ketrampilan anak-anak SD seperti
kesenian kaligrafi, pelatihan baris berbaris,
senam, tari, paduan suara dan tata cara beribadah.
6. Menambah wawasan keagamaan kepada ibu-ibu
pengajian rutin.
7. Membangun kembali unsur pentingnya kaderisasi
dalam proses keagamaan.
8. Membantu masyarakat dalam menumbuhkan
kesadaran akan pentingnya pendidikan.

C. Metode KKN ABCD yang digunakan


Berdasarkan kebutuhan masyarakat Desa
Bendoasri Meningkatkan kompetensi generasi
muda untuk lebih berperan aktif dalam
memberdayakan potensi desa”.
Maka metode yang kami gunakan dalam
menemukan assest dan potensi yang ada di
masyarakat Desa Bendoasri sebagai berikut:
1. Penemuan Apresiatif (Appreciative Inquiry)
Appreciative Inquiry (Al) adalah cara yang
positif untuk melakukan perubahan organisasi
berdasarkan asumsi yang sederhana yaitu bahwa

6
setiap organisasi memiliki sesuatu yang dapat
bekerja dengan baik, sesuatu yang menjadikan
organisasi hidup, efektif dan berhasil, serta
menghubungkan organisasi tersebut dengan
komunitas dan stakeholder-nya dengan cara yang
sehat.

Al dimulai dengan mengidentifikasi hal-


hal positif dan menghubungkannya dengan cara
yang dapat memperkuat energi dan visi untuk
melakukan perubahan untuk mewujudkan masa
depan organisasi yang lebih baik.

Al melihat isu dan tantangan organisasi


dengan cara yang berbeda. Berbeda dengan
pendekatan yang fokus pada masalah, Al
mendorong anggota organisasi untuk fokus pada
hal-hal positif yang terdapat dan bekerja dengan
baik dalam organisasi .Al tidak menganalisis
akar masalah dan solusi tetapi lebih konsen
pada bagaimana memperbanyak hal-hal positif
dalam organisasi.

7
Proses Al terdiri dari 4 tahap yaitu
Discovery, Dream, Design dan Destiny atau
sering disebut Model atau Siklus 4-D. yakni
sebagai berikut:

a. Discovery
Tahap Discovery adalah proses pencarian
yang mendalam tentang hal-hal positif, hal-
hal terbaik yang pernah dicapai, dan
pengalaman-pengalaman keberhasilan di
masa lalu. Proses ini dilakukan dengan
wawancara appresiatif. Beberapa contoh
pertanyaan apresiatif yang dilakukan pada
tahap ini antara lain:
a) Ceritakan pengalaman terbaik yang
pernah ada?
b) Hal apa yang sangat bernilai dari diri
Anda?
c) Hal-hal apa yang menjadi sumber
kehidupan Anda, yang tanpa hal
tersebut Anda akan mati?

8
d) Sebutkan 3 harapan yang Anda miliki
untuk meningkatkan kekuatan dan
efektifitas Anda?
b) Dream
Berdasarkan informasi yang diperoleh dari
tahap sebelumnya, orang kemudian mulai
membayangkan masa depan yang
diharapkan. Pada tahap ini, setiap orang
mengeksplorasi harapan dan impian mereka
baik untuk diri mereka sendiri maupun
untuk organisasi.Inilah saatnya orang-orang
memikirkan hal-hal besar dan berpikir out
of the box serta membayangkan hasil-hasil
yang ingin dicapai.
c) Design
Pada tahap Design ini, orang mulai
merumuskan strategi, proses dan sistem,
membuat keputusan dan mengembangkan
kolaborasi yang mendukung terwujudnya
perubahan yang diharapkan. Pada tahap ini
semua hal positif di masa lalu
ditransformasi menjadi kekuatan untuk

9
mewujudkan perubahan yang diharapkan
(dream).
d) Destiny
Tahap Destiny adalah tahap dimana setiap
orang dalam organisasi
mengimplementasikan berbagai hal yang
sudah dirumuskan pada tahap Design.
Tahap ini berlangsung ketika organisasi
secara kontinyu menjalankan perubahan,
memantau perkembangannya, dan
mengembangkan dialog, pembelajaran dan
inovasi-inovasi baru.
2. Pemetaan Komunitas (Community Mapping)
Community map adalah Pendekatan atau
cara untuk memperluas akses ke pengetahuan
lokal. Community map merupakan visualisasi
pengetahuan dan persepsi berbasis masyarakat
mendorong pertukaran informasi dan
menyetarakan kesempatan bagi semua anggota
masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses
yang mempengaruhi lingkungan dan kehidupan

10
mereka. Fungsi community map adalah sebagai
berikut:
a. Memperbaiki dan meningkatkan keterlibatan
publik dalam pemetaan
b. Memberikan masyarakat dan anggotanya
kesempatan untuk mengevaluasi proposal
desain dan perencanaan dan
memvisualisasikan dampak sebuah keputusan
tersebut terhadap masa depan komunitas
c. Proses pengumpulan dan meningkatkan data
geospasial
d. Meningkatkan pengetahuan komunitas tentang
wilayah komunitas
Proses pemetaan ini melibatkan beberapa
pihak antara lain Organisasi masyarakat, asosiasi
warga, organisasi Nirlaba, institusi sipil lokal,
dan minoritas atau kelompok khusus. Tujuan dari
pemetaan ini sesungguhnya adalah komunitas
belajar memahami dan mengidentifikasi kekuatan
yang sudah mereka miliki sebagai bagian dari
kelompok. Apa yang bisa dilakukan dengan baik
sekarang dan siapa diantara mereka yang

11
memiliki keterampilan atau sumber daya. Mereka
ini kemudian dapat diundang untuk berbagi
kekuatan demi kebaikan seluruh kelompok atau
komunitas. Daftar lengkap aset yang bisa
dipetakan adalah:
a) Aset personal atau manusia. Keterampilan,
bakat, kemampuan, apa yang bisa anda
lakukan dengan baik, apa yang bisa anda
ajarkan pada orang lain. (Kemampuan
Tangan, Kepala dan Hati).
b) Asosiasi atau aset sosial. Tiap organisasi
yang diikuti oleh anggota kelompok,
kelompok-kelompok remaja masjid seperti
Kelompok Kaum Muda, Kelompok Ibu;
kelompok-kelompok budaya seperti
Kelompok Tari atau Nyanyi; Kelompok
Kerja PBB atau Omop lain dalam komunitas
atau yang memberikan pelatihan bagi
komunitas. Asosiasi mewakili modal sosial
komunitas dan penting bagi komunitas untuk
memahami kekayaan ini.

12
c) Institusi. Lembaga pemerintah atau
perwakilannya yang memiliki hubungan
dengan komunitas. Seperti komite sekolah,
komite untuk pelayanan kesehatan,
mengurus listrik, pelayanan air, atau untuk
keperluan pertanian dan peternakan.
Terkadang institusi- institusi ini terhubung
dengan Aset Sosial tetapi keduanya mewakili
jenis aset komunitas yang berbeda. Komite
Sekolah, Komite Posyandu dan koperasi
yang dibentuk oleh pemerintah termasuk
dalam kategori ini.
d) Aset Alam. Tanah untuk kebun, ikan dan
kerang, air, sinar matahari, pohon dan semua
hasilnya seperti kayu, buah dan kulit kayu,
bambu, material bangunan yang bisa
digunakan kembali, material untuk menenun,
material dari semak, sayuran, dan
sebagainya.
e) Aset Fisik. Alat untuk bertani, menangkap
ikan, alat transportasi yang bisa dipinjam,
rumah atau bangunan yang bisa digunakan

13
untuk pertemuan, pelatihan atau kerja, pipa,
ledeng, kendaraan.
f) Aset Keuangan. Mereka yang tahu
bagaimana menabung, tahu bagaimana
menanam dan menjual sayur di pasar, yang
tahu bagaimana menghasilkan uang. Produk-
produk yang bisa dijual, menjalankan usaha
kecil, termasuk berkelompok untuk bekerja
menghasilkan uang. Memperbaiki cara
penjualan sehingga bisa menambah
penghasilan dan menggunakannya dengan
lebih bijak. Kemampuan pembukuan untuk
rumah tangga dan untuk kelompok maupun
usaha kecil.
g) Aset Spiritual dan Kultural. Anda bisa
menemukan aset ini dengan memikirkan
nilai atau gagasan terpenting dalam hidup
anda – apa yang paling membuat anda
bersemangat? Termasuk di dalamnya nilai-
nilai penganut Muslim, keinginan untuk
berbagi, berkumpul untuk berdoa dan
mendukung satu sama lain. Atau mungkin

14
ada nilai-nilai budaya, seperti menghormati
saudara ipar atau menghormati berbagai
perayaan dan nilai-nilai harmoni dan
kebersamaan. Cerita-cerita tentang pahlawan
masa lalu dan kejadian sukses masa lalu juga
termasuk di sini karena hal-hal tersebut
mewakili elemen sukses dan strategi untuk
bergerak maju.
3. Penelusuran Wilayah (Transect)
Untuk menemukan aset fisik dan alam
secara terperinci, transect atau penelusuran
wilayah adalah salah satu tehnik yang efektif.
Transect adalah garis imajiner sepanjang suatu
area tertentu untuk menangkap keragaman
sebanyak mungkin. Dengan berjalan sepanjang
garis itu dan mendokumentasikan hasil
pengamatan, penilaian terhadap berbagai aset
dan peluang dapat dilakukan. Misalnya, dengan
berjalan dari atas bukit ke lembah sungai dan di
sisi lain, maka akan mungkin untuk melihat
berbagai macam vegetasi alami, penggunaan

15
lahan, jenis tanah, tanaman, kepemilikan lahan,
dan lain sebagainya.
Penelusuran wilayah dilakukan
berbarengan dengan pemetaan komunitas
(community mapping). Teknik pelaksanaan
transect di masyarakat:
a) Buatlah pembagian zona wilayah untuk
ditelusuri seperti daerah perbukitan, sekitar
sungai, persawahan, ladang, daerah hunian
warga, dst.
b) Ajaklah warga masyarakat untuk
menggambarkan zona wilayah masing-
masing (mulai dataran tinggi sampai
dataran rendah) dari aspek kepemilikan
lahan, penggunaan lahan, jenis vegetasi
tanaman dan hewan, jenis tanah, dan
peluang yang bisa dikembangkan dari
masing-masing zona wilayah.
c) Buatlah tabel transect untuk
menggambarkan hasil penelusuran wilayah
yang anda lakukan bersama warga. Ingat
bahwa tugas anda sebagai fasilitator adalah

16
menggerakkan warga untuk mengenali
wilayahnya sendiri, karenanya semua alat
tulis seperti kertas dan pena sebaiknya
dipegang oleh warga sendiri agar proses
penggambaran wilayah ini membantu
mereka untuk menyadari, mengenali dan
menemukan aset fisik dan alam yang ada
disekitar mereka. Proses penggambaran
hasil penelusuran wilayah bias
menggunakan media tulis lainnya seperti
papan tulis atau laptop.
4. Pemetaan Asosiasi dan Institusi
Asosiasi merupakan proses interaksi yang
mendasari terbentuknya lembaga-lembaga sosial
yang terbentuk karena memenuhi faktor-faktor
sebagai berikut:
a) Kesadaran akan kondisi yang sama.
b) Adanya relasi sosial.
c) Dan orientasi pada tujuan yang telah
ditentukan.
Contoh: Asosasi Dokter, Perkumpulan wasit,
Asosiasi Guru.

17
Manfaat Asosiasi antara lain
mengidentifikasi kapasitas organisasi, melihat
dimana “energy” dalam komunitas ini,
memahami apa yang memotivasi orang untuk
berani mengatur, dan mengakui kepemimpinan
yang sudah ada di masyarakat
Institusi adalah norma atau aturan
mengenai suatu aktivitas masyarakat yang khusus
yang sifatnya mengikat dan relatif lama serta
memiliki ciri-dri tertentu yaitu simbol, nilai,
aturan main, dan tujuan. Institusi dapat dibedakan
menjadi institusi formal dan institusi non formal.
Institusi formal dapat berupa institusi
pemerintah (pemerintahan desa beserta perangkat
kelembagaan di bawahnya) dan institusi swasta
(organisasi sosial kemasyarakatan, lembaga
pendidikan swasta dan lain
sebagainya).Sedangkan institusi non formal dapat
berupa sekumpulan orang di warung yang hadir
secara konsisten, jamaah pengajian, dan
kelompok lainnya.

18
Di beberapa desa, contoh asosiasi asosiasi
yang dibentuk di desa yaitu Komunitas Tahlilan,
PKK, Karang Taruna, Klub Sepak Bola, HIPPA
(Himpunan Petani Pengambil Air), dan
GAPOKTAN (Gabungan Kelompok Tani).
Setelah diidentifikasi asosiasi dan institusi yang
ada, maka komunitas dapat merumuskan peran
asosiasi dan institusi tersebut di dalam
pengembangan komunitas.
5. Skala Prioritas (Low Hanging Fruit)
Skala prioritas adalah salah satu cara atau
tindakan yang cukup mudah untuk diambil dan
dilakukan untuk menetukan manakah salah satu
mimpi mereka bisa direalisasikan dengan
menggunakan potensi masyarakat itu sendiri
tanpa ada bantuan dari pihak luar.
Hal yang harus diperhatikan dalam low
hanging fruit/ skala prioritas adalah apa ukuran
untuk sampai keputusan bahwa mimpi itulah
yang menjadi prioritas? siapakah yang paling
berhak menentukan skala prioritas? Karena
pendekatan KKN ABCD ini berbasis masyarakat,

19
maka berikan kepercayaan dan kesempatan
kepada masyarakat untuk menentukan skala
prioritas sendiri. Setelah Pilihan ditentukan oleh
masyarakat, maka langkah selanjutnya
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan
dalam perencanaan kegiatan adalah:
a. Melihat aset dan peluang yaitu dengan
Menampilkan hasil dari inventarisasi aset dan
pemetaan, sehingga setiap orang dapat menilai
aset dan peluang yang dimiliki masyarakat,
beberapa aset seperti:
a) Aset Sosial, masyarakat mendaftar/mendata
organisasi/asosiasi, atau kelompok untuk
mengetahui secara riil aset yang dimiliki
oleh mereka.
b) Keahlian Individual dan bakat, dengan
mendata keahlian dan bakat individu di
masyarakat yang akan bermanfaat untuk
mengembangkan potensi di daerahnya.
c) Aset institusi, masyarakat
mendaftar/mendata pelayanan
pemerintahan dan swasta yang berada di

20
sekitar mereka untuk peluang
mengembangkan aset.
d) Aset fisik, dengan melihat peta masyarakat.
e) Aset alam, peta masyarakat dan
keadaannya yang sebenarnya yang dimiliki.
f) Analisa ekonomi masyarakat, dianalisis
dengan menggunakan diagram pemasukan
dan pengeluaran dengan menggunakan
timba bocor.
b. Identifikasi tujuan masyarakat/skala prioritas
masyarakat. Berdasarkan aset dan peluang,
tujuan apa yang akan kita realisasikan di
masyarakat, kelompok masyarakat mampu
mengidentifikasi skala prioritas/ sesuatu yang
akan dikerjakan atau dicapai dengan kekuatan
masyarakat tanpa ada bantuan dari luar.
c. Identifikasi aset masyarakat untuk mencapai
tujuan. Pada poin ini, kelompok masyarakat
dapat mengidentifikasi aset yang difokuskan
atau diprioritaskan untuk mencapai tujuan,
d. Meyakinkan kelompok-kelompok inti
masyarakat untuk melakukan kegiatan.

21
Kelompok inti masyarakat membuat
komitmen yang jeas dan keterlibatannya
dalam kegiatan, dipilih salah satu leader yang
akan memberi contoh dan bertanggung jawab
memotivasi dalam merealisasikan mimpi
banyak masyarakat. Jika aset dan kesempatan
yang mudah yang difokuskan tercapai dan
sukses maka masyarakat akan mencoba
kegiatan yang lebih besar.

22
BAB II

PROFIL MASARAKAT

Pada bab ini akan membahas deskripsi kondisi


sosial masyarakat desa Bendoasri secara umum dan
khusus dimana KKN dilaksanakan. Profil masyarakat
berisi tentang data-data mengenai data kependudukan
dan perkembangannya, geografi, topografi, infrastruktur,
fasilitas umum, perumahan, lingkungan fisik, agama,
pendidikan, budaya lokal, pemerintahan lokal, masalah
akses, dan data lain yang dianggap penting untuk
dilaporkan. Data-data tersebut harus merupakan data
terkini dan dijamin validitasnya melalui verifikasi
lapangan secara langsung. Adapun data yang terkait
dengan profil desa penulis sajiakan sebagai berikut:

A. Sejarah Desa
Dulunya ada sekelompok kecil, yaitu keluarga
pengungsi dari Kediri dan Kempir yang tinggal di
kawasan Hutan Jeruk. Karena kawasan itu suhunya
sangat dingin, seseorang diantara mereka bernama
Kromo Setro Djono berinisiatif untuk babat hutan

23
dengan posisi lebih tinggi agar mengatasi suhu yang
dingin tersebut. Dan nama dari kawasan baru
tersebut adalah Bendo Sewu, nama tersebut karena
dikawasan tersebut banyak terdiri dari banyak pohon
Bendo.
Kamituwo pertama di Dusun Bendo Sewu
adalah Kromo Setro Djono pada tahun 1905.
Kemudian urutan Kamituwo di Dusun Bendo Sewu
adalah Blending alias Singo Pawiro alias Kamituwo
Kobong, Kamituwo Solikin, dan Kamituwo Lamidjo
Siswo Oetomo.
Dimasa Kamituwo Lamidjo Siswo Oetomo
muncul rencana awal pemekaran wilayah dari Desa
Tritik untuk berdiri sendiri sebagai desa mandiri
karena faktor jalan yang jauh dari dusun Bendo
Sewu. Dimana awal 1999 dengan nama persiapan
Bendo Asri sebagai pengganti Dusun Bendo Sewu.
Karena Kamituwo Lamidjo Siswo Oetomo
sibuk persiapan menuju proses Desa Bendo Asri,
maka pemerintahan sementara oleh Sdr, Sarinyo
(Jogoboyo Bendo Asri). Hingga awal tahun 2001
PILKADES pertama dimenangkan oleh Sdr. Rihadi

24
Santoso hingga 2 periode yang berakhir pada
Pebruari 2013. Berikutnya 18 Pebruari 2013, desa
Bendo Asri dipimpin oleh Dudung Kuswanto, S.Sos
yang merupakan anak dari Kamituwo Lamidjo
Siswo Oetomom dan buyut dari cikal bakal bumi
Bendo Sewu Kromo Setro Djono (mbah PONG)
hingga sekarang.
B. Letak Geografis
 Sebelah utara : hutan Kec. Gondang
 Sebelah selatan : hutan Kec. Rejoso
 Sebelah timur : hutan Kec. Rejoso
 Sebelah barat : hutan dan gunung pandan
Kec. Saradan atau Madiun
C. Gambaran Kependudukan
Bedasarkan data administrasi pemerintah desa
tahun 2015, jumlah penduduk desa Bendo Asri
terdiri dari 205 kepala keluarga, dengan jumlah total
penduduk 655 jiwa, dengan rincian 329 laki-laki dan
326 perempuan. Dan dapat di perjelas degan tabel
seperti dibawah ini :

25
No. Usia Laki- Perempuan Jumlah Presentase
laki
1 0-4 13 15 28 4,27%
2 5-9 35 27 62 9,47%
3 10-14 29 23 52 7,94%
4 15-19 23 15 38 5,80%
5 20-24 19 24 43 6,56%
6 25-29 29 23 52 7,94%
7 30-34 27 30 57 8,7%
8 35-39 25 26 51 7,79%
9 40-44 21 19 40 6,12%
10 45-49 15 28 43 6,56%
11 50-54 20 22 42 6,41%
12 55-58 16 20 36 5,49%
13 <59 57 54 111 16,95%
Jumlah 329 326 655 100%
Total

D. Struktur Pemerintahan Desa Bendoasri

26
E. Kondisi Sosial
Tingkat pendidikan masyarakat desa
Bendoasri sebagai berikut:
No. Tingkat Pendidikan Jumlah
1 Lulus Sekolah Dasar/ sederajat 38
2 Lulus SMP/ sederajat 39
3 Lulus SMA/ sederajat 16
4 Akademi/ D1-D3 01
5 Sarjana S1 05
6 Pondok Pesantren 04
7 Kursus Ketrampilan 02
8 Tidak Lulus 09
9 Tidak Sekolah 18

Kesenian yang masih ada di masyarakat desa


Bendo Asri adalah sebagai berikut:

No Jenis Kesenian Jenis Event


1 Nyandran Tahunan

2 Tayuban Hajatan

Mata pencaharian masyarakat desa Bendo Asri


adalah sebagai berikut:

27
No Pekerjaan Jumlah
1 PNS 01

2 TNI/Polri 01

3 Swasta 88

4 Wiraswasta 07

5 Petani 67

6 Buruh Tani 27

7 Pengrajin 01

8 Lainnya 05

F. Peluang dan tantangan yang ada di Desa Bendoasri


Berdasarkan data yang diperoleh, berikut
merupakan peluang yang terdapat di Desa Bendoasri
sebagai berikut:

28
Sedangkan masalah-masalah yang terdapat di
Desa Bendoasri secara garis besar dapat
dikelompokkan sebagai berikut:
1. Ekonomi : perilaku konsumtif masyarakat yang
sangat tinggi
2. Politik : tercampurnya kepentingan politik
dengan kepentingan agama.
3. Sosial : Kurangnya kesadaran untuk
membimbing akhlaq anak, kurangnya rasa
memiliki atau mencintai tanah kelahiran (desa),
4. Pendidikan : sarana prasarana pendidikan yang
kurang menunjang, kurangnya tenaga pengajar
pendidik yang berkompeten di bidangnya
terutama pendidikan agama islam
5. Agama : minimnya pengetahuan tentang ilmu
agama
6. Sapras : Akses Jalan dari Kecamatan kurang
memadai

29
BAB III

PROSES PENDAMPINGAN

Pada bab ini, berisi laporan terkait proses


penjagaan, penggalian asset, perencanaan kegiatan dan
pelaksanaan kegiatan.
Pada proses penjagaan berisi laporan kegiatan
memperkenalkan diri kepada masyarakat dengan tujuan
untuk memahamkan maksud dan tujuan KKN sehingga
mampu membangun kepercayaan masyarakat, tokoh
agama, tokoh pemerintah lokal, dan umumnya
masyarakat sekitar.
Sedangkan pada proses penggalian aset berisi
laporan penggalian dan pemetaan aset masyarakat
melalui metode yang telah ditetapkan. Aset-aset tersebut
kemudian dipaparkan, dipetakan, dan dilakukan analisis.
Dengan analisis aset kemudian ditemukan peluang/ruang
pemberdayaan masyarakat berdasarkan aset yang
dimiliki oleh masyarakat.
Selanjutnya adalah proses perencanaan kegiatan.
Dimana pada proses ini berisi perencanaan dan
penentuan program kegiatan harus benar-benar

30
berdasarkan aset yang dimiliki masyarakat sehingga
dengan program kegiatan tersebut masyarakat mampu
mengenali, mengelola, dan memaksimalkan aset
sehingga program kegiatan tersebut mampu
menggerakkan masyarakat melakukan perbuahan
terhadap kondisi sosial masyarakat.
Proses terakhir adalah pelaksanaan kegiatan,
dalam proses ini berisi laporan setiap item kegiatan
berbasis aset secara jelas dan faktual, termasuk data-data
empirik yang teruji validitasnya.
A. Penjajagan
Kegiatan pertama yang dilakukan oleh
kelompok 51 di desa Bendo Asri yaitu
memperkenalkan diri kepada masyarakat guna
menjalin silaturahmi dan agar masyarakat
memahami maksud dan tujuan kehadiran mahasiswa
KKN sehingga mampu membangun kepercayaan
pada masyarakat. Kegiatan–kegiatan yang dilakukan
meliputi :
1. Silaturahmi ke rumah warga dan tokoh
masyarakat.

31
Kegiatan silaturahim kerumah warga ini, telah
rutin kami lakukan sejak minggu pertama hingga
minggu ke empat KKN. Selain untuk
memperkenalkan diri, juga untuk menggali
informasi-informasi terkait dusun, yang sekiranya
dapat mendukung kepentingan-kepentingan kamu
selama KKN. Berikut ini adalah penjabaran secara
garis besar, silaturahmi yang kelompok 51
laksanakan sebagai berikut:
a. Silaturahmi ke kantor desa dengan tujuan
memperkenalkan anggota kkn kelompok 51
kepada bapak Kuswanto selaku kepala desa
Bendo Asri beserta perangkat desa.
b. Silaturahmi ke tokoh masyarakat seperti
ketua RT/RW, BPD, LPMH, PKK, PSHT
dan Karang taruna. Untuk menjalin
silaturahmi yang lebih luas, kelompok 51
dibagi sub-sub kelompok dengan
pembagian wilayah silaturahmi jadi seluruh
warga desa Bendo Asri dikunjungi oleh
mahasiswa kkn.

32
c. Silaturahmi ke tokoh agama yaitu bapak
Rianto, mas Santoso, dan mas Rizal.
d. Mahasiswa KKN aktif dalam mengikuti
kegiatan rutinan tahlil bapak-bapak setiap
hari minggu malam senin dan yasinan ibu-
ibu muslimat setiap kamis sore serta
mengikuti kegiatan keagamaan lainnya
seperti sholat bejamaah, kultum di masjid
dan kataman.
e. Mahasiswa KKN juga ikut berpartisipasi
pada kegiatan posyandu di polindes dan
PKK di pendopo balai desa Bendoasri.
f. Mahasiswa KKN aktif berpartisipasi
membantu kegiatan hajatan warga seperti
pernikahan, dan tasyakuran kelahiran bayi.
Kegiatan pendekatan ini dilakukan kurang
lebih selama sepuluh hari pertama KKN di
Bendoasri, karena tujuan dari tahap ini ialah:
1. Mayarakat atau komunitas memahami
maksud dan tujuan kegiatan KKN,
2. Membangunkepercayaan masyarkat.

33
3. Memfasilitasi kelompok komunitas atau
masyarakat yang ada menjadi agent of
change.
Selain itu tahap inkkulturasi atau pendekatan
ini bertujuan untuk mengungkapkan bahwa
komunitas atau masyarakat :
a. Sudah memahami maksud dan tujuan
kegiata yang akan dilakukan.
b. Memiliki pemahaman bahwa kelompok
masyarakat atau komunitas lokal akan
bergerak mengembangkan komunitasnya.
Sehingga pada tahap ini seluruh anggota
kelompok harus aktif berintaksi dan berkomunikasi
dengan masyarakat dan cara terbaik melakaukan
pendekatan adalah dengan bergabung menjadi
bagian dari rutinitas yang melibatkan orang banyak
pada komunitas atau kelompok msyarakat.
2. Pengajian
Selain dari silaturahim ke masyarakat, dalam
proses penjagaan ini, kami juga melakukannya
melalui media pengajian, dimana warga dapat
berkumpul dalam satu tempat, sehingga selain

34
menjaga hablum minnallah juga hablum minnas
dimana kami bisa mendapatkan informasi-
informasi yang belum kami ketahui dari hasil
silaturahim.
Pengajian rutin di desa Bendoasri ini terbagi
menjadi dua, yaitu pengajian ibu-ibu dan pengajian
bapak-bapak.
Untuk pengajian ibu-ibu dan pemudi
dilaksanakan setiap hari Kamis dengam tempat
yang nomaden. Kemudian untuk pengajian bapak-
bapak setiap hari Minggu malam Senin dengan
tempat yang nomaden pula. Dalam pengajian ini
juga disertai dengan yassinan.
Selain melalui pengajian rutin, kami juga
mengikuti kegiatan sejenis, untuk meningkatkan
hubungan kekeluargaan dengan masyarakat, yaitu
melalui yassinan tujuh harian orang meninggal,
yang kami lakukan di minggu ke-dua di salah satu
rumah duka selama tujuh hari berturut-turut.
Selanjutnya adalah dengan mengikuti
khataman Qur’an yang rutin dilakukan setiap hari
minggu di masjid serta rumah warga secara
berpindah-pindah setiap minggunya.

35
Kemudian, kami juga mengikuti beberapa
kegiatan kemasjidan yang mayoritas menjadi
perkumpulan para remaja masjid, yaitu diba’an dan
berjanzen yang dilaksanakan setiap sabtu malam
minggu rutin.
Jadi, ada beberapa kegiatan yang sifatnya
keagamaan (pengajian) yang kami ikuti, selama
kami melakukan kuliah kerja nyata di desa
Bendoasri ini, yaitu pengajian dan yassinan ruti,
tahlilan, khataman qur’an dan berjanzen serta
diba’an.
3. Posyandu
Setiap satu bulan sekali Desa Bendoasri
mengadakan rutinan posyandu untuk balita dan
pemeriksaan serta pengobatan gratis kepada lansia.
Di mana melalui kegiatan posyandu tersebut, warga
Bendoasri sangat antusias sekali, khususnya ibu-ibu
dan kakek nenek.
Melalui kegiatan ini kami dapat melakukan
pendekatan dengan masyarakat dalam upaya untuk
mendekatkan diri kepada lingkungan di sana. Kami
melihat dalam kegiatan tersebut sangat berdampak
positif dimana adanya penyuluhan dari orang-orang

36
yang berkompeten di bidangnya dan dari kegiatan
ini kami bisa mendapatkan informasi terkait realita
yang terjadi di kalangan ibu dan anak, dan apa yang
dibutuhkan.
4. Kerja Bakti
Kegiatan berikutnya yang kami lakukan dalam
rangka melakukan pengenalan diri dengan warga
desa Bendoasri. Dalam kegiatan kerja bakti ini,
kami bersama warga bergotong royong sembari
kami berkenalan dan menyatu dengan warga, kami
berusaha untuk mencari informasi terkait desa
Bendoasri.
5. Focus Group Discussion (FGD)
Selain kegiatan non-formal yang tersebutkan
diatas, kelompok KKN 51 juga telah melakukan
pendekatan dengan masyarakat khususnya tokoh
masyarakat dan perangkat dimana tergabung dalam
sebuah forum yaitu focus group discussion.
Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 25 Juli
2017 bertempat di balai desa yang berletak dekat
dengan rumah bapak lurah, dan dihadiri oleh tiga
belas tokoh masyarakat (daftar hadir terlampir).

37
Dimana dalam kegiatan ini, memiliki susunan acara
sebagai berikut:

a. Pembukaan
b. Perkenalan anggota KKN kelompok 51
c. Penyampaian Program Kerja KKN kelompok
51
d. Diskusi terkait program kerja
e. Penutup
Acara ini berlangsung efektif, dimana
masyarakat dapat mengenal lebih jauh terkait
anggota kelompok KKN 51, tujuan KKN, serta
metode ABCD. Selain itu, peserta forum juga
cukup antusias dalam menanggapi dan memberikan
masukan kepada kami terkait program kerja yang
telah disampaikan (Program kerja dimuat di bab
berikutnya dalam laporan ini), sehingga program
kerja yang kami laksanakan telah mendapat
masukan dan arahan terkait kondisi nyata di desa
Bendoasri ini. Hal ini dilakukan dengan harapan
bahwa kegiatan yang dilakukan dapat sesuai dan
tepat sasaran.

38
Kegiatan ini berjalan dengan lancar. Respon
masyarakat atas kedatangan KKN di desa
Bendoasri ini sangat positif.
6. Pendidikan
Setelah melakukan pendekatan dengan warga
sekitar dalam kategori dewasa dan remaja, kami
juga melakukan pengenalan dan pendekatan kepada
anak-anak kecil yang ada di desa Bendoasri ini.
Pendekatan tersebut terbagi menjadi beberapa
kegiatan pengajaran sebagai berikut:

a. Mengajar TPQ
Di desa Bendoasri ini, kegiatan
keagamaan tidak hanya khus pendidikan untuk
anak-anaknya akan tetapi juga untuk Ibu-ibu.
Kegiatan TPQ dilaksanakan di masjid Al-
Ijabah setiap hari jam 15.00 WIB dan libur hari
kamis untuk anak-anak, sedangkan untuk TPQ
Ibu-ibu dilakukan setiap hari selepas sholat
mmagrib di lokasi masjid yang sama yaiitu
masjid al-ijabah. Pada kelas anak-anak yang
mengawali belajar mengaji. Rata-rata dalam
rentang TK hingga kelas Sekolah Dasar. Melalui

39
pengajaran TPQ ini, selain untuk menyalurkan
ilmu yang kami dapat dalam mengaji tetapi juga
menjalin keakraban dengan anak-anak.
b. Mengajar di SDN TRITIK 2
Dengan pendekatan melalui intansi
pendidikan yang ada di desa Bendoasri ini, kami
berusaha untuk memperkenalkan diri dan
mendalami karakter berbagai lapisan
masyarakat. Diamping itu perseta KKN disini
juga berperan sebagai tenaga pengajar bantuan
karena di Bendoasri sendiri sangat tenaga
pengajarnya sangat kurang.
c. Bimbingan Belajar
Kegiatan bimbingan belajar ini dilaksanakan
oleh peserta KKN STAIN kediri kelompok 51
yang dilaksanakan setiap hari mulai jam 14.00
atau sepulang sekolah. Bimbingan belajar ini
mempunyai visi yang ingin dicapai antara lain
antara lain:
1) Memberikkan peajaran tambahan dan
mengulas kembali pelajaran sudah di

40
ajarkan di kelas. Agar para murid lebih
memahami atas peajaran yang diperoleh.
2) Memudahkan para orang tua untuk
mengajari anak-anaknya terkait kesulitan
yang ada dalam setiap mata pelajaran.
7. Kegiatan lainnnya
a. Mempersiapkan PHBN HUT RI ke 2.
Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh
kelompok KKN 51 dan berkerja sama
dengan karang taruna desa bendoasri
untuk memeriahkan HUT RI ke 72,
dengan menyiapkan berbagai macam
perlombaan yang diikuti oleh seluruh
warga bendoasri mulai dari anak-anak
sampai dewasa.
b. Melatih LBB untuk lomba 17 Agustus di
kecamatan.
Kegiatan ini dilakukan sebagian dari
kelompok KKN 51 untuk menyiapkan
perseta LBB agar siap baik mental
maupun fisik untuk mengikuti lomba
baris-berbaris di Kecamatan Rejoso.

41
c. Sensus kependudukan.
Kegiatan ini dilakukan oleh seluruh
anggota kelompok KKN 51 yang dibagi
dalam beberapa tim, selain menggali data
penduduk kegitan ini juga dapat dijadikan
media untuk silahturahmi dengan warga.
d. Rewang di rumah warga yang
mempunyai hajatan seperti, nikahan,
tasakuran kelahiran, aqiqah dan lai-lain.

B. Penggalian Aset
Bendo Asri memiliki berbagai macam aset yang
sangat beragam, yaitu:

42
SD

Guyup
TPQ/TPA
Aset Sosial
''Sambatan'' /
KB Gotong Royong

RT/RW Tayub

Aset Budaya
Karang Nyadran/
Taruna Festival Bendo
Asri

PKK Anak'' &


Remaja
Kelompok Aset SDM
Tani Warga Usia
Aset Institusi Produktif
Koperasi
Warga
Sumber Air
BPD
Aset SDA
Tanah Subur
LPM
Aset Cerita
Pujangga
KPMD Hidup

PSHT Pak Dudung


(lurah)
Yasinan Aset
Pengetahu Pak Riantoo
an
Tahlilan
Pak Idam

43
Dari aset-aset yang dimiliki oleh desa Bendo Asri
warga memiliki keinginan atau dream yaitu :

a. Pengelolaan sampah supaya lingkungan lebih


bersih – PKK
b. Pembinaan akhlaq anak dan remaja –
penggunaan gadget
c. Managemen TPQ – pelatihan qiroat
d. Promosi desa wisata – pemberdayaan karang
taruna dan warga
e. Penanaman buah naga

Berdasarkan keinginan warga maka perlu


dilakukan perumusan skala prioritas yaitu

a. Promosi desa wisata


b. Managemen TPQ

C. Perencanaan Kegiatan
1. Program Kelompok
No Devisi Nama Tujuan Sasaran
Kegiatan
1. Mengajar Memberikan Santri
TPQ wawasan TPQ
kepada santri
TPQ
Keaga mengenai,
maan Fiqh dasar
(wudlu,
Sholat),
Tajwid, Khot
2. Pengajian Memberikan Jamaah

44
Bada wawasan masjid
Maghrib kepada jamaah Al-Huda
masjid tentang dan
fiqh dasar dan masjid
membaca Al- Al-Ijabah
Qur’an
3. Yasinan Berpartisipasi Jamaah
Ibu-ibu dalam Yasinan
kegiatan ibu-ibu
keagamaan
ibu-ibu
muslimat
4. Tahlil Berpartisipasi Jamaah
Bapak- dalam tahlil
bapak kegiatan Bapak-
keagamaan bapak
5. Adzan & Meramaikan Dhuhur
Iqomah masjid dalam dan
upaya dakwah Ashar
islamiyyah
6. Khotbah Mengamalkan Jamaah
dan Bilal ilmu yang Sholat
Jum’at didapat serta Jum’at
berdakwah di
lingkungan
masyarakat
7. Mengajar Membantu Kelompo
di tenaga k Belajar
Kelompok pengajar desa
belajar Bendoasr
i
8. Pendidi Mengajar Membantu Sekolah
kan di Sekolah tenaga Dasar
Dasar pengajar Negeri 2
Tritik
9. Bimbingan Memberikan Anak-
Belajar bantuan anak- anak usia
anak yang Sekolah

45
kesulitan
dalam belajar
10. Latihan Melatih siswa Siswa
Baris- Sekolah Dasar yang
Berbaris yang akan dipilih
mengikuti untuk
Gerak Jalan di mewakili
Kecamatan SDN 2
Tritik
11. Latihan Melatih Petugas
Upacara Petugas Upacara
upacara hari
senin
12. Apel Hari Memberikan Sekolah
Anak wawasan dan Dasar
memperingati
hari Anak
Nasional
13. Silaturahm Memperkenal Seluruh
i Ke kan diri dan elemen
Perangkat menjalin tali masyarak
desa dan persaudaraan at.
masyarakat
14. Mengikuti Menjalin kerja Karang
kegiatan sama untuk Taruna
kepemudaa mengadakan
n kegiatan-
kegiatan desa
Sosial
15. Panen Membantu Warga
Porang kegiatan yang
warga yang sedang
sedang panen
memanen Porang
porang
16. Lomba Mengadakan Warga
Agustusan kegiatan desa
perlombaan Bendoasr
bersama i

46
pemuda
Karang
Taruna guna
memeriahkan
hari
Kemerdekaan
Republik
Indonesia

2. Progam berbasis ABCD


Perencanaan program kegiatan disusun
setelah didapatkan perumusan skala prioritas
yang berdasarkan aset yang dimiliki sehingga
masyarakat mampu mengenali, mengelola dan
memaksimalkan aset sehingga program kegiatan
berikut mampu menggerakkan masyarakat untuk
melakukan perubahan terhadap kondisi sosial
masyarakat.
Program kegiatan yang telah di rancang
kelompok kami besertaan dengan para
masyarakat dari kalangan muda tentunya hingga
tua dan juga di hadiri petinggi desa atau staff
perangka desa adalah program kegiatan yang
berbasis pada aset alam yang memiliki potensi
sebagai tempat wisata dalam lingkungan desa

47
adapun kami menyingkatnya kegiatan ini
bernama Kegiatan Promosi Desa wisata,
Perencanaan kegiatan tersebut sebagaiamana
kami jabarkan di bawah ini :

a. Presentasi aset desa dan penentuan skala


prioritas
Mahasiswa KKN mengumpulkan
warga masyarakat guna mempresentasikan
aset-aset desa serta menentukan skala
prioritas bersama warga masyarakat. Di
harapkan dalam kegiatan ini masyarakat
dapat lebih memahami aset-aset serta potensi
yang dimiliki guna membangun desa dengan
metode ABCD ini, Serta di harapkan dalam
pertemuan ini juga masyarakat dapat
mengemukakan pemikiran sehingga
masyarakat terlibat aktif dalam langkah
pengembangan ide-ide harapan hingga dapat
menentukan prioritas – prioritas
pengembangan aset dan sampai menentukan
skala prioritas.

48
b. Survei jalur jelajah alam “Tirto Panji” dan
Evaluasi
Penentuan jalur yang akan ditempuh
untuk kegiatan ini dilakukan melalui
musyawarah bersama pemuda Karang
Taruna. Dalam survey ini Karang Taruna
sebagai pemuda asli desa di harapkan aktif
memberikan peta arahan beserta spot-spot
alam yang memiliki daya tarik wisata,
dimana bisa memiliki view bagus dan
panorama yang indah, Di bantu dengan TIM
KKN yang akan memberikan beberapa
infomasi tentang contoh spot-spot view dan
panorama alam yang memiliki kesamaan
dengan aset alam yang di miliki Desa
Bendoasri.
Evaluasi yang di rancang bertujuan
unutuk memberikan pemahaman pada
masyarakat akan informasi – informasi
tambahan dari hasil Survey jalur jelajah alam
Tirto Panji serta bertujuan untuk menstimulus
masyarakat untuk lebih bergerak aktif dalam

49
mengembangankan konsep Desa Wisata yang
akan dirintis kemudian hari.
c. Penanaman Buah Naga
Penanaman buah naga ini merupakan
satu rangkaian dengan kegiatan promosi desa
wisata. Buah naga akan ditanam dijalur
menuju air terjun Tirto Panji dengan harapan
dapat mempercantik jalur tersebut.
Perencanaan kegiatan ini yaitu
a. Penanaman akan dikerjakan pemuda desa
bersama mahasiswa STAIN Kediri,
b. Perawatan tanaman akan dikerjakan oleh
pemuda desa dibawah koordinasi ketua
PSHT desa Bendoasri dibantu pemuda
Karang Taruna,
c. Penanaman akan dilakukan secara
bertahap disepanjang jalur menuju air
terjun Tirto Panji.
d. Survei Jalur Mendaki Gunung Pandan
Survey ini merupakan agenda hasil
musyawarah tahap kedua setelah di adakanya
evaluasi, masyarakat mulai aktif

50
membicarakan ide-ide hingga memberikan
informasi akan spot paket wisata ke-2 (dua)
yang merupakan respon atas permasalahan
spot paket wisata ke 1 yaitu Tirto Panji.
Masyarakat khususnya pemuda Karang
Taruna menjadwalkan kegiatan survey Paket
wisata ke 2 (dua) yaitu jalur Mendaki
Gunung Pandan, Survey di bantu Tim KKN
seperti halnya tenaga informasi dan media
pendukung dalam mengabadikan serta
mempromosikan spot paket wisata ke 2(dua)
yaitu di jalur pendakian Gunung Pandan.
Desa Bendoasri berada dibagian utara
gunung pandan. Gunung pandan yaitu
gunung yang bertipe stratovolcano yang
terletak di utara Kab. Nganjuk dan Kab.
Madiun, selatan Kab. Bojonegoro. Status
gunung ini yaitu gunung berapi (“istirahat”)
dan sudah lama tidak aktif. Gunung ini adalah
puncak teratas dari pegunungan Kendeng,
gunung ini memiliki ketinggian 897 Mdpl.

51
D. Pelakasanaan Kegiatan
Adapun pelaksanaan kegiatan Program Kegiatan
ABCD kelompok 51 Desa Bendoasri akan kami
paparkan jadwal yang terlaksana yang kemudian di
jelaskan point-point kegiatan utama.

Tabel Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Mingguan


Bulan / Minggu ke-
NO Kegiatan Juli Agustus
2 3 4 1 2 3 4
1. Presentasi aset desa
2. Penentuan skala
prioritas dan
pembentukan team
pelaksana
3. Persiapan dan
pemantapan lokasi
survei
4. Survei Jalur Jelajah
Alam “Tirto Panji”
5. Evaluasi hasil survei
jalur jelajah alam “Tirto
Panji”
6. Proses edit dan upload

52
ke media sosial
7. Penanaman Buah naga
8. Survei Jalur Mendaki
Gunung Pandan
9. Evaluasi hasil survei
jalur mendaki Gunung
Pandan
10. Proses edit dan upload
ke media sosial
11. Presentasi hasil evaluasi

Dari jadwal plaksanaan program kegiatan


diatas adapun penjelasannya sebagai berikut :

a. Presentasi aset desa dan penentuan skala


prioritas
Kegiatan ini telah dilaksanakan pada:
Hari/tanggal : Selasa, 25 Juli 2017
Waktu : 19.30 WIB s.d. Selesai
Tempat : Balai Desa
Bentuk Acara : Penyuluhan/Sosialisasi
Mahasiswa KKN mengumpulkan
masyarakat dengan cara mengundang para

53
ketua RT/RW, Kepala Desa, Staff karyawan
kantor desa, para Pemuda Karang Taruna,
Ketua LMDH, Tokoh Agama, Ketua BPD
untuk berkumpul di balai desa Pukul 19.30.
Dalam mengundang warga kelompok kami
menyebar tiap anggota untuk mengundang
secara langusung dikarenakan adanya tatanan
sosial masyarakat yang bekerja meninggalkan
rumah dari pagi hari hingga menjelang sore
hanya dan dapat aktif untuk menghadiri tiap
perkumpulan formal maupun non-formal di
malam hari di balai desa.
Acara kami mulai dengan perkenalan
anggota KKN secara lengkap lalu
masyarakat yang telah hadir kami berikan
pengarahan akan program KKN ABCD guna
memberikan pemahaman dasar sebelum kami
mempresentasikan aset-aset desa serta
menentukan skala prioritas bersama warga
masyarakat. Hal ini di lakukan untuk
mengantisipasi Paradigma masyarakat akan
konsep kegiatan KKN yang sebelumnya ada

54
di masyarakat berbeda dengan konsep KKN
yang kami bawa yaitu berbasis Asset Based
Community Development yang mana kami
menempatkan diri sebagai fasilitator dari
kegiatan yang akan di rencakan, Di mana
selama ini dari informasi kepala desa
masyarakat masih berfikir Mahasiswa datang
ke desa untuk memberi bantuan langsung,
maupun menyelesaikan persoalan desa secara
langsung seperti halnya program-program
KKN maupun kegiatan baksos yang sering
ada di masyarakat desa Bendoasri.
Dari kegiatan ini dihasilkan skala
prioritas yaitu promosi desa wisata, karena
desa Bendoasri memiliki potensi untuk
menjadi desa wisata seperti kekayaan alam,
kebudayaan, serta banyaknya jalur-jalur
untuk olahraga ekstrim (motocross, MTB,
Downhill, Hiking, dan Jelajah Alam).
Promosi yang akan dilakukan dengan
mengunggah video atau foto panorama jalur-
jalur penjelajahan yang ada di desa, untuk itu

55
perlu dilakukan pengambilan gambar dari
jalur penjelajahan yang akan diunggah ke
media sosial tersebut.
b. Survei jalur jelajah alam “Tirto Panji” dan
Evaluasi
Jalur jelajah alam “Tirto Panji”
merupakan jalur pertama yang akan disurvei
dan diambil beberapa foto dan video.
Kegiatan di mulai Minggu pagi hari jam 7,
tim survey dari desa merupakan para pemuda
Karang Taruna yang berjumlah 10 orang dan
Pak Dudung Kuswanto selaku Lurah di bantu
TIM KKN berjumlah 10 Mahasiswa.
Perlengkapan yang di bawa dalam survey
yaitu arit, ganco, senapan angin, kamera,
makan, minum dan perlengkapan lainya yang
dapat membantu proses survey.
Pemandu jalan dalam survey lokasi
berasal dari pemuda Karang Taruna, survey
di awali dengan jalan kaki dari jalan masuk
menuju hutan yang juga merupakan titik awal
lokasi berkumpul yaitu Sendang Krapyak dan

56
akan menuju spot utama yaitu Air Terjun
Tirto Panji yang berlokasi di dalam hutan
sekitar Desa Bendoasri.
Perjalanan menuju spot utama berkisar
4 (empat) jam perjalanan kaki yang akan
melewati hutan-hutan dengan panorama
alami khas daerah gunung. Dalam perjalanan
tim Karang Taruna sebagai penunjuk jalan
juga melakukan pembabatan jalan yang
masih di kelilingi tanaman alam yang rimbun,
kemudian TIM KKN dengan di bantu
beberapa anggota Karang Taruna
mengabadikan view-view serta panorama
alam dengan cara mencatat di buku dan
mempotret menggunakan kamera yang sudah
di bawa.
Tirto Panji merupakan air terjun yang
berada di desa Bendoasri. Untuk menuju ke
air terjun Tirto Panji terdapat dua jalur yaitu
jalur dari atas air terjun dan jalur dari bawah
air terjun. Jalan yang di tempuh menjadi lama
di karenakan medanya yang masih alami,

57
serta waktu istirahat tim survey untuk
memulihkan tenaga.
c. Penanaman Buah Naga

Kegiatan penanaman buah naga


merupakan kegiatan penanaman bibit pohon
buah naga di sepanjang jalan menuju Tirto
Panji yang batal di lakukan sesuai rencana
yaitu minggu ke 3 bulan Agustus, para
pemuda Karang Taruna di sibukan dengan
banyaknya kegiatan mendadak desa seperti
halnya mantenan, tahlilan, ta’ziyah, pladen,
dan persiapan kegiatan 17 agustus dan di
sepakati bersama ketua karang taruna di
lakukan di hari lepas masa abdi KKN di desa
Bendoasri.

d. Survei Jalur Mendaki Gunung Pandan


Kegiatan di lakasanakan pada hari
Minggu tanggal 19 agustus, tim Karang
Taruna dan tim KKN berangkat di mulai dari
balai desa dengan perlengkapan senapan

58
angin, minuman, makanan, media
dokumentasi serta arit dan ganco.
Perjalanan di mulai dari balai desa
mengarah ke barat mendaki lereng gunung
pandan dengan 22 anggota terdiri dari 10
pemuda karang taruna, kepala desa dan 11
anggota KKN. Tujuan utama dari survey
paket 2 (dua) adalah tugu segitiga yang
membagi tiga wilayah yaitu bojonegoro,
mediun, nganjuk yang memiliki ketinggian
897 mdpl atau di atas pucuk gunung pandan.
Para anggota karang taruna sebagai
penunjuk jalan dan informan spot-spot dan
para tim KKN dengan bantuan Karang
Taruna mengabadikan dengan media catatan
dan kamera, perjalanan survey di tempuh
selama 3 jam dan beristirahat di salah satu
pos peninggalan perhutani lalu kemudian
turun menuruni gunung melewati jalur sisi
barat daya dengan waktu tempuh lebih lama
yaitu 4 jam di karenakan jalan menurun yang
curam.

59
Pada evaluasi terkhir dari survey Tim
Survey kemudian menjabakrkan data serta
ide-ide tentang hasil penjelajahan, dari tim
survey kita evaluasi untuk kemudian dari
Karang Taruna memulai mempromosikan
hasil-hasil gambar di media sosial.

60
BAB IV

HASIL KEGIATAN KKN ABCD

A. Hasil Kegiatan Output dan Outcome


Setelah melaksanakan program KKN selama
45 hari, kelompok KKN 51 STAIN Kediri 2017
telah menyelesaikan program pengabdian
masyarakat kegiatan yang dilaksanakan mulai
tanggal 6 juli hingga 20 agustus 2017, dimana
kegiatan program KKN tahun 2017 berbasis ABCD
yang terdiri dari beberapa tahapan dalam
pelaksanaannya. Adapunhasil yang dicapaidari
program kerja KKN sebagai mana disebutkan
sebelumnya yaitu :
1. Anstusiasme warga terutama pemuda desa
meningkat karena mulai sadar dan tergugah
hatinya bahwa desa Bendoasri memiliki banyak
sekali potensi yang bisa dikembangkan. Adapun
hasil yang tercapai terkait dengan program ini
yaitu:
a. Harapan untuk mewujudkan Bendoasri
sebagai desa wisata kembali muncul. Karena

61
sebelumnya baik dari warga khususnya
pemuda desa merasa acuh akan potensi yang
dimiliki oleh desa. Padahal program untuk
menjadikan bendoasri menjadi desa wisata
sudah sejak lama di gagas oleh kepala desa
Bendoasri.
b. Terlaksananya kegiatan survei lokasi yang
hendak dijadikan spot wisata. Yaitu tirta
panji dan pendakian gunung pandan.
c. Terlaksananya kegiatan promosi melalui
sosial media untuk mengenalkan objek
wisata. Yaitu melalui instagram, facebok,
you tube dan media online lainnya.
2. Dapat terlaksananya, upaya pengembangan
pembelajaran TPQ dalam pembelajaran agama
baik dari tauhid, fiqih, tajwid dan akhlak serta
berupaya untuk menumbuhkan generasi-
generasi pengajar agama (guru ngaji) adapun
hasil yang dicapai antara lain:
a. Mencetak santri yang memahami ilmu
keagamaan, jadi santri tidak hanya bisa
membaca Al-Quran saja tetapi diharapkan

62
mampu mengetahui hukum tajwid, fiqih,
akhlak dan tauhid.
b. Meningkatkan tingkat religius pada anak
sejak usia dini.
c. Meningakatkan pengetahuan tentang agama
atau religunitas kepada ibu ibu dari segi teori
dan prakteknya.
d. Terkait dengan program regenerasi tenaga
pengajar TPQ, program ini kurang terlaksana
dengan baik. Karena disebabkan oleh
minimnya warga ataupun pemuda yang
bersedia dijadikan kader tenaga pengajar.
Sealin itu juga disebabkan pengetahuan
agama yang kurang juga sangat berpengaruh
disini. Adapun ada warga yang dianggap
mampu mengajar TPQ tapi masih sulit untuk
meluangkan waktu untuk mengajar TPQ ada
pula warga yang siap mengajar TPQ tapi
memiliki tekerbatasan dalam pelafalan huruf-
huruf hijaiyah. Sehingga hal ini masih
menjadi pemasalah yang belum bisa

63
diselesaikan sampai berakhirnya kegiatan
KKN di desa Bendoasri.
B. Perubahan Masyarakat
Dengan kehadiran mahasiswa/i KKN STAIN
Kediri, tentu ada sedikit perubahan yang dialami oleh
masyarakat. Dari sebelumnya yang masyarakat
cenderung pasif dan hanya mengikuti “apa jare pak
lurah”, akhirnya masyamasyarakat menjadi lebih
bersemangat dan ikut berperan dalam kegiatan desa
khususnya para pemuda Karang Taruna. Karena
banyak hal-hal baru yang ditawarkan oleh para
mahasiswa/i KKN STAIN Kediri. Mulai dari anak –
anak yang sudah dibiasakan untuk belajar setiap siang
lewat bimbingan belajar yang diadakan oleh Team
KKN, mulai adanya minat untuk mempelajari ilmu-
ilmu keagamaan, seperti Fiqih dan Aqidah selain
membaca Al-Quran saja. Dan juga untuk masyarakat,
masjid menjadi pusat keagamaan, karena didesa
Bendoasri terdapat dua masjid yang jaraknya dekat,
kami menyelenggarakan kegiatan TPQ di kedua
masjid tersebut dengan bergantian agar tidak ada

64
kecemburuan antara masjid satu dengan masjid yang
lain.
Untuk bidang soaial, masyarakat desa sangatlah
ramah, sehingga untuk agenda srawung, sensus atau
sekedar hanya main saja masyarakat memberikan
respon yang sangat baik, sehingga untuk hal berbaur
antara peserta KKN dengan masyarakat sangat
mudah. Tapi sebenarnya yang menjadi masalah
adalah para pemudanya, di desa Bendoasri bagi
pemudanya untuk rasa memiliki desa masih cukup
rendah, sehingga untuk mengajak mereka untuk
mengikuti kegiatan desa cenderung sulit, dan hal ini
menjadi target kita untuk mengajak para pemuda
untuk berperan aktif dalam seluruh kegiatan desa.
Contoh kegiatan yang sangat direspon oleh
masyarakat yaitu program utama dari KKN STAIN
Kediri adalah mewujudkan desa Bendoasri menjadi
Desa Wisata.
Mulai dari perencanaan seperti rapat atau
musyawarah, masyarakat sangat antusias dan
bersemangat. Kemudian survey tempat wisata,
masyarakat yang didominasi pemuda juga sangat

65
antusias, bahkan mereka yang awalnya tidak mau
untuk mengikuti kegiatan karena ada KKN STAIN
akhirnya mau ikut terlibat dalam kegiatan desa
tersebut. Tidak hanya perencanaan dan survey,
bahkan untuk evaluasipun masyarakat juga sangat
bersemangat.
Mengenai program membangun DesaWisata,
hal yang menjadi tujuan peserta KKN STAIN Kediri
adalah sadar dan bangga akan potensi desa yang
mereka miliki. Dan sampai akhir kegiatan KKN
antusias masih sangat dapat dirasakan. Bahkan untuk
kegiatan akhir seperti acara memperingati Hari
Kemerdekaan dan acara perpisahan KKN STAIN
Kediri pun para pemuda dan masyarakat juga sangat
membantu.
Perubahan yang terjadi memang tidak banyak
dan menyeluruh, tapi paling tidak ada manfaat yang
diberikan oleh para mahasiswa/i dari KKN STAIN
Kediri kepada masyarakat desa Bendoasri Kecamatan
Rejoso Kabupaten Nganjuk khususnya untuk para
pemuda dan anak-anak dari yang sudah baik menjadi
lebih baik lagi.

66
BAB V
KESIMPULAN & REKOMENDASI

A. Kesimpulan
1. Metode yang kami gunakan adalah skala prioritas
(low hanging fruit). Secara garis besar kami
mengkombinasikan beberapa metode yang
sekiranya dapat diterapkan di masyarakat, namun
sebagian besar lebih terfokuskan kepada metode
skala prioritas (low hanging fruit).

2. Dari segi sosial, masyarakat desa Bendoasri


merupakan salah satu desa di Kecamatan Rejoso
dimana masyarakatnya masih memiliki tingkat
solidaritas kemasyarakatan yang tinggi. Hal
tersebut terbukti dari adanya kerja bakti atas
inisiatif masyarakat sendiri. Selain itu, kebanyakan
masyarakat disana memiliki hubungan keluarga
satu sama lain atau dengan kata lain masih
dinyatakan sebagai kerabat.

67
3. Secara geografis, Desa Bendoasri merupakan
daerah pegunungan yang terletak di Kecamatan
Rejoso, Kabupaten Nganjuk dengan Luas wilayah
yaitu sebesar 1.400,433 Ha.

4. Terdapat tiga potensi utama, yaitu potensi


ekonomi, sosial-budaya dan kelembagaan aparatur
pemerintah.

5. Terdapat enam cara penjaagaan yaitu silaturahmi


ke warga, pengajian, posyandu, kerja bakti, focus
group discussion, dan pendidikan.

6. Aset-aset yang terdapat di desa Bendoasri meliputi


aset personal/manusia, aset asosiasi/sosial, aset
institusi, aset alam, aset fisik, aset keuangan, dan
aset spiritual/kultural.

7. Ada lima program kerja utama dalam laporan ini


yang terdiri dari aspek sosial, ekonomi,
keagamaan, pendidikan dan pemerintahan

8. Hasil kegiatan berupa output dan outcome yang


dihasilkan dari pelaksanaan program kerja. Output

68
merupakan efek jangka pendek yang dapat
dirasakan oleh masyarakat sekitar setelah kegiatan
dilakukan. Sedangkan outcome merupakan efek
jangka panjang setelah hasil kegiatan jangka
pendek. Selain itu, analisis perubahan masyarakat
juga akan disajikan sesuai dengan kenyataan yang
terdapat di lapangan.

9. Terdapat beberapa perubahan pada masyarakat


setelah adanya KKN kelompok 51 di desa
Bendoasri, meliputi perubahan di bidang
pemerintahan, pendidikan, ekonomi, sosial dan
keagamaan.
Secara keseluruhan pelaksanaan kegiatan KKN
STAIN Kediri Kelompok 51 yang diadakan mulai
tanggal 6 Juli sampai 20 Agustus tahun 2017
berlangsung dengan baik. Program-program yang
berbasis pada aset atau ABCD “Asset Based
Community Development”, yaitu membangun Desa
Wisata yang direncanakan dapat sedikit direalisasikan
dengan sukses, optimal dan tepat waktu, meskipun
ada juga program tambahan. Hal ini dapat berjalan

69
dengan baik berkat kerjasama dan dukungan dari
semua anggota STAIN Kediri Kelompok 51 desa
Bendoasri.

Selain itu juga, terjalinan nya kerjasama dan


hubungan baik antara aparat desa dan seluruh
masyarakat desa Bendoasri dengan semua anggota
KKN STAIN Kediri Kelompok 51 tahun 2017 serta
pihak lain yang telah ikut serta dan berperan dalam
membantu terlaksana program kerja mahasiswa KKN
di desa Bendoasri.

Mudah-mudahan dari kegiatan-kegiatan yang kami


laksanakan dan kami programkan diharapkan mampu
memberi manfaat bagi masyarakat Desa Bendoasri
dan memberikan masukan atau inspirasi kepada pihak
yang terikat dalam rangka mengembangkan Desa
Bendoasri agar lebih maju lagi.

B. Rekomendasi
Dengan berakhirnya pelaksanaan kegiatan KKN
di Desa Bendoasri, apabila melihat kesimpulan yang
ada kami merekomendasikan kepada :

70
1. Panitia Pelaksanaan KKN
Panitia pelaksana KKN STAIN Kediri agar
dalam pelaksanaan KKN tahun mendatang lebih
maksimal, maka untuk lokasi KKN disesuaikan
dengan peserta KKN yang terdekat, karena
sebagian peserta ada yang jauh tempat tinggalnya
dengan lokasi KKN, sehingga dapat menghambat
pelaksanaan program KKN. Seperti halnya batas

2. Peserta KKN
Peserta KKN STAIN Kediri agar tidak hanya
sebatas sampai disini saja, diharapkan dengan
beberapa kegiatan yang sudah terlaksana di sana
tidak berhenti di tengah proses dan Peserta KKn
masih mampu membantu desa demi mewujudkan
impian warga desa Bendoasri. Serta peserta KKN
harus selalu menjaga hubungan silaturhami
dengan baik dengan masyarakat walaupun
kegiatan KKN STAIN Kediri telah berakhir.

3. Masyarakat Desa
Masyarakat desa khususnya para pemuda harus
mampu membangun desanya sendiri, minimal

71
harus ikut terlibat dalam setiap kegiatan yang ada
didesa. Dan harus juga menjunjung tinggi rasa
memilikki serta rasa bangga terhadap desanya
sendiri.

4. Aparat Desa
Aparat desa lebih lagi meningkatkan pelayanan
terhadap masyarakat desa demi kemajuan desa
Bendoasri.

5. Pemerintah Daerah
Kepada pemerintah daerah diharapkan memberi
kemudahan dalam pelaksanaan program KKN
STAIN Kediri melalui pengajuan-pengajuan
proposal tidak terlalu biroktif.

72
LAMPIRAN FOTO KEGIATAN SELAMA KKN

1. Pembekalan KKN 2017


2. Sowan ke kepala desa dan briefing pagi untuk
perkenalan anggota kelompok.
3. Senam pagi di posko bersama anak-anak.
4. Kegiatan posyandu di puskesmas desa Bendoasri
5. Kegiatan belajar mengajar di SDN TRITIK 2
6. Latihan LBB
7. Latihan hadrah dengan ibu ibu yasinan
8. Menghadiri rutinan yasinan ibu-ibu
9. Musyawarah bersama warga untuk mengetahui
dream warga serta cara menentukan cara bersama-
sama dengan wanrga. (ABCD)
10. Kegiatan lomba HUT RI ke 72
11. Survei lokasi yang hendak di jadikan spot wisata
12. Perpisahan.
11111

73
74
75
76

Anda mungkin juga menyukai