Anda di halaman 1dari 8

BAB 3

METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian

Desain penelitian adalah keseluruhan dari perencanaan untuk menjawab pertanyaan p

enelitian dan mengantisipasi beberapa kesulitan yang mungkin timbul selama proses peneliti

an. Hal ini penting karena desain penelitian merupakan strategi untuk mendapatkan data yan

g dibutuhkan untuk keperluan pengujian hipotesis atau untuk menjawab pertanyaan peneliti

dan sebagai alat untuk mengontrol variable yang berpengaruh dalam penelitian (Sugiono,

2010). Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus, studi kasus ini adalah studi untuk

mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan gerontik pada klien stroke dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri di puskesmas mojopanggung.

3.2 Batasan Istilah

Tabel 3.1 definisi stroke dan defisit perawatan diri

1. Devinisi stroke Stroke merupakan gangguan peredaran darah di

otak. Stroke juga dikenal dengan cerebro-vascular

accident dan Brain Attack. Stroke berarti pukulan (to

strike) yang tejadi secara mendadak dan menyerang

otak. Gangguan peredaran darah di otak dapat

berupa iskemia yaitu aliran darah berkurang atau

terhenti pada sebagian daerah di otak. Sedangkan

gangguan peredaran darah lainnya adaalah

terjadinya perdarahan di otak karena dinding

pembuluh darah robek.( Lumbantobing 2013).


2. Devinsi defisit perawatan diri Defisit perawatan diri adalah tidak mampu

melakukan atau menyelesaikan aktivitas perawatan

diri (SDKI, 2018)

3.3 Partisipan

Partisipan yang digunakan dalam studi kasus ini adalah dua klien dengan usia 55-65

tahun dan keluarga klien, kemudian membandingkan dua klien dengan dengan masalah

keperawatan defisit perawatan diri pada klien stroke di puskesmas Mojopanggung.

3.4 Lokasi dan Waktu Penelitian

1) Lokasi

Tempat penelitian dilakukan di Puskesmas Mojopanggung

2) Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada saat klien berobat di puskesmas Mojopanggung

dan selama minimal tiga hari dilakukan intervensi, jika dalam waktu kurang dari tiga

hari klien sudah keluar dari Puskesmas Mojopanggung intervensi dapat dilakukan

dengan cara home care yang dilakukan oleh perawat selama ±2-4 hari. Dalam

penelitian ini waktu penelitian dibagi menjadi dua tahap sebagai berikut :

a) Tahap persiapan yang meliputi :

1) Penyusunan proposal : Oktober – Desember 2019

2) Seminar propoosal : November 2019

b) Tahap pelaksanaan yang meliputi :


1) Pengajuan ijin : 15 Oktober 2019

2) Pengumpulan data : 13 Oktober 2019

3.4 Pengumpulan Data

1) Wawancara

Wawancara merupakan alat komunikasi yang memungkinkan saling tukar

informasi, proses yang menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih tinggi dari pada

yang dicapai orang secara sendiri (Mayam, 2013). Wawancara keperawatan mempunyai

tujuan yang spesifik meliputi : pengumpulan dari satu set yang spesifik. Anamase

dilakukan secara langsung antara peneliti dengan pasien meliputi : identitas klien, keluhan

utama, riwayat penyakit sekarang, riwayat penyakit dahulu, riwayat penyakit keluarga,

dll. Sumber informasi dari keluarga, dan perawat lainnya. Alat yang dilakukan untuk

wawancara dalam pengumpulan data dapat berupa alat tulis, buku catatan, kamera

ataupun perekan suara.

2) Observasi dan Pemeriksaan Fisik

Observasi merupakan cara pengumpulan data dengan pengamatan secara

langsung kepada klien untuk mencari perubahan atau hal – hal yang akan diteliti dengan

pemeriksaan fisik meliputi : inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi pada sistem tubuh

klien yang dilakukan secara head to toe menggunakan nursing kit. Terutama pada data

yang mendukung asuhan asuhan keperawatan gerontik yang mengalami stroke dengan

masalah keperawatan defisit perawatan diri di wilayah kerja Puskesmas Mojopanggung

Banyuwangi.

3) Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi dilakuakan dengan cara mendokumentasikan hasil pemeriksaan

diagnostik, hasil evaluasi asuhan keperawatan, hasil data dari rekam medik, dan hasil data

dari buku catatan di Puskesmas Mojopanggung Banyuwangi tahun 2019.

3.5 Uji Keabsahan Data

Untuk mencapai kesimpulan yang valid, maka dilakukan uji keabsahan data terhadap

semua data yang terkumpul. Uji keabsahan data ini dilakukan dengan menggunakan teknik

cek teman sekelompok (Member Cheks). Proses pengecekan data yang diporelah peneliti

kepada pemberi data untuk mengetahui seberapa jauh data yang di peroleh sesuai dengan apa

yang diberikan oleh pemberi data. Apabila data yang ditemukan disepakati oleh para pemberi

data berarti data tersebut valid

Pelaksanaan member check dilakukan dalam forum diskusi kelompok dimana peneliti

menyampaikan temuannya kepada kelompok pemberi data, mungkin ada data yang ditambah,

dikurangi, disepakati, atau ditolak oleh sekelompok pemberi data tersebut. Setelah data

disepakati bersama, maka para pemberi diminta untuk menandatangani supaya otentik dan

sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan member check.

3.6 Analisa Data

Analisa data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena

dengan analisislah, data tersebut dapat diberi arti dan makna yang berguna dalam

memecahkan masalah penelitian (Maryam, 2013). Pengumpulan data dikumpulkan dari hasil

WOD (Wawancara, Observasi, Dokumentasi). Hasil ditulis dalam bentuk catatan lapangan,

kemudian disalin dalam bentuk transkrip (catatan terstruktur).


1) Mereduksi data

Data hasil wawancara yang terkumpul dalam bentuk catatan lapangan dijadikan

satu dalam bentuk transkip dan dikelompokkan menjadi dua subyektif dan obyektif,

dianalisis berdasarkan hasil pemeriksaan diagnostik kemudian dibandingkan nilai

normal.

2) Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan table, gambar, bagan maupun teks naratif.

Kerahasian dari klien dijamin dengan jalan mengamburkan identitas dari klien.

3) Kesimpulan

Dari data yang disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan dengan hasil-

hasil penelitian terlebih dahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi. Data yang terkumpul terkait

dengan data pengkajian, diagnosis, perencanaan, tindakan, evaluasi.

3.7 Etika Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti harus memahami prinsip-

prinsip etika dalam penelitian karena penelitian yanng akan dilakukan menggunakan subyek

manusia, dimana setiap manusia mempunyai hak masing-masing yang tidak dapat dipaksa.

Penelitian ini telah mendapat surat-surat keterangan dan akan dilakukan uji etik dari Komisi

Etik Penelitian Kesehatan (KEPK)Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi. Beberapa

etika dalam melakukan peneltian diantaranya adalah :

Dicantumkan etika yang mendasari penyusunan studi kasus, terdiri dari :

3.7.1 Infomed Consent (persetujuan menjadi klien)


Informed consent terdiri dari dua kata yaitu “informed” yang berarti info atau

keterangan dan “consent” yang berarti persetujuan atau memberi izin, jadi pengertian

informed consent adalah suatu persetujuan atau sumber izin, yang diberikan setelah

mendapatkan informasi. Dengan demikian informed consent dapat di definisikan

sebagai pernyataan pasien atau yang sah mewakilinya yang isinya berupa persetujuan

atas rencana tindakan medis yang diajukan setelah menerima informasi yang cukup

untuk dapat penolakan atau persetujuan. Persetujuan yang akan dilakukan oleh dokter

harus dilakukan adanya pemaksaan. ( Prawirohardjo, 2010).

Persetujuan Tindakan Medik adalah Persetujuan yang diberikan

oleh pasien atau keluarganya atas dasar penjelasan mengenai tindakan

medik yang akan dilakukan terhadap pasien tersebut. Pasien yang

kompeten (dia memahami informasi, menahannya dan mempercayainya dan mampu

membuat keputusan) berhak untuk menolak suatu pemeriksaan atau tindakan

kedokteran, meskipun keputusan pasien tersebut terkesan tidak logis. Kalau hal seperti

ini terjadi dan bila konsekuensi penolakan tersebut berakibat serius maka keputusan

tersebut harus didiskusikan dengan pasien, tidak dengan maksud untuk mengubah

pendapatnya tetapi untuk mengklarifikasi situasinya. Untuk itu perlu dicek kembali

apakah pasien telah mengerti informasi tentang keadaan pasien, tindakan atau

pengobatan, serta semua kemungkinan efek sampingnya. ( Prawirohardjo, 2010).

3.7.2 Anaonimity (tanpa nama)

Anonimity adalah kiasan yang menggambarkan seseorang tanpa nama atau tanpa

identitas pribadi. Dalam pendokumentasian asuhan keperawatan istilah anonimity

dipakai untuk menyembunyikan identitas pasien.


Contoh: contoh nama klien tuan Surya, dapat pendokumentasian asuhan keperawatan,

nama klien ditulis dalam inisial yaitu Tn.S

3.7.3 Confidentiality (Kerahasian)

Confidentiality atau kerahasian adalah pencegahan bagi mereka yanng tidak

berkepentingan dapat mencapai informas, berhubungan data yang diberikan ke pihak

lain untuk keperluan tertentu dan hanya diperbolehkan untuk keperluan tertentu

tersebut.Contoh: data – data yang sifatnya pribadi (seperti nama, tempat, tanggal lahir,

social security number, agama, status perkawinan, penyakit yang pernah diderita, dan

sebagainya) harus dapat di proteksi dalam penggunaan dan penyebarannya.

3.7.4 Respek

Respek diartikan sebagai perilaku perawat yang menghormati klien dan

keluarga. Perawat harus menghargai hak – hak klien.

3.7.5 Otonomi

Otonomi berkaitan dengan hak seseorang untuk mengatur dan

membuat keputusan sendiri, meskipun demikian masih terdapat keterbatasan,

terutama terkait dengan situasi dan kondisi, latar belakang, individu, campur tangan

hukum dan tenaga kesehatan profesional yang ada

3.7.6 Beneficience (Kemurahan hati/nasehat)

Beneficience berkaitan dengan kewajiban untuk melakukan hal yang baik dan

tidak membahayakan orang lain. Apabila prinsip kemurahan mengalahkan prinsip

otonomi, maka disebut paternalisme. Paternalisme adalah perilaku yang berdasarkan

pada apa yang dipercayai oleh profesional kesehatan untuk kebaikan klien, kadang-

kadang tidak melibatkan keputusan dari klien.


3.7.7 Non – malefecence

Prinsip ini berkaitan dengan kewajiban perawatan untuk tidak menimbulkan

kerugian atau cidera pada klien.

3.7.8 Veracity (Kejujuran)

Berkaitan dengan kewajiban perawat untuk mengatakan suatu kebenaran dan

tidak berbohong atau menipu orang lain.

3.7.9 Fidelity (kesetian)

Berkaitan dengan kewajiban perawatan untuk selalu setia pada

kesepakatan dan tanggung jawab yang telah dibuat perawatan harus memegang janji

yang diniatnya pada klien

3.7.10 Justice (Keadilan)

Prinsip keadilan berkaitan dengan kewajiban perawata untuk berlaku adil pada

semua orang dan tidak memihak atau berat sebelah.

Anda mungkin juga menyukai