Pembahasan Diare
Pembahasan Diare
KELOMPOK 5
1. CELIA KRISTIANA PUTRI (15.005)
2. FERI CHRISTIAN (15.014)
3. LEA RINDA ARPITA A. R (15.023)
4. OKTAVIANUS CHRISETYO P.P (15.032)
5. UDIET KHUSHARIYADI (15.042)
TINGKAT 2A
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat
Keperawatan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dan juga kami harapkan kritik dan
3. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, yang
banyak kekurangan dalam menyelesaikan tugas ini, namun demikian kami telah
berusaha sebaik yang kami mampu untuk menyusun tugas ini, oleh karena itu kami
berikutnya. Semoga susunan tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Penyusun
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
PENUTUP
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit,
untuk tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang ditanggulangi.
Dari menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. Menurut data World
Health Organization (WHO) pada tahun 2009, diare adalah penyebab kematian
kedua pada anak dibawah 5 tahun.
Untuk itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang diare dan asuhan
keperawatannya, selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah KDM 1 tetapi
juga untuk memberikan pengetahuan yang mendalam bagi pembaca, mahasiswa
keperawatan khususnya tentang diare. Supaya mahasiswa nantinya dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada Klien yang menderita
penyakit diare.
1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari diare
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit diare
3. Untuk mengetahui patofisiologis diare
4. Untuk mengetahui klasifikasi diare
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis diare
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan diare
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dan contoh kasus diare
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Diare adalah keadaan yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari biasanya (lebih dari 3 kali sehari), disertai dengan perubahan
konsistensi feses (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir.
2.2 Etiologi
a. Faktor Infeksi
1. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak.
2. Infeksi bakteri : Vibrio coma, Ecserchia coli, Salmonella, Shigella,
Compilobacter, Yersenia dan Acromonas.
3. Infeksi virus : Entero virus (Virus echo, Coxechasi dan Poliomyelitis),
Adeno virus, Rota virus dan Astrovirus.
4. Infeksi parasit : Cacing, protozoa dan jamur.
5. Infeksi parental, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alatpencernaan,
sepertiOtitis Media Akut, Tonsilopharingitis dan sebagainya. Keadaan ini
terutama pada bayi dan anak dibawah 2 tahun.
3
2.3 Patofisiologi
1. Diare Akut : diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat
2. Diare Kronis : Diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih dengan
kehilangan berat badan atau berat tidak bertambah selama masa diare tersebut.
Diare kronik sering juga dibagi-bagi lagi menjadi :
Diare persisten : diare yang disebabkan oleh infeksi
4
Protracted diare : diare yang berlangsung lebih dari dua minggu dengan feses
cair dan frekuensi 4x atau lebih perhari
Diare intraktabel : diare yang timbul berulang kali dalam waktu yang
singkat (misalnya 1-3 bulan)
Prolonged diare : diare yang berlangsung lebih dari 7 hari
Chronic non specific diaarhea : diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu
tetapi tidak disertai gangguan pertimbuhan dan tidak ada tanda-tanda infeksi
maupun malabssorpsi.
5
2.6 Penatalaksanaan
1. Dehidrasi
2. Diagnosis
3. Diet
4. Defisiensi disakarida
5. Drugs
Pada Klien dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi dan
bila anak mau minum serta kesadaran baik diberikan peroral berupa
cairan yang berisi NaCl dan NaHCO3, KCI dan glukosa. Formula
lengkap sering disebut juga oralit. Cairan sederhana yang dapat dibuat
sendiri (formula tidak lengkap)hanya mengandung garam dan gula (NaCl
dan sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk pengobatan
sementara sebelum di bawah berobat ke rumah sakit pelayanan kesehatan
untuk mencegah dehidrasi lebih jauh.
Pada dehidrasi ringan diberikan :
1. Oralit + cairan
2. ASI/susu yang sesuai
3. Antibiotika (hanya kalau perlu saja)
Pada dehidrasi sedang, penderita tidak perlu dirawat dan diberikan :
a) Seperti pengobatan dehidrasi ringan
b) Bila tidak minum ASI :
1. Kurang dari 1 tahun LLM dengan takaran 1/3, 2/3 penuh
ditambah oralit.
2. Untuk umur 1 tahun lebih , BB 7 kg lebih : teh, biskuit, bubur
dan seterusnya selain oralit. Formula susu dihentikan dan baru
dimulai lagi secara realimentasi setalh makan nasi.
Pada dehidrasi berat, penderita harus dirawat di RS.
6
2.7 Asuhan Keperawatan Dan Contoh Kasus
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Keluhan Utama
Biasanya klien sering mengeluhkan Feces semakin cair, muntah,
terjadinya dehidrasi, dan berat badan menurun.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk rumah sakit dengan keluhan berat badan
menurun dari biasanya, nafas cepat, mudah letih dan sakit kepala.
Klien juga tidak mau makan, nyeri dada, cepat kenyang, nyeri
abdomen, mual dan muntah, serta feses yang encer.
c. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Biasanaya klien mengatakan pernah mengkonsumsi alkohol dan obat –
obatan seperti OAINS/NSAID, Kortikosteroid, Aspirin. Sering jajan
disembarang tempat sehingga kebersihannya tidak terjaga.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada keluarga klien yang menderita penyakit yang sama
e. Pengkalian 11 Pola Fungsional Gordon
7
6) Pola Persepsi dan Kognitif
Biasanya klien masih dapat menerima informasi namun kurang
berkonsentrasi karena nyeri pada abdomennya.
7) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Biasanya klien mengalami gangguan konsep diri karena
kebutuhan fisiologisnya terganggu sehingga aktualisasi diri tidak
tercapai pada fase sakit.
8) Pola Peran dan Hubungan
Biasanya klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga
dan peran klien pada kehidupan sehari-hari mengalami gangguan
(ex: tidak dapat menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga).
9) Pola Seksual – Reproduksi
Biasanya klien mengalami gangguan seksual- reproduksi (ex:
tidak teraturnya siklus menstruasi).
10) Pola Koping – Toleransi Stress
Biasanya klien mengalami kecemasan yang berangsur-angsur
dapat menjadi pencetus stress.
11) Pola Nilai & Kepercayaan
Biasanya klien tidak dapat melaksanakan sholat seperti biasanya
Karena posisi klien dalam keadaan tirah baring.
f. Pemeriksaan Fisik
1) Pemeriksaan psikologis :
keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai
koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak
cepat
2) Pemeriksaan sistematik :
Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut
dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
Perkusi : adanya distensi abdomen.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
3) Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak
dehidrasi sehingga berat badan menurun.
8
4) Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu
untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.
2. Diagnosa Keperawatan
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi :
9
3) Timbang berat badan setiap hari dan pantau kemajuannya
Intervensi :
10
4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam
R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.
5) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu
obat-obatan atau vitamin ( A)
Intervensi :
11
Intervensi :
PATHWAYS
12