Anda di halaman 1dari 15

TUGAS KDM 1

ASUHAN KEPERAWATAN GASTROENTERITIS

KELOMPOK 5
1. CELIA KRISTIANA PUTRI (15.005)
2. FERI CHRISTIAN (15.014)
3. LEA RINDA ARPITA A. R (15.023)
4. OKTAVIANUS CHRISETYO P.P (15.032)
5. UDIET KHUSHARIYADI (15.042)

TINGKAT 2A

AKADEMI KEPERAWATAN PEMKAB TRENGGALEK

i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat

dan Ridhonya, kelompok kami dapat menyelesaikan Tugas Mata Kuliah

“KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH 1” dengan judul “ASUHAN

KEPERAWATAN GASTROENTERITIS” dengan lancar dan semoga dapat

bermanfaat untuk kita semua, khususnya kami sebagai mahasiswa Akademi

Keperawatan Pemerintah Kabupaten Trenggalek dan juga kami harapkan kritik dan

saran dari bapak/ibu dosen untuk memperbaiki dan menyempurnakan tugas-tugas

mata kuliah selanjutnya.

Dengan ini kami ucapkan terimakasih kepada :

1. Ns. Rahayu Niningasih., S.Kep.,M.Kes, selaku Direktur Akademi

Keperawatan Trenggalek, yang telah memperkenankan kami menimba

ilmu didalam Akademi ini, sehingga kami mendapatkan tugas

Komunikasi ini dan dengan antusias kami mengerjakan dengan sebaik

yang kami mampu.

2. Ns. Dewi Wulandari, S.Kep. selaku Dosen Mata Kuliah Keperawatan

Medikal Bedah 1 yang telah memberikan bimbingan kepada kami untuk

menyelesaikan tugas ini dengan baik.

3. Serta semua pihak yang telah membantu terselesaikannya tugas ini, yang

tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Kami selaku kelompok penyusun menyadari dengan sangat bahwa masih

banyak kekurangan dalam menyelesaikan tugas ini, namun demikian kami telah

berusaha sebaik yang kami mampu untuk menyusun tugas ini, oleh karena itu kami

harapkan saran dan pembelajaran yang membangun demi penyelesaian tugas

berikutnya. Semoga susunan tugas ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Trenggalek, 22 September 2016

Penyusun

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

Halaman judul .................................................................................................................... i

Kata Pengantar ................................................................................................................. ii

Daftar Isi ........................................................................................................................... iii

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang ...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan masalah .................................................................................................. 1

1.3 Tujuan .................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Diare ........................................................................................................ 3

2.2 Etiologi Diare ........................................................................................................ 3

2.3 Patofisiologi Diare ................................................................................................. 4

2.4 Klasifikasi Diare .................................................................................................... 4

2.5 Manifestasi Klinis Diare ........................................................................................ 5

2.6 Penatalaksanaan ..................................................................................................... 6

2.7 Asuhan Keperawatan dan Contoh Kasus Diare ..................................................... 7

PENUTUP

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................... 39

3.2 Saran ................................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 40

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare sampai saat ini masih menjadi masalah utama di masyarakat yang sulit,
untuk tahun ke tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang ditanggulangi.
Dari menyebabkan mortalitas dan malnutrisi pada anak. Menurut data World
Health Organization (WHO) pada tahun 2009, diare adalah penyebab kematian
kedua pada anak dibawah 5 tahun.

Berbagai faktor mempengaruhi terjadinya kematian, malnutrisi, ataupun


kesembuhan pada Klien penderita diare. Pada balita, kejadian diare lebih
berbahaya disbanding tubuh balita yang lebih banyak komposisi dikarenakan
orang dewasa pada mengandung air dibanding dewasa. Jika terjadi diare, balita
lebih rentan mengalami dehidrasi dan komplikasi lainnya yang dapat merujuk
pada malnutrisi ataupun kematian.

Untuk itu dalam makalah ini kami akan membahas tentang diare dan asuhan
keperawatannya, selain untuk memenuhi tugas dari mata kuliah KDM 1 tetapi
juga untuk memberikan pengetahuan yang mendalam bagi pembaca, mahasiswa
keperawatan khususnya tentang diare. Supaya mahasiswa nantinya dapat
memberikan asuhan keperawatan yang tepat kepada Klien yang menderita
penyakit diare.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari diare?


2. Apa saja etiologi dari penyakit diare?
3. Bagaimana patofisiologis dari penyakit diare?
4. Apa saja klasifikasi dari penyakit diare?
5. Bagaimana Manifestasi klinis dari penyakit diare?
6. Bagaimana penatalaksanaan diare?
7. Bagiamana asuhan keperawatan dan contoh kasus diare?

1
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui definisi dari diare
2. Untuk mengetahui etiologi dari penyakit diare
3. Untuk mengetahui patofisiologis diare
4. Untuk mengetahui klasifikasi diare
5. Untuk mengetahui manifestasi klinis diare
6. Untuk mengetahui penatalaksanaan diare
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan dan contoh kasus diare

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi
Diare adalah keadaan yang ditandai dengan bertambahnya frekuensi defekasi
lebih dari biasanya (lebih dari 3 kali sehari), disertai dengan perubahan
konsistensi feses (menjadi cair), dengan/tanpa darah dan/atau lendir.

2.2 Etiologi
a. Faktor Infeksi
1. Infeksi enternal yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab
utama diare pada anak.
2. Infeksi bakteri : Vibrio coma, Ecserchia coli, Salmonella, Shigella,
Compilobacter, Yersenia dan Acromonas.
3. Infeksi virus : Entero virus (Virus echo, Coxechasi dan Poliomyelitis),
Adeno virus, Rota virus dan Astrovirus.
4. Infeksi parasit : Cacing, protozoa dan jamur.
5. Infeksi parental, yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alatpencernaan,
sepertiOtitis Media Akut, Tonsilopharingitis dan sebagainya. Keadaan ini
terutama pada bayi dan anak dibawah 2 tahun.

b. Bukan faktor infeksi


1. Alergi makanan : susu dan protein.
2. Gangguan metabolik atau malabsorbsi.
3. Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan.
4. Obat-obatan seperti antibiotik.
5. Penyakit usus seperti Colitis ulserative, crohn disease dan enterocolitis.
6. Faktor psikologis : rasa tahut dan cemas.
7. Obstruksi usus.

3
2.3 Patofisiologi

Penyebab gastroenteritis terdiri dari faktor infeksi, faktor malabsorbsi, faktor


makanan, dan faktor psikologis. Pertama, faktor infeksi akan mengalami reaksi
inflamasi sehingga terjadi peningkatan sekresi cairan dan elektrolit yang
menyebabkan isi rongga usus meningkat. Kedua, faktor malabsorbsi makanan di
usus menyebabkan tekanan osmotik meningkat dan terjadi pergeseran cairan &
elektrolit ke usus, sehingga juga meneybabkan isi rongga usus meningkat. Ketiga
faktor makanan, dimana faktor makanan disini adlah makanan yang beracun, basi
maupun alergi terhadap makanan dimana hal ini akan menyebabkan gangguan
motilitas usus. Keempat, faktor psikologis (cemas atau rasa takut yag berlebih)
yang menyebabkan adanya rangsangan simpatis dan juga terjadi gangguan
motilitas usus. Gangguan motilitas usus terbagi menjadi 2, yaitu hipermotilitas
dan hipomotilitas. Hipermotilitas akan menyebabkan terjadinya peningkatan
sekresi air & elektrolit, sedangkan hipomotilitas akan menyebabkan adanya
pertumbuhan bakteri. Terjadinya peningkatan di isi rongga usus, sekresi air dan
elektrolit, serta adanya pertumbuhan bakteri menyebabkan terjadi penyakit
gastroenteritis.
Gastroenteritis memiliki gejala dehidrasi yaitu kehilangan cairan & elektrolit
tubuh dimana pada saat itu terjadi penurunan volume cairan ekstra sel dan juga
terjadi penurunan cairan interstesial yang menyebabkan turgor kulit menurun,
maka dalam hal ini timbul masalah yaitunya kekurangan volume cairan dan
cemas pada kliennya. Gejala yang kedua yaitu kerusakan mukosa usus yang
menyebabkan si penderita merasakan nyeri. Gejala yang ketiga adalah sering
terjadinya defekasi yang menyebabkan terjadi resiko kerusakan integritas kulit.
Gejala selanjutnya adalah terjadinya peningkatan eksresi sedangakan asupan
nutrisi tidak terpenuhi, pada hal terjadi ketidakseimbangan nutrisi.

2.4 Klasifikasi diare

Klasifikasi diare menurut Prof. dr. Sudaryat Suraatmaja, SpA (2005) :

1. Diare Akut : diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang
sebelumnya sehat
2. Diare Kronis : Diare yang berlanjut sampai 2 minggu atau lebih dengan
kehilangan berat badan atau berat tidak bertambah selama masa diare tersebut.
Diare kronik sering juga dibagi-bagi lagi menjadi :
 Diare persisten : diare yang disebabkan oleh infeksi

4
 Protracted diare : diare yang berlangsung lebih dari dua minggu dengan feses
cair dan frekuensi 4x atau lebih perhari
 Diare intraktabel : diare yang timbul berulang kali dalam waktu yang
singkat (misalnya 1-3 bulan)
 Prolonged diare : diare yang berlangsung lebih dari 7 hari
 Chronic non specific diaarhea : diare yang berlangsung lebih dari 3 minggu
tetapi tidak disertai gangguan pertimbuhan dan tidak ada tanda-tanda infeksi
maupun malabssorpsi.

Tahapan dehidrasi menurut Ashwill dan Droske (1977) :

1 Dehidrasi ringan : dimana berat badan menurun 3 – 5 % dengan volume


cairan yang hilang kurang dari 50 ml/kgBB.
2 Dehidrasi sedang : dimana berat badan menurun 6 – 9 % dengan volume
cairan yang hilang kurang dari 50 – 90 ml/kgBB.
3 Dehidrasi berat : dimana berat badan menurun lebih dari 10 % dengan volume
cairan yang hilang sama dengan atau lebih dari 100 ml/kgBB.

2.5 Manifestasi Klinis Diare


1. Peningkatan frekuensi dan kandungan cairan feses
2. Kram abdomen, distensi, bising usus (borborigmus), anoreksia, dan rasa
haus
3. Kontraksi spasmodic yang sakit dari anus dan mengejan tidak efektif
(tenesmus) mungkin terjadi setiap kali defekasi
4. Gejala mual muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare
5. Bila penderita telah banyak kehilangan air dan elektrolit, terjadilah gelaja
dehidrasi, dimana jumlah urine menurun, turgor kulit jelek, kulit kering,
terdapat fontanel dan mata yang cekung serta terjadi penurunan tekanan
darah, pada bayi ubun-ubun besar cekung
6. Berat badan turun, respirasi cepat dan dalam
7. Feses yang banyak mengandung air menandakan penyakit usus halus
8. Feses yang lunak, semipadat berkaitan dengan kelainan kolon
9. Feses berwarna keabu-abuan menandakan malabssorpsi usus
10. Terjadi perubahan tingkah laku seperti rewel, iritabel, lemah, pucat,
konvulsi, flasiddity dan merasa nyeri pada saat buang air besar.

5
2.6 Penatalaksanaan

Dasar-dasar penatalaksanaan diare pada anak adalah : (5 D)

1. Dehidrasi
2. Diagnosis
3. Diet
4. Defisiensi disakarida
5. Drugs
 Pada Klien dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa dehidrasi dan
bila anak mau minum serta kesadaran baik diberikan peroral berupa
cairan yang berisi NaCl dan NaHCO3, KCI dan glukosa. Formula
lengkap sering disebut juga oralit. Cairan sederhana yang dapat dibuat
sendiri (formula tidak lengkap)hanya mengandung garam dan gula (NaCl
dan sukrosa), atau air tajin yang diberi garam dan gula untuk pengobatan
sementara sebelum di bawah berobat ke rumah sakit pelayanan kesehatan
untuk mencegah dehidrasi lebih jauh.
 Pada dehidrasi ringan diberikan :
1. Oralit + cairan
2. ASI/susu yang sesuai
3. Antibiotika (hanya kalau perlu saja)
 Pada dehidrasi sedang, penderita tidak perlu dirawat dan diberikan :
a) Seperti pengobatan dehidrasi ringan
b) Bila tidak minum ASI :
1. Kurang dari 1 tahun LLM dengan takaran 1/3, 2/3 penuh
ditambah oralit.
2. Untuk umur 1 tahun lebih , BB 7 kg lebih : teh, biskuit, bubur
dan seterusnya selain oralit. Formula susu dihentikan dan baru
dimulai lagi secara realimentasi setalh makan nasi.
 Pada dehidrasi berat, penderita harus dirawat di RS.

Pengobatan diare lebih mengutamakan pemberian cairan, kalori dan


elektrolit yang bisa berupa larutan oralit (garam diare) guna mencegah
terjadinya dehidrasi berat, sedangkan

6
2.7 Asuhan Keperawatan Dan Contoh Kasus
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
a. Keluhan Utama
Biasanya klien sering mengeluhkan Feces semakin cair, muntah,
terjadinya dehidrasi, dan berat badan menurun.
b. Riwayat Kesehatan Sekarang
Biasanya klien masuk rumah sakit dengan keluhan berat badan
menurun dari biasanya, nafas cepat, mudah letih dan sakit kepala.
Klien juga tidak mau makan, nyeri dada, cepat kenyang, nyeri
abdomen, mual dan muntah, serta feses yang encer.
c. Riwayat Kesehatan Terdahulu
Biasanaya klien mengatakan pernah mengkonsumsi alkohol dan obat –
obatan seperti OAINS/NSAID, Kortikosteroid, Aspirin. Sering jajan
disembarang tempat sehingga kebersihannya tidak terjaga.
d. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ada keluarga klien yang menderita penyakit yang sama
e. Pengkalian 11 Pola Fungsional Gordon

1) Pola Persepsi – Manajemen Kesehatan


Biasanya klien tidak mengetahui penyebab penyakitnya,
Kebersihan klien sehari-sehari kurang baik.
2) Pola Nutrisi Metabolik
Biasanya klien tidak mau makan, dan klien mengalami
penurunan berat badan.
3) Pola Eliminasi
Biasanya klien BAB lebih dari 4 kali sehari, dan BAK jarang.
4) Pola Latihan dan Aktivitas
Biasanya klien mengalami gangguan aktivitas karena kondisi
tubuh yang lemah dan adanya nyeri akibat distensi abdomen,
aktivitas klien dibantu keluarga/ orang lain.
5) Pola Istirahat dan Tidur
Biasanya klien mengalami gangguan istirahat dan tidur karena
adanya distensi abdomen yang akan menimbulkan rasa tidak
nyaman.

7
6) Pola Persepsi dan Kognitif
Biasanya klien masih dapat menerima informasi namun kurang
berkonsentrasi karena nyeri pada abdomennya.
7) Pola Persepsi dan Konsep Diri
Biasanya klien mengalami gangguan konsep diri karena
kebutuhan fisiologisnya terganggu sehingga aktualisasi diri tidak
tercapai pada fase sakit.
8) Pola Peran dan Hubungan
Biasanya klien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga
dan peran klien pada kehidupan sehari-hari mengalami gangguan
(ex: tidak dapat menjalankan peran sebagai ibu rumah tangga).
9) Pola Seksual – Reproduksi
Biasanya klien mengalami gangguan seksual- reproduksi (ex:
tidak teraturnya siklus menstruasi).
10) Pola Koping – Toleransi Stress
Biasanya klien mengalami kecemasan yang berangsur-angsur
dapat menjadi pencetus stress.
11) Pola Nilai & Kepercayaan
Biasanya klien tidak dapat melaksanakan sholat seperti biasanya
Karena posisi klien dalam keadaan tirah baring.

f. Pemeriksaan Fisik

1) Pemeriksaan psikologis :
keadaan umum tampak lemah, kesadaran composmentis sampai
koma, suhu tubuh tinggi, nadi cepat dan lemah, pernapasan agak
cepat
2) Pemeriksaan sistematik :
Inspeksi : mata cekung, ubun-ubun besar, selaput lendir, mulut
dan bibir kering, berat badan menurun, anus kemerahan.
Perkusi : adanya distensi abdomen.
Palpasi : Turgor kulit kurang elastis
Auskultasi : terdengarnya bising usus.
3) Pemeriksaan tingkat tumbuh kembang.
Pada anak diare akan mengalami gangguan karena anak
dehidrasi sehingga berat badan menurun.

8
4) Pemeriksaan penunjang.
Pemeriksaan tinja, darah lengkap dan duodenum intubation yaitu
untuk mengetahui penyebab secara kuantitatip dan kualitatif.

2. Diagnosa Keperawatan

a) Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan tidak


adekuatnya intake nutrisi.
b) Ketidakseimbangan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh berhubungan
dengan output yang berlebih.
c) Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi sekunder
terhadap diare,dehidrasi.
d) Gangguan integritas kulit berhubungan dengan peningkatan frekuensi diare.

3. Intervensi Keperawatan

Ketidakseimbangan kebutuhan cairan dan elektrolit dalam tubuh


berhubungan dengan output yang berlebih

Tujuan: setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam


keseimbangan dan elektrolit dipertahankan secara maksimal
Kriteria hasil :

o Tanda vital dalam batas normal (RR : 16-20x/mnt , N : 80-100x/mnt , S :


36,5-37,5oC, TD : 110-140 / 70-90 mmHg)
o Menampilkan hidrasi yang baik (turgor elastik/normal , membran mukosa
bibir basah, kulit lembab, ubun-ubun tidak cekung)
o Konsistensi BAB lembek, frekwensi 1 kali perhari

Intervensi :

1) Pantau tanda dan gejala kekurangan cairan dan elektrolit

R/ Penurunan sisrkulasi volume cairan menyebabkan kekeringan mukosa


dan pemekatan urin. Deteksi dini memungkinkan terapi pergantian cairan
segera untuk memperbaiki defisit

2) Pantau intake dan output

R/ Dehidrasi dapat meningkatkan laju filtrasi glomerulus membuat


keluaran tak aadekuat untuk membersihkan sisa metabolisme.

9
3) Timbang berat badan setiap hari dan pantau kemajuannya

R/ Mendeteksi kehilangan cairan , penurunan 1 kg BB sama dengan


kehilangan cairan 1 lt

4) Anjurkan keluarga untuk memberi minum banyak pada kien,2-3 lt/hr

R/ Mengganti cairan dan elektrolit yang hilang secara oral

5) Kolaborasi dengan tim medis lain dalam :


 Pemeriksaan laboratorium serum elektrolit (Na, K,Ca, BUN)
R/ koreksi keseimbang cairan dan elektrolit, BUN untuk mengetahui faal
ginjal (kompensasi).
 Cairan parenteral ( IV line ) sesuai dengan umur
R/ Mengganti cairan dan elektrolit secara adekuat dan cepat.
 Obat-obatan : (antisekresin, antispasmolitik, antibiotik)
R/ anti sekresi untuk menurunkan sekresi cairan dan elektrolit agar
simbang, antispasmolitik untuk proses absorbsi normal, antibiotik sebagai
anti bakteri berspektrum luas untuk menghambat endotoksin.

Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan


tidak adekuatnya intake nutrisi

Tujuan: setelah dilakukan tindakan perawatan selama dirumah di RS


kebutuhan nutrisi terpenuhi
Kriteria hasil:

o Nafsu makan meningkat


o BB meningkat atau normal sesuai umur

Intervensi :

1) Diskusikan dan jelaskan tentang pembatasan diet (makanan berserat


tinggi, berlemak dan air terlalu panas atau dingin)
R/ Serat tinggi, lemak,air terlalu panas / dingin dapat merangsang
mengiritasi lambung dan sluran usus.
2) Ciptakan lingkungan yang bersih, jauh dari bau yang tak sedap atau
sampah, sajikan makanan dalam keadaan hangat
R/ situasi yang nyaman, rileks akan merangsang nafsu makan.
3) Berikan jam istirahat (tidur) serta kurangi kegiatan yang berlebihan
R/ Mengurangi pemakaian energi yang berlebihan

10
4) Monitor intake dan out put dalam 24 jam
R/ Mengetahui jumlah output dapat merencenakan jumlah makanan.
5) Kolaborasi dengan tim kesehatan lain :
 terapi gizi : Diet TKTP rendah serat, susu
 obat-obatan atau vitamin ( A)

R/ Mengandung zat yang diperlukan , untuk proses pertumbuhan

Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi dampak


sekunder dari diare,dehidrasi

Tujuan: Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 1x 24 jam tidak terjadi


peningkatan suhu tubuh
Kriteria hasil:

 Suhu tubuh dalam batas normal ( 36,5-37,5O C)


 Tidak terdapat tanda infeksi (kalor, rubor, dolor, tumor, fungsiolesa)

Intervensi :

1) Monitor suhu tubuh setiap 2 jam


R/ Deteksi dini terjadinya perubahan abnormal fungsi tubuh ( adanya
infeksi)
2) Berikan kompres hangat
R/ merangsang pusat pengatur panas untuk menurunkan produksi panas
tubuh
3) Kolaborasi pemberian antipirektik
R/ Merangsang pusat pengatur panas di otak
Gangguan integritas kulit perianal berhubungan dengan peningkatan
frekwensi BAB (diare)

Tujuan: Setelah dilakukan tindaka keperawtan selama di rumah sakit


integritas kulit tidak terganggu
Kriteria hasil:

o Tidak terjadi iritasi : kemerahan, lecet, kebersihan terjaga


o Keluarga mampu mendemontrasikan perawatan perianal dengan baik dan
benar

11
Intervensi :

1) Diskusikan dan jelaskan pentingnya menjaga tempat tidur


R/ Kebersihan mencegah perkembang biakan kuman
2) Demontrasikan serta libatkan keluarga dalam merawat perianal (bila
basah, mengganti pakaian bawah serta alasnya)
R/ Mencegah terjadinya iritassi kulit yang tak diharapkan oleh karena
kelebaban dan keasaman feces
3) Atur posisi tidur atau duduk dengan selang waktu 2-3 jam
R/ Melancarkan vaskulerisasi, mengurangi penekanan yang lama sehingga
tak terjadi iskemi dan irirtasi

PATHWAYS

12

Anda mungkin juga menyukai