Anda di halaman 1dari 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Bilirubin

Ikterus fisiologis (bilirubin) adalah ikterus yang terjadi karena


metabolisme normal bilirubin pada bayi baru lahir usia minggu pertama.
Peninggian kadar bilirubin terjadi pada hari ke 2 dan ke 3 serta mencapai
puncaknya pada hari ke 5 sampai ke 7, kemudian menurun pada hari ke 10-14
(Asrining Surasmi, 2003).

Bilirubin atau jaundice adalah suatu keadaan dimana jaringan berwarna


kekuning-kuningan akibat deposisi bilirubin yang terjadi apabila kabar bilirubin
darah mencapai 2mg/dL (Klinikmedis, 2007).

Ikterus neonatorum atau yang sering di sebut bilirubin pada bayi adalah
kondisi munculnya warna kuning dikulit dan selaput mata pada bayi baru lahir
karena adanya bilirubin (pigmen empedu) pada kulit dan selaput mata akibat
peningkatan kadar bilirubin dalam darah (Hiperbilirubin) (Masmoki, 2008).

2.2 Pengertian Fototerapi

Fototerapi atau terapi cahaya adalah bentuk pengobatan untuk kulit dengan
menggunakan panjang gelombang cahaya buatan dari ultraviolet (cahaya biru),
bagian dari spektrum matahari. Dengan cara ini, cahaya dari panjang gelombang
tertentu dapat disampaikan dengan intensitas yang lebih tinggi.

Fototerapi adalah penggunaan sinar, khususnya sinar ultra violet (UV)


untuk penanganan terhadap beberapa kondisi medis, dimana sinar UV dihasilkan
oleh sumber sinar artifisil.

Fototerapi merupakan sebuah metode penyembuhan (pemulihan) yang


memerlukan jadwal khusus yang terstruktur secara rutin untuk menunjang
keberhasilan penyembuhan seseorang. Selain itu, diperlukan skil serta sertifikasi
khusus bagi seorang tenaga fototerapi karena metode ini membutuhkan keahlian
yang spesifik.

Fototerapi rumah sakit merupakan tindakan yang efektif untuk mencegah


kadar total bilirubin serum (TBS) meningkat. Uji klinis telah divalidasi kemajuan
fototerapi dalam mengurangi hiperbilirubinemia tak konjungasi yang berlebihan,
dan implementasinya telah secara drastis membatasi penggunaan transfusi tukar
(Bhutani, 2011).

2.3 Standar Oprasional Prosedur (SOP) Fototerapi Pada Bayi

1. Pengertian
Pemberian terapi sinar pada bayi baru lahir dengan pajanan sinar
berintensitas tinggi dan bersepektrum terlihat untuk mengurangi kadar
bilirubin indireks.
2. Tujuan
Untuk mengurangi kadar bilirubin
3. Indikasi
Anak dengan kadar bilirubin indireks melebihi batas normal (normal 0.60-
10.50 mg/dL).
4. Persiapan Pasien
a. Pastikan identitas pasien
b. Kaji kondisi anak (adanya hambatan, riwayat perdarahan, fraktur).
c. Jaga privasi pasien
d. Jelaskan maksud dan tujuan pada anak/keluarga
e. Libatkan orang tua/pengasuh
5. Persiapan Alat
a. Penutup mata
b. Penutup plastik
c. Lampu fluorense
d. Box bayi
e. Alas box bayi
6. Persiapan Perawat
a. Lakukan pengkajian : umur, prematuritas, baca catatan keperawatan
dan medis
b. Rumuskan diagnosa terkait
c. Buat perencanaan tindakan (intervensi)
d. Kaji kebutuhan tenaga perawat, minta perawat lain membantu jika
perlu
e. Cuci tangan dan siapkan alat
7. Cara Kerja
a. Berikan salam, perkenalkan nama dan tanggung jawab perawat
b. Jelaskan prosedur, tujuan dan lamanya tindakan pada keluarga
c. Berikan kesempatan keluarga untuk bertanya
d. Berikan petunjuk alternatif komunikasi jika keluarga merasa tidak
nyaman dengan prosedur yang di lakukan
e. Jaga privasi pasien
f. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan dengan handuk
g. Siapkan box dengan penutup plastik dibawahnya untuk menghindari
cidera apabila lampu pecah
h. Hangatkan ruangan box dengan menyalakan lampu sehingga suhu
dibawah sinar lampu hingga suhu 28-30 0c
i. Nyalakan lampu dan pastikan semua lampu fluorense menyala
j. Ganti tabung lampu yang sudah terbakar, pemakaian 2000 jam atau 3
bulan walaupun lampu masih bekerja
k. Pasang sprei putih/alas kasur pada pelbet, tempat tidur bayi atau
ingkubator dan letakan tirai putih disekitarnya untuk memantulkan
kembali sinar ke bayi sebanyak mungkin
l. Letakan bayi di bawah sinar fototerapi
m. Cahaya diberikan pada jarak 35-50 cm di atas bayi
n. Jika berat badan diatas 2 kg, letakan bayi telanjang
o. Tutupi mata bayi dengan penutup mata
p. Ubah posisi bayi setiap 3 jam sekali
q. Posisi saat fototerapi

r. Pastikan bayi juga di berikan makan dan minum


s. Ukur suhu bayi, bila lebih dari 37,50c hentikan sementara
t. Cek kadar bilirubim setelah 12 jam
u. Hentikan bila selama 3 hari bilirubin tidak terukur
v. Rapikan alat
w. Cuci tangan
8. Evaluasi
a. Evaluasi respon pasien
b. Berikan reinforcement positif
c. Lakukan kontak untuk tindakan selanjutnya
d. Akhiri pertemuan dengan cara yang baik
9. Dokumentasi
a. Catat tindakan yang sudah dilakukan, tanggal dan jam pelaksanaan
pada catatan keperawatan
b. Catat respon pasien dan hasil pemeriksaan
c. Dokumentasikan evaluasi tindakan : SOAP

Anda mungkin juga menyukai