Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Jl. TB Simatupang No.1, RT.1/RW.5, Ragunan, Kec. Ps. Minggu, Kota Jakarta Selatan,
Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12550
Disusun Oleh :
B. KONSEP TRIAGE
1. Definisi Triage
Perkembangan triase modern tak lepas dari pengembangan sistim layanan
gawat darurat. Kehidupan yang semakin kompleks menyebabkan terjadi revolusi
sistem triase baik di luar rumah sakit maupun dalam rumah sakit. Kata triase
berasal dari bahasa perancis trier, yang artinya menyusun atau memilah. Proses
pemilahan di dunia medis pertama kali dilaksanakan sekitar tahun 1792 oleh
Baron Dominique Jean Larrey, seorang dokter kepala di Angkatan perang
Napoleon. Seiring dengan berkembangnya penelitian di bidang gawat darurat,
sejak tahun 1950an diterapkan metode triase di rumah sakit di Amerika Serikat,
namun belum ada struktur yang baku. Seiring dengan perkembangan keilmuan
dibidang gawat darurat, triase rumah sakit modern sudah berkembang menjadi
salah satu penentu arus pasien dalam layanan gawat darurat.
Triage merupakan proses khusus memilah Pasien berdasarkan beratnya cedera
atau penyakit untuk menentukan jenis penanganan/intervensi kegawatdaruratan.
Triase dilakukan berdasarkan prioritas ABCDE (Airway, Breathing, Circulation,
Disability, Environment) dan tidak disertai tindakan/intervensi medis
(PERMENKES RI No. 47 Th. 2018). Triage melibatkan pemilahan pasien
berdasarkan sumber daya yang dibutuhkan untuk perawatan dan sumber daya
yang sebenarnya tersedia. Urutan perawatan didasarkan pada prioritas ABC (jalan
napas dengan serviks perlindungan tulang belakang, pernapasan, dan
sirkulasi dengan kontrol perdarahan). Faktor lain yang bisa memengaruhi triase
dan prioritas perawatan termasuk tingkat keparahan cedera, kemampuan
untuk bertahan hidup, dan sumber daya yang tersedia (ATLS, 2018).
Triage juga termasuk pemilahan pasien di lapangan untuk membantu
menentukan medis penerima yang sesuai fasilitas. Aktivasi tim trauma dapat
dipertimbangkan untuk pasien yang terluka parah. Personil pra-rumah sakit
dan direktur medis mereka bertanggung jawab untuk memastikan hal itu pasien
yang tepat tiba di rumah sakit yang tepat. Misalnya, melahirkan seorang pasien
yang sudah menopang trauma parah ke rumah sakit selain pusat trauma tidak
pantas ketika pusat seperti itu tersedia. Penilaian trauma pra- rumah sakit
seringkali bermanfaat dalam mengidentifikasi pasien yang terluka parah yang
membutuhkan transportasi ke pusat trauma (ATLS, 2018).
Triase memiliki arti sama dengan menentukan urgensi perawatan dan hal ini
umum di Emergency Departement di Inggris (UK). Proses kuncinya adalah:
a. Penilaian cepat
b. Mengidentifikasi masalah yang mengancam jiwa atau anggota tubuh
c. Inisiasi investigasi
d. Menyediakan analgesia
e. Mengendalikan aliran pasien (Oxford Handbooks Of Emergency Nursing,
2017).
Sebuah konsensus nasional dicapai antara perawat senior dan dokter dari
organisasi profesional di Inggris pada 1990-an tentang kategori triase, waktu, dan
nomenklatur.
2. Kategori Triage
Situasi triase dikategorikan sebagai banyak korban atau korban massal (ATLS,
2018).
a. Banyak Korban
Insiden multi-korban adalah yang di dalamnya terjadi jumlah
pasien dan tingkat keparahan cedera mereka tidak melebihi kemampuan
fasilitas untuk memberikan perawatan. Dalam kasus seperti itu, pasien dengan
masalah yang mengancam jiwa dan yang mengalami cedera multi-sistem
adalah dirawat terlebih dahulu.
b. Korban Massal
Dalam peristiwa massal-korban, jumlah pasien dan tingkat keparahan
cedera mereka benar-benar melebihi kemampuan fasilitas dan staf. Dalam
kasus seperti itu, pasien mengalami peluang terbesar untuk bertahan hidup dan
membutuhkan paling sedikit pengeluaran waktu, peralatan, persediaan, dan
personel diperlakukan terlebih dahulu.
3. Tujuan Triage
Triage merupakan proses dalam menggolongkan pasien menurut tipe
keparahan atau tingkat kegawatan pasien. Hal ini dilakukan bertujuan :
a. Menstabilkan pasien, mengidentifikasi cidera/kelainanpengancam jiwa
serta untuk memulai tindakan, atau mengidentifikasi kondisi mengancam
jiwa
b. Menempatkan prioritas pertama pada pasien dengan gawat darurat,
sehingga mampu memperhitungkan efisiensi waktu yang diperlukan dalam
setiap penanganan yang dilakukan kepada pasien.
4. Sistem Triage
Sistem triase dikelompokkan menjadi tiga kelas termasuk sistem triase primer
(dewasa dan anak-anak), sistem triase sekunder dan rumah sakit. Sistem triase
primer yang telah diidentifikasi meliputi START, Homebush triage Standard,
Sieve, CareFlight, STM, Military, CESIRA Protocol, MASS, Revers, CBRN
Triage, Burn Triage, META Triage, Mass Gathering Triage, SwiFT Triage,
MPTT, TEWS Triage, Medical Triage, SALT, mSTART, ASAV. Sistem triase
yang diidentifikasi untuk anak-anak adalah Jump START dan PTT. Selain itu,
sistem SAVE dan Sort triage diidentifikasi sejauh triage sekunder
dipertimbangkan. Dalam sistem triase rumah sakit, model triase ESI dan model
triase CRAMS.
Untuk membuat sistim triase yang efektif dan efisien, maka ada empat hal
yang harus dinilai yaitu utilitas, sistim triase harus mudah dipahami dan praktis
dalam aplikasi oleh perawat gawat darurat dan dokter. Valid, sistim triase harus
mampu mengukur urgensi suatu kondisi sesuai dengan seharusnya. Reliabel,
sistim triase dapat dilaksanakan oleh berbagai petugas medis dan memberikan
hasil yang seragam, dan keamanan yang terjamin, keputusan yang diambil melalui
sistim triase harus mampu mengarahkan pasien untuk mendapatkan pengobatan
semestinya dan tepat waktu sesuai kategori triase.
Sistem/metode triase rumah sakit yang saat ini berkembang dan banyak diteliti
reliabilitas, validitas, dan efektivitasnya adalah triase Australia (Australia Triage
System/ATS), triase Kanada (Canadian Triage Acquity System/CTAS), triase
Amerika Serikat (Emergency Severity Index/ESI) dan triase Inggris dan sebagian
besar Eropa (Manchester Triage Scale). Salah satu peneliti, Christ M, tahun 2010
mengemukakan dalam penelitiannya bahwa salah satu metode yang paling baik
reliabilitasnya adalah ESI. Berikut tampilan algoritma ESI.
Adapun system triage menurut Oxford Handbooks tahun 2017 berdasarkan
system triage di inggris seperti berikut ini
D. SECONDARY SURVEY
1. SAMPLE (MIVT)
• Sign and symptom (tanda dan gejala yang muncul)
• Alergi (adanya alergi makanan, obat, lingkungan dll)
• Medikamentosa (pengobatan yang sedang dijalani)
• Pertinent medical or surgical history (Riwayat penyakit dan pembedahan
yang berhubungan dengan gejala pasien)
• Last oral intake (Asupan makan terakhir)
• Events leading up to illness or injury (Peristiwa yang menyebabkan
penyakit atau cedera).
2. Head To Hoe Assessment
Hadiki Habib, dkk. 2016. Triase Modern Rumah Sakit dan Aplikasinya di Indonesia. IGD
RSCM. Jakarta
Jafar Bazyar, dkk. 2019. Triage Systems in Mass Casualty Incidents and Disasters: A Review
Study with A Worldwide Approach. 15 Februari; 7 (3): 482-494. Republic of
Macedonia. https://doi.org/10.3889/oamjms.2019.119 eISSN: 1857-9655
Nicky Gilboy, dkk. 2012. Emergency Severity Index (ESI), A Triage Tool for Emergency
Department Care, Version 4, Implementation Handbook, 2012 Edition. AHRQ
Oxford Handbook of Emergency Nursing Second Edition. USA : Oxford University Press.
2017
Student Course Manual. 2018. ATLS : Advanced Trauma Life Support Tenth Edition. USA :
American College of Surgeons.