Latar Belakang: Propolis merupakan hasil produksi lebah madu yang memiliki
potensi antioksidan yang tinggi dalam menangkap radikal bebas. Kandungan
utama dalam propolis yaitu, asam fenolat, flavonoid, dan caffeic acid phenethyl
ester yang berperan sebagai nefroproktektif. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui pengaruh pemberian propolis terhadap perubahan gambaran
histopatologis ginjal tikus putih yang diinduksi CCl4.
Metode: Penelitian ini merupakan peneitian eksperimental post test only control
group design. Subjek penelitian menggunakan 27 ekor R. norvegicus yang akan
dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu kelompok kontrol, kelompok perlakuan 1 (P1) ,
dan kelompok perlakuan 2 (P2). Kelompok perlakuan 1 dan 2 diberikan CCl4 2
mL/kgBB secara intraperitoneal selama 2 hari. Kelompok perlakuan 2 dilanjutkan
dengan pemberian propolis peroral 600 mg/kgBB pada hari ke 3 selama 4 hari.
Pada hari ke 7 tikus dilaparatomi dan pembuatan preparat ginjal dengan
pengecatan HE. Data dianalisis dengan uji Kruskal Wallis dan Mann-Whitney.
Hasil: Hasil uji Kruskal Wallis menunjukan CCl4 akan menyebabkan perubahan
terhadap gambaran histopatologis glomerulus dan tubulus proksimal pada
kelompok P1 dengan rerata skor 2,22±0,441, sedangkan pada kelompok P2
menunjukan perbaikan gambaran histopatologis glomerulus dan tubulus
proksimal ginjal yang signifikan.
Kesimpulan: Penelitian ini menunnjukkan pemberian propolis 600 mg/kgBB
dapat mereparasi kerusakan glomerulus dan tubulus proksimal yang diinduksi
CCl4.
Pada Tabel 4.1 diperoleh rerata berat badan R. norvegicus pada kelompok
yang kontrol yaitu 257,56 g dengan standar deviasi 26,063 g. Terjadi peningkatan
berat badan dengan rerata 23,78 g dan standar deviasi 7,563 g sehingga rerata
berat badan kelompok kontrol pada hari ke-7 menjadi 281,33g dengan standar
deviasi 25,515 g. Hanya pada kelompok kontrol menunjukkan peningkatan berat
badan dibanding kelompok lainnya. Rerata berat badan R. norvegicus pada
kelompok perlakuan CCl4 yaitu 267,00 g dengan standar deviasi 26,810 g.
Terjadi penurunan berat badan dengan rerata 29,11 g dan standar deviasi 8,894 g
sehingga rerata berat badan setelah perlakuan menjadi 237,44 g dengan standar
deviasi 31,402 g. Rerata berat badan R. norvegicus pada kelompok perlakuan
CCl4+propolis yaitu 270,00 g dengan standar deviasi 24,789 g. Terjadi penurunan
berat badan dengan rerata 30,00 g dan standar deviasi 8,155 g sehingga rerata
berat badan setelah perlakuan menjadi 240,33 g dengan standar deviasi 24,449 g.
Kelompok perlakuan CCl4+propolis menunjukkan penurunan berat badan lebih
besar dibanding kelompok perlakuan CCl4. Berdasarkan hasil analisis
menggunakan uji T berpasangan didapatkan hasil bahwa terdapat perbedaan rerata
berat badan R. norvegicus yang bermakna pada semua kelompok sebelum dan
setelah perlakuan sesuai kelompok pada hari ke-7 dengan nilai p < 0,05.
Pada Tabel 4.2 diperoleh rerata berat ginjal kanan R. norvegicus pada
kelompok kontrol yaitu 1,0333 g dengan standar deviasi 0,10897 g. Rerata berat
ginjal kanan pada kelompok kontrol paling rendah bila dibandingkan dengan
kelompok lainnya. Rerata berat ginjal kanan R. norvegicus pada kelompok
perlakuan CCl4 yaitu 1,2667 g dengan standar deviasi 0,15000 g. Rerata berat
ginjal kanan pada kelompok CCl4 adalah yang tertinggi bila dibandingkan dengan
kelompok lainnya. Rerata berat ginjal kanan R. norvegicus pada kelompok
perlakuan CCl4+propolis yaitu 1,1056 g dengan standar deviasi 0,12360 g.
Berdasarkan analisis uji One Way ANOVA dan Post Hoc Tukey didapatkan hasil
bahwa tidak terdapat perbedaan rerata berat ginjal kanan yang bermakna antara
kelompok perlakuan CCl4+propolis terhadap kontrol dengan nilai p = 0,470, akan
tetapi terdapat perbedaan rerata berat ginjal kanan yang bermakna antara
kelompok perlakuan CCl4 terhadap kontrol dengan nilai p = 0,002.
4.2.2. Rerata Berat Ginjal Kiri R. norvegicus setelah Perlakuan pada Hari
Ke-7
Perbedaan berat ginjal kiri R. norvegicus setelah perlakuan sesuai
kelompok pada hari ke-7 disajikan dalam Tabel 4.3.
Tabel 4.3 Perbandingan Berat Berat Ginjal Kiri R. norvegicus Setelah Perlakuan
Sesuai Kelompok pada Hari Ke-7
Variabel Penelitian n Berat Badan Ginjal Kiri p
(g)
Pada Tabel 4.3 diperoleh rerata berat ginjal kanan R. norvegicus pada
kelompok kontrol yaitu 1,0000 g dengan standar deviasi 0,13229 g. Rerata berat
ginjal kiri pada kelompok kontrol paling rendah bila dibandingkan dengan
kelompok lainnya. Rerata berat ginjal kiri R. norvegicus pada kelompok perlakuan
CCl4 yaitu 1,2211 g dengan standar deviasi 0,14836 g. Rerata berat ginjal kiri
pada kelompok CCl4 adalah yang tertinggi bila dibandingkan dengan kelompok
lainnya. Rerata berat ginjal kiri R. norvegicus pada kelompok perlakuan
CCl4+propolis yaitu 1,1333 g dengan standar deviasi 0,18708 g. Berdasarkan
analisis uji One Way ANOVA didapatkan hasil bahwa tidak terdapat perbedaan
rerata berat ginjal kanan yang bermakna antara kelompok perlakuan CCl4 dan
CCl4+propolis terhadap kontrol dengan nilai p = 0,104.
Gambar 4.4 Glomerulus Kelompok Kontrol Gambar 4.3 Glomerulus Kelompok Perlakuan
(Perbesaran 1000x) CCl4, Tanda Panah
Menunjukkan poliferasi Pososit
yang Menyebabkan pembesaran
glomerulus mencapai 50%
(Perbesaran 1000x)
s
Integritas sel yang telah cedera oleh paparan CCl4, dengan sinyal ERK
akan mengalami migrasi sel, proliferasi, dan diferensiasi (Jang, 2013). Peran ERK
dalam memperbaiki sel juga untuk pemulihan polaritas sel dan akumulasi matrik
ekstraseluler interstitial sebagai mekanisme reparasi sel ginjal (Jang et al., 2013).
Proses migrasi, poliferasi dan diferensiasi dapat dilihat pada Gambar 5.3. Hasil ini
sesuai dengan penelitian Aldahmash et al. (2013) yang melaporkan bahwa
pemberian propolis pada gagal ginjal akut akan menunjukkan gambaran
histopatologi yang sama dengan kontrol.