Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH 19 APRIL 2017

NEMATHELMINTHES DAN ANNELIDA

OLEH:

ARIS SUARNA
A1J116052

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS HALUOLEO
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Esa yang telah memberikan kita
berbagai macam nikmat, sehingga aktifitas hidup yang kita jalani ini akan selalu
membawa keberkahan, baik kehidupan di alam dunia ini, lebih-lebih lagi pada
kehidupan akhirat kelak, sehingga semua cita-cita serta harapan yang ingin kita
capai menjadi lebih mudah dan penuh manfaat.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada Dosen serta
teman-teman sekalian yang telah membantu, baik bantuan berupa moriil maupun
materil, sehingga makalah ini terselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami menyadari sekali, didalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan serta banyak kekurangan, baik dari segi tata bahasa yang
kadangkala hanya menuruti egoisme pribadi, untuk itu besar harapan kami jika
ada kritik dan saran yang membangun untuk lebih menyempurnakan makalah
dilain waktu.
Harapan yang paling besar dari penyusunan makalah ini ialah, mudah-
mudahan apa yang saya susun ini penuh manfaat, baik untuk pribadi, teman-
teman, serta orang lain yang ingin mengambil atau menyempurnakan lagi atau
mengambil hikmah dari judul ini ( Filum Nemathelminnthes dan Annelida)
sebagai tambahan dalam menambah referensi yang telah ada.

Kendari, 15 April 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................ 1
1.2 RUMUSAN MASALAH ............................................................ 2
1.3 TUJUAN ..................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3
A. NEMATHELMINTHES ............................................................. 3
1. Pengertian Nemathelminthes ............................................... 3
2. Ciri - Ciri Nemathelminthes ................................................ 3
3. Struktur Tubuh Nemthelminthes ......................................... 4
4. Klasifikasi Nemathelminthes ............................................... 4
B. ANNELIDA ................................................................................ 6
1. Pengertian dan Karakteristik Annelida ................................ 6
2. Kelas dari Filum Annelida ................................................... 7
3. Sistem reproduksi ................................................................ 8
4. Sistem Ekskresi .................................................................... 9
5. Sistem transportasi ............................................................... 11
6. Sistem respirasi .................................................................... 13
7. Sistem pencernaan ............................................................... 13
8. Sistem sirkulasi .................................................................... 15
BAB III PENUTUP ....................................................................................... 16
SIMPULAN ..................................................................................... 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 17


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Nemathelminthes umumnya cacing yg hidupnya parasit dan
merugikan manusia. Nemathelminthes (cacing giling) merupakan jenis
cacing yang hidupnya menyerap sari-sari makanan dari inangnya jadi cacing
ini sangatlah berbahaya karena merupakan parasit. Parasit pada usus halus
manusia, hewan yang memiliki tubuh simetris bilatera. Tubuhnya terdiri
atas 3 lapisan (triploblastik), yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah
(mesoderm), dan lapisan dalam (endoderm). Pada lapisan luar tubuhnya
dilapisi oleh lapisan kutikula. Rongga yang terdapat pada tubuhnya
merupakan rongga semu (pseudoselomata). Nemathelminthes memiliki
sistem pencernaan yang sempurna, saluran pencernaan memanjang dari
mulut sampai ke anus dan cacing ini belum memiliki sistem peredaran
darah.
Sedangkan Annelida adalah cacing protostome dengan tiga lapisan
sel, saluran cerna dengan mulut dan anus, sebuah dinding tubuh dengan otot
membujur dan melingkar. Rongga tubuh coelomic terbentuk karena
pemisahan mesoderm embrio. Epidermis luar diselubungi oleh kulit ari tipis,
sejenis bulu-bulu chitinous (‘chaetae atau setae’). Segmentasi metamerik,
yang selalu ditunjukkan dalam muskular dan sistem saraf adalah
karakteristik yang jelas. Sistem saraf memiliki ganglion supraoesophaegal
(kelompok tubuh utama sel saraf) yang disebut otak meskipun lebih banyak
daripada sensor penyampai pesan, dan kawat saraf ventral yang yang
menuju segmen ganglia memberikan segmen saraf.Terdapat sistem darah
tertutup dengan darah yang bergerak menuju pembuluh membujur dorsal.
Pembuluh segmen antara coelom dan luar digunakan untuk sekresi dan
reproduksi.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang dikemukakan dalam makalah ini antara lain:
1. Apa itu Nemathelminthes?
2. Bagaimanakah ciri-ciri Nemthelminthes itu?
3. Bagaimankah Struktur Tubuh Nemthelminthes?
4. Bagaimankah Klasifikasi Nemathelminthes?
5. Apakah itu Annelida?
6. Bagaimana karakteristik hewan yang termasuk ke dalam dari filum
Annelida?
7. Kelas apa saja yang termasuk filum Annelida?
8. Apa saja perbedaan yang terdapat pada setiap kelas Annelida?
9. Bagaimana sistem reproduksi, sistem pernafasan, sistem ekskresi,
system respirasi, sistem pencernaan, sistem gerak dan sistem saraf pada
Annelida?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui Apa itu Nemathelminthes
2. Untuk memahami ciri-ciri Nemthelminthes
3. Untuk mengetahui Bagaimankah Struktur Tubuh Nemthelminthes
4. Untuk mengetahui Klasifikasi Nemathelminthes
5. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana karakteristik umum
Annelida
6. Untuk mengetahui dan memahami perbedaan pada setiap kelas
Annelida
7. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana sistem reproduksi,
sistem pernafasan, sistem ekskresi, system respirasi, sistem pencernaan,
sistem gerak dan sistem saraf pada Annelida
BAB II
PEMBAHASAN

A. NEMATHELMINTHES
1. Pengertian Nemathelminthes
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema = benang,
helminthes = cacing) disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya
berbentuk bulat panjang atau seperti benang. Nemathelminthes sudah
memiliki rongga tubuh meskipun bukan rongga tubuh sejati.
Filum Nemathelminthes terdiri dari bebrapa ratus ribu spesies,
kebanyakan hidup bebas meskipun beberapa ada yang parasit. Nematoda
kurang dalam sistem peredaran darah namun memiliki sistem pencernaan
yang berkembang dengan baik.
2. Ciri - Ciri Nemathelminthes
a) Bilateral simetris, memiliki tiga lapisan sel dengan coelom
(pseudocoelom), tubuhnya bulat memanjang, tidak memiliki
appendage atau proboscis.
b) Tubuh ditutupi oleh kutikula dan tidak bersilia.
c) Alat pencernaan komplit dan permanen berupa saluran lurus dengan
mulut di bagian anterior dan anus di daerah posterior.
d) Dinding tubuh memiliki serabut otot longitudinal.
e) Tidak memiliki rangka, sistem respirasi, dan sistem peredaran darah
f) Sistem ekskresi sederhana berupa sel Renette atau sistem H dengan
lubang ekskresi yang terletak di bawah mulut. Respirasi secara difusi
di seluruh permukaan tubuh.
g) Cincin saraf yang mengelilingi esophagus merupakan pusat sistem
saraf, yang dihubungkan oleh 6 tali saraf longitudinal ke arah
anterior dan posterior. 8. Alat reproduksi jantan dan betina terpisah
(berumah dua), jantan lebih kecil dibandingkan dengan betina,
fertilisasi internal, telur memiliki pembungkus kitin, “larva”
mengalami beberapa kali pergantian kulit (molt), tidak mengalami
reproduksi aseksual.
h) Hidup di perairan tawar, parairan latu, di tanah, dan sebagai parasit
di tubuh.
3. Struktur Tubuh Nemthelminthes
Nemathelminthes umumnya berukuran mikroskopis, meskipun ada
yang panjang nya sampai 1 meter. Individu betina berukuran lebih besar
daripada individu jantan. Tubuh berbentuk bulat panjang atau seperti
benang dengan ujung-ujung yang meruncing.
Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk
melindungi diri. Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di
inang daripada yang hidup bebas. Kutikula berfungsi untuk melindungi
dari dari enzim pencernaan inang.
Nemathelminthes memiliki sistem pencenaan yang lengkap terdiri
dari mulut, faring, usus, dan anus. Mulut terdapat pada ujung anterior,
sedangkan anus terdapat pada ujung posterior. Beberapa
Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya. Nemathelminthes tidak
memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan ke seluruh tubuh melalui
cairan pada
Dikatakan Pseudoselom karena Nemathelminthes tidak memiliki
sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui permukaan
tubuh. Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam individu
berbeda.
4. Klasifikasi Nemathelminthes
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan
Nematophora. Pada uraian berikut akan dibahas beberapa spesies dari
nematoda yang merupakan parasit bagi manusia.
a. Ascaris lumbricoides (cacing perut)
Ascaris adalah salah satu contoh cacing gilig parasit, tidak
punya segmentasi tubuh dan memiliki dinding luar yang halus,
bergerak dengan gerakan seperti cambuk. Cacing ini hidup di dalam
usus halus manusia sehingga sering kali disebut cacing perut.
b. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di
pertambangan daerah tropis.Cacing tambang dapat hidup sebagai
parasit dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus
manusia.Cacing ini memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari
cacing perut.
c. Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang
sangat kecil. sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di dalam usus
besar manusia.Cacing kremi tidak menyebabkan penyakit yang
berbahaya namun cukup mengganggu. Infeksi cacing kremi tidak
memerlukan perantara. Telur cacing dapat tertelan bila kita
memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing ini.
d. Wuchereria bancrofti (cacing rambut)
Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat
hidupnya di dalam pembuluh limfa.Cacing ini menyebabkan
penyakit kaki gajah (elefantiasis), yaitu pembengkakan
tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan dalam
pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah
banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk
Culex yang banyak terdapat di daerah tropis.
e. Trichinella spiralis
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan
penyakit trikhinosis atau kerusakan otot. Manusia yang terinfeksi
cacing ini karena memakan daging yang tidak dimasak dengan
baik.Cacing betina dewasa melubangi dinding usus halus, keturunan
yang hidup terbawa oleh aliran darah menuju otot rangka kemudian
menjadi kista.
B. ANNELIDA
1. Pengertian dan Karakteristik Annelida
Annelida berasal dari bahasa latin: annulus = cincin/gelang, maka
sering juga disebut cacing gelang karena tubuhnya tersusun atas segmen
yang menyerupai cincin atau gelang. Annelida merupakan binatang
triploblastik selomata, tubuhnya bersegmen. Setiap segmen dibatasi oleh
sekat (septum).

Sudah memiliki sistem syaraf, pencernaan, ekskresi, reproduksi


dan sistem pembuluh. Hidup di air tawar, laut darat atau parasit.
Annelida adalah cacing protostome dengan tiga lapisan sel, saluran cerna
dengan mulut dan anus, sebuah dinding tubuh dengan otot membujur dan
melingkar. Annelida memiliki panjang tubuh sekitar 1mm sampai 3 m,
tubuhnya simetri bilateral, berbentuk seperti gelang ('anellus' = cincin),
memiliki alat gerak berupa bulu-bulu kaku pada setiap segmen dan
memiliki sistem peredaran darah tertutup serta tubuh tertutupi oleh
kutikula yang licin yang terletak diatas ephitelium.
Rongga tubuh coelomic terbentuk karena pemisahan mesoderm
embrio. Epidermis luar diselubungi oleh kulit ari tipis, sejenis bulu-bulu
chitinous (‘chaetae atau setae’).Segmentasi metamerik,yang selalu
ditunjukkan dalam muskular dan sistem saraf adalah karakteristik yang
jelas.Sistem saraf memiliki ganglion supraoesophaegal (kelompok tubuh
utama sel saraf) yang disebut otak meskipun lebih banyak daripada
sensor penyampai pesan, dan kawat saraf ventral yang menuju segmen
ganglia memberikan segmen saraf.Terdapat sistem darah tertutup dengan
darah yang bergerak menuju pembuluh membujur dorsal.Pembuluh
segmen antara coelom dan luar digunakan untuk sekresi dan reproduksi.
2. Kelas Filum Annelida
Filum Annelida terdiri dari tiga kelas yaitu:
a. Polychaeta
Polychaeta (dalam bahasa yunani, poly = banyak, chaetae =
rambut kaku). Tubuhnya dibedakan menjadi daerah kepala
(prostomium) dengan mata, antena, dan sensor palpus. Tubuh
memanjang dan mempunyai segmen. Mereka memiliki sepasang
struktur seperti dayung yang disebut parapodia (tunggal =
parapodium) pada setiap segmen tubuhnya kecuali pada segmen
terakhir. Fungsi parapodia adalah sebagai alat gerak dan
mengandung pembuluh darah halus sehingga dapat berfungsi juga
seperti insang untuk bernapas. Setiap parapodium memiliki rambut
kaku yang disebut seta yang tersusun dari kitin. Polychaeta hidup
dalam pasir atau menggali batu-batuan di daerah pasang surut air
laut. Contoh cacing ini adalah:
a) Eunice viridis (cacing wawo)
b) Lysidice oele (cacing palolo)
c) Nereis virens (kelabang laut)
b. Oligochaeta
Oligochaeta dalam bahasa yunani berasal dari dua kata yaitu
oligo = sedikit dan chaetae = rambut kaku. Oligochaeta merupakan
annelida air tawar atau terrestial umumnya, tanpa parapodia dan
beberapa chaetae tanpa sendi. Cara makannya bersifat suctorial yaitu
tidak memiliki rahang. Oligochaetes dikenali dengan ‘clitellum’
berbentuk tongkat, epiderm kental yang mengeluarkan kepompong.
Contohnya :
a) Lumbricus terrestris (cacing tanah – Eropa dan Amerika)
b) Perichaeta (cacing hutan)
c) Tubifex (cacing air)
d) Pheretima posthurna (cacing tanah – Asia)
c. Hirudina (lintah)
Hirudina merupakan kelas annelida dengan jenis yang paling
sedikit. Mereka memiliki ciri –cirri antara lain: tidak memiliki
parapodium maupun seta pada segmen tubuhnya, panjang bervariasi
dari 1 – 30 cm, tubuhnya pipih dengan ujung anterior dan posterior
yang meruncing, pada anterior dan posterior terdapat alat pengisap
yang digunakan untuk menempel dan bergerak. Lintah ada yang
bersifat ektoparasit pada permukaan tubuh inangnya yang berupa
hewan vertebrata termasuk manusiadengan mengisap darah
inangnya dan ada pula yang hidup bebas dengan memangsa
invertebrata kecil seperti siput. Contoh Hirudinea parasit :
a) Haemadipsa (pacet), hidup di rawa-rawa dan di hutan basah
b) Hirudo medicinalis (lintah)
3. Sistem reproduksi
Polycahaete adalah hewan laut dan memiliki alat kelamin terpisah,
transfer sperma eksternal dan fertilisasi eksternal. Telur dilepaskan
menembus organ segmen kedalam laut, diamana mereka berkembang
menjadi larva planktonik ‘trochophore’. oligochaetes dalam air tawar
atau di tanah, adalah hermaprodit fertilisasi menyilang dengan tidak
mentransfer sperma eksternal yaitu kuning telur dibuahi dalam cacing
atau dalam kepompong. Clittelum yang berada di dekat poti betina,
mengeluarkan kepompong yang telurnya dikeluarkan sebelum atau
sesudah pembuahan), dan dimana mereka berkembang secara langsung
tanpa tingkatan larva. Lintah di habitatnya bereproduksi seperti
oligochaete dengan perkembangan langsung dalam kepompong.
Generalisasi menyediakan sebuah kerangka berguna, tapi
menghentikan jumlah bentuk seleksi alam. Polychaete tidak semuanya
hewan laut tapi mempunyai beberapa spesies yang hidup di air tawar, dan
ada juga yang hidup di gelondongan kayu busuk di darat seperti
oligochate yang mempunyai sejumlah spesies laut. Sedangkan
generalisasi tentang reproduksi dan perkembangan oligochaete bisa
tertahan, polychaete sangat bervariasi. Betinanya bisa mengumpulkan
dan menyimpan sperma, contohnya seperti larva trochopore bisa
dimodifikasi atau ditekan dimana perkembangan terjadi dalam kuning
telur. Reproduksi seksual (dengan kekuatan regenerasi yang
berhubungan) bisa terjadi ketika ujung belakang Nereis pecah dan
menjadi transformasi pelagic ‘heteronereis’ yaitu seperti pelagic lain
polychaete, kemudiian mengapung karena perpanjangan permukaannya
dan mempunyai mata yang lebar. Pelepasan gamet bisa diseimbangkan
dalam kawanan polycahete dewasa secara seksual.
4. Sistem ekskresi
Sebagian besar polychaete adalah osmoconformer, regulasi
osmosis adalah aspek penting dalam annelida yang mampu untuk
mengumpulkan air dari lingkungan. Contohnya, Nereis diversicolour
pada estuaria dan cacing tanah dapat memproduksi urin hipotonik
sampah gas nitrogen bisa dikeluarkan dalam bentuk ammonia, atau
dimana air hanya sedikit dibebaskan dengan sel khusus (pada
oligochates) atai sel botroidal (lintah) bisa menggabungkan amonia
dengan karbondioksida untuk membentuk urea.
Organ ekskresi pada larva dan beberapa polychaetes dewasa (dan
pada annelida anchestral) adalah protonephridia, tabung dengan ujung
samar-samar dimana filtrasi menggunakan cilia terjadi. Sebagian besar
polychate memiliki metanephridia, pembuluh terbuka dari coelom
dengan saluran ciliata. Tabung bisa terpisah keluar tapi lebih sering
membuka kedalam pembuluh gonad mesoderm yang terjadi pada banyak
segmen. Oligochaete dan lintah memiliki segmen metanephridia dengan
gonad dan pembuluh yang dibatasi oleh beberapa segmen anterior.
Cara kerja organ ekskresi bekerja
Ada dua proses yang terjadi :
a) Ultrafiltrasi. Tekanan mendesak air dan molekul larutan kecil
menerobos membran semi permeable yang menahan balik molukul
besar seperti protein.
b) Transport aktif ion (bukan air) adalah langkah penting
kedua:filtrasi dalam tubula ekskresi dimodifikasi ketika lewat :
substansi yang dipilih ditambahkan atau diserap kembali. Ini dilapisi
ketika proses filtrasi, transport aktif mungkin memulai ekskresi,
seperti hamocoel serangga, jika tekanan darah rendah.
Hasil ekskresi
Selain air dan ion, produk ekskresi di antaranya:
a) Karbondioksida, CO2, hasil dari pernapasan pada semua hewan
b) Ammonia, NH3, ion NH4+, produk primer deaminasi asam amino. Ini
adalah racun dan perlu air untuk membuangnya.
c) Urea,CO(NH2)2, sedikit beracun dan memerlukan sedikit air untuk
menghilangkannya. Ini adalah poin akhir yang umum pada
metabolisme nitrogen yang diproduksi oleh pemadatan molekul CO2
dengan dua molekul amonia.
d) Asam uric, C5O3N4H4 pada titik akhir metabolisme purin ini adalah
molekul yang komplek, lebih mahal pembentukannya. Dapat
dikeluarkan dengan semi padat dengan sedikit air, atau disimpan
dalam hewan atau telur tapi membahayakan. Biasanya diproduksi
oleh hewan terrestial, contohnya serangga dan siput (laba-laba
menngunakan purin lain, guanin) Kebanyakan hewan mengeluarkan
campurab dari tiga substansi (lainnya), tapi biasanya titik akhir
nitrogen lebih mendominasi. Ammonia contohnya, 80% pada
annelida Aphrodite, 60% pada udang karang Astacus, 67% pada
sotong Sepia dan 30% pada bintang laut Asterias(dimana sebagian
besar sampah nitrogen dalam bentuk asam amino). Di darat siput
pulmonate Helix, asam uric berisi 70% sampah nitrogen, sementara
di pantai yang lebih rendah siput laut Littorina littorea hanya 0,8-
1,2%. Kutu kayu termasuk ke dalam hewan terrestial yang mampu
mengeluarkan gas ammonia.
5. Sistem transportasi
a. Difusi
Difusi, pergerakan substansi lebih tinggi ke konsentrasi
substansi yang lebih rendah, ini tidak cukup untuk komunikasi antar
bagian tubuh pada hewan kecil. Planaria contohnya, mengandalkan
difusi suplai oksigen dan menggunakan oksigen sekitar 0,1 sampai
0,2 ml oksigen pergram perjam pada 15ᵒC. Penghitungan
berdasarkan jumlah difusi meyakinkan bahwa planaria harusnya
tidak lebih dari 0,5 mm.Pada titik ini,banyak planaria bernapas
secara anaerob pada waktu tertentu, dan banyak pusat cacing
bukanlah pada jaringan tapi pada makanan dalam saluran cerna.
b. Transportasi atau sistem ‘vaskular’
Sistem transportasi terumum adalah darah, jaringan cair
(mengandung sel) dalam pembuluh tertutup atau rongga
haemocoelic. Fungsinya untuk mengangkut gas hasil pernapasan,
makanan, materi ekskresi, hormon dan substansi lainnya. Dugaan
bahwa sisteem darah dahulu berkembang untuk transport oksigen itu
salah nemertines mempunyai sistem darah di dalam tubuhnya dan
tidak ada hubungannya dengan transport oksigen. Nemertines, tidak
seperti planaria, mempunyai saluran cerna terbuka pada kedua
ujungnya dengan pergerakan makanan satu arah,secara langsung ini
memerlukan sistem transport jika makanan disebarkan ke seluruh
tubuh.
Pada planaria, dimana hanya ada mulut yang terbuka, makanan
tidak akan mencapai semua jaringan tapi untuk cabang saluran cerna.
Transport oksigen dan karbonsioksida.
c. Pigmen respirasi
Pigmen yang bergabung dengan oksigen ada di hampir semua
hewan yang membantu pernapasan. Sejauh ini yang paling umum
adalah hemoglobin (Hb), ditemukan sedikitnya pada beberapa
anggota hampir semua Filum. Struktur protein yang berisi zat besi
dan hemoglobin, ini terhubung pada enzim pernapasan cytochrome
yang digunakan dalam respirasi sel pada semua hewan. Hemoglobin
mungkin terdapat pada larutan atau sel darah,dimana ini akan
menjadi lebih terkonsentrasi tanpa memunculkan tekanan osmosis
darah, pertama ini mengangkut oksigen, tapi mungkin ini hanya
cadangan oksigen, seperti bentuk yang lebih sederhana molekul yang
disebut ‘myoglobin, ini mungkin memudahkan difusi oksigen.
Hemocyanin adalah pigmen berbahan dasar tembaga yang terdapat
pada banyak arthropoda atau moluska. Ini mempunyai capasitas
pengangkut oksigen yang lebih rendah daripada hemoglobin dan
tidak bisa diisikan pada sel darah. Pigmen respirasi lainnya seperti
haemerythrin dan chlorocruoin terjadi khususnya pada annelida yang
mempunyai rangkaian luas pigmen khusus respirasi.
d. Karbondioksida
Karbondioksida juga diangkut dalam kombinasi arah
sebaliknya oleh hemoglobin sebagai ion bikarbonat (HCO3)- atau
dalam larutan padat.
e. Sistem penghitungan ukuran
Ketika arah aliran berlawanan dalam saluran yang tepat dan
tertutup, sistem penghitungan ukuran meningkatkan pengambilan
oksigen pada permukaan pernapasan. Dengan aliran penghitungan
ukuran, ada gradien konsentrasi oksigen ( atau substansi lain, atau
panas) sepanjang seluruh permukaan, yang menyebabkan lebih
banyak difusi terjadi pada aliran paralel (co_current), dimana ada
peningkatan gradien yang tinggi –lihat diagram c dan d.
6. Sistem respirasi
Respirasi adalah oksidasi makanan organik dengan pelepasan
energi. Ini termasuk kedalam anaerob (menggunakan oksigen ingkungan)
dan memiliki tiga tahap:
a) Pertukaran gas
Oksigen dimasukkan dan karbondioksida dikeluarkan pada
permukaan respiratori, sering dibantu oleh pergerakan ventilasi.
b) Pengangkutan oksigen
Pengangkutan oksigen dari organ respirasi menuju sel, biasanya
dalam darah dan karbondioksida di arah sebaliknya.
c) Terjadinya proses biokimia
Dalam setiap sel proses biokimia cenderung sama dalam semua
hewan. Gula disusun dan dipecahkan dengan glikosis menjadi
pirufat, yang melepaskan energi yang tergabung menjadi ATP atau
kehilangan panasnya. Ini adalah tahap anaerobik respirasi,ketiadaan
oksigen pirufat yang terbentuk diubah menjadi asam laktid.
Pemecahan tidak sempurna ini mungkin menjadi satu-satunya tahap
respirasi seluler pada beberapa hewan atau beberapa keadaan, ketika
otot membangun bank oksigen. Sebagian besar hewan mengoksidasi
pirufat (dalam siklus ‘krebs’ atau ‘asam trikarboksil) yang
menggunakan molekul oksigen sebagai penerima akhir hidrogen.
Respirasi aerobik membuat persediaan energi yang lebih banyak.
Persamaannya adalah :
C6H12O6+6O2 =6CO2+6H20
7. Sistem pencernaan
Polychaete merayap atau berenang bebas dalam laut dan biasanya
merupakan predator aktif berwarna, dengan rahang tajam pada faringnya.
Sebagian mereka adalah karnivora, tapi ada juga herbivora, detritivora
dan omnivora. Ada banyak genus, kebanyakan namanya berasal dari
nama dewa dan dewi Yunani. Nereis adalah ragworm, seperti Nephtys
dan Phylloduce; sillidaenya ramping dengan parapodia lembut,
glyceridae memiliki faring seperti balon, eunicidae memiliki rahang kuat
khusus dan cacing sisik seperti Aphrodite memiliki insang menutupi
seluruh bagian punggungnya.

Ada 25 famili, yang dikelompokkan sebagai ‘Errantia’, tapi mereka


tidak semunaya memiliki hubungan dekat. Pendatang baru arthropoda
predator tidak diragukan lagi adalah sebuah oerangsang bagi evolusi
sepanjang keberadaan cacing; mereka hidup dalam lubang galian
sepanjang waktu sebagai pemakan runtuhan dan pelapukan. Struktur
eksternal menjadi berkurang tapi otot terjaga dan berkembang baik, dan
insang diperlukan. Contohnya Arenicola pada lugworm,bertanggung
jawab pada makanan cacing di pantai berpasir atau lumpur, dan
Chaetopterus, dengan perbedaan anggota badan yang menggerakan air
menembus tabung U. Polychaete bertabung sessile mengeluarkan tabung
dimana mereka tinggal, sekarang telah dimodifikasi dengan saluran cerna
berbentuk U. Syaraf berkembang baik dan otot tidak terlalu penting
dalam perpindahan tapi sangat cepat dalam penarikan kembali tabung.
Kepalanya menjadi bertentakel yang bisa meregang pada pasir dan
membawa partikel, seperti Terebellidae, yang memungkinkan ciliari
makan seperti pada cacing kipas Sabella dan serpulidae, pembuat tabung
calcareous umumnya ditemukan pada batu atau rumput laut.
Perbedaan makanan sangat tipis antara oligochaetes, yang memiliki
faring noneversible dan memakan tumbuhan yang runtuh, dan lebih tipis
lagi pada lintah. Kesergaman morfologi yang dimiliki Hirudina mencapai
33 segmen dan embriologi mereka diarahakn oleh sel turunan dalam
nematoda.
8. Sistem sirkulasi
Sistem darah merupakan bagian kecil rongga tubuh primer atau
blastosol annelida berlangsung selama perkembangan, menjadi terisi
dengan darah dan membentuk pembuluh sistem tertutup.

Kontraksi secar umum pembuluh longitudinal dorsal menekan


darah maju, dan kemudian menembus sejumlah pembuluh yang
terhubung untuk mengalir ke dalam pembuluh ventral di bawah saluran
cerna. Tidak ada jantung yang sebenarnya, mungkin ada beberapa
pembuluh kontraksi yang memiliki ujung samar-samar yang membantu
aliran darah. Mungkin ada pembuluh lain, contohnya parapodia dalam
polychaetes. Pembuluh melintang memerlukan dukungan septa segmen.
Lintah memiliki sistem sirkulasi berbeda. Coelom menjadi
terbungkus dengan jaringan ‘botryoidal’ penghubung, yang
meninggalkan saluran coelomik dalam sirkulasi cairan. Sistem darah ini
kemudian menjadi berkurang atau malah tidak ada.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema= benang, helminthes=
cacing) disebut sebagai cacing gilig karena tubuhnya berbentuk bulat panjang
atau seperti benang. Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh
meskipun bukan rongga tubuh sejati. Tubuhnya terdiri atas 3 lapisan
(triploblastik), yaitu lapisan luar (ektoderm), lapisan tengah (mesoderm), dan
lapisan dalam (endoderm). Pada lapisan luar tubuhnya dilapisi oleh lapisan
kutikula. Rongga yang terdapat pada tubuhnya merupakan rongga semu
(pseudoselomata). Cacing ini memiliki simetri tubuh bilateral. Cacing ini
bersifat dioesius, yaitu cacing jantan dan cacing betina. Nemathelminthes
memiliki sistem pencernaan yang sempurna, saluran pencernaan memanjang
dari mulut sampai ke anus dan cacing ini belum memiliki sistem peredaran
darah.
Annelida merupakan hewan simetris bilateral, mempunyai sistem
peredaran darah yang tertutup dan sistem saraf yang tersusun seperti tangga
tali. Annelida mempunyai rongga tubuh atau coelem dan tubuhnya beruas-
ruas. Filum ini dikelompokkan menjadi tiga kelas yaitu Polychaeta,
Oligochaeta, dan Hirudenia.
DAFTAR PUSTAKA

Effendi,Imam.2011.<http://imamfends.blogspot.com/2011/03/bab-i-
pendahuluan.html>.[Diakses Pada Tanggal 15 April 2017].
Hanaru.2012.<http://hanaruhanaru.blogspot.com/2012/03/annelida.html>.[Diakse
s Pada Tanggal 15 April 2017].
Mia.2010.Annelida.<http://myaluzz.wordpress.com/2010/01/16/annelida/>.[Diaks
es Pada Tanggal 15 April 2017].`

Anda mungkin juga menyukai