Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH PISIKOLOGI BELAJAR

PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA INDONESIA

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 6

MILLENIKA PUTRI PURBA (18504014)

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MANADO

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur patut kita haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga kami telah dapat menyelesaikan Makalah
ini

Makalah ini dibuat untuk tugas Psikologi Belajar , yang dimana dalam
makalah ini berisikan tentang Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia. Tujuannya agar
kita dapat mengerti apa – apa saja bagian dari Pendidikan Karakter Bangsa Indonesia

Kami juga menyadari bahwa Makalah ini memiliki banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran dari
pembaca. Dan semoga Makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Terima kasih

Tondano, September 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .............................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ............................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .......................................................................... 3
C. Tujuan Penulisan ............................................................................. 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Karakter ......................................................................... 4


Pertanyaan dan jawaban .................................................................. 4
B. Pengertian Pendidikan Karakter ...................................................... 5
Pertanyaan dan jawaban ................................................................. 6
C. Pelaksanaan Pendidikan Karakter .................................................. 7
Pertanyaan dan jawaban .................................................................. 8
D. Tujuan Pendidikan Karakter ........................................................... 9
Pertanyaan dan jawaban ................................................................. 9
E. Strategi Pendidikan Karakter .......................................................... 9
Pertanyaan dan jawaban .................................................................. 10

BAB III PENUTUP

Kesimpulan ............................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 13

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dewasa ini telah terjadi pergeseran moral dan nilai yang signifikan dalam
realita kehidupan, baik secara pribadi, masyarakat maupun dalam kehidupan
berbangsa. Hal ini terjadi disebabkan oleh berbagai factor, diantaranya: Nilai budaya
bangsa yang mulai pudar, nilai-nilai kehidupan telah bergeser dari tatanannya,
budaya malu hampir musnah pada tiap tingkatan masyarakat, melemahnya
kemandirian bangsa, dan manajemen keterbatasan perangkat, sampai saat ini belum
ada manajemen yang positif dan efektif dalam menanggulangi persoalan bangsa yang
sangat komplek.
Kutipan pesan dari Ali Bin Ali Tholib:”Kebaikan yang tidak terorganisir
dengan baik, akan dengan mudah dihancurkan oleh kemungkaran yang terorganisir
dengan baik.”
Dalam mengahadapi problem yang begitu rumit dan komplek seperti itu
dibutuhkan pendidikan karakter yang dibangun melalui pendidikan yang melibatkan
berbagai elemen bangsa terlebih sebagai pemangku kepentingan. Dengan manajemen
yang seperti ini diharapkan dapat meminimalisir dan menangkal kemungkaran yang
terjadi saat ini.
Di Indonesia memerlukan sumber daya manusia dalam jumlah dan mutu yang
memadai sebagai pendukung pembangunan. Dengan demikian untuk memenuhi
sumber daya manusia tersebut, maka pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting.
Hal tersebut sesuai dengan amanat UU No 20 Tahun 2003 tentang System
Pendidikan Nasional pada pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan Nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Tujuan Pendidikan Nasional adalah untuk mengembangkan potensi peserta
didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha

1
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
( UU No. 20 / 2003 ).
Esensi dari pendidikan adalah pengalihan ( transmisi ) kebudayaan berupa
nilai – nilai dari orang dewasa kepada orang yang belum dewasa ( anak – anak ).
Masalah pendidikan yang mendasar adalah bagaimana memanusiakan manusia (
humanis ) melalui pendidikan. Pendidikan bukan saja memberdayakan pikiran dan
pencapaian prestasi belajar, melainkan terkait erat dengan nurani dan moral spiritual
serta pembentukan karakter.
Menurut Sigmund Freud “ Karakter yang berkualitas harus dibentuk sejak
usia dini, kegagalan dalam penanaman kepribadian yang baik di usia dini akan
membentuk pribadi – pribadi yang bermasalah di masa dewasanya. Pernyataaan ini
berarti bahwa apabila anak berhasil mewarisi nilai – nilai kepribadian yang
bermakna pada usia dini, maka pribadi anak di masa dewasa akan menjadi orang
yang lebih berarti bagi orang lain.
Untuk mencapai hal tersebit di atas diperlukan pendidikan karakter bagi
peserta didik agar mampu bersaing, beretika, bermoral, sopan dan santun dalam
bermasyarakat berbangsa dan bernegara. Karena karakter merupakan nilai – nilai
perilaku manusia yang berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri,
sesama manusia, lingkungan, dan kebangsaan, yang terwujud dalam pikiran, sikap,
perasaan, perhatian, dan perbuatan berdasarkan norma – norma agama, hokum,
tatakrama, budaya dan adat istiadat.
Menurut Ali Ibrahim Akbar,2000 : Ternyata kesuksesan seseorang tidak
ditentukan semata –mata oleh pengetahuan dan kemampuan teknis ( hard skill ) saja,
tetapi lebih oleh pengetahuan mengelola diri dan orang lain ( soft skill ). Hal ini
membuktikan bahwa kesuksesan seseoarang lebih ditentukan oleh kemampuan
manage self daripada kemampuan knowlage. Dan juga sebagai isyarat bahwa mutu
pendidikan karakter mampu meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di masa
yang akan datang.

2
Dari pemaparan di atas penulis akan mengangkat judul Pentingnya
Pendidikan Karakter dalam Meningkatkan Kualitas Peserta Didik di Sekolah.

B RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, pembatasan masalah dirumuskan dalam
pertanyaan sebagai berikut :
1. Apakah yang dimaksud dengan karakter ?
2. Mengapa Pendidikan Karakter sangat penting dalam meningkatkan kualitas peserta
didik di sekolah ?
3. Bagaimanakah pelaksanaan Pendidikan Karakter dalam meningkatkan kualitas
peserta didik di sekolah ?

C TUJUAN
Penulisan makalah ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan
mendeskripsikan hal – hal yang berkaitan dengan Pentingnya Pendidikan Karakter
dalam meningkatkan Kualitas Peserta Didik di Sekolah .
Sebagai kajian bagi guru dalam mengimplementasikan Pendidikan Karakter
pada proses pembelajaran, sehingga memungkinkan adanya upaya perbaikan dan
peningkatan mutu layanan kepada peserta didik.

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN KARAKTER
Dennis Coon dalam bukunya Introduction To Psychologi ; “ Exploration And
Aplication “. Mendefinisikan Karakter sebagai suatu penilaian subyektif terhadap
kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian yang dapat atau
tidak dapat diterima oleh masyarakat.
Karekter menurut bahasa adalah siifat dasar, kepribadian, perilaku atau tingkah
laku dan kebiasaan yang berpola. Menurut pandangan lain karakter berbeda dengan
kepribadian. Kepribadian adalah pemberian Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta
yang di dapat oleh manusia sejak lahir. Kepribadian tidaklah tetap, dan juga memiliki
kelemahan dan kelebihannya pada kehidupan social.
Karakter juga diartikan sebagai pembelajaran manusia pada saat
mengatasi dan memperbaiki kelemahannya, serta menimbulkan kebiasaan positif
yang baru.Karakter mampu merubah kepribadian seseorang melalui pembelajaran
yang terarah dan terorganisir, dan juga didasarkan pada kesadaran diri seseorang.

Pertanyaan
1. Apa defenisi dari karakter?
Karekter menurut bahasa adalah siifat dasar, kepribadian, perilaku atau
tingkah laku dan kebiasaan yang berpola.
2. Apa defenisi karakter manurut Dennis Coon?
Dennis Coon dalam bukunya Introduction To Psychologi ; “ Exploration And
Aplication “. Mendefinisikan Karakter sebagai suatu penilaian subyektif
terhadap kepribadian seseorang yang berkaitan dengan atribut kepribadian
yang dapat atau tidak dapat diterima oleh masyarakat.

4
B. PENGERTIAN PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan Karakter adalah upaya penyiapan kekayaan batin peserta didik yang
berdimensi agama , social, budaya, yang mampu diwujudkan dalam budi pekerti, baik
dalam perbuatan maupun perkataan.
Pendidikan Karakter adalah suatu system penanaman nilai – nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi kompenen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai nilai tersebut. baik terhadap Tuhan
Yang Maha Esa,diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan sehingga
menjadi insan kamil.
Dalam Pendidikan Karakter di sekolah, dibutuhkan keterlibatan seluruh
kompenen ( stakeholders ), dan juga kompenen – kompenen pendidikan itu sendiri
diantaranya: kurikulum, proses pembelajaran, penilaian, pengelolaan sekolah,
pemberdayaan sarana prasarana, termasuk keuangan serta etos kerja seluruh warga
dan lingkungan sekolah. Dengan demikian Pendidikan Karakter dapat diterapkan
melalui Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP ). Guru memiliki kesempatan
merealisasikan Pendidikan Karakter ke dalam masing – masing satuan pendidikan.
Hal ini sesuai dengan tujuan KTSP yaitu meletakkan dasar – dasar kecerdasan,
pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan selanjutnya.
Adapun konsep Pendidikan Karakter termuat dalam rumusan Badan Standar
Nasional Pendidikan ( BNSP ) yaitu pendidikan yang menginternalisasikan semua
potensi peserta didik seperti hal yang termaktub dalam rumusan tujuan KTSP.
Menurut UU No 20 Tahun 2003, Pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan Formal, informal, dan nonformal yang dapat saling
memperkaya dan melengkapi satu sama lain. Seperti kita ketahui saat ini pendidikan
informal sesungguhnya memiliki peran yang sangat dominan dalam keberhasilan
peserta didik, namun hal tersebut belum memberikan kontribusi yang berarti dalam
mendukung pencapaian kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik.
Situasi seperti itu disebabkan oleh paktor orang tua yang terlalu sibuk,
kurangnya pemahaman dalam mendidik anak pada lingkungan keluarga, serta

5
pengaruh pergaulan, pengaruh negative media elektronik sehingga pencapian hasil
belajar peserta didik belum signifikan.Salah satu alternative untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah melalui Pendidikan Karakter terpadu, yaitu dengan
memadukan dan mengoptimalkan kegiatan lingkungan keluarga dengan pendidikan
formal di sekolah.

Pertanyaan
1. Apa defenisi dari pendidikan karakter?
Pendidikan Karakter adalah suatu system penanaman nilai – nilai karakter
kepada warga sekolah yang meliputi kompenen pengetahuan, kesadaran atau
kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai nilai tersebut. baik terhadap
Tuhan Yang Maha Esa,diri sendiri, sesama, lingkungan maupun kebangsaan
sehingga menjadi insan kamil.
2. Apa bunyi dari UU No 20 Tahun 2003. Pasal 13 ayat 1?
Menurut UU No 20 Tahun 2003, Pasal 13 ayat 1 menyebutkan bahwa Jalur
pendidikan terdiri atas pendidikan Formal, informal, dan nonformal yang
dapat saling memperkaya dan melengkapi satu sama lain. Seperti kita ketahui
saat ini pendidikan informal sesungguhnya memiliki peran yang sangat
dominan dalam keberhasilan peserta didik, namun hal tersebut belum
memberikan kontribusi yang berarti dalam mendukung pencapaian
kompetensi dan pembentukan karakter peserta didik.

6
C. PELAKSANAAN PENDIDIKAN KARAKTER
Pelaksanaan Pendidikan Karakter sebagai upaya meningkatkan kesesuaian dan
mutu pendidikan. Empat hal yang dijadikan rujukan dalam pelaksanaan Pendidikan
Karakter, yaitu:
1. Olah Hati / Kholbu ( Spiritual And Emotional Development ) yaitu
mengembangkan asset yang berkaitan dengan nilai religi ( KeTuhanan,
Hablumminalloh ) sehingga bisa bekerja dan berbuat dengan ikhlas.
2. Olah Rasa / Karsa ( Affective and Creativity Develomment ) yaitu
mengembangkan asset yang berhubungan dengan sesama manusia.
( Hablumminanas ), sehingga mampu menjalin cinta kasih terhadap sesama baik
secara pribadi, social maupun bermasyarakat.
3. Olah Pikir / Dzikir ( Intellectual Development ) yaitu mengembangkan asset yang
berhubungan dengan akal, sehingga dapat berpikir dengan jernih dan cerdas.
4. Olah Raga dan Kinestetik ( Physical and Kinestetic Development ) yaitu
mengembangkan asset fisik agar selalu sehat dan mampu bekerja dengan keras.
Dalam pelaksanaan Pendidikan Karakter menjadi tanggung jawab semu elemen
bangsa, terutama guru sebagai pengawal garda terdepan dalam pendidikan.
Pendidikan Karakter yang diterapkan dalam satuan pendidikan menjadikan sarana
pembudayaan dan pemanusiaan ( Koesoema, 2007: 114 ) sesuai dengan subtansi
utama yaitu membangun pribadi dengan karakter mulia sebagai individu, masyarakat
dan bangsa.
Menurut Foesster ada empat ciri Pendidikan Karakter, yaitu :
1.Keteraturan interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan hirarki nilai. Nilai
menjadi pedoman normative setiap tindakan.
2. Koherensi yang memberi keberanian , membuat seseorang teguh pada prinsip tidak
mudah terombang ambing pada situasi baru atau takut resiko . Koherensi merupakan
dasar yang membangun rasa saling percaya satu sama lain.
3. Otonomi yang berarti seseorang memiliki kebebasan untuk menginternalisasikan
nilai – nilai dalam mengambil keputusan pribadi tanpa intervensi orang lain.

7
4. Keteguhan dan Kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang untuk
mencapai sesuatu yang dipandang baik.Sedangkan Kesetiaan merupakan bagi
penghormatan atas komitmen yang dipilih.

Pertanyaan
1. Menurut Foester ada 4 ciri pendidikan karakter. Sebutkan !
1. Keteraturan interior dimana setiap tindakan diukur berdasarkan hirarki
nilai. Nilai menjadi pedoman normative setiap tindakan.
2. Koherensi yang memberi keberanian , membuat seseorang teguh pada
prinsip tidak mudah terombang ambing pada situasi baru atau takut resiko .
Koherensi merupakan dasar yang membangun rasa saling percaya satu sama
lain.
3. Otonomi yang berarti seseorang memiliki kebebasan untuk
menginternalisasikan nilai – nilai dalam mengambil keputusan pribadi tanpa
intervensi orang lain.
4. Keteguhan dan Kesetiaan. Keteguhan merupakan daya tahan seseorang
untuk mencapai sesuatu yang dipandang baik.Sedangkan Kesetiaan
merupakan bagi penghormatan atas komitmen yang dipilih.
2. Pelaksanaan Pendidikan Karakter sebagai upaya meningkatkan kesesuaian dan
mutu pendidikan. Empat hal yang dijadikan rujukan dalam pelaksanaan Pendidikan
Karakter. Sebutkan !
 Olah hati
 Olahrasa
 Olah piker
 Olah raga

8
D. TUJUAN PENDIDIKAN KARAKTER
Pendidikan Karakter secara implinsit bertujuan meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada pencapaian
pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, seimbang,
dan sesuai dengan standar kompetensi lulusan.
Pendidikan Karakter seharusnya membawa peserta didik kepengenalan nilai
secara kognitif, penghayatan nilai secara afektif, dan akhirnya ke pengenalan nilai
secara nyata. ( Mochtar Buchori, 2007 ).

Pertanyaan
1. Apa yang menjadi tujuan pendidikan karakter secara implisit?
Pendidikan Karakter secara implinsit bertujuan meningkatkan mutu
penyelenggaraan dan hasil pendidikan di sekolah yang mengarah pada
pencapaian pembentukan karakter dan akhlak mulia peserta didik secara utuh,
terpadu, seimbang, dan sesuai dengan standar kompetensi lulusan.

E. STRATEGI PENDIDIKAN KARAKTER


Menurut T. Raka Joni ( Jabar, 2003 : 13 ) Strategi adalah menunjuk ilmu dan
kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan atau yang dapat
dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Menurut A. Kosasih Jahiri ( 1995:1996:1 ) Strategi adalah kajian tentang cara
atau teknik melaksanakan atau mencapai sesuatu secara baik dan sukses.
Dengan demikian jelaslah bahwa strategi adalah kajian tentang bagaimana
caranya kita memilih dan melaksanakan model pembelajaran untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakan.
Ada beberapa Stategi Pendidikan Karakter, diantaranya :
· Diintegrasikan dalam pembelajaran pada setiap mata pelajaran.terutama pada
Pendidikan Kewarganegaraan.
Menurut A. Kosasih Djahiri ( 2002 : 23 ) bahwa fungsi dan tujuan PKn adalah :
Memberdayakan nilai , moral, dan norma luhur budaya bangsa Indonesia sebagai jati

9
diri dalam kehidupannya,serta membinanya menjadi warga Negara Indonesia yang
baik, fungsional, modern, melek politik dan hukum, dengan memiliki kemampuan
untuk studi lanjutan dan belajar sepanjang hayat.
· Pengembangan melalui pendidikan formal, informal, dan nonformal.
· Pembudayaan berkarakter dibina dan dikuatkan dengan penanaman nilai – nilai
kehidupan agar menjadi budaya yang positif.
Seperangkat kecakapan khusus seperti empati, disiplin diri, dan inisiatif akan
menghasilkan orang – orang yang sukses dan bintang – bintang kinerja ( Cleland,
1973 ).
Keberhasilan mereka dikarenakan tidak mengandalkan kompetensi
intelektual semata , tapi mampu mengembangkan kecerdasan hati ( afektif ), kasih
sayang, empati, kejujuran, amanah, tanggung jawab, kreatifitas, dan kemampuan
beradaptasi dengan lingkungannya yang berdasarkan pada ajaran agama.
Menurut Stephen R Covey dalam bukunya “ Seven Habit “ sikap yang
dipancarkan dalam mengambil inisiatif dan tanggung jawab secara sadar, berperilaku
atas dasar nilai bukan atas dasar perasaan dan dukungan social.
Dalam Pendidikan Karakter ini seyogyanya partisipasi seluruh kalangan
dunia pendidikan hendaklah menjadi suri teladan bagi generasi penerus dalam rangka
penanaman nilai, norma dan moral di sekolah. Dan pada akhirnya peserta didik yang
berkualitas akan terwujud.

Pertanyaan
1. Jelaskan defenisi dari strategi pendidikan karakter menurut T Raka Joni?
Menurut T. Raka Joni ( Jabar, 2003 : 13 ) Strategi adalah menunjuk ilmu dan
kiat dalam memanfaatkan segala sumber yang dimiliki dan atau yang dapat
dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2. Apa defenisi strategi pendidikan karakter menurut A Kosasih Jahiri!
Menurut A. Kosasih Jahiri ( 1995:1996:1 ) Strategi adalah kajian tentang cara
atau teknik melaksanakan atau mencapai sesuatu secara baik dan suk

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa Pentingnya


Pendidikan Karakter Dalam Meningkatkan Kualitas Peserta Didik di Sekolah. Bukan
saja menciptakan peserta didik yang memiliki kemampuan intelektual yang tinggi
atau karya cipta yang dihasilkan, sikap yang senantiasa menjadi penurut dan manut
terhadap semua anjuran dan ajakan saja. Melainkan lebih dari itu pendidikan yang
elegan akan mengutamakan aspek nilai dan moral yang sesuai dengan tuntunan
Tuhan Yang Maha Esa guna mendukung terciptanya pribadi yang handal dan mantap
dalam setiap mengambil keputusan dan bersikap, baik dalam kehidupan pribadi,
social, bermasyarakat dan berbangsa.
Dengan bergulirnya kembali Pendidikan Karakter dalam berbagai stategi
pelaksanaan diharapkan mampu menggali dan membangun potensi peserta didik
kearah yang lebih maju dan berhasil. Keseluruhan potensi baik IQ ( Intelegence
Questient ), EQ ( Emotional Questient ) dipadukan menjadi satu kesatuan menjadi
ESQ ( Emotion Spiritual Questient ) sebagai stabilisator keseimbangan pencapaian
keberhasilan di dunia dan di akhirat .
Karakter yang akan dipancarkan dalam mengambil inisiatif dan tanggung jawab
secara sadar berperilaku atas dasar nilai, bukan atas dasar perasaan dan dukungan
cuaca social. Pendampingan dari pihak orang tua akan sangat bermakna pada setiap
sikap yang tercermin dalam kehidupan sehari – hari.
Pembentukan Karakter yang diharapkan menjadi tiga bagian yang terkait ,
yaitu pengetahuan tentang moral ( moral knowing ), perasaan (moral feeling ), dan
berperilaku bermoral ( moral behavior ). Karakter yang baik akan mengetahui
kebaikan, ( Knowing the good ) mencintai dan menginginkan kebaikan (loving or
desiring the good) dan yang paling penting adalah melakukan kebaikan ( acting the

11
good ). Sehingga keberhasilan Pendidikan karakter sebagai perwujudan lahirnya
manusia – manusia yang bermartabat dengan terbentuk keagungan peradaban bangsa.
Suri teladan dari semua pemangku kepentingan ( Stakeholder ) menjadi
pendukung utama dalam pembentukan pribadi insani yang tangguh dan mampu
mengemban amanat selaku kholipah di muka bumi.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://www.pendidikankarakter.com/peran-pendidikan-karakter-dalam-
melengkapi-kepribadian/
http://www.pendidikankarakter.com/kurikulum-pendidikan-karakter/
http://www.pendidikankarakter.com/peran-pola-asuh-dalam-membentuk-karakter-
anak/
http://www.pendidikankarakter.com/membangun-karakter-sejak-pendidikan-anak-
usia-dini/
Ali,Mohammad.1998.Penelitian Kependidikan Prosedur Dan Strategi.Bandung:Angkasa.
Arikunto,Suharsimi.1998.Prosedur Penelitian.Jakarta:Rieneka Cipta.
Arikunto,Suharsimi.2002.Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.Jakarta:Rieneka
Cipta.
Dimyati dan Mudjiono,1994.Belajar Dan Pembelajaran.Jakarta:Depdikbud.
Djamarah,Syaiful Bahri.Drs.2002.Psikologi Belajar.Jakarta:PT Rieneka Cipta.
Hamalik,Oemar.2003.Prosedur Beljar Mengajar.Jakarta Bumi Aksara.
Nashar.Drs.2004.Peranan Motivasi dan Kemampuan awal dalam kegiatan
pembelajaran.Jakarta:Delia press.
Sardiman,A.M.2000.Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.Jakarta Grafindo Persada.
Sudjana,Nana.1996.Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar.Bandung:Sinar Baru.

13

Anda mungkin juga menyukai