Anda di halaman 1dari 7

See

discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.net/publication/265784384

Pemilihan Terapi Nonbedah pada Anak dengan


Vitiligo

Article · January 2012

READS

216

3 authors, including:

Retno Danarti
Gadjah Mada University
33 PUBLICATIONS 235 CITATIONS

SEE PROFILE

All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate, Available from: Retno Danarti
letting you access and read them immediately. Retrieved on: 03 June 2016
MDVI Vol.39 No.4 Tahun 2012: 186-191
Tinjauan Pustaka

PEMILIHAN TERAPI NONBEDAH PADA ANAK


DENGAN VITILIGO
Sa’adatul Huriyah, Indri Yulia Rahardani, Retno Danarti

Bagian/SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin


FK Universitas Gadjah Mada/RSUP dr. Sardjito Yogyakarta

ABSTRAK

Vitiligo dapat berkembang dan mulai muncul pada masa kanak-kanak, berpotensi menimbulkan
dampak psikososial pada pasien anak serta menyebabkan rasa tidak percaya diri, sehingga diperlukan
pemilihan terapi yang aman dan efektif. Pada umumnya, terapi pada vitiligo bertujuan untuk menstimulasi
proliferasi melanosit atau mengganggu faktor inflamasi/neural yang mempengaruhi struktur dan fungsi
melanosit. Meski terbatas, beberapa pilihan terapi dapat diberikan kepada pasien anak. Terapi meliputi
nonbedah dan bedah diberikan berdasarkan luas area permukaan kulit yang terlibat. Terapi nonbedah yang
dapat digunakan antara lain tabir surya, kosmetik penyamar, kortikosteroid topikal, immunomodulator
topikal, calcipotriol topikal, pseudokatalase, kombinasi psoralen-ultraviolet A (PUVA), khellin-ultraviolet A
(KUVA), narrow band-ultraviolet B (NB-UVB), UVB targeted, laser excimer 308 nm, dan kortikosteroid oral.
Masing-masing pendekatan terapi menunjukkan kelebihan dan kekurangan serta bergantung pada pasien.
Terapi tersebut dapat digunakan secara tunggal maupun kombinasi. Terapi bedah dilakukan bila lesi
menetap dan tidak mencapai repigmentasi yang diharapkan setelah diberikan terapi yang adekuat. Keadaan
tersebut yang sering terjadi pada vitiligo fokal, segmental atau unilateral. Pada tinjauan pustaka ini hanya
akan dibahas pemilihan terapi nonbedah pada vitiligo. (MDVI 2012; 39/4:186-191)

Kata kunci : vitiligo anak-luas area terlibat-terapi nonbedah

ABSTRACT
Vitiligo may develop and has an onset in childhood, potentially causes psychosocial effects and insecurity in
pediatric patients, thus selection of safe and effective therapy is needed. Mostly, therapy of vitiligo aims to stimulate
melanocyte proliferation or interfere inflammatory/neural factors affecting the structure and function of melanocytes.
Although limited, several therapies can be administered to pediatric patients. Based on the skin surface area
involved, non-surgical therapies and surgery can be given. The non-surgical therapies include sunscreens, camuflage
cosmetics, topical steroids, topical immunomodulators, topical calcipotriol, pseudocatalase, the combination of
psoralen-ultraviolet A (PUVA), khellin-ultraviolet A (KUVA), narrow-band ultraviolet B (NB-UVB), targeted
ultraviolet B (UVB), 308 nm excimer laser, and oral corticosteroid. Each of treatment approach showed advantages
and disadvantages, patient dependent also. Therapy can be given as a single or combinational therapy. Surgical
therapy is performed when adequate treatment does not achieve the expected repigmentation or the lesions persist, as
often occurs in focal, segmental or unilateral vitiligo. In this paper, we reviewed only the non surgical therapies.
(MDVI 2012; 39/4:186-191)

Key words: childhood vitiligo-skin surface area involvement- non surgical therapy

Korespondensi:
Jl. Kesehatan No 1, Sekip - Yogyakarta
Telp. 0274-560700
Email: sasa_zubaidi@yahoo.com

186
Huriyah dkk Terapi nonbedah untuk vitiligo pada anak

PENDAHULUAN
Istilah vitiligo berasal dari kata vitium (Latin) yang
berarti kelainan atau vitelius (Yunani) yang berarti bercak
putih pada anak sapi. Vitiligo merupakan gangguan
pigmentasi kulit yang didapat, ditandai dengan bercak
depigmentasi, dikelilingi oleh kulit normal atau hiper-
pigmentasi, dapat meluas ke perifer, dan secara histo-
patologis menunjukkan ketiadaan akan hilangnya mela-
nosit di epidermis.1
Prevalensi vitiligo di seluruh dunia berkisar 0,1 –
2%.1 Vitiligo dapat mengenai semua usia, ras, dan jenis
kelamin. Sekitar 50% pasien vitiligo menunjukkan awitan
penyakit sebelum usia 18 tahun dan sebanyak 25%
depigmentasi berkembang sebelum usia 8 tahun. Rerata Gambar 2. Lesi vitiligo pada orifisium
usia pasien anak 6,2 tahun dan seringkali menimbulkan
masalah pediatrik.2
Manifestasi klinis vitiligo berupa makula atau patch
(bercak) depigmentasi berbatas tegas. Pada 75% pasien,
lesi pertama terletak di bagian tubuh yang terpajan sinar
matahari misalnya punggung tangan, wajah dan leher.
Tempat predileksi lain, yaitu daerah lipatan (aksila dan
selangkangan) (Gambar 1); orifisium (mata, lubang
hidung, mulut, areola, genital dan perianal) (Gambar 2);
dan area pada penonjolan tulang misalnya siku dan lutut
(Gambar 3). Sekitar 12% pasien menunjukkan rambut putih
(leukotria atau poliosis). Vitiligo diklasifikasikan menurut
distribusi lesi menjadi segmental, akrofasial, generalisata dan
universalis atau berdasarkan pola keterlibatan, yaitu fokal,
campuran dan tipe mukosa. Vitiligo dengan awitan masa
kanak-kanak menunjukkan gambaran khas, yaitu munculnya
lesi awal lebih sering berbentuk segmental. Terdapat Gambar 3. Lesi vitiligo pada area penonjolan tulang
prevalensi tinggi penyakit alergik dan prevalensi rendah
penyakit tiroid.3 Vitiligo lebih sering ditemukan pada pasien Terapi vitiligo meliputi terapi bedah dan nonbedah.
dengan penyakit alergi dan rendah pada tiroid. Terapi nonbedah yang paling banyak digunakan pada
vitiligo meliputi kortikosteroid topikal, imunomodulator
topikal, fototerapi, psoralen-UVA, calcipotriol (dengan
atau tanpa psoralen-UVA) dan kosmetik penyamar.4
Vitiligo berpotensi menimbulkan dampak psikososial
pada pasien anak dan menyebabkan rasa tidak percaya
diri1 sehingga pemilihan terapi yang efektif menjadi hal
penting. Pada telaah pustaka ini akan dibahas berbagai
terapi nonbedah pada vitiligo yang dapat diberikan pada
pasien anak. Kemudian disusun sebuah algoritma terapi
vitiligo pada anak berdasarkan luas area permukaan kulit
yang terkena (Gambar 4).

Gambar 1. Lesi vitiligo pada area lipatan

187
MDVI Vol.39 No.4 Tahun 2012: 186-191

PATOGENESIS VITILIGO Jenis tabir surya secara umum terbagi menjadi


organik dan inorganik.8 Golongan organik, disebut juga
Patogenesis vitiligo sangat kompleks. Beberapa teori chemical absorber meliputi turunan asam aminobenzoat
diajukan untuk menjelaskan hilangnya melanosit (PABA, glyceryl PABA, padimate O, roxadimate),
epidermis, antara lain teori autoimun, sitotoksik, oksidan- benzophenone (dioxybenzone, oxybenzone, sulisonbenzone),
antioksidan, neural dan mekanisme virus. Penyebab pasti cinnamate (octocylene, oxtyl metoxycinnamate) dan
sampai saat ini masih belum diketahui. Teori autoimun homosalate (ethylhexyl salicylate, trolamine salicylate).
dibuktikan dengan temuan antibodi, peningkatan sitokin Golongan inorganik atau physical blocker misalnya
dan molekul adhesi (IL-2, ICAM-1, TNF- dan IFN- ) titanium dioxide dan zinc oxide.
yang penting untuk aktivasi sel T pada pasien vitiligo.1 Untuk mencegah terbakar sinar matahari, pemakaian
Teori sitotoksik didukung oleh temuan peningkatan tabir surya pada anak dianjurkan setelah berusia 1 tahun
aktivitas melanosit yang dapat memicu kematiannya ke atas, dengan sun protect factor (SPF) paling rendah 15.
sendiri.5 Teori oksidan-antioksidan menyatakan bahwa Pasien juga dianjurkan memakai pakaian yang dapat
stres oksidasi berperan penting pada patogenesis vitiligo melindungi diri dari sinar matahari selama penggunaan
akibat akumulasi radikal bebas pada kerusakan melanosit.6 tabir surya. Produk tabir surya yang dapat digunakan dan
Teori neural berkaitan dengan vitiligo segmental yang sering tersedia di pasaran antara lain losio Parasol® SPF 30,
terjadi dengan pola dermatomal. Teori ini menyatakan krim Parasol® SPF 33, losio Intersun® SPF 30, krim
bahwa mediator tertentu yang dikeluarkan dari ujung saraf Intersun® SPF 35, krim Cellex-C®, lotion Nivea® kid
menyebabkan produksi melanin menurun.7 Teori tentang sunscreen dan lain-lain.
mekanisme virus pada vitiligo bahwa menyatakan beberapa
virus diduga sebagai penyebab vitiligo, misalnya cyto- Kosmetik penyamar
megalovirus (CMV), Epstein-Barr virus, hepatitis B dan
human immunodeficiency virus (HIV).7 Pewarisan vitiligo Makula depigmentasi yang terdapat terutama di
melibatkan gen yang berhubungan dengan biosintesis wajah, leher, atau tangan dapat disamarkan dengan
melanin, respons terhadap stres oksidatif dan pengaturan pemakaian kosmetik atau pewarna topikal. Kosmetik
autoimun. Tipe human leukocyte antigen (HLA) yang penyamar juga dapat digunakan sebagai pelengkap selama
berkaitan dengan vitiligo meliputi A2, DR4, DR7 dan CW6.7 menjalani terapi lain atau sebagai alternatif jika terapi
konvensional tidak efektif. Selain itu, aplikasi kosmetik
penyamar dapat memperbaiki kualitas hidup.[9]
TERAPI VITILIGO Jika diaplikasikan dengan benar, kosmetik dapat
memberikan efek penyamaran yang baik. Pewarna topikal
Vitiligo dapat diterapi dengan berbagai cara, namun membutuhkan pengolesan yang lebih jarang karena lebih
terapi tersebut tidak seluruhnya aman dan efektif.4 Terapi tahan lama. Kosmetik penyamar umumnya mempunyai
pada umumnya bertujuan untuk menstimulasi proliferasi efek samping yang terbatas, harga terjangkau, dan mudah
melanosit atau mengganggu faktor inflamasi/neural yang untuk diaplikasikan sehingga dapat diberikan untuk
mempengaruhi struktur dan fungsi melanosit. Selain itu, pasien anak-anak. Terapi ini tidak sesuai untuk pasien
dapat diberikan terapi penunjang berupa kosmetik dengan lesi yang luas, atau pasien dengan aktivitas sehari-
penyamar dan tabir surya yang berfungsi sebagai hari yang memudahkan hilangnya make-up. Beberapa merk
penyamar dan mencegah kulit terbakar serta fenomena kosmetik penyamar yang dapat digunakan, misalnya
Köbner. Masing-masing pendekatan terapi menunjukkan Covermark™, Dermablend™, Dermacolor™, Dermage®,
kelebihan dan kekurangan serta bergantung pada pasien. Perfectcover™, dan Elizabeth Arden Concealing Cream™.
Tidak semua terapi vitiligo untuk pasien dewasa dapat Produk pewarna topikal, misalnya Clinique bronze gel™,
dianjurkan untuk mengobati pasien anak-anak. Vitadye™. Tanning cream juga bisa digunakan, seperti Estee
Lauder Tanning Cream™, Elizabeth Arden Self Tanning
Tabir surya Lotion™.

Tabir surya bertujuan mencegah kulit terbakar sinar Kortikosteroid topikal


matahari, mengurangi kerusakan karena sinar, serta
mencegah fenomena Köbner.7 Tabir surya juga dapat Penggunaan kortikosteroid topikal pada anak relatif
mengurangi warna kulit yang tidak terlibat serta perbedaan aman dan menguntungkan. Obat tersebut bersifat anti
warna kulit dengan lesi depigmentasi.7 Beberapa produk inflamasi dan menekan sistem imun sehingga dapat
tabir surya yang berwarna juga dapat memberikan efek memicu repigmentasi. Kortikosteroid topikal diberikan
penyamar, namun mudah hilang karena gesekan dengan pada vitiligo dengan area yang terbatas dan sering
pakaian. digunakan sebagai terapi lini pertama pada anak maupun
dewasa.7 Lesi di wajah memberikan respon terbaik

188
Huriyah dkk Terapi nonbedah untuk vitiligo pada anak

terhadap terapi kortikosteroid topikal, karena permea- Penelitian oleh Grimes dkk. pada 19 pasien vitiligo
bilitas kulit wajah yang tinggi, sisa melanosit dalam generalisata yang diterapi dengan salep tacrolimus 0,1%
jumlah banyak pada kulit yang tidak terlibat terdapat sebanyak 2 kali sehari selama 24 minggu menunjukkan 68%
memiliki penyimpanan melanosit folikular lebih besar, pasien mengalami repigmentasi sedang sampai baik,
atau kerusakan melanosit yang lebih mudah diperbaiki. tacrolimus juga efektif menimbulkan repigmentasi terutama
Lesi di leher dan ekstremitas (kecuali jari tangan dan jari pada wajah dan leher.12 Hartmann dkk. melaporkan
kaki) memberikan respon yang baik. repigmentasi baik dan sedang pada kasus vitiligo pratibial
Penggunaan kortikosteroid potensi tinggi dapat yang luas pada anak setelah diterapi dengan salep tacrolimus
menyebabkan repigmentasi sedang sampai baik pada 0,1% dan krim pimecrolimus 1% secara oklusi selama 6
pasien dewasa, sedangkan pada anak-anak repigmentasi bulan.13 Krim pimecrolimus 1% yang digunakan vitiligo
dapat mencapai 50% atau lebih.10 Kortikosteroid juga periokular dan genital menghasilkan efek yang memuaskan.
dapat menimbulkan efek samping lokal misalnya stria, Secara keseluruhan, 40-90% pasien anak menunjukkan
atrofi, teleangiektasia, dan dermatitis kontak. Untuk respons pada terapi imunomodulator topikal. Efek samping
mengurangi efek samping tersebut, pada anak-anak, dapat imunomodulator topikal berupa sensasi terbakar atau rasa
digunakan kortikosteroid yang non-fluorinated dengan tersengat yang ringan.13 Imunomudulator topikal secara
potensi sedang serta efikasi yang sama terhadap umum lebih aman digunakan oleh pasien anak daripada
keberhasilan terapi.7 Kortikosteroid topikal kelas 3 sangat steroid topikal. Pada penggunaan yang dikombinasi dengan
efektif dan aman digunakan pada vitiligo segmental. terapi ultraviolet B atau laser excimer, menunjukkan
Kortikosteroid juga dapat dikombinasi dengan terapi lain efektifitas yang lebih baik.7 Sediaan imunomodulator yang
misalnya calcipotriol topikal. Penggunaan kombinasi ada antara lain adalah Protopic® (tacrolimus) dan Elidel®
kortikosteroid topikal kelas 5, 3 atau 2 dengan calcipotriol (pimecrolimus).
menunjukkan keberhasilan terapi sebesar 87% dan
repigmentasi rata-rata mencapai 95%.11 Efikasi dan Calcipotriol topikal
keamanan kombinasi tersebut lebih baik dibandingkan
dengan terapi tunggal. Penelitian oleh Watabe dkk. membuktikan bahwa
Untuk memantau respons terapi digunakan peme- 1,25-dihydroxy vitamin D3 berperan dalam pengaturan
riksaan dengan lampu Wood. Follow-up dilakukan setiap sintesis melanin,14 serta mengekspresikan reseptor vita-
1-2 bulan. Penggunaan kortikosteroid topikal di kelopak min D3 pada keratinosit. Calcipotriol topikal 0,005 %
mata dan sekitarnya harus dipantau dengan baik, karena dapat menimbulkan repigmentasi pada pasien vitiligo.7
dapat menyebabkan tekanan intraokular meningkat dan Pemakaian krim calcipotriol 2 kali sehari meng-
menimbulkan glaukoma. Jika dalam waktu 3 bulan tidak hasilkan repigmentasi lebih dari 25 % pada 60% pasien.11
ada respons, terapi harus dihentikan. Repigmentasi Pengolesan krim tersebut dilanjutkan dengan berjemur di
maksimal dapat terjadi dalam 4 bulan atau lebih (response bawah sinar matahari selama 10 menit menimbulkan
rate sebesar 30-40% pada penggunaan kortikostreroid repigmentasi sedang sampai baik pada 77% pasien anak.15
selama 6 bulan). Keuntungan terapi kortikosteroid topikal Kombinasi calcipotriol topikal dengan kortikos-
adalah penggunaan mudah, keberhasilan tinggi dan harga teroid topikal menghasilkan repigmentasi yang lebih cepat
terjangkau. Namun, dapat terjadi adanya kekambuhan dengan pigmentasi yang stabil.11 Calcipotriol topikal juga
serta efek samping yang menciptakan keterbatasan tempat dapat dikombinasikan dengan fototerapi NB-UVB atau
ini. Sediaan kortikosteroid topikal yang dapat digunakan, laser excimer 308 nm. Efek samping pemakaian krim
antara lain mometasone furoate (Elocon®, Mesone®, calcipotriol berupa hiperpigmentasi dan iritasi di daerah
Motaderm®), fluticasone propionate (Cutivate®), beta- sekitar lesi. Calcipotriol topikal tersedia di Indonesia
metasone dipropionate (Diprosone®), hydrocortisone 17 berupa krim Daivonex®.
butyrate (Locoid®).
Pseudokatalase
Imunomodulator topikal
Pada vitiligo terjadi stres oksidatif yang menyebabkan
Pada pasien vitiligo ditemukan imunitas humoral kerusakan melanosit. Katalase, enzim yang ditemukan di
maupun selular yang abnormal, sehingga dilakukan kulit dan berfungsi menurunkan kerusakan akibat radikal
pendekatan terapi menggunakan obat imunomodulator.12 bebas ditemukan dalam kadar rendah pada kulit pasien
Obat imunomodulator topikal (tacrolimus dan pimecrolimus) vitiligo. Terapi kombinasi menggunakan analog katalase
dilaporkan dapat memicu repigmentasi pada vitiligo. manusia normal (pseudokatalase) dan terapi Narrow band-
Tacrolimus berefek menghambat aktivasi sel T melalui ultra violet B (NB-UVB) dapat memacu repigmentasi dan
downregulating transkripsi gen yang menyandi sitokin IL-2, mencegah progresivitas penyakit vitiligo.7, 16
IL-3, IL-4, IL-5, TNF- , IFN- , dan GM-CFS pada sel T. Pseudokatalase (PC-KUS) dioleskan 2 kali sehari
dan NB-UVB digunakan dengan dosis rendah (0,15

189
MDVI Vol.39 No.4 Tahun 2012: 186-191

mJ/cm2) sekali sehari selama 14 hari, dilanjutkan 2 kali dengan lesi di ekstremitas. Namun untuk lesi di kaki dan
sehari selama 4 minggu, kemudian sehari sekali. Pasien tangan menunjukkan respons yang kurang baik (5 dari 53
dianjurkan untuk berjemur sinar matahari maksimal 1 jam pasien). Kelebihan terapi ini adalah efektif dan dapat
setelah aplikasi PC-KUS pagi atau sore. Dari penelitian digunakan di rumah serta relatif aman, namun hargannya
tersebut diperoleh hasil repigmentasi sebesar 75% pada mahal.16 Pseudokatalase topikal belum tersedia di
66 pasien dari 71 pasien dengan lesi di wajah/leher; 48 Indonesia.
dari 61 pasien dengan lesi di badan; dan 40 dari 55 pasien

Vitiligo pada anak

Menentukan luas area


permukaan kulit yang terkena

Jika < 20% Jika > 20%

Kortikosteroid topikal (sampai dengan 3 Fototerapi NB-UVB, dapat


Jika progresif :
bulan untuk kelopak mata, 6 bulan untuk dikombinasi dengan :
Kortikosteroid oral
lesi di tempat lain) atau imunomodulator topikal, calcipotriol
(sampai dengan 6 bulan)
Imunomodulator topikal selama 6 bulan topikal, pseudokatalase topikal.
Pilihan:
atau PUVA ( anak >12 tahun)
- prednisolon 0,3
Calcipotriol topikal selama 3 bulan atau KUVA
mg/kgBB selama 2
Kombinasi dari terapi topikal tersebut Penggunaan tabir surya dan kosmetik
bulan, diturunkan
setengahnya pada bulan penyamar
Penggunaan tabir surya dan kosmetik penyamar ke-3, ke-4 dan ke-6 atau
- oral minipulse dosis 0,8
mg/kgBB/hari, 2 hari
berturut-turut perminggu
selama 6 bulan Jika tidak ada responsif

Jika tidak ada responsif

Phototherapy Targeted : (UVA, UVB, Laser Tidak ada terapi spesifik


excimer 308) atau
KUVA atau
PUVA topikal (anak >2 tahun)

Jika tidak ada responsif

Terapi bedah (anak > 4 tahun, jika stabil, jika


anak telah memahami dan menerima tindakan

dalam makalah tdk dibahas

Jika tidak ada responsif

Tidak ada terapi spesifik

Gambar 4. Bagan algoritma terapi vitiligo pada anak


(Modifikasi dari 7, 12, 16, 18, 19, 25-27, 31, 32])

190
Huriyah dkk Terapi nonbedah untuk vitiligo pada anak

DAFTAR PUSTAKA 17. Tamesis ME, Morelli JG. Vitiligo treatment in childhood: a
state of the art review. Pediatr Dermatol. 2010; 27: 437-45.
1. Alikhan A, Felsten LM, Daly M, Petronic-Rosic V. Vitiligo: 18. Valkova S, Trashlieva M, Christova P. Treatment of vitiligo
A comprehensive overview Part I. Introduction, with local khellin and UVA: comparison with systemic
epidemiology, quality of life, diagnosis, differential PUVA. Clin Exp Dermatol. 2004; 29: 180-4.
diagnosis, associations, histopathology, etiology, and work- 19. Lotti T, Gori A, Zanieri F, Colucci R, Moretti S. Vitiligo:
up. J Am Acad Dermatol. 2011; 65: 473-91. New and emerging treatments. Dermatol Ther. 2008; 21:
2. Kakourou T. Vitiligo in children. World J Pediatr. 2009; 5: 110-7.
265-8. 20. Posonsby AL, Lucas RM, Van Der Mei IA, UVR, vitamin
3. Nicolaidou E, Antoniou C, Miniati A, Lagogianni E, D, and three autoimmunediseases-multiple sclerosis, type-1
Matekovits A, Stratigos A, dkk. Childhood- and later-onset diabetes, rheumatoid arthritis.Photochem Photobiol. 2005;
vitiligo have diverse epidemiologic and clinical 81: 1267-75.
characteristics. J Am Acad Dermatol. 2011; 65: 1-5 21. Natta R, Somsak T, Wisuttida T, Laor L. Narrowband
4. Felsten LM, Alikhan A, Petronic-Rosic V. Vitiligo: A ultraviolet B radiation therapy for recalcitrant vitiligo in
comprehensive overview Part II. Treatment options and Asians. J Am Acad Dermatol. 2003; 49: 473-6.
approach to treatment. J Am Acad Dermatol. 2011; 65: 493- 22. Nicolaidou E, Antoniou C, Stratigos A, Stefanaki C,
514. Katsambas AD. Efficacy, predictors of responsse, and long-
5. Antelo DP, Filgueira AL, Cunha JM. Reduction of skin- term follow-up in patients with vitiligo treated with
homing cytotoxic T cells (CD8+ -CLA+) in patients with narrowband UVB phototherapy. J Am Acad Dermatol.
vitiligo. Photodermatol Photoimmunol Photomed. 2011; 27: 2007; 56: 274-8.
40-4. 23. Sitek JC, Loeb M, Ronnevig JR. Narrowband UVB therapy
6. Glassman SJ. Vitiligo, reactive oxygen species and T-cells. for vitiligo: Does the repigmentation last? J Eur Acad
Clin Sci (Lond). 2011; 120: 99-120. Dermatol Venereol. 2007; 21: 891-6.
7. Halder RM, Taliaferro SJ. Vitiligo. Dalam: Wolff K, 24. Goktas EO, Aydin F, Senturk N, Canturk MT, Turanli AY.
Goldsmith LA, Katz SI, Gilchrest BA, Paller AS, Lefferll Combination of narrow band UVB and topical calcipotriol
DJ, penyunting. Fitzpatrick’s dermatology in general for the treatment of vitiligo. J Eur Acad Dermatol Venereol.
medicine. Edisi ke-7. New York: Mc Graw-Hill Company; 2006; 20: 553-7.
2008. h. 616-22. 25. Fai D, Cassano N, Vena GA. Narrow-band UVB
8. Forestier S. Rationale for sunscreen development. J Am phototherapy combined with tacrolimus ointment in vitiligo:
Acad Dermatol. 2008; 58: S133-8. A review of 110 patients. J Eur Acad Dermatol Venereol.
9. Tanioka M, Miyachi Y. Camouflage for vitiligo. Dermatol 2007; 21: 916-20.
Ther. 2009; 22: 90-3. 26. Welsh O, Herz-Ruelas ME, Gomez M, Ocampo-Candiani J.
10. Kwinter J, Pelletier J, Khambalia A, Pope E. High-potency Therapeutic evaluation of UVB-targeted phototherapy in
steroid use in children with vitiligo: A retrospective study. J vitiligo that affects less than 10% of the body surface area.
Am Acad Dermatol. 2007; 56: 236-41. Int J Dermatol. 2009; 48: 529-34.
11. Travis LB, Silverberg NB. Calcipotriene and corticosteroid 27. Lee DY, Kim CR, Lee JH. Targeted phototherapy in
combination therapy for vitiligo. Pediatr Dermatol. 2004; combination with drug therapy for segmental vitiligo.
21: 495-8. Photodermatol Photoimmunol Photomed. 2011; 27: 108-10.
12. Grimes PE, Morris R, Avaniss-Aghajani E, Soriano T, 28. Hadi SM, Spencer JM, Lebwohl M. The use of the 308-nm
Meraz M, Metzger A. Topical tacrolimus therapy for excimer laser for the treatment of vitiligo. Dermatol Surg.
vitiligo: therapeutic responsses and skin messenger RNA 2004; 30: 983-6.
expression of proinflammatory cytokines. J Am Acad 29. Lu-yan T, Wen-wen F, Lei-hong X, Yi J, Zhi-zhong Z.
Dermatol. 2004; 51: 52-61. Topical tacalcitol and 308-nm monochromatic excimer light:
13. Hartmann A, Brocker EB, Hamm H. Repigmentation of A synergistic combination for the treatment of vitiligo.
pretibial vitiligo with calcineurin inhibitors under occlusion. Photodermatol Photoimmunol Photomed. 2006; 22: 310-4.
J Deutsch Dermatol Ges. 2008; 6: 383-5. 30. Radakovic-Fijan S, Furnsinn-Friedl AM, Honigsmann H,
14. Watabe H, Soma Y, Kawa Y, Ito M, Ooka S, Ohsumi K, et Tanew A. Oral dexamethasone pulse treatment for vitiligo. J
al. Differentiation of murine melanocyte precursors induced Am Acad Dermatol. 2001; 44: 814-7.
by 1,25-dihydroxyvitamin D3 is associated with the 31. Kim SM, Lee HS, Hann SK. The efficacy of low-dose oral
stimulation of endothelin B receptor expression. J Invest corticosteroids in the treatment of vitiligo patients. Int J
Dermatol. 2002; 119: 583-9. Dermatol. 1999; 38: 546-50.
15. Parsad D, Saini R, Verma N. Combination of PUVA sol and 32. Majid I, Masood Q, Hassan I, Khan D, Chisti M. Childhood
topical calcipotriol in vitiligo. Dermatology. 1998; 197: 167- vitiligo: Responsse to methylprednisolone oral minipulse
70. therapy and topical fluticasone combination. Indian J
16. Schallreuter KU, Kruger C, Wurfel BA, Panske A, Wood Dermatol. 2009; 54: 124-7.
JM. From basic research to the bedside: Efficacy of topical
treatment with pseudocatalase PC-KUS in 71 children with
vitiligo. Int J Dermatol. 2008; 47: 743-53.

191

Anda mungkin juga menyukai