ABSTRAK
Ameloblastoma adalah tumor odontogenik jinak dan bersifat agresif secara lokal. Angka kejadian
tumor ini sekitar 1% dari seluruh tumor pada tulang rahang. Biasanya terjadi pada regio mandibula,
dan hanya sedikit kasus di maksila. Ameloblastoma mempunyai kecendrungan untuk rekurensi,
karena itu sangat diperlukan diagnosis yang akurat sebelum menentukan teknik pembedahan. Gejala
klinis dan radiologis ameloblastoma dapat menunjukkan gambaran yang tidak spesifik, gambarannya
bisa menyerupai odontogenic cyst dan tumor lain. Fine Needle Aspiration Cytology (FNAB)
merupakan suatu teknik yang mudah dan tidak invasif dalam menegakkan diagnosis sebelum tindakan
pembedahan dilakukan pada ameloblastoma. Teknik ini juga merupakan suatu tindakan yang dapat
dilakukan dengan cepat dan menghasilkan diagnosis yang akurat, serta dapat membedakan antara
tumor jinak dan ganas. Sitologi dari ameloblastoma terdiri atas kelompok-kelompok sel basaloid
dengan single spindle and stellate shaped cells. Bahan pemeriksaan bisa tidak memadai bila diperoleh
dari tumor dengan area kista yang luas, dan dapat menyebabkan diagnosis menjadi tidak akurat,
sehingga bisa keliru dalam menentukan keganasan yang bisa terdiagnosis sebagai suatu
ameloblastoma konvensional.
ABSTRACT
Ameloblastoma is a benign but locally aggressive epithelial odontogenic tumor. It represents 1% of
all tumors of the jaw bone. It is more common localized in the mandible, only a smaller number of
casses in maxilla. Ameloblastoma is a tumor with a propensity for recurrence. Therefore, an accurate
preoperative diagnosis is important to determaining surgical technique. The clinical and radiographic
appearance is not spesific, it can simulate several odontogenic cysts and tumors. Fine Needle
Aspiration Cytology (FNAB) is a simple and non invasive technique for preoperative diagnosis of the
lessions. It can offer a rapid and accurate diagnosis, differentiating between benign and malignant
ameloblastomas. The cytological features of ameloblastoma are small basaloid cells in clusters, and
single spindle and stellate shaped cells. Inaccuracy diagnosis of ameloblastoma from FNAB technique
usually caused by inadequate sampling due to extensive cystic degeneration, that may lead to
missclassification of malignant as conventional ameloblastoma.
848
Cakradonya Dent J 2015; 7(2):807-868
849
Cakradonya Dent J 2015; 7(2):807-868
Organization (WHO).9 Rekurensi dapat muncul pada satu tumor dan sedikit
ameloblastoma biasanya terjadi beberapa fakta yang menyatakan satu tipe lebih agresif
dekade setelah dilakukannya tindakan dibanding tipe yang lain.9,10
pembedahan, namun apabila Pola follicular dan plexiform ditemukan
penatalaksanaannya tidak adekuat, maka sekitar 32,5% dan 28,2%, tipe achatomatous
kemungkinan bisa mengarah pada suatu 12,1% dan tipe desmoplastic hanya sekitar 3–
keganasan.2 13%. Tipe histopatologi yang jarang
Gambaran radiologi ameloblastoma ditemukan yaitu granular cell 3–5% dan basal
menunjukkan berbagai variasi. Biasanya cell sekitar 2%. Secara umum diperkirakan
didapatkan lesi litik yang luas. Ada tipe hanya sekitar 20% dari ameloblastoma terjadi
destruksi tulang yang multilokuler dan bisa di maksila, namun ameloblastoma pada
juga muncul yang unilokuler. Kadang-kadang maksila merupakan suatu tumor yang lebih
tampak pula gigi yang tertanam.11 agresif dikarenakan struktur dari tulang
Berdasarkan klinik radiologi, maksila yang lebih tipis dan mudah pecah,
ameloblastoma dibagi menjadi 3 grup: solid sehingga tumor mudah menyebar ke struktur
atau multikistik, unikistik dan periferal. Solid jaringan sekitar, termasuk sinus maksilaris,
ameloblastoma merupakan lesi yang tersering cavum nasi, dan mata.10
dan mempunyai kecendrungan lebih agresif Pembagian ameloblastoma secara
11
dengan kejadian rekurensi lebih tinggi. histologi sebagai berikut:
Ameloblastoma unikistik menunjukkan • Intraosseous:
gambaran kista besar dengan lumen, - Follicular
intraluminal atau proliferasi mural dari sel - Plexiform
ameloblastik, bersifat kurang agresif dan - Acanthomatous
rendah tingkat rekurensinya, kecuali lesi - Multicystic
dengan gambaran mural invasi harus diterapi - Unicystic:
secara agresif.2 ▪ Granular cell
Sebelum tindakan bedah, biasanya ▪ Basal cell
diagnosis ameloblastoma ditegakkan ▪ Desmoplastic
berdasarkan gambaran klinis dan radiologis, • Extraosseous:
namun gambaran klinis dan radiologis tersebut - Follicular
bisa memberikan gambaran yang menyerupai - Plexiform
odontogenic cyst dan tumor lain.5,12 Gambaran - Basal cell
radiologi menunjukkan lesi yang ekspansil Granular cell ameloblastoma
dengan penipisan kortek pada buccal-lingual merupakan suatu tipe yang jarang dari
plane. Lesi berupa kista multilokular dengan ameloblastoma, dengan karakteristik
gambaran soap bubble atau honey comb. ditemukannya sel granular eosinofilik yang
Dengan penggunaan foto rontgen yang luas.10
konvensional, gambaran ameloblastoma Dua tipe ameloblastoma yang sering
unilokular terlihat mirip dengan gambaran ditemukan adalah follicular dan plexiform.
dentigerous cysts atau odontogenic Karakteristik dari tipe follicular adalah
keratocysts.2 bentukan pulau-pulau yang tersusun dari
Secara mikroskopis ameloblastoma stellate-like cells dengan bagian kista di
tersusun atas proliferasi dari sel epitel tengahnya. Tipe plexiform tersusun atas 2–3
odontogenik, terdiri atas 2 tipe sel tumor, lapis stellate-like cells pada bagian perifer,
yaitu: oval, spindle, dan stellate-shaped cells, membentuk sarang-sarang yang saling
dan ameloblast-like columnar cell, dengan inti beranastomosis.6
hiperkromatik di basal, tersusun palisading Tingkat rekurensi dari follicular
pada bagian tepi.6 ameloblastoma lebih tinggi (29,5%)
Ameloblastoma terbagi menjadi 2 tipe, dibandingkan dengan plexiform
tipe solid dan kistik, tersusun dalam beberapa ameloblastoma (16,7%) dan acanthomatous
pola, yaitu: follicular, plexiform, ameloblastoma (4,5%).13
acanthomatous, papilliferous-keratotic, Ameloblastoma jarang menunjukkan
granular cell, desmoplastic vascular dan sifat malignansi dan metastasis, hanya sekitar
dengan induksi dentin (dentino- 1% dari kasus ameloblastoma, metastasis lokal
ameloblastoma). Dua atau lebih gambaran
850
Cakradonya Dent J 2015; 7(2):807-868
851
Cakradonya Dent J 2015; 7(2):807-868
palisading, formasi yang lain adalah susunan juga menentukan diagnosis banding dari
sel tumor dalam bentuk lajur-lajur. Bisa juga gambaran morfologi ameloblastoma, yaitu:
ditemukan adanya makrofag dari bahan small cell carcinoma, lymphoma, adenoid
aspirasi yang mengandung cairan.3,6 Pada cystic carcinoma, poorly differentiated
beberapa kasus dapat ditemukan pula squamous carcinoma dan ameloblastic
diferensiasi skuamus, yaitu sel yang terlihat fibroma.5,6
besar dengan inti di tengah dan sitoplasma luas Kemampuan ahli patologi untuk
yang mengandung keratohyalin.1 melakukan interpretasi juga mempunyai
Gambaran sitologi dari ameloblastic peranan yang sangat penting. Dengan
carcinoma menunjukkan hiperselularitas yang kemampuan yang baik maka ahli patologi
padat, bertumpuk, dengan inti pleiomorfik, dapat membedakan bahan dan jenis sel-sel
anak inti prominen, terdapat abnormal mitosis yang didapatkan dari bahan aspirasi. Sehingga
dan ditemukannya area nekrosis.8 diagnosis ameloblastoma dapat ditegakkan
sebelum operasi dilakukan.8,17
KESIMPULAN
Ameloblastoma merupakan tumor jinak
odontogenik yang bersifat agresif lokal dan
rekuren, serta berpotensi untuk metastasis.
Untuk meminimalisasi kondisi ini, maka harus
dilakukan penatalaksanaan yang tepat.
Penegakkan diagnosis yang akurat adalah hal
yang sangat penting. FNAB adalah suatu
modalitas yang sangat berguna dalam
menegakkan diagnosis ameloblastoma, selain
mudah dan tidak mahal, FNAB juga aman
Gambar 2. Sitologi ameloblastoma (sel basaloid bagi pasien, dan yang terpenting tindakan ini
dan palisading) dapat dilakukan dengan cepat serta
menghasilkan diagnosis yang akurat, tentunya
Keterbatasan dari FNAB pada tumor dengan bahan/sampel aspirasi yang memadai.
rahang dapat dikarenakan oleh sampel yang Diagnosis yang akurat dapat membantu para
tidak memadai, hal ini bisa ditemukan pada dokter ahli bedah dalam menentukan
tumor-tumor dengan bentukan kista yang luas penatalaksanaan secara ekstensif dan dengan
dan mengalami infeksi sekunder. Untuk itu tindakan operasi yang optimal dapat mencegah
harus dilakukan pengambilan sampel yang rekurensi.
multipel dari beberapa lokasi suatu tumor agar
dapat diperoleh hasil aspirasi yang DAFTAR PUSTAKA
mengandung material sel untuk penegakkan 1. Chandavarkar V, Mishra M, Bhargava D,
diagnosis.8,12 Apabila hasil aspirasi pada suatu Gupta R, Sharma R. An insight into
lesi yang luas adalah cairan, maka dapat cytopathology of adontogenic tumors: A
dilakukan sentrifus pada cairan tersebut review. Gjmedph 2014; 3:3.
sehingga dapat diperoleh sejumlah sel yang 2. Gumgum S, Hosgoren B. Clinical and
dibutuhkan.12 radiologic behavior of ameloblastoma in
Sampel yang memadai sangat penting 4 cases. J Can Den Assoc 2005;
dalam menegakkan diagnosis yang akurat, 71(7):481–484
seperti dalam membedakan antara suatu 3. Rather GR, Goeswami KC, Khajuria R,
ameloblastoma dengan ameloblastic Singh K, Mahajan D, Dev G. Fine needle
carcinoma, dan antara ameloblastic carcinoma aspiration cytology of ameloblastoma. JK
dengan carcinoma pada rahang akibat science 2013; 15(2).
metastasis tumor dari paru, payudara, dan 4. Bueno JM, Bueno SM, Romero JP, Atin
gastrointestinal.5 Kegagalan dalam SB, Redecilla PH, Martin GR.
mengidentifikasi sel tumor yang malignant Mandibular ameloblastoma reconstruction
dapat mengakibatkan suatu ameloblastic with iliac crest graft and implants. Med
carcinoma didiagnosis sebagai suatu Oral Patol Oral Cir Bucal 2007; 12:73–
konvensional ameloblastoma.8 Kualitas sampel 75.
852
Cakradonya Dent J 2015; 7(2):807-868
853