Anda di halaman 1dari 6

Cakradonya Dent J 2015; 7(2):807-868

SITOLOGI TUMOR ODONTOGENIK: AMELOBLASTOMA

Vera Dewi Mulia

Departemen Patologi Anatomi


Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala

ABSTRAK
Ameloblastoma adalah tumor odontogenik jinak dan bersifat agresif secara lokal. Angka kejadian
tumor ini sekitar 1% dari seluruh tumor pada tulang rahang. Biasanya terjadi pada regio mandibula,
dan hanya sedikit kasus di maksila. Ameloblastoma mempunyai kecendrungan untuk rekurensi,
karena itu sangat diperlukan diagnosis yang akurat sebelum menentukan teknik pembedahan. Gejala
klinis dan radiologis ameloblastoma dapat menunjukkan gambaran yang tidak spesifik, gambarannya
bisa menyerupai odontogenic cyst dan tumor lain. Fine Needle Aspiration Cytology (FNAB)
merupakan suatu teknik yang mudah dan tidak invasif dalam menegakkan diagnosis sebelum tindakan
pembedahan dilakukan pada ameloblastoma. Teknik ini juga merupakan suatu tindakan yang dapat
dilakukan dengan cepat dan menghasilkan diagnosis yang akurat, serta dapat membedakan antara
tumor jinak dan ganas. Sitologi dari ameloblastoma terdiri atas kelompok-kelompok sel basaloid
dengan single spindle and stellate shaped cells. Bahan pemeriksaan bisa tidak memadai bila diperoleh
dari tumor dengan area kista yang luas, dan dapat menyebabkan diagnosis menjadi tidak akurat,
sehingga bisa keliru dalam menentukan keganasan yang bisa terdiagnosis sebagai suatu
ameloblastoma konvensional.

Kata kunci: Ameloblastoma, FNAB, diagnosis

ABSTRACT
Ameloblastoma is a benign but locally aggressive epithelial odontogenic tumor. It represents 1% of
all tumors of the jaw bone. It is more common localized in the mandible, only a smaller number of
casses in maxilla. Ameloblastoma is a tumor with a propensity for recurrence. Therefore, an accurate
preoperative diagnosis is important to determaining surgical technique. The clinical and radiographic
appearance is not spesific, it can simulate several odontogenic cysts and tumors. Fine Needle
Aspiration Cytology (FNAB) is a simple and non invasive technique for preoperative diagnosis of the
lessions. It can offer a rapid and accurate diagnosis, differentiating between benign and malignant
ameloblastomas. The cytological features of ameloblastoma are small basaloid cells in clusters, and
single spindle and stellate shaped cells. Inaccuracy diagnosis of ameloblastoma from FNAB technique
usually caused by inadequate sampling due to extensive cystic degeneration, that may lead to
missclassification of malignant as conventional ameloblastoma.

Key words: Ameloblastoma, FNAB, diagnosis

848
Cakradonya Dent J 2015; 7(2):807-868

PENDAHULUAN invasif, dan merupakan salah satu alternatif


Tumor odontogenik terdiri dari berbagai biopsi yang dilakukan untuk menegakkan
macam tipe, baik tumor jinak maupun tumor diagnosis sebelum tindakan bedah dilakukan.7
ganas yang tumbuh dari sisa odontogenik.1 Tindakan FNAB preoperasi merupakan suatu
Ameloblastoma adalah tumor jinak alat yang berharga untuk menegakkan
odontogenik yang biasanya tumbuh pada diagnosis dan penatalaksanaan pada
tulang rahang. Tumor ini diperkirakan berasal ameloblastoma, sehingga tindakan biopsi
dari residual epitel germinal gigi, epitel kista jaringan dengan cara operasi dapat dihindari,
odontogenik, epitel squamous bertatah, dan mengingat regio kepala dan leher merupakan
epitel dari organ enamel. Ameloblastoma area dengan banyak pembuluh darah dan dekat
merupakan tumor odontogenik tersering dengan pembuluh darah utama.3,8
dengan angka kejadian sekitar 1% dari angka
kejadian tumor rongga mulut, 80 % pada area TINJAUAN PUSTAKA
mandibula dan 20 % lagi pada rahang atas.2 Ameloblastoma
Ameloblastoma merupakan suatu tumor Pembengkakan pada mandibula dapat
jinak, tumbuh lambat namun bersifat agresif disebabkan oleh beberapa lesi yang bersifat
lokal dengan manifestasi klinis berupa jinak dari odontogenik dan non-odontogenik.
pembengkakan pada area rahang dan tidak Tumor tersering yang berasal dari odontogenik
menimbulkan rasa nyeri, dapat ekspansi ke adalah ameloblastoma.3 Ameloblastoma
tulang kortikal, menyebabkan perforasi pada (adamantinoma) merupakan tumor
buccal plates dan menginfiltrasi jaringan odontogenik yang berasal dari epitel
lunak.3 Lokasi tumor tersering adalah pada odontogenik/ameloblas. Dapat juga berasal
area mandibula, jarang ditemukan pada dari epitel pembatas kista dentigerous, dari
maksila, dan apabila tumbuh pada lokasi ini, sisa lamina gigi (epitel yang akan membentuk
maka akan memberikan gambaran prognosis crown gigi) dan enamel, atau dari lapisan basal
yang lebih buruk akibat dari infiltrasi yang mukosa mulut.9
luas pada tulang trabekula.4 Etiologi dari ameloblastoma belum
Ameloblastoma terdiri atas 6 gambaran sepenuhnya ditelusuri, kemungkinan
subtipe histologi: folicular, plexiform, berhubungan dengan abnormalitas pada
acantomatous, granulose cell, basal cell dan kontrol gen yang berperan pada perkembangan
desmoplasic. Tipe-tipe ini dapat tersusun gigi. Berbagai literatur menyebut trauma atau
secara gabungan dan tidak ada hubungannya lesi sistik, karena ameloblastoma berkembang
dengan prognosis tumor. Secara makroskopis pada basis dari folikular atau kista
ameloblastoma terdiri atas 3 tipe: solid atau odontogenik lainnya, dimana epitel dari
multikistik, unikistik dan periferal.4 Bentuk dinding kista mengalami transformasi menjadi
multikistik atau intra-osseus merupakan tipe ameloblastik.6
yang tersering dan mempunyai aspek klinis Angka kejadian Ameloblastoma sekitar
yang bermakna pada ameloblastoma 1% dari seluruh tumor pada regio kepala dan
dikarenakan gambaran invasi fokal serta dapat leher, 11% dari seluruh tumor odontogenik.
mengarah pada terjadinya rekurensi dan Ameloblastoma terutama terjadi pada rentang
metastasis.5 usia antara 30 dan 60 tahun, tanpa ada
Terapi ameloblastoma adalah eksisi perbedaan antara laki-laki dan wanita.10
komplit dengan batas-batas yang adekuat Ameloblastoma merupakan tumor
sehingga dapat meminimalisasi terjadinya odontogenik yang bersifat agresif, sering
rekurensi, oleh karena itu perlu perencanaan tumbuh lambat, asimtomatis dan tidak ada
penatalaksanaan yang tepat. Gejala klinis dan pembengkakan, meskipun kadangkala tumor
radiologis ameloblastoma dapat menunjukkan ini memberikan gambaran klinis berupa
gambaran yang tidak spesifik, padahal bengkak, maloklusi dental serta rasa nyeri.2
diagnosis yang tepat dan cepat sangat penting Selain tumbuh agresif, tumor ini juga
sebelum melakukan prosedur tindakan bedah.6 mempunyai kecenderungan untuk rekuren.
Akhir-akhir ini para ahli bedah menginginkan Oleh karena itu sebagian besar literatur
tindakan biopsi untuk dapat menegakkan menempatkan ameloblastoma pada tumor
diagnosis dengan cepat. Biopsi Aspirasi Jarum yang borderline (low grade malignant)
Halus (Fine Needle Aspiration Biopsy/FNAB) dibandingkan tumor jinak. Hal tersebut
merupakan tindakan yang cepat, kurang berlawanan dengan klasifikasi World Health

849
Cakradonya Dent J 2015; 7(2):807-868

Organization (WHO).9 Rekurensi dapat muncul pada satu tumor dan sedikit
ameloblastoma biasanya terjadi beberapa fakta yang menyatakan satu tipe lebih agresif
dekade setelah dilakukannya tindakan dibanding tipe yang lain.9,10
pembedahan, namun apabila Pola follicular dan plexiform ditemukan
penatalaksanaannya tidak adekuat, maka sekitar 32,5% dan 28,2%, tipe achatomatous
kemungkinan bisa mengarah pada suatu 12,1% dan tipe desmoplastic hanya sekitar 3–
keganasan.2 13%. Tipe histopatologi yang jarang
Gambaran radiologi ameloblastoma ditemukan yaitu granular cell 3–5% dan basal
menunjukkan berbagai variasi. Biasanya cell sekitar 2%. Secara umum diperkirakan
didapatkan lesi litik yang luas. Ada tipe hanya sekitar 20% dari ameloblastoma terjadi
destruksi tulang yang multilokuler dan bisa di maksila, namun ameloblastoma pada
juga muncul yang unilokuler. Kadang-kadang maksila merupakan suatu tumor yang lebih
tampak pula gigi yang tertanam.11 agresif dikarenakan struktur dari tulang
Berdasarkan klinik radiologi, maksila yang lebih tipis dan mudah pecah,
ameloblastoma dibagi menjadi 3 grup: solid sehingga tumor mudah menyebar ke struktur
atau multikistik, unikistik dan periferal. Solid jaringan sekitar, termasuk sinus maksilaris,
ameloblastoma merupakan lesi yang tersering cavum nasi, dan mata.10
dan mempunyai kecendrungan lebih agresif Pembagian ameloblastoma secara
11
dengan kejadian rekurensi lebih tinggi. histologi sebagai berikut:
Ameloblastoma unikistik menunjukkan • Intraosseous:
gambaran kista besar dengan lumen, - Follicular
intraluminal atau proliferasi mural dari sel - Plexiform
ameloblastik, bersifat kurang agresif dan - Acanthomatous
rendah tingkat rekurensinya, kecuali lesi - Multicystic
dengan gambaran mural invasi harus diterapi - Unicystic:
secara agresif.2 ▪ Granular cell
Sebelum tindakan bedah, biasanya ▪ Basal cell
diagnosis ameloblastoma ditegakkan ▪ Desmoplastic
berdasarkan gambaran klinis dan radiologis, • Extraosseous:
namun gambaran klinis dan radiologis tersebut - Follicular
bisa memberikan gambaran yang menyerupai - Plexiform
odontogenic cyst dan tumor lain.5,12 Gambaran - Basal cell
radiologi menunjukkan lesi yang ekspansil Granular cell ameloblastoma
dengan penipisan kortek pada buccal-lingual merupakan suatu tipe yang jarang dari
plane. Lesi berupa kista multilokular dengan ameloblastoma, dengan karakteristik
gambaran soap bubble atau honey comb. ditemukannya sel granular eosinofilik yang
Dengan penggunaan foto rontgen yang luas.10
konvensional, gambaran ameloblastoma Dua tipe ameloblastoma yang sering
unilokular terlihat mirip dengan gambaran ditemukan adalah follicular dan plexiform.
dentigerous cysts atau odontogenic Karakteristik dari tipe follicular adalah
keratocysts.2 bentukan pulau-pulau yang tersusun dari
Secara mikroskopis ameloblastoma stellate-like cells dengan bagian kista di
tersusun atas proliferasi dari sel epitel tengahnya. Tipe plexiform tersusun atas 2–3
odontogenik, terdiri atas 2 tipe sel tumor, lapis stellate-like cells pada bagian perifer,
yaitu: oval, spindle, dan stellate-shaped cells, membentuk sarang-sarang yang saling
dan ameloblast-like columnar cell, dengan inti beranastomosis.6
hiperkromatik di basal, tersusun palisading Tingkat rekurensi dari follicular
pada bagian tepi.6 ameloblastoma lebih tinggi (29,5%)
Ameloblastoma terbagi menjadi 2 tipe, dibandingkan dengan plexiform
tipe solid dan kistik, tersusun dalam beberapa ameloblastoma (16,7%) dan acanthomatous
pola, yaitu: follicular, plexiform, ameloblastoma (4,5%).13
acanthomatous, papilliferous-keratotic, Ameloblastoma jarang menunjukkan
granular cell, desmoplastic vascular dan sifat malignansi dan metastasis, hanya sekitar
dengan induksi dentin (dentino- 1% dari kasus ameloblastoma, metastasis lokal
ameloblastoma). Dua atau lebih gambaran

850
Cakradonya Dent J 2015; 7(2):807-868

rawat inap di rumah sakit, serta tindakan


biopsi operasi dan komplikasi dari anastesi
dapat dihindari.1,16 Prosedur FNAB juga
merupakan suatu teknik invasif minimal, tidak
memerlukan persiapan khusus dari pasien dan
aman dilakukan pada ibu hamil, anak-anak dan
pasien dengan risiko tinggi. Teknik ini juga
tidak menyebabkan adanya perdarahan dan
rasa nyeri yang berarti dikarenakan
penggunaan jarum berukuran halus.5,12
Tindakan FNAB biasanya bukan
prosedur utama dalam penegakkan diagnosis
Gambar 1. Histopatologi ameloblastoma ameloblastoma, kemungkinan karena langsung
dilakukan biopsi insisi. Walaupun demikian,
ditemukan pada kelenjar getah bening di regio prosedur ini dapat sangat berguna dalam hal
leher, dan metastasis jauh ditemukan di penentuan metastasis dan evaluasi suatu
paru.1,5,6 Ameloblastoma berbeda dengan rekurensi serta merupakan prosedur sitologi
metastasis ameloblastoma. Berdasarkan yang utama dalam penentuan batas sayatan
klasifikasi WHO, ameloblastoma merupakan eksisi yang adekuat sehingga rekurensi dapat
suatu tumor lokal dan bersifat jinak, dicegah.3 Rekurensi dapat terjadi dalam 5
sedangkan malignant ameloblastoma adalah tahun pertama setelah operasi yang bisa
suatu metastasis tumor ameloblastoma dengan dikarenakan oleh operasi sebelumnya yang
gambaran histologi jinak. Ameloblastic tidak adekuat.
carcinoma adalah suatu tumor primer dan Untuk memperoleh sampel yang
metastasis dengan gambaran malignansi.14,15 adekuat, lokasi aspirasi memegang peranan
yang penting. Karena lokasi tumor
Sitologi Ameloblastoma ameloblastoma terletak pada tulang maka
Terdapat dua jalur dalam menegakkan aspirasi harus dapat menembus tulang agar
diagnosis ameloblastoma sebelum operasi, dapat mengenai tumor. Penentuan lokasi
yaitu dengan penilaian secara histologi dan FNAB pada daerah dengan penipisian atau
sitologi yang dirangkaikan bersama hasil dari destruksi cortex tulang memberikan pengaruh
pemeriksaan klinis dan radiologis.5,12 yang besar pula pada tegaknya diagnosis
Pemeriksaan sitologi ameloblastoma FNAB preoperasi ameloblastoma. Aspirasi
dengan cara FNAB preoperasi masih jarang pada daerah solid akan mendapatkan bahan
dilakukan. Walaupun demikian, diagnosis yang lebih representatif.7,17 Gambaran
ameloblastoma dapat ditegakkan melalui radiologi dapat memberikan informasi adanya
sitologi sebelum operasi dilakukan.7 Salah satu window dan daerah yang solid, sehingga
komponen penting dalam menegakkan aspirasi mendapatkan bahan yang adekuat.17
diagnosis adalah pemilihan teknik biopsi, Pengambilan sampel dengan teknik
pilihannya harus suatu teknik yang mudah, FNAB pada ameloblastoma dapat dilakukan
cepat, noninvasif dan aman.12 dengan mudah, dan menunjukkan gambaran
Fine Needle Aspiration Biopsy (FNAB) sitologi yang jelas.1 Sitologi dari
adalah suatu teknik pemeriksaan untuk ameloblastoma terdiri dari dua karakteristik
menegakkan diagnosis dengan aspirasi jarum tipe sel, yaitu: kelompok sel epitel basaloid
halus pada suatu jaringan. Hasil dari dan single spindle atau stellate shaped cells,
pemeriksaan ini dapat menunjukkan gambaran bisa didapatkan pula epitel skuamus, sel
suatu lesi yang reaktif dan inflamasi, serta limfatik matur, dan fragmen stroma. Basal sel
menentukan sifat jinak dan ganas dari suatu menunjukkan inti hiperkromatik dengan
tumor. FNAB telah banyak digunakan dan sitoplasma tipis, spindle shape atau stellate
sudah menjadi jalur pertama dalam rangkaian shape cells berinti spindle atau oval dengan
penentuan diagnosis pada massa di regio kromatin halus dan anak inti kecil di tepi.
kepala dan leher. FNAB merupakan suatu Kumpulan dari dua tipe sel ini tersusun dalam
teknik pemeriksaan yang akurat dan aman dua formasi, yaitu kelompok-kelompok sel
dilakukan, tidak membutuhkan banyak spindle dan stellate dengan bagian tepi
peralatan, biaya murah, dan mengurangi waktu gambaran sel basaloid yang tersusun

851
Cakradonya Dent J 2015; 7(2):807-868

palisading, formasi yang lain adalah susunan juga menentukan diagnosis banding dari
sel tumor dalam bentuk lajur-lajur. Bisa juga gambaran morfologi ameloblastoma, yaitu:
ditemukan adanya makrofag dari bahan small cell carcinoma, lymphoma, adenoid
aspirasi yang mengandung cairan.3,6 Pada cystic carcinoma, poorly differentiated
beberapa kasus dapat ditemukan pula squamous carcinoma dan ameloblastic
diferensiasi skuamus, yaitu sel yang terlihat fibroma.5,6
besar dengan inti di tengah dan sitoplasma luas Kemampuan ahli patologi untuk
yang mengandung keratohyalin.1 melakukan interpretasi juga mempunyai
Gambaran sitologi dari ameloblastic peranan yang sangat penting. Dengan
carcinoma menunjukkan hiperselularitas yang kemampuan yang baik maka ahli patologi
padat, bertumpuk, dengan inti pleiomorfik, dapat membedakan bahan dan jenis sel-sel
anak inti prominen, terdapat abnormal mitosis yang didapatkan dari bahan aspirasi. Sehingga
dan ditemukannya area nekrosis.8 diagnosis ameloblastoma dapat ditegakkan
sebelum operasi dilakukan.8,17

KESIMPULAN
Ameloblastoma merupakan tumor jinak
odontogenik yang bersifat agresif lokal dan
rekuren, serta berpotensi untuk metastasis.
Untuk meminimalisasi kondisi ini, maka harus
dilakukan penatalaksanaan yang tepat.
Penegakkan diagnosis yang akurat adalah hal
yang sangat penting. FNAB adalah suatu
modalitas yang sangat berguna dalam
menegakkan diagnosis ameloblastoma, selain
mudah dan tidak mahal, FNAB juga aman
Gambar 2. Sitologi ameloblastoma (sel basaloid bagi pasien, dan yang terpenting tindakan ini
dan palisading) dapat dilakukan dengan cepat serta
menghasilkan diagnosis yang akurat, tentunya
Keterbatasan dari FNAB pada tumor dengan bahan/sampel aspirasi yang memadai.
rahang dapat dikarenakan oleh sampel yang Diagnosis yang akurat dapat membantu para
tidak memadai, hal ini bisa ditemukan pada dokter ahli bedah dalam menentukan
tumor-tumor dengan bentukan kista yang luas penatalaksanaan secara ekstensif dan dengan
dan mengalami infeksi sekunder. Untuk itu tindakan operasi yang optimal dapat mencegah
harus dilakukan pengambilan sampel yang rekurensi.
multipel dari beberapa lokasi suatu tumor agar
dapat diperoleh hasil aspirasi yang DAFTAR PUSTAKA
mengandung material sel untuk penegakkan 1. Chandavarkar V, Mishra M, Bhargava D,
diagnosis.8,12 Apabila hasil aspirasi pada suatu Gupta R, Sharma R. An insight into
lesi yang luas adalah cairan, maka dapat cytopathology of adontogenic tumors: A
dilakukan sentrifus pada cairan tersebut review. Gjmedph 2014; 3:3.
sehingga dapat diperoleh sejumlah sel yang 2. Gumgum S, Hosgoren B. Clinical and
dibutuhkan.12 radiologic behavior of ameloblastoma in
Sampel yang memadai sangat penting 4 cases. J Can Den Assoc 2005;
dalam menegakkan diagnosis yang akurat, 71(7):481–484
seperti dalam membedakan antara suatu 3. Rather GR, Goeswami KC, Khajuria R,
ameloblastoma dengan ameloblastic Singh K, Mahajan D, Dev G. Fine needle
carcinoma, dan antara ameloblastic carcinoma aspiration cytology of ameloblastoma. JK
dengan carcinoma pada rahang akibat science 2013; 15(2).
metastasis tumor dari paru, payudara, dan 4. Bueno JM, Bueno SM, Romero JP, Atin
gastrointestinal.5 Kegagalan dalam SB, Redecilla PH, Martin GR.
mengidentifikasi sel tumor yang malignant Mandibular ameloblastoma reconstruction
dapat mengakibatkan suatu ameloblastic with iliac crest graft and implants. Med
carcinoma didiagnosis sebagai suatu Oral Patol Oral Cir Bucal 2007; 12:73–
konvensional ameloblastoma.8 Kualitas sampel 75.

852
Cakradonya Dent J 2015; 7(2):807-868

5. Nai GA, Grosso RN. Fine-needle cytology in various body lesion.


aspiration biopsy of ameloblastic American Journal of Advances in Medical
carcinoma of the mandible: A case report. Science 2014; 2(2):9–14.
Braz Dent 2011; 22(3):254–257. 17. Rahaju AS, Fauziah D, Kusumastuti EH.
6. Peric M, Milicic V, Pajtler M, Marjanovic Diagnostic accuracy of pre-operative fine
K, Zubcic V. Potential value and needle aspiration biopsy in
disadvantages of fine needle aspiration ameloblastoma. Folia Medika
cytology in diagnosis of ameloblastoma. Indonesiana 2010; 46(1):41–44.
Coll Antropol 2012; 36(2):147–150.
7. Artes-Martinez MJ. Ameloblastoma.
diagnosis by means of FNAB: Report of
two cases. Med Oral Patol Oral 2005;
10:205–209.
8. Anchinmane VT, Rupani AB, Shedge RT,
Kavishwar VS. Diagnosis of
ameloblastoma of mandible by fine-
needle aspiration cytology. Bombay
Hospital Journal 2011; 53.
9. Rosai J. Maxilla and Mandible:
Ameloblastoma. In: Rosai and
Ackerman’s Surgical Pathology. 9th ed.
USA: Mosby. 2004: 291–293.
10. Afroz N, Qadri S, Shamim N. Granular
cell ameloblastoma of maxilla:
Masquerading as pyogenic granuloma.
Oral and Maxilofacial Pathology Journal
2015; 6(1);568–571.
11. Mills. The Jaw and Oral Cavity;
Ameloblastoma. In: Sternberg’s
Diagnostic Surgical Pathology. 4th ed.
LWW. 2004: 922–924.
12. Ucok O, Dogan N, Ucok C, Gunhan O.
Role of fine needle aspiration cytology in
the preoperative presumptive diagnosis of
ameloblastoma. Acta Cytol 2005;
49(1):38–42.
13. Kishore M, Panat SM, Kishore A, Joshi
A. Follicular ameloblastoma: A case
report. IJSS Case Reports and Reviews
2014; 1(1):1–3.
14. Klee C, Lindskog S, Hirsch JM, Thor A.
Recurrent ameloblastoma of the
mandible: Surgical seeding or metastasis
of malignant ameloblastoma. Case
Reports in Clinical Medicine 2013;
2(2):154–158.
15. Amzerin M, Fadoukhair Z, Belbaraka R,
Iraqui M, Boutayeb S, M’rabti H, et al.
Metastatic ameloblastoma responding to
combination chemotherapy: Case report
and review of the literature. Journal of
Medical Case Reports 2011; 5:41.
16. Tailor HJ, Bhagat VM, Saini PK,
Pimpaldara RP. Study of diagnostic
importance of fine needle aspiration

853

Anda mungkin juga menyukai