Anda di halaman 1dari 35

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Rocsience Slide adalah salah satu software geoteknik yang mempunyai

spesialisasi sebagai software perhitungan kestabilan lereng. Pada dasarnya

Rocscience Slide adalah salah satu program di dalam paket perhitungan geoteknik

Rocscience yang terdiri dari Swedge, Roclab, Phase2, RocPlane, Unwedge,

danRocData. Software Slide ini umumnya digunakan untuk menentukan kestabilan

lereng pada suatu bidang dengan memperhitungkan sudut dan tinggi lereng

tersebut.

Permukaan tanah yang tidak selalu membentuk bidang datar atau

mempunyai perbadaan elevasi antara tempat yang satu dengan yang lainnya

sehingga membentuk suatu lereng (slope). Perbedaan elevasi tersebut pada kondisi

tertentu dapat menimbulkan kelongsoran lereng sehingga dibutuhkan suatu analisis

kestabilan lereng, untuk menanggulangi terjadinya kelongsoran tersebut.

B. Tujuan Praktikum

1. Mampu menganalisis kestabilan lereng rencana

2. Mampu menghitung nilai faktor keamanan

3. Mampu mensimulasikan kondisi lereng di lapangan

4. Mampu memberikan rekomendasi geometri lereng stabil

5. Mampu mengoperasikan software slide


BAB II
LANDASAN TEORI

Lereng merupakan bagian dari permukaan bumi yang berbentuk miring.

Sedangkan kestabilan lereng merupakan suatu kondisi atau keadaan yang

mantap/stabil terhadap suatu bentuk dan dimensi lereng (Duncan, et al, 2004).

Desain geometri lereng dengan dimensi tertentu yang dilakukan dalam aktifitas

pembuatan jalan raya adalah merupakan gangguan terhadap keseimbangan yang

dapat mengakibatkan kelongsoran. Bentuk dari gangguan tersebut biasanya berupa

proses degradasi atau gerakan - gerakan lain mulai dari rayapan sampai longsoran.

Proses degradasi atau gerakan-gerakan tersebut tidak akanberhenti sebelum

mencapai suatu keadaan keseimbangan yang baru dalam bentuk dan dimensi yang

baru pula (Duncan, et al, 2004).

Kestabilan lereng tegantung pada gaya penggerak dan gaya penahan yang

bekerja pada bidang gelincir tersebut. Gaya penahan (resisting forces) adalah gaya

yang menahan agar tidak terjadi kelongsoran, sedangkan gaya penggerak (driving

force) adalah gaya yang menyebabkan terjadinya kelongsoran. Perbandingan antara

gaya-gaya penahan terhadap gaya-gaya yang menggerakan tanah inilah yang

disebut dengan faktor keamanan (FK) kereng, yang mana dapat diukur dengan

formula :

𝑟𝑒𝑠𝑢𝑙𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑦𝑎−𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑎ℎ𝑎𝑛


𝐹 = 𝑟𝑒𝑠𝑢𝑙𝑡𝑎𝑛 𝑔𝑎𝑦𝑎−𝑔𝑎𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘

Dengan penentuan, jika :

FK > 1,25 maka lereng dalam kondisi stabil

FK < 1,07 maka lereng tidak stabil


FK > 1,07 > 1,25 maka lereng dalam kondisi kritis

*ketentuan Bowles (1984)

Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kestabilan lereng,

diantaranya sebagai berikut :

1. Geometri Lereng

Kemiringan dan tinggi suatu lereng sangat mempengaruhi kestabilannya.

Pada umumnya semakin besar kemiringan dan tinggi suatu lereng, maka

kesatbilan semakin kecil. Faktor geometri ini seringkali menjadi

faktor/variabel yang berubah dalam suatu perencanaan lereng.

2. Kondisi Geologi

Pada dasarnya sifat fisik dan mekanikal batuan yang akan berpengaruh

terhadap kestabilan lereng ditentukan oleh kondisi geologi pada lokasi

tersbut. Kondisi geologi yang sangat mempengaruhi kemantapan lereng

adalah sutruktur geologi penyusunnya dan struktur batuan berupa bidang–

bidang sesar, perlapisan dan rekahan. Struktur batuan tersebut merupakan

bidang-bidang lemah dan sekaligus sebagai tempat merembesnya air,

sehingga batuan lebih mudah longsor. Dalam perhitungan kestabilan lereng

yang digunakan adalah parameter geoteknik, namun untuk memudahkan

interpretasi antar depaterment penamaannya seringkali didasarkan pada

nama geologi.

3. Sifat Fisik dan Mekanika Batuan

Sifat fisik batuan yang mempengaruhi kemantapan lereng adalah:

porositas dan kandungan air, dan bobot isi (density). Bobot isi batuan akan
mempengaruhi besarnya beban pada permukaan bidang longsor. Sehingga

semakin besar bobot isi batuan, maka gaya penggerak yang menyebabkan

lereng longsor akan semakin besar. Dengan demikian, kestabilan lereng

tersebut semakin berkurang. Kuat tekan, kuat tarik, kuat geser, kohesi dan

sudut geser dalm merupakan sifat mekanik batuan yang juga mempengaruhi

kestabilan lereng. Kekuatan batuan biasanya dinyatakan dengan kuat tekan

(confined & unifed compressive strenght), kuat tarik (tensile strenght) dan

kuat geser (shear strenght). Batuan mempunyai kekuatan besar, akan lebih

stabil. ` Semakin besar kohesi dan sudut geser dalam, maka kekuatan geser

batuan akan semakin besar juga. Dengan demikian akan lebih stabil. Batuan

yang mempunyai porositas besar akan banyak menyerap air. Dengan

demikian kuat geser batuannya akan menjadi semakin kecil, sehingga

kemantapannya pun berkurang. Air sangat memepengaruhi kestabilan

lereng. Dalam analisis ini mengunakan Ru sebagai parameter tekanan air

tanah, karena tinggi muka air tanah pada material longsor tidak dapat

ditentukan.Persamaan Mohr-Coulomb Nilai Kuat Geser batuan pada

kondisi kering :

τ = c + σ tg φ

Nilai Kuat Geser batuan pada kondisi jenuh :

τ = c + (σ - u) tg φ

τ = kuat geser batuan (ton/m2)

c = kohesi (ton/m2)

σ = tegangan normal (ton/m2)


u = tekanan air pori (ton/m2)

φ = sudut geser dalam (derajat)

Kuat geser tanah pada kondisi jenuh air akan berkurang karena tekanan

air pori air mereduksi tegangan normal. Tekanan air pori akan mereduksi

tegangan normal sehingga kekuatan geser material pada badan lereng

berkurang. Tegangan Normal Efektif σ'= σ – u. Tegangan noramal efektif

adalah tegangan normal yang direduksi oleh tekanan air pori. Tegangan

efektif merupakan konsep yang sangat penting dalam bidang rekayasa

geoteknik. Konsep tegangan efektif ini ditemukan oleh Karl Terzaghi pada

tahun 1920.

Tegangan normal efektif tidak dapat diukur, hanya bisa dihitung apabila

tegangan normal total dan tekanan air pori diketahui. Hubungan antara

tegangan total,tegangan efektif dan tekanan air pori adalah sebagai berikut :
BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM

A. Alat dan Bahan

1. Laptop/computer yang telah terinstall software Slide

2. Data Mohr Collumb

B. Langkah Kerja

1. Permodelan

Permodelan anaslisis geometri akan di lakukan langsung di

Rocsciance Slide.Yang harus di perhatikan adalah kita harus memiliki

aplikasi Rocsciance Slide.

1. Langkah pertama yaitu buka aplikasi Rocsciance Slide

Tampilan awal aplikasi Rocsciance Slide

2. Langkah selanjutnya iyalah membuat geometri lereng sesuai

dengan data,pilih menu add external boundary


3. Langkah selanjutnya buat lereng sesuai dengan data

Bentuk lereng diatas adalah lereng dengan tinggi 40m,sudut lereng 50°

4. Langkah selanjutnya memasukan data sifat fisik dan mekanik

pada lereng. Jika lereng merupakan lereng dengan lapisan

homogen bisa langsung di input tanpa di bagi per lapisannya

5. Masukan data sifat fisik dan mekanik pada menu

Lalu akan muncul menu seperti ini


6. Langkah selanjutnya isi data sifat fisik dan mekanik pada lereng

BatauLempung
No. Karakteristik

1. Kohesi (C) 70,47kPa,


2. Sudutgeserdalam (φ) 13,80o
3. Bobotisi () 21,34kN/m3

Tabel diatas adalah contoh data sifat fisik dan mekanik, masukan

data ke menu Define Material Properties (contoh)


Gambar diatas adalah lereng geometri yang sudah di masukan data sifat
fisik dan mekanik
7. Langkah selanjutnya yaitu menambahkan grid pada lereng

8. Langkah selanjutnya yaitu mencari faktor kekuatan (FK) pada


lereng. Ambil menu Analysis, lalu pilih compute

9. Langkah selanjutnya pilih interpret


10. Lalu akan muncul pada windows baru slideinterpret

Akan muncul faktor kekuatan (FK) pada grid

(metode bishop) (metode janbu)


a. Metode Bishop

Metode ini mengabaikan gaya gesek antar irisan dan

kemudian mengasumsikan bahwa gaya normal cukup untuk

mendefinisikan gaya- gaya antaririsan. (Bishop, 1955)

b. Metode Janbu Yang Disederhanakan ( Simplified Janbu Method )

Pada tahun 1954 Janbu membuat suatu metode analisa yang

dapat digunakan pad apermukaan longsor yang berbentuk circular


dan non circular.Janbu merumuskan persamaan umum

kesetimbangan dengan menyelesaikan secara vertikal dan horizontal

pada dasar tiap-tiap irisan dengan memperhitungkan seluruh

kesetimbangan gaya

Janbu juga mengembangkan metode yang mirip dengan

metode bishop sederhana (simplified bishop method) yang dikenal

dengan metode janbu sederhana (simplified janbu method). Metode

ini memiliki asumsi sama dengan metode bishop yang

mengasumsikan bahwagaya normal antar irisan diperhitungakan

tetapi gaya geser antar irisan diabaikanatau bernilai nol (XL -XR =

0). Perbedaan antara metode bishop sederhana dan metode janbu

sederhana terletak pada penurunan angka faktor keamanan. Bishop

menurunkan angka faktor keamanan dari kesetimbangan vertikal

sedangkan janbu menurunkan angka faktor keamanan dari

kesetimbangan horizontal.
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

A. Data Praktikum

MODUL 1

Perhitungan faktor keamanan suatu lereng homogeny dan tidak berlapis

Suatu lereng dengan geometri seperti dibawah merupakan lereng batu lempung

yang homogeny dan tidak berlapis.

Geometri lereng :

 Tinggi lereng (H) : 40 meter

 Kemiringan lereng (α) : 60o

 Lereng bersifat kering

Karakteristik fisik dan mekanik material pembentuk lereng didapat dari data

laboratorium sebagai berikut:

Batau Lempung
No. Karakteristik
Minimum Maksimum
1. Kohesi (C) 70,47 kPa, 150,21 kPa
2. Sudut geser dalam (φ) 13,80o 16,50o
3. Bobot isi () 21,34 kN/m3 22,88 kN/m3

Hitung Faktor Keamanan (FK) untuk:

a. Sifat fisik dan mekanik sesuai dangan table diatas

b. Sifat fisik dan mekanik bila

Minimum, maksimum, dan nilai tengah


i. Nilai  dalam table diatas dikurangi 25%

ii. Nilai  dalam table diatas dikurangi 50%

iii. Nilai  dalam table diatas ditambah 25%

iv. Nilai  dalam table diatas ditambah 50%

v. Nilai C dalam table diatas dikurangi 25%

vi. Nilai C dalam table diatas dikurangi 50%

vii. Nilai C dalam table diatas ditambah 25%

viii. Nilai C dalam table diatas ditambah 50%

ix. Nilai φ dalam table diatas dikurangi 25%

x. Nilai φ dalam table diatas dikurangi 50%

xi. Nilai φ dalam table diatas ditambah 25%

xii. Nilai φ dalam table diatas ditambah 50%

MODUL 2
Perhitungan factor keamanan suatu lereng homogen dan berlapis

Suatu lereng penambangan batubara dengan geometri seperti dibawah merupakan

lereng homogen yang dibentuk oleh 3 lapisan (berurutan dari atas ke bawah) yaitu

sandstone, mudstone dan batubara.

Geometri lereng :

 Tinggi lereng (H) : 40 meter

 Kemiringan lereng (α) : 50o

 Lereng bersifat kering


Karakteristik fisik dan mekanik material pembentuk lereng didapat dari data

laboratorium sebagai berikut:

No. Karakteristik Sandstone Mudstone Batubara


1. Kohesi (C) 95,7 kPa 121,0 kPa 30,5 kPa
2. Sudut geser dalam (φ) 30,5o 27,8o 23,72o
3. Bobot isi () 22,45 kN/m3 20,5 kN/m3 14,5 kN/m3

Hitung Faktor Keamanan (FK) untuk:

a. Sifat fisik dan mekanik sesuai dangan table diatas

b. Sudut lereng tetap dan tinggi lereng berubah menjadi 25m, 35m, 45m, 55 m

c. Tinggi lereng tetap dan sudut lereng berubah menjadi 35o, 45o, 55o, dan 65o

MODUL 3
Perhitungan factor keamanan suatu lereng homogen, berlapis dan isotrop

Suatu lereng penambangan batubara dengan geometri seperti dibawah merupakan

lereng homogen yang dibentuk oleh 3 lapisan (berurutan dari atas ke bawah) yaitu

sandstone, mudstone dan batubara.

Geometri lereng :

 Tinggi lereng (H) : 40 meter

 Kemiringan lereng (α) : 35o

 Lereng bersifat kering

Karakteristik fisik dan mekanik material pembentuk lereng didapat dari data

laboratorium sebagai berikut:


No. Karakteristik Sandstone Mudstone Batubara
1. Kohesi (C) 95,7 kPa 121,0 kPa 30,5 kPa
2. Sudut geser dalam (φ) 30,5o 27,8o 23,72o
3. Bobot isi () 22,45 kN/m3 20,5 kN/m3 14,5 kN/m3

Hitung Faktor Keamanan (FK) untuk:

a. Sifat fisik dan mekanik sesuai dangan table diatas

b. Lereng bersifat jenuh

Lereng mengalami mendapatkan gangguan gempa sebesar 0,05 g dan bersifat jenuh

B. Analisis Data

BOBOT ISI ɣ KOHESI C SUDUT GESER FK


DALAM ϕ
MAKSIMUM 22.88 150.21 16.50 1.294
ɣ - 25% 17.16 150.21 16.50 1.595
ɣ - 50 % 11.44 150.21 16.50 2.195
ɣ + 25% 28.6 150.21 16.50 1.111
ɣ + 50 % 34.32 150.21 16.50 0.990
C - 25% 22.88 112.65 16.50 1.085
C - 50% 22.88 75.105 16.50 0.828
C + 25% 22.88 187.76 16.50 1.519
C+ 50% 22.88 225.31 16.50 1.747
ϕ - 25% 22.88 150.21 12.375 1.193
ϕ -50 % 22.88 150.21 8.25 1.093
ϕ + 25 % 22.88 150.21 20.625 1.396
ϕ + 50 % 22.88 150.21 24.75 1.505
no ket Gambar fk
1 MAKSIMU 1.294
M

2 ɣ - 25% 1.595

3 ɣ - 50 % 2.195

4 ɣ + 25% 1.111
5 ɣ + 50 % 0.990

6 C - 25% 1.085

7 C - 50% 0.828

8 C + 25% 1.519

9 C+ 50% 1.747
10 ϕ - 25% 1.193

11 ϕ -50 % 1.093

12 ϕ + 25 % 1.396

13 ϕ + 50 % 1.505
a. data nilai tengah

BOBOT ISI ɣ KOHESI C SUDUT GESER FK


DALAM ϕ
NILAI 22.11 110.34 15.15 1.041
TENGAH
ɣ - 25% 16.58 110.34 15.15 1.271
ɣ - 50 % 11.05 110.34 15.15 1.731
ɣ + 25% 27.63 110.34 15.15 0.903
ɣ + 50 % 33.16 110.34 15.15 0.806
C - 25% 22.11 82.75 15.15 0.867
C - 50% 22.11 55.17 15.15 0.684
C + 25% 22.11 137.92 15.15 1.213
C+ 50% 22.11 165.51 15.15 1.387
ϕ - 25% 22.11 110.34 11.36 0.950
ϕ -50 % 22.11 110.34 7.57 0.862
ϕ + 25 % 22.11 110.34 18.93 1.135
ϕ + 50 % 22.11 110.34 22.72 1.223

no ket gambar fk
1 MEDIUM 1.041

2 ɣ - 25% 1.271
3 ɣ - 50 % 1.731

4 ɣ + 25% 0.903

5 ɣ + 50 % 0.806

6 C - 25% 0.867

7 C - 50% 0.684
8 C + 25% 1.213

9 C+ 50% 1.387

10 ϕ - 25% 0.950

11 ϕ -50 % 0.862

12 ϕ + 25 % 1.135
13 ϕ + 50 % 1.223

b. Data nilai minimum

BOBOT KOHESI SUDUT GESER FK


ISI ɣ C DALAM ϕ
MINIMUM 21.34 70.47 13.80 0.773
ɣ - 25% 16.005 70.47 13.80 0.927
ɣ - 50 % 10.67 70.47 13.80 1.232
ɣ + 25% 26.67 70.47 13.80 0.676
ɣ + 50 % 32.01 70.47 13.80 0.611
C - 25% 21.34 52.85 13.80 0.652
C - 50% 21.34 35.23 13.80 0.526
C + 25% 21.34 88.08 13.80 0.890
C+ 50% 21.34 105.7 13.80 1.003
ϕ - 25% 21.34 70.47 10.35 0.694
ϕ -50 % 21.34 70.47 6.9 0.614
ϕ + 25 % 21.34 70.47 17.25 0.848
ϕ + 50 % 21.34 70.47 20.7 0.925

no ket gambar fk
1 MINIMUM 0.773
2 ɣ - 25% 0.927

3 ɣ - 50 % 1.232

4 ɣ + 25% 0.676

5 ɣ + 50 % 0.611

6 C - 25% 0.652
7 C - 50% 0.526

8 C + 25% 0.890

9 C+ 50% 1.003

10 ϕ - 25% 0.694

11 ϕ -50 % 0.614
12 ϕ + 25 % 0.848

13 ϕ + 50 % 0.925

1. Modul 2

a. Sifat fisik dan mekanik

Gambar FK

1.331
b. Sudut lereng tetap dan tinggi lereng berubah

Keterangan Gambar FK

Tinggi lereng 25 m 1.488

Tinggi lereng 35 1.340

Tinggi lereng 45 1.315


Tinggi lereng 55 1.167

c. Tinggi lereng tetap dan sudut lereng berubah

keterangan Gambar FK

Sudut lereng 35º 1.560


Sudut lereng 45º 1.430

Sudut lereng 55º 1.380

Sudut lereng 65º 1.113


2. Modul 3

a. Sifat fisik dan mekanik sesuai tabel diatas

Nilai FK = 1,231 ( kondisi kering )

b. Lereng bersifat jenuh

NilaiFK = 0.659 ( Kondisi Jenuh )


c. Lereng mengalami atau mendapatan gangguan gempa sebesar 0,05 g
dan bersifat jenuh

Nilai FK = 0.659 ( Setelah mendapat beban 0,05 g )


BAB V
PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini, penggunaan software slide diperuntukan untuk

menentukan nilai faktor keamanan pada lereng. Metode yang digunakan pada

perhitungan software ini ialah metode bishop dan janbu.

Metode bishop merupakan metode yang diperkenalkan oleh A.W. Bishop

menggunakan cara potongan dimana gaya-gaya yang bekerja pada tiap potongan.

Metode bishop dipakai untuk menganalisis permukaan gelincir (slip surface) yang

berbentuk lingkaran. Pada metode ini diasumsikan bahwa gaya-gaya normal total

berada/bekerja dipusat alas potongan dan bisa ditentukan dengan menguraikan

gaya-gaya pada potongan secara vertikal atau normal. Metode bishop menganggap

bahwa gaya-gaya yang bekerja pada irisan mempunyai resultan nol pada arah

vertikal.

Metode janbu Pada tahun 1954 Janbu membuat suatu metode analisa yang

dapat digunakan pad apermukaan longsor yang berbentuk circular dan non

circular.Janbu merumuskan persamaan umum kesetimbangan dengan

menyelesaikan secara vertikal dan horizontal pada dasar tiap-tiap irisan dengan

memperhitungkan seluruh kesetimbangan gaya. Janbu juga mengembangkan

metode yang mirip dengan metode bishop sederhana (simplified bishop method)

yang dikenal dengan metode janbu sederhana (simplified janbu method). Metode

ini memiliki asumsi sama dengan metode bishop yang mengasumsikan bahwagaya

normal antar irisan diperhitungakan tetapi gaya geser antar irisan diabaikanatau

bernilai nol (XL -XR = 0).


Perbedaan antara metode bishop sederhana dan metode janbu sederhana

terletak pada penurunan angka faktor keamanan. Bishop menurunkan angka faktor

keamanan dari kesetimbangan vertikal sedangkan janbu menurunkan angka faktor

keamanan dari kesetimbangan horizontal.


BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari data praktikum yang kami dapatkan dan di uplikasikan kepada

software slide kami menyimpulkan nilai FK (faktor keamanan atau safety

factor) dari masing masing modul, FK didapat sesuai kondisi di lapangan.

Modul 1 kondisi kering, dengan tinggi dan kemiringan lereng telah di

tentukan material yang digunakan adalah batu lempung dengan dua kondisi

yaitu minimum dan maksimum. Pada kondisi minimum dan maksimum nilai

FK minimum lebih kecil dari FK maksimum.

Modul 2 dengan kondisi lereng yang homogen serta berlapis dengan tiga

jenis material yaitu sandstone, mudstone dan batubara. Didapatkan nilai FK =

1,27 ,dan pada kondisi :

 Tinggi lereng diubah dan namun sudut kemerengan leren tetap

dengan tinggi 25m,45m,55m. Didapatkan semakin rendah tinggi lereng maka

nilai FK semakin tinggi

 Ketika tinggi lereng tetap namun sudut kemerengan lereng berbeda,

35

Semakin kecil sudut kemiringan lereng maka nilai FK semakin besar

Modul 3 dengan lereng homogan yang di bentuk oleh 3 lapisan material

yaitu sandstone,mudstone dan batubara didapat dengan tinggi dan kemringan

lereng di tentukan serta nilai kohesi () dan sudut geser dalam ( ) serta bobot isi
Nilai FK pada kondis berair yang sebelum diberi beban lebih besar

dibandingkan setelah di beri beban.

B. Saran

Dalam penggunaan software harus teliti dalam memasukan data ke

softwarenya, karena software akan memberikan hasil pengukuran walaupun

data yang dimasukan salah.


DAFTAR PUSTAKA

Aini, Qiratul,. 2018, Analisa Kestabilan Lereng Studi Kasus Kelongsoran Ruas
Jalan Sicincin-Malalak KM 27,6 Kecamatan Malalak, Kabupaten Agam,
Teknik Pertambangan Fakultas Teknik UNP, Padang.
https://www.academia.edu/36317047/METODE_BISHOP_JANBU_DAN_SPENCER.pd
f, diakses pada 4:35 WIB
Syafar Jainul, Djamaluddin, Anshariah,. 2016, Analisa Kestabilan Lereng Dengan
Metode Bishop Pada Penambangan Nikel, Teknik Pertambangan UNHAS,
Teknik Pertambangan UMI, Makassar.

Anda mungkin juga menyukai