BRONKITIS
Kelompok 3/2A
Oleh :
Rudi Hermanto
1661 2821
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan dan konsep askep
yang berjudul Bronkitis.
Laporan pendahuluan dan konsep askep ini telah kami susun dengan sebaik mungkin dari
referensi dari buku dan internet. Dengan demikian kami dapat menyelesaikan laporan pendahuluan
dan konsep askep ini dengan semaksimal dan tepat pada waktunya.
Dalam penulisan laporan pendahuluan dan konsep askep ini kami merasa masih banyak
kekurangan baik dalam teks penulisan atau materi, mengingat akan kemampuan yang kami miliki
untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi menyempurnakan makalah ini.
Kami menyampaikan ucapan terimakasih kepada dosen pengajar dan teman-teman kelompok 3 yang
telah membantu dalam proses pembuatan laporan pendahuluan dan konsep askep ini.
Akhir kata kami harap laporan pendahuluan dan konsep askep yang berjudul Bronkitis dapat
menambah wawasan bagi pembacanya.
Penulis
Daftar Isi
KATA PENGANTAR
Daftar Isi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
1.4. Manfaat
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1.1. Definisi
2.1.2. Etiologi
2.1.4. Komplikai
2.1.6. Patofisiologi
2.1.7. Patway
2.2.1. Pengkajian
2.2.2. Diagnosa keperawatan
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpualan
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB 1
PENDAHULUAN
Paru – paru merupakan salah satu organ vital bagi kehidupan manusia yang berfungsi pada
sistem pernapasan manusia. Bertugas sebagai tempat pertukaran oksigen yang dibutuhkan manusia
dan mengeluarkan karbondiksida yang merupakan hasil sisa proses pernapasan yang harus
dikeluarkan dari tubuh, sehingga kebutuhan tubuh akan oksigen terpenuhi. Udara sangat penting bagi
manusia, tidak menghirup oksigen selama beberapa menit dapat menyebabkan kematian. Itulah
peranan penting paru – paru. Cabang trakea yang berada dalam paru – paru dinamakan bronkus, yang
terdiri dari 2 yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Organ yang terletak di bawah tulang rusuk ini
memang mempunyai tugas yang berat, belum lagi semakin tercemarnya udara yang kita hirup serta
berbagai bibit penyakit yang berkeliaran di udara. Ini semua dapat menimbulkan berbagai penyakit
paru – paru. Salah satunya adalah penyakit yang terletak di bronkus yang dinamakan bronchitis
Bronchitis merupakan salah satu penyakit sistem pernafasan. Penyakit ini bisa disebabkan
oleh berbagai macam penyebab mulai dari virus dan kebiasaan. Penyakit ini juga disertai dengan flu
atau kedinginan dan bisa menyerang orang – orang dengan berbagai usia. Penyakit ini bisa meneyrang
kepada yang memunyai sistem pertahanan tubuh yang lemah dan dengan mudanya virus berkembang
biak dan menjadi kronis. Merokok merupakan sala satu kebiasaan yang membuat orang terkena
bronchitis dan dapat menyebabkan komplikasi seperti radang paru – paru (Groshan, 2011).
Di Indonesia jumlah bronchitis menurut Survei Kesehatan Rumah Tangga adalah 53%
laki-laki dan 4% wanita. Diperkirakan didapatkan 30.000 kematian karena bronchitis setiap
tahun (Indrawati, 2010).
Oleh karena itu penyakit bronchitis dapat di kenali melalui tanda – tanda batuk , suara
berat dan kasar, demam, mengilang dalam 10 -14 hari dan produksi spuntum meningkat.
Maka ketika ditemukan kondisi seperti itu maka segera di perikasa dan di beri penanganan
oleh medis.
1.2. Rumusan Masalah
1. Manfaat teoritis
Untuk mengetahui apa pengertian penyakit Bronkitis, dan mengetahui bagaimana proses
penyakit Bronkitis.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Mahasiswa
b. Bagi Dosen
c. Bagi Masyarakat
PEMBAHASAN
2.1.1. Definisi
Bronchitis adalah suatu infeksi saluran pernafasan yang meneyebabkan inflamasi yang
mengenai trakea, bronkus utama dan menengah yang bermanifestasi sebagai batuk, dan
bisanya akan membaik tanpa terapi dalam 2 minggu. Bronchitis umumnya disebabkan oleh
virus seperti Rhinovirus, RVS, virus influenza, virus parainfluenza, Adenovirus, virus rubeola
dan paramyxovirus dan bronchitis karena atau Corynebacterium dengan Mycoplasma
pneumonia, Bordedetella pertussis, atau Br Corynebacterium diphteriae ( Raharjoe, 2012).
1. Bronchitis Akut
Merupakan infeksi saluran pernafasan akut bawah. Ditaandai dengan awitan gejala
yang mendadak dan berlangsung lebih singkat. Pada bronchitis jenis ini infalamasi
(peradangan bronkus biasanya disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri dan
kondisinya diperpara oleh pemaparan terhadap iritasi, seperti asap rokok, udra kotor,
debu, asap kimiawi dll).
2. Bronchitis Kronis
Ditandai dengan gejala yang berlangsung lama (3 bulan dalam setahun selama
2 tahun berturut – turut). Pada bronchitis kronik peradangan bronkus tetap berlanjut
selama beberapa waktu dan terjadi obstruksi/ ambatan pada aliran udara yang
normal didalam bronkus.
2.1.2. Etiologi
laporan penyebabnya dapat terjadi melalui zat iritasi asam lambung seperti asam lambung, atau
polusi lingkuangan dan dapat ditemukan setelah munta, atau penjanan dalam jumlah besar yang
disebabkan zat kimia dan menjadikan bronchitis kronis.
1. Batuk
2. Terdengar rongki
4. Wheezing
6. Demam
7. Produksi sputum
1. Batuk yang parah pada pagi hari dan ada kondisi lembab
2. Sering mengalami infeksi saluran pernafasan (seperti pilek atau flu) yang disertai
dengan batuk.
4. Demam tinggi
Corwin (2009. Hal 571) menyatakan Episode bronchitis akut yang berulang dapat
mengakibatkan perubahan patologis menjadi bronchitis kronis.
2.1.5. Discharger Planning
1. Membatasi aktivitas
4. Jangan memandikan terlalu sore atau pagi, dan mandi dengan air hangat.
8. Jangan makan seperti telur ayam dan meminum minuman yang bersoda karena
dapat menambah produksi lender.
Kelainan utama pada bronkus adalah hipertensi kelenjar mukus dan menyebabkan
penyempitan pada saluran bronkus, yang mengakibatkan diameter bronkus menebal lebih dari 30-
40% dari tebalnya didinding bronkus normal, dan akan terjadi sekresi mukus yang berlebihan dan
kental. Sekresi mukus menutupi cilia, karena lapisan dahak menutupi cilia, sehingga cilia tidak mampu
lagi mendorong dahak keatas, satu-satunya cara mengeluarkan dahak dari bronki adalah dengan
batuk.
Bronkitis akan dapat timbul dalam serangan tunggal atau dapat timbul kembali sebagai
eksaserbasi akut dari bronchitis kronis. Pada infksi saluran nafas bagian atas, infeksi virus sering
serigkali menjadi awal dari serangan bronchitis akut. Dokter akan mediagnosis bronchitis kronis jika
klien mengalami batuk atau terdapat produksi sepuntum selama beberapa hari kurang lebihh 3 bulan
dalam satu tahun dan paling sedikit 2 taun berturut – turut.
Bronchitis timbul sebagai akibat dari adanya paparan terhadapa agen infeksi maupun non
infeksi (terutama rokok tembakau). Iritan akan memicu timbulnya respon inflamasi yang akan
menyebabkan vasodilatasi, kongisti, edema mukosa, dan bronkospasme. Tidak seperti emfisema,
bronchitis lebih mempengaruhi jalan napsa kecil dan besar dibandingkan dengan alveoli. Aliran udara
dapat mengalami hambatan atau mungkin juga tidak.
1. Peningkatan ukuran dan jumlah kelenjar mucus pada bronki besar hal ini akan
meningkatkan produksi mucus.
Mucus kental dan pembesaran bronkus meyebabkan obstruksi jalan napas, terutama
pada ekspirasi. Jalan napas mengalami kolaps, dan udara terperangkap dibagian distal pulmo.
Obstruksi ini menyebabkan penurunan ventilasi alveolar, hipoksia dan asiodosis. Klien akan
mengalami kekurangan oksigen jaringan dan timbul ventilasi perfusi abnormal dimana terjadi
penurunan . Kerusakan ventilasi dapat juga meningkatkan nilai , klien akan terliat sianosis
ketika mengalami kondis ini. Sebagai kompensasi hipoksemia, terjadi polisitemia
(overproduksi eritrosit).
Pada saat penyakit memberat, di produksi sejumla spuntum yang hitam, biasanya
karena infeksi pulmonary. Selama infeksi, klien mengalami reduksi pada FEV denga
peningkatka pada RC dan FRC. Jika masalah tersebut tidak ditanganai, hipoksemia akan
timbul yang akhirnya menuju penyakit cor pumonal dan CHF.
2.1.7. Patway
Hipetermi
Invasi virus respiratory sinitial, adeno virus, parainfluisa, rhinovirus, allergen, emosi/strees, obat
obatan, infeksi, asap rokok.
Anoreksia
Atelectasis
Hiperventilasi paru
Intoleransi aktivitas
Ketidak efektifan pola nafas
Hypoxemia
Kontriksi berlebian
Produksi mukus
Kelelahan
Radang bronkial
Akumulasi mukus
2.2.1. Pengkajian
1. Biodata ( nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat, status
perkawinan, diagnose medis, dll )
2. .Identitas penanggung Jawab ( nama, umur, pendidikan, pekerjaan, alamat, dan hubungan
dengan klien )
3. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama
Batuk persisten, produksi spuntum seperti warna kopi, dipsnea dalam beberpa
keadaan, whezzing pada saat ekspirasi, sering mengalami infeksi pada sistem
respirasi.
Berisi latar belakang penyakit (mulai dirasakan oleh pasien), berkembang dan
tindakan yang dilakukan dalam mengatasi penyakitnya
Batuk atau produsi spuntum selam beberapa hari bulan dalam 1 tahun dan paling
sedikit dalam 2 tahun berturut – turut . adanya riwayat merokok.
4. Pemeriksaan fisik
a. Keadaan umum
Kaji keadaan umum pasien meliputi, tingkat kesadaran, ekspresi wajah, dan posisi klien
saat datang.
c. Sistem Kardiovaskuler
d. Pemeriksaan Dada
Bentuk barel chest, gerakan diafragma minimal, terdengar Bunyi nafas ronchi, perkusi
hyperresonan pada area paru, warna pucat dengan cyanosis bibir dan dasar kuku, abu
– abu keseluruhan, pada Auskultasi terdengar Ronchi +/+, kedua lapang paru, Wizing
kadang (+), kadang samar.
e. Pemeriksaan Abdomen
1. Aspek biologi:
2. Aspek Psiko:
3. Aspek Sosio:
5. Pemeriksaan penunjang
a. Rontgen Thoraks
Gerakan kasar, pada apek paru, laboratorium, terjadi peningkatan leucocyt, kadang-
kadang LED ↑
b. Radiologi
Tubular shadow atau traun lines terlihat bayangan garis yang paralel, keluar dari hilus
menuju apeks paru. bayangan tersebut adalah bayangan bronchus yang menebal, corak
paru bertambah
2.2.2. Diagnosa keperawatan
3. Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan laju
metabolic, anoreksia, mual/muntah, dispnea, kelemahan.
Airway Management:
- Posisikan pasien
untuk
memaksimalkan
ventialsi.
- Identifikasi pasien
perlunya
pemasangan alat
jalan napas buatan
- Lakukan fisioterapi
dada jika perlu.
- Keluarkan secret
dengan batuk atau
suction
- Auskultasi suara
napas, catat adanya
suara tambahan.
- Lakukan sukction
pada mayo
- Berikan
bronkodilator bila
perlu.
- Berikan pelembab
udara kassa basah
NaCl lembab.
Faktor biologis
Faktor ekonomi
Ketidak mampuan
menelan makann
Ketidak mampuan
menecerna makanan
Faktor psikologis
4. Hipertemi
Diagnosis Tujuan dan kriteria hasil intervensi
Peningkatan suhu tubu Nadi dan RR dalam - Monitor warna dan suhu
diatas kisaran normal rentang normal kulit
- Rencanakan monitoring
suhu secara kontinyu
- Monitor TD, nadi dan RR
- Diskusikan tentang
pentingnya pengaturan
suhu dan kemungkinan
efek nigatif dari kedinginan
BAB 3
PENUTUP
3.1. Kesimpualan
Bronchitis akut adalah infeksi saluran pernapasan yang secara umum menyertai
infeksi saluran pernapasan bagian atas. Sebagai akibat dari infeksi virus (paling umum) atau
bakteri, jalan napas menjadi terinflamasi dan teriritasi, dan produksi mucus meningkat.
Penderita bronchitis ini mulai dari umur anak – anak sampai orang dewasa.
Bronchitis ini disebabkan oleh keadaan lingkuangan yang dipengaruhi oleh kebiasaan
atau pola hidup seseorang atau orang yang ada disekitar penderita. Salah satu penyebabnya
adalah merokok, didalam merokok terdapat zat zat racun yang bersifat merusak tubuh yang
menebabkan penyakit bronchitis.
3.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Huda,amin. Kusuma, hardi. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawtan edasarkan Diagnosisi dan Nanda Nic
Noc Edisi Revisi Jilid 1. Mediaction Jogja, Jogjakarta
Mary DI Giulio, Donna Jakson, Jim Keogh. Keperawatan Medikal Bedah edisi 1. Yogyakarta
Somatri irman. 2012. Asuhah Keperawataan pada klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan edisi
2. Jakarta : Salemba Medika.
Berbagi
KOMENTAR
POSTINGAN POPULER
Posting Komentar
Diberdayakan oleh Blogger
Arsip
Laporkan Penyalahgunaan