NIM : G0A018011
Kelas : 2A D3 keperawatan
Makul: Etika keperawatan
KASUS PEMICU
Pasien lansia mengalami mual, muntah, kepala berasa berputar karena
hipertensi. Perawat tidak membuat rencana keperawatan guna membantu
dan mempertahankan keamanan pasien dengan memasang penghalang
tempat tidur. pada malam hari pasien terjatuh dari tempat tidur dan oleh
keluarganya dibantu ke tempat tidur lagi
Keesokan harinya pasien tidak bisa mengangkat tangan sebelah kiri dan
bicaranya menjadi pelo dengan artikulasi yang tidak jelas.
b. TIPE KELALAIAN
Bentuk bentuk kelalaian menurut sampurno 2005, sebagai berikut:
1. Malfeasance
Yaitu melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat/layak
Misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang memadai
atau tepat
2. Misfeasance
Yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat tetapi
dilaksanakan dengan tidak tepat
Misal: melakukan tindakan keperawatan dengan menyalahi prosedur
3. Nonfeasance
Yaitu tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan
kewajibannya.
Misal : pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur, tetapi
perawat tidak memasangnya.
Dari penjelasan diatas, sudah jelas kelalaian yang dilakukan perawat
dalam kasus ini termasuk bentuk kelalaian nonfeasance. Karena disini
perawat tidak melakukan tindakan keperawatan sebagaimana mestinya.
Dapat disimpulkan bahwa perawat disini belum melakukan tugasnya dengan baik,
salah satunya yaitu memberi asuhan keperawatan. Didalam kasus ini perawat
tidak melakukan/memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien. Sehingga
pasien mengalami insiden yang tidak diharapkan. Sebaiknya perawat melakukan
tugas maupun wewenangnya dengan baik dan semstinya.
e. UU KEPERAWATAN
Adapun yang dimaksud keperawatan menurut undang undang. UU No 38
tahun 2014 dinyatakan keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan
kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan
sakit maupun sehat.
Dalam kasus ini jelas perawat telah melakukan pelanggaran terhadap
undang undang. Menurut UU No 38 2014 dijelaskan bahwa perawat yang
melakukan mal praktik dan menyebabkan luka berat pada pasien dapat
dipidana maksimal selama 3 tahun
f. UU RUMAH SAKIT
UU rumah sakit telah ditetapkan dalam UU No.44 th 2009. Yang
menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
Tujuan dibuatnya UU ini salah satunya adalah memberikan perlindungan
terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit, dan
sumber daya manusia yang ada di rumah sakit.
Jika tujuan itu tidak tercapai maka dapat diartikan terdapat penyelewengan
tugas dan wewenang dari tenaga rumah sakit itu sendiri. Apalagi kalau
sudah terjadi seperti yang dijelaskan seperti kasus diatas, itu sudah apat
disebut pelanggaran terhadap UU rumah sakit, karena sudah
merugikan/mebahayakan kondisi pasien.
g. UU PELAYANAN KONSUMEN
UU pelayanan konsumen/ perlindungan konsumen dimuat dalam UU No 8
tahun 1999. Yang berisi perlindungan konsumen adalah segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konsumen
Konsumen disini dapat berarti luas. Seperti halnya pasien, pasien juga
dapat disebut sebagai konsumen, maka dari itu pasien berhak mendapat
perlindungan seperti yang telah diatur dalam UU No 8 th 1999. Jika pasien
tidak dapat perlindungan atau bahkan keadaan pasien dirugikan, pasien
dapat menggugat tenaga kerja yang telah lalai dalam menjalan tugasnya.