Anda di halaman 1dari 6

Nama : Harvina Sindy Prastiwi

NIM : G0A018011
Kelas : 2A D3 keperawatan
Makul: Etika keperawatan

KASUS PEMICU
Pasien lansia mengalami mual, muntah, kepala berasa berputar karena
hipertensi. Perawat tidak membuat rencana keperawatan guna membantu
dan mempertahankan keamanan pasien dengan memasang penghalang
tempat tidur. pada malam hari pasien terjatuh dari tempat tidur dan oleh
keluarganya dibantu ke tempat tidur lagi
Keesokan harinya pasien tidak bisa mengangkat tangan sebelah kiri dan
bicaranya menjadi pelo dengan artikulasi yang tidak jelas.

A. STANDART KOMPETENSI PERAWAT


Pengertian Standar diartikan sebagai ukuran atau patokan yang disepakati,
sedangkan kompetensi dapat diartikan sebagai kemampuan seseorang
yang dapat terobservasi mencakup pengetahuan, keterampilan dan sikap
dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau tugas dengan standar kinerja
(performance) yang ditetapkan. Standar kompetensi perawat merefleksikan
kompetensi yang harus dimiliki oleh Perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan profesional. Standar Kompetensi Perawat Indonesia setara
dengan standar internasional. Dengan demikian Perawat Indonesia
mendapatkan pengakuan yang sama dengan Perawat dari Negara lain. B.
Area Kompetensi Perawat Indonesia Kerangka Kompetensi Perawat
dikelompokkan dalam tiga (3) Area Kompetensi sebagai berikut ; 1. Praktik
Profesional, etis, legal dan peka budaya 2. Pemberian asuhan dan
manajemen asuhan keperawatan. 3. Pengembangan kualitas personal dan
profesional Setiap area kompetensi dijabarkan menjadi kompetensi inti C.
Penjabaran Area Kompetensi, Kompetensi Inti dan Kompetensi Setiap area
kompetensi dijabarkan menjadi kompetensi inti, sebagai berikut: 1. Area
Praktik Profesional, etis, legal dan peka budaya Kompetensi Inti: 1.1
Bertanggung gugat terhadap praktik profesional 1.2 Melaksanakan praktik
keperawatan dengan prinsip etis dan peka budaya 1.3 Melaksanakan
praktik secara legal 2. Area Pemberian asuhan dan manajemen asuhan
keperawatan. Kompetensi Inti: 2.1 Menerapkan prinsip dasar dalam
pemberian asuhan keperawatan dan pengelolaannya Standar Kompetensi
Perawat Indonesia_Edisi IV_

Dalam kasus ini standart kompetensi perawat dipertanyakan, adanya


kelalaian perawat terhadap pasien menunjukkan tingkat profesinal perawat
pasien rendah. Hal ini termasuk mal praktik yang sangat merugikan bagi
pasien. Menurut standart kompetensi perawat, tenaga kesehatan yang
melakukan kesalahan seperti ini dapat di gugat sesuai dengan UU yang
berlaku. Karena sudah jelas dalam standart kompetensi perawat telah
dijelaskan apa saja kompetensi yang harus dimiliki oleh seorang perawat.
Salah satunya yaitu pemberian asuhan dan manajemen asuhan
keperawatan.

a. KODE ETIK KEPERAWATAN


Kode etik keperawatan meliputi:
1. Tanggung jawab perawat terhadap individu, keluarga dan masyarakat
2. Tanggung jawab terhadap tugas
3. Tanggung jawab terhadap sesame perawat dan profesi lainnya
4. Tanggung jawab terhadap profesi keperawatan
5. Tanggung jawab terhadap pemerintah bangsa dan Negara

Seperti halnya yang dijelaskan diatas, bahwa perawat memiliki tanggung


jawab terhadap individu, keluarga dan masyarakat. Disini berarti dapat
diartikan bahwa perawat bertanggung jawab penuh terhadap individu
(pasien) baik keamanan maupun kenyamanan. Dalam kasus ini, telah
terjadi mal praktik atau kelalaian perawat terhadap keamanan individu
(pasien). Di dalam kasus ini dijelaskan bahwa perawat tidak membuat
rencana keperawatan guna memantau keamanan pasien. Sehingga
akibat kelalaian perawat pasien ini mendapatkan hal yang tidak
semestinya. Bukannya sembuh dari penyakit awal, yang ada malah
menambah masalah baru. Dengan adanya hal ini perawat dapat digugat
sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan

b. TIPE KELALAIAN
Bentuk bentuk kelalaian menurut sampurno 2005, sebagai berikut:
1. Malfeasance
Yaitu melakukan tindakan yang melanggar hukum atau tidak tepat/layak
Misal: melakukan tindakan keperawatan tanpa indikasi yang memadai
atau tepat
2. Misfeasance
Yaitu melakukan pilihan tindakan keperawatan yang tepat tetapi
dilaksanakan dengan tidak tepat
Misal: melakukan tindakan keperawatan dengan menyalahi prosedur
3. Nonfeasance
Yaitu tidak melakukan tindakan keperawatan yang merupakan
kewajibannya.
Misal : pasien seharusnya dipasang pengaman tempat tidur, tetapi
perawat tidak memasangnya.
Dari penjelasan diatas, sudah jelas kelalaian yang dilakukan perawat
dalam kasus ini termasuk bentuk kelalaian nonfeasance. Karena disini
perawat tidak melakukan tindakan keperawatan sebagaimana mestinya.

c. JENIS MAL PRAKTIK


Adapun jenis dari mal praktik itu sendiri meliputi:
1. Mal praktik medic
Mal praktik medic merupakan bentuk kelalaian professional yang
menyebabkan terjadinya luka berat pada pasien sebagai akibat langsung
dari perbuatan maupun pembiaran yang dilakukan oleh perawat
2. Mal praktik etik
Mal praktik etik adalah tindakan tenaga kesehatan yang bertentangan
dengan etika yang berlaku.
3. Mal praktik yuridis
Mal praktik yuridis merupakan pelanggaran ataupun kelalaian dalam
pelaksanaan profesi yang melanggar ketentuan hukum positif yang
berlaku
Dalam kasus ini, dapat disimpulkan bahwa jenis mal praktik yang terjadi
yaitu mal praktik medic, karena didalam kasus ini pasien terkena
dampak langsung dari kelalaian perawat atau tenaga kesehatan, yang
menyebabkan lukanya tangan sebelah kiri karena pasien terjatuh dari
tempat tidur. Yang diakibatkan karena perawat tidak memasang
pengaman tempat tidur.

d. TUGAS DAN KEWENANGAN PERAWAT

Adapun tugas perawat


a. Pemberi asuhan keperawatan
b. Penyuluh dan konselor bagi klien
c. Pengelola pelayanan keperawatan
d. Peneliti keperawatan
e. Pelaksana tugas berdasarkan pelimpahan wewenang dan atau
f. Pelaksana tugas dalam keadaan keterbatasan tertentu

Adapun wewenang perawat sebagai berikut:


a. Melakukan pengkajian keperawatan secara holistic
b. Menetapkan diagnosis keperawatan
c. Merencanakan tindakan keperawatan
d. Melaksanakan tindakan keperawatan
e. Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan
f. Memberikan tindakan pada keadaan gawat darurat
g. Melakukan penyuluhan kesehatan dan konseling
h. Melakukan rujukan

Dapat disimpulkan bahwa perawat disini belum melakukan tugasnya dengan baik,
salah satunya yaitu memberi asuhan keperawatan. Didalam kasus ini perawat
tidak melakukan/memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien. Sehingga
pasien mengalami insiden yang tidak diharapkan. Sebaiknya perawat melakukan
tugas maupun wewenangnya dengan baik dan semstinya.
e. UU KEPERAWATAN
Adapun yang dimaksud keperawatan menurut undang undang. UU No 38
tahun 2014 dinyatakan keperawatan adalah kegiatan pemberian asuhan
kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat baik dalam keadaan
sakit maupun sehat.
Dalam kasus ini jelas perawat telah melakukan pelanggaran terhadap
undang undang. Menurut UU No 38 2014 dijelaskan bahwa perawat yang
melakukan mal praktik dan menyebabkan luka berat pada pasien dapat
dipidana maksimal selama 3 tahun

f. UU RUMAH SAKIT
UU rumah sakit telah ditetapkan dalam UU No.44 th 2009. Yang
menyatakan bahwa Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
Tujuan dibuatnya UU ini salah satunya adalah memberikan perlindungan
terhadap keselamatan pasien, masyarakat, lingkungan rumah sakit, dan
sumber daya manusia yang ada di rumah sakit.
Jika tujuan itu tidak tercapai maka dapat diartikan terdapat penyelewengan
tugas dan wewenang dari tenaga rumah sakit itu sendiri. Apalagi kalau
sudah terjadi seperti yang dijelaskan seperti kasus diatas, itu sudah apat
disebut pelanggaran terhadap UU rumah sakit, karena sudah
merugikan/mebahayakan kondisi pasien.

g. UU PELAYANAN KONSUMEN
UU pelayanan konsumen/ perlindungan konsumen dimuat dalam UU No 8
tahun 1999. Yang berisi perlindungan konsumen adalah segala upaya yang
menjamin adanya kepastian hukum untuk memberi perlindungan kepada
konsumen
Konsumen disini dapat berarti luas. Seperti halnya pasien, pasien juga
dapat disebut sebagai konsumen, maka dari itu pasien berhak mendapat
perlindungan seperti yang telah diatur dalam UU No 8 th 1999. Jika pasien
tidak dapat perlindungan atau bahkan keadaan pasien dirugikan, pasien
dapat menggugat tenaga kerja yang telah lalai dalam menjalan tugasnya.

Anda mungkin juga menyukai