Tifoid
Tifoid
PENDAHULUAN
Demam Tifoid adalah suatu penyakit Infeksi yang bersifat akut yang
disebabkan oleh Salmonella Typhi dengan gejala demam lebih dari satu
minggu, disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa
gangguan kesadaran.(1,2).
Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika
dibandingkan dengan penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10-20 hari.
Paling tersingkat 4 hari, jika infeksi melalui makanan, sedangkan yang lama
mencapai 30 hari jika infeksi melalui minuman. Selama masa inkubasi maka
ditemukan gejala podromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri
kepala, pusing dan tidak bersemangat.(2)
BAB III
2.1. DEFENISI
Demam Tifoid adalah suatu penyakit infeksi sistemik yang bersifat akut
yang disebabkan oleh Salmonella typhi dengan gejala demam satu minggu ,
disertai gangguan pada saluran pencernaan dan dengan atau tanpa gangguan
kesadaran.(1,2)
2.2. ETIOLOGI
2.2. EPIDEMIOLOGI
Bersifat febris remitten dan suhu tidak berapa tinggi. Selama minggu
pertama, suhu tubuh berangsur-ansgsur meningkat setiap hari, biasanya
menurun pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari.
Dalam minggu kedua, penderita terus berada dalam keadaan demam,
dalam minggu ketiga suhu tubuh berangsur-angsur turun dan normal
kembali pada akhir minggu ketiga.(2,5)
Pada mulut terdapat nafas berbau tidak sedap. Bibir kering dan pecah-
pecah. Lidah ditutupi selaput putih (coated tongue), ujung dan tepinya ke,erahan,
jarang disertai tremor. Pada abdomen mungkin ditemukan keadaan perut
kembung(meteorismus). Hati dan limpa membesar diserati nyeri pada perabaan.
c. Gangguan kesadaran
2.6. DIAGNOSIS
a. Pemeriksaan Bakteriologis
Diagnosis pasti dengan ditemukan kuman Salmonella typhi pada salah satu
biakan darah, fese, urine. Waktu pengambilan sangat memenentukan keberhasilan
pemeriksaan bakteriologis tersebut. Pertama perjalanan penyakit, biakan feses
dan urine positif biasanya pada minggu kedua dan ketiga. Hasil pemeriksaan
biakan positif dari sampel darah penderita digunakan untuk menegakkan
diagnosis sedangkan hasil pemeriksaa baiakan negatif dan kali bertutut-turut
pemeriksaaan feses atau urine digunakan untuk menentukandiagnosa penderita
b.Pemeriksaan Serologis
- Pada neonatus, Zat anti tersebut diperoleh dari ibunya melalui tali
pusat.
Antigen yang digunakan pada uji Widal adalah suspensi Salmonella Typhi
yang sudah dimatikan dan diolah dilaboratorium. Tujuan dari widal adalah untuk
menentukan adanya aglutinin dalam serum penderita yang diduga menderita
tifoid.
- Riwayat vaksinasi
Pada stadium dini demam tifoid, beberapa penyakit secara klnik dapat
menjadi diagnosis bandingnya yaitu infllenza, gastroenteritis, bronkopneumonia,
bronkitis. Beberapa penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme intraseluler
seperti tuberkulosis , infeksi jamur sistemik,dan malaria.(1)
2.8 PENATALAKSANAAN
Diet makanan harus mengandung cukup cairan, kalori dan tinggi protein.
Bahan makanan tidak boleh mengandung banyak serat, tidak merangsang dan
tidak menimbulkan banyak gas.(2)
2.9 KOMPLIKASI
Komplikasi intestinal
1. Perdarahan Usus
Terjadi pada sekitar 3% dari penderita yang dirawat. Biasanya timbul pada
minggu ketiga namun dapat pula terjadi pada minggu pertama. Penderita demam
tifoid dengan perforasi mengekuh nyeri perut yang hebat terutama di dareah
kuadran kanan bawah yang kemudian menyebar keseluruh perut.(3)
2.10 PENCEGAHAN
1. Pencegahan Primer
2. Pencegahan Sekunder
3. Pencegahan Tersier
Usaha pencegahan lainnya dapat dilakukan juga seperti menjaga pola hidup yang
sehat dangan selalu mencuci tangan, penyediaan air minum yang memenuhi
syarat, pembuangan kotoran manusia yang higienis, makan makanan yang
higienis,
2.11 PROGNOSIS
Prognosis pasien demam tifoid tergantung ketepatan terapi, usia dan
keadaan kesehatan sebelumnya, dan ada tidaknya komplikasi.
LAPORAN KASUS
STATUS PASIEN
I. Anamnese Pribadi O.S
Nama : Auric Baihaqy
Umur : 9 Tahun
Agama : Islam
Suku : Batak
BB Masuk : 23 kg
PB Masuk : 133 cm
Riwayat Penyakit - -
Alamat Jl. Rel dusun VIII deli Jl. Rel dusun VIII deli
serdang,Medan. serdang,Medan.
Bb lahir : 3.800 gr
Pb lahir : 50 cm
V. Anamnese Makanan
0 – 6 Bulan : Asi + Susu formula
6 – 9 Bulan : Susu formula + Bubur saring
10 – 1,5 tahun : Nasi tim
1,5 tahun – sekarang : Nasi biasa
VI. Imunisasi
- Hepatitis B : + (3x)
- Polio : + (4x)
- BCG : + (1x)
- DPT :+ (4x)
- Campak :-
- Kesan : Imunisasi dasar lengkap
X . Pemeriksaan Fisik
1. Status Present
KU/KP/KG :Sedang/Sedang/Kurang
Sensorium : Compos mentis Anemia (-)
Frekuensi nadi : 100x/i Ikterus (-)
Frekuensi nafas : 28x/i Sianosis (-)
T : 38,7oc dyspnoe (-)
BB : 23 kg Oedema (-)
TB : 133 cm
2. Status Lokalisata
a. Kepala :
Mata : Refleks cahaya (+/+), pupil isokor, Conj. Palpebra inferior pucat
(-/-)
Hidung : Dalam batas normal
Telinga : Dalam batas normal
Mulut : Bibir kering dan lidah kotor
b. Thorax:
Inspeksi : Simetris fusiformis, retraksi (-).
Palpasi : Stem Fremitus kanan = kiri.
Perkusi : Sonor dikedua lapangan paru
Auskultasi : Suara pernapasan : vesiculer
Suara Tambahan : -
d. Ekstremitas
Atas : Pulse 100x/menit, reguler, T/V cukup, akral hangat,
CRT< 3
g. Anus : + Normal
Status Neurologis
a. Syaraf otak
b. Sistem motorik
c. Pertumbuhan otot
d. Kekuatan Otot
e. Neuro Muscular Tidak dilakukan pemeriksaan
f. Involuntary movement
g. Koordinasi
h. Sensibilitas
1. Mountoux test
2. Radiologi
3. Pungsi lumbal
4. Kimia darah
5. EKG
6. Fungsi sum sum tulang Tidak dilakukan pemeriksaan
7. Mikrobiologi
8. CT Scan
Pemeriksaan laboratorium :
- Darah Rutin:
Tanggal 12 Maret 2014
WBC 5300 uL
RBC 4,70x 106 /uL
HGB 13g /dl
HCT 34,9%
MCV 74,3 /L
MCH 24,9 pq
MCHC 33,5 uL
PLT 255.000 uL
Demam Tifoid
Malaria
Demam Dengue
Demam Tifoid
XIV. Therapy :
- Tirah Baring
- IVFD D5% NaCl 0,45% 22 gtt/i (makro)
- Inj.Cloramphenikol 500 mg/6 jam
- Paracetamol 3 x 500 mg
- Inj.Ranitidine 25 mg
- Diet M II 1560 kkal dengan 50 gr protein
XVI. USUL
- Uji Tubex Test
- Uji Darah Rutin
IVFD D5%
NaCl 0,45 %
22 gtt/i (makro)
Inj. Ranitidine
25 mg/8jam IV
Inj.
Cloramphenikol
500 mg/6 jam
Paracetamol
3x250 mg
Dulcolax sup
Diet M II 1560
kkal+ 50 gr
protein
IVFD D5%
NaCl 0,45 %
22 gtt/i (makro)
Inj. Ranitidine
25 mg/8jam IV
Inj.
Cloramphenikol
500 mg/6 jam
Paracetamol
3x250 mg
Dulcolax sup
Diet M II 1560
kkal+ 50 gr
protein
THERAPI
Bed rest