Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Kurikulum memegang peranan penting dalam suatu pendidikan karena
kurikulum adalah kegiatan yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik
yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa
bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar,
pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup
pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan. Berhasil tidaknya
suatu pendidikan suatu bangsa salah satu yang berperan penting adalah kurikulum
yang diterapkan.
Oleh karena kedudukannya yang sangat penting, maka kurikulum harus
selalu dikaji apakah kurikulum yang berlaku sudah berjalan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai. Masyarakat yang semakin kritis dan menyadari pentingnnya
pendidikan bagi bangsa terus melakukan pengawalan terhadapa kurikulum yang
berlaku, masyarakat tidak segan untuk memberikan kritik apabila kurikulum yang
yang berlaku tidak sesuai yang diharapakan, maka dari itu diperlukan inovasi/
pengembangan dalam kurikulum, agar pendidikan tersebut sesuai apa yang
diharapkan dan dicita-citakan oleh masyarakat pada umumnya
A.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan hakikat kurikulum ?
2. Apa yang dimaksud dengan inovasi kurikulum ?
3. Bagaimana prinsip pengembangan kurikulum?
4. Apa saja pengembangan inovasi kurikulum?

B.Tujuan
1. Untuk mengetahui hakikat kurikulum.
2. Untuk mengetahui apa yang di maksud dengan inovasi kurikulum.
3. Untuk mengetahui prinsip pengembangan kurikulum.
4. Untuk mengetahui jenis pengembangan kurikulum.
BAB II

PEMBAHASAN

A.Hakikat Kurikulum
Hakikat adalah intisari atau dasar; kenyataan yang sebenarnya (KBBI:383).
Saylor J. Gallen & William N. Alexander menyatakan bahwa kurikulum adalah,
“Keseluruhan usaha sekolah untuk mempengaruhi belajar, baik berlangsung di
kelas, di halaman, maupun di luar sekolah”. Soedijarto menyatakan bahwa, “Segala
pengalaman dan kegiatan belajar yang direncanakan dan diorganisiasi untuk diatasi
oleh para siswa/mahasiswa untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah
ditetapkan bagi suatu lembaga pendidikan”.

Pengertian kurikulum senantiasa berkembang terus sejalan dengan


perkembangan teori dan praktik pendidikan. Dengan beragamnya pendapat
mengenai pengertian kurikulum, maka secara teoretis kita agak sulit menentukan
satu pengertian yang dapat merangkum semua pendapat. Pada saat sekarang istilah
kurikulum memiliki empat dimensi pengertian, satu dimensi dengan dimensi
lainnya saling berhubungan. Keempat dimensi kurikulum tersebut yaitu:
a. Kurikulum sebagai suatu ide/gagasan;
b. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis yang sebenamya merupakan
perwujudan dari kurikulum sebagai suatu ide;
c. Kurikulum sebagai suatu kegiatan yang sering pula disebut dengan istilah
kurikulum sebagai suatu realita atau implementasi kurikulum. Secara
teoretis dimensi kurikulum ini adalah pelaksanaan dari kurikulum sebagai
suatu rencana tertulis; dan
d. Kurikulum sebagai suatu hasil yang merupakan konsekuensi dari kurikulum
sebagai suatu kegiatan.
Hal ini sesuai dengan rumusan pengertian kurikulum seperti yang tertera
dalam Undang undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
pasal 1 ayat (19) yang berbunyi: Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu
Dapat disimpulkan bahwa Hakikat kurikulum ialah kegiatan yang
mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang mencakup berbagai
rencana kegiatan peserta didik yang terperinci berupa bentuk-bentuk bahan
pendidikan, saran-saran strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program
agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan
mencapai tujuan yang diinginkan.

B.Pengertian Inovasi Kurikulum


Berbicara mengenai inovasi (pembaharuan) mengingatkan kita pada istilah
invention dan discovery. Invention adalah penemuan sesuatu yang benar-benar baru
artinya hasil karya manuasia. Discovery adalah penemuan sesuatu (benda yang
sebenarnya telah ada sebelumnya).Dengan demikian, inovasi dapat diartikan usaha
menemukan benda yang baru dengan jalan melakukan kegiatan (usaha) invention
dan discovery. Dalam kaitan ini Ibrahim (1989) mengatakan bahwa inovasi adalah
penemuan yang dapat berupa sesuatu ide, barang, kejadian, metode yang diamati
sebagai sesuatu hal yang baru bagi seseorang atau sekelompok orang (masyarakat).
Inovasi yang berbentuk metode dapat berdampak pada perbaikan, meningkatkan
kualitas pendidikan serta sebagai alat atau cara baru dalam memecahkan masalah
yang dihadapi dalam kegiatan pendidikan. Dengan demikian metode baru atau cara
baru dalam melaksanakan metode yang ada seperti dalam proses pembelajaran
dapat menjadi suatu upaya meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Sehingga inovasi kurikulum adalah suatu gagasan atau praktek kurikulum
baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang potensial dari kurikulum tersebut
dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau mencapai tujuan tertentu. Inovasi
sendiri terkait dengan pengambilan keputusan yang diambil, baik menerima bahkan
menolak hasil dari inovasi. Ibrahim (1988: 71-73) menyebutkan bahwa tipe
keputusan inovasi pendidikan termasuk didalamnya inovasi kurikulum dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu:
1. Keputusan inovasi pendidikan opsional, yang mana pemilihan menerima atau
menolak inovasi berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu secara
mandiri tanpa tergantung atau terpengaruh dorongan anggota sosial lain.
2. Keputusan inovasi pendidikan kolektif, yang mana pemilihan menerima dan
menolak inovasi berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama atas
kesepakatan antar anggota sistem sosial.
3. Keputusan inovasi pendidikan otoritas, yang mana pemilihan untuk menerima
dan menolak inovasi yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang yang
mempunyai kedudukan, status, wewenang dan kemapuan yang lebih tinggi
daripada anggota lain dalam sistem sosial.
4. Keputusan inovasi pendidikan kontingen, yang mana pemilihan untuk menerima
atau menolak keputusan inovasi pendidikan baru dapat dilakukan setelah ada
keputusan yang mendahuluinya.
Kita selalu menggunakan kurikulum dalam kehidupan sehari-hari. Setiap
menit kita mempunyai tugas-tugas yang harus dikerjakan dan diselesaikan. Tugas
itu selalu dilakukan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi dengan harapan
hasilnya memuaskan. Pembaharuan kurikulum mencakup semua aspek kurikulum,
seperti mata perlajaran, isi atau konten, proses belajar mengajar, metode,
pengelolaan waktu yang lebih baik, dan perolehan hasil belajar siswa. tentu yang
lebih baik.Dalam menyikapi suatu perubahan, setiap sekolah dituntut berperan
dalam pembaharuan tersebut sampai pada tahap implementasinya dan menetapkan
perubahan itu sesuai dengan perkembangan sekolah tersebut.

C.Prinsip Pengembangan Kurikulum


1. Prinsip relevansi dan pemecahan masalah yaitu disusun sesuai kebutuhan
hidup siswa, sehingga berguna nantinya.
2. Prinsip efektivitas dan motif yaitu dijadikan pendorong agar tercapai
kurikulum tersebut.
3. Prinsip efisiensi dan latar yaitu memanfaatkan segala sesuatu yang ada.
4. Prinsip kontinyuitas yaitu materi disampaikan dari dari tingkat dasar
kemudian berkembang ke tingkat yang lebih tinggi.
5. Prinsip fleksibilitas dan perbedaan individu yaitu kemungkinan siswa
berkembang untuk memiliki alternatif lain untuk dapat melayani perbedaan
individu.
6. Prinsip belajar sambil bekerja yaitu dimana individu mengalami langsung
apa yang dia pelajari.
7. Prinsip menemukan bertujuan agar siswa dapat menemukan fakta dari apa
yang dia pelajari.
Untuk mewujudkan pengajaran perlu dilakukan pengembangan. Di tingkat
nasional, kurikulum dikembangkan dengan sistem sentralisasi. Tingkat daerah,
perlu dikembangkan kurikulum muatan lokal. Tingkat sekolah, meliputi
pengembangan program catur wulan, mingguan, ko kurikuler, dan ekstra kurikuler.
Tingkat kelas, berupa penyusunan Satuan Pelajaran dengan pedoman GBPP.
Inovasi dalam pendekatan belajar mengajar dapat dilakukan antara lain,
pertama pengalaman belajar yang merupakan aktivitas siswa dalam menangkap dan
mengembangkan materi yang disampaikan guru. Kedua, cara belajar siswa aktif
yaitu perubahan posisi siswa dari objek belajar menjadi subjek yang belajar dengan
melibatkan keaktifan mentalnya (menyukai materi), intelektualnya (cara berpikir),
dan sosialnya (mendiskusikan materi dengan teman). Dan yang ketiga, belajar
proses yaitu belajar tidak harus selalu dihafal tetapi bagaimana proses penerimaan
materi.

D.Pengembangan Inovasi Kurikulum

1. Inovasi Kurikulum Berbasis Kompetensi


Kurikulum berbasis kompetensi dikembangkan untuk memberikan keahlian
dan keterampilan sesuai dengan standar kompetensi yang diperlukan untuk
meningkatkan daya saing dan daya jual untuk menciptakan kehidupan yang
berharkat dan bermartabat ditengah-tengah perubahan, persaingan, dan kerumitan
kehidupan sosial, ekonomi, politik dan budaya.
Kurikulum berbasis kompetensi merupakan seperangkat rencana dan
pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar yang harus dicapai siswa,
penilaian, kegiatan belajar mengajar dan pemberdayaan sumber daya pendidikan
dan mengembangkan sekolah (Depdiknas, 2002).
KBK berorientasi bahwa siswa bukan hanya memahami materi pelajarn
untuk mengembangkan kemampuan intelektual saja, melainkan bagaimana
pengetahuan itu dipahaminya dapat mewarnai perilaku yang ditampilkan dalam
kehidupan nyata. Gordon (1988) menyarankan beberapa aspek yang harus
terkandung dalam kompetensi adalah: pengetahuan (knowledge), yaitu
pengetahuan untuk melakukan proses berfikir. Pemahaman (understanding), yaitu
kedalaman kognitif dan afektif yang dimiliki individu. Keterampilan (skill), yaitu
sesuatu yang dimiliki individu untuk melakukan tugas yang dibebankan. Nilai
(value), yaitu suatu standar perilaku yang telah diyakini sehingga akan mewarnai
dalam segala tindakannya. Sikap ( attitude), yaitu perasan atau reaksi terhadap suatu
rangsang yang datang dari luar, perasaan senang atau tidak senang terhadap sesuatu
masalah. Minat (interest), yaitu kecenderungan seseorang untuk melakukan sesuatu
tindakan atau perbuatan untuk mempelajari materi pelajaran.

Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi yaitu bahwa setiap siswa


memiliki kemampuan, minat dan bakat yang berbeda sehingga diberikan peluang
kepada siswa tersebut untuk belajar sesuai dengan keberagaman dan kecepatan
masing-masing. Depdiknas (2002) mengemukakan karakteristik KBK secara lebih
rinci, yaitu:
a. Menekankan pada ketercapaian kompetensi baik secara individual maupun
klasikal, artinya isi KBK intinya sejumlah kompetensi yang harus dicapai
siswa, dan kompetensi inilah sebagai standar minimal atau kemampuan
dasar.
b. Berorientasi pada hasil belajar dan keberagaman, artinya keberhasilan
pencapaian kompetensi adasar diukur oleh indikator hasil belajar. Indikator
inilah yang dijadikan acuan kompetensi yang diharapkan. Proses
pencapaian tentu saja bergantung pada kemampuan dan kecepatan yang
berbeda setiap siswa.
c. Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode
yang bervariasi sesuai dengan keberagaman siswa.
Pengembangan KBK memfokuskan kepada kompetensi tertentu berupa
paduan: pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemonstrasikan peserta
didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya. penerapan
KBK memungkinkan guru menilai hasil belajar peserta didik dalam proses
pencapaian sasaran belajar yang mencerminkan penguasaan dan pemahaman
terhadap apa yang dipelajari. Karena itu peserta didik perlu mengetahui kriteria
penguasaan kompetensi yang akan dijadikan sebagai standar penilaian hasil belajar,
sehingga peserta didik dapat mempersiapkan dirinya melalui penguasaan sejumlah
kompetensi tertentu sebagai prasyarat untuk melanjutkan ke penguasaan sejumlah
Kegiatan pembelajaran dalam KBK diarahkan untuk menggali dan
mengembangkan potensi yang dimiliki anak didik. Oleh karena itu, proses
pembelajaran harus berorientasi pada siswa sebagai subjek bukan sebagai objek
pembelajaran.
Untuk itu ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam merancang
kegiatan pembelajaran, diantaranya:
1. Rancangan kegiatan pembelajaran hendaknya memberikan peluang
bagi siswa untuk mencari, mengolah, menemukan sendiri pengetahuan.
Kegiatan pembelajaran hendaknya dirancang agar siswa dapat
mengembangkan keterampilan dasar mata pelajaran yang bersangkutan.
2. Rancangan pembelajarn harus disesuaikan dengan ragam sumber
belajar dan sarana pembelajarn yang tersedia.
3. Pembelajarn harus dirancang dengan mengordinasikan berbagai
pendekatan belajar.
4. Pembelajaran harus dapat memberikan pelayanan terhadap
kebutuhan individual siswa seperti bakat, minat, kemampuan, latar
belakang sosial ekonomi.
5. Pengembangan Proses Pembelajaran
KBK sebagai sebuah kurikulum yang menekankan kepada pencapaian
kompetensi, memiliki implikasi terhadap proses pembelajaran yang musti
dilakukan guru dan siswa. Konteks pembelajaran yang diinginkan KBK, guru
bertindak dan berusaha menyediakan waktu dan tempat agar siswa belajar. Proses
pembelajarn tidak hanya diarahkan semata-mata agar siswa mampu menguasai
sejumlah materi pembelajaran akan tetapi pembelajaran lebih diarahkan kepada
penguasaan kompetensi tertentu sesuai dengan kurikulum.

2. Inovasi Kurikulum Berbasis Mayarakat


Kurikulum berbasis masyarakat yang bahan dan objek kajiannya kebijakan
dan ketetapan yang dilakukan di daerah, disesuaikan dengan kondisi lingkungan
alam, sosial, ekonomi, budaya dan disesuaikan dengan kebutuhan pembangunan
daerah yang perlu dipelajari oleh siswa di daerah tersebut. Bagi siswa berguna
untuk memberikan kemungkinan dan kebiasaan untuk akrab dengan lingkungan
dimana mereka tinggal. Kemungkinan lain mencegah dari keterasingan lingkungan,
terbiasa dengan budaya dan adat istiadat setempat dan berusaha mencintai
lingkungan hidup, sehingga sebutan kurikulum ini disebut kurikulum berbasis
wilayah.
Tujuan:
1. Memperkenalkan siswa terhadap lingkungannya, ikut melestarikan
budaya termasuk kerajinan, keterampilan yang nilai ekonominya tinggi di
daerah tersebut.
2. Membekali siswa kemampuan dan keterampilan yang dapat menjadi
bekal hidup mereka di masyarakat, seandainya mereka tidak dapat
melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
3. Membekali siswa agar bisa hidup mandiri, serta dapat membantu
orang tua dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Kurikulum berbasis masyarakat memiliki beberapa keuntungan antara lain:
a. Kurikulum sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan masyarakat
setempat.
b. Kurikulum sesuai dengan tingkat dan kemampuan sekolah, baik
kemampuan finansial, profesional maupun manajerial.
c. Disusun oleh guru-guru sendiri dengan demikian sangat memudahkan
dalam pelaksanaannya.
d. Ada motivasi kepada sekolah khusus kepala sekolah dan guru kelas untuk
mengembangkan diri, mencari dan menciptakan kurikulum yang sebaik-
baiknya, dengan demikian akan terjadi semacam kompetisi dalam
pengembangan kurikulum.

 Karakteristik Kurikulum Berbasis Masyarakat


Model pengajaran yang berpusat pada masyarakat adalah suatu bentuk
kurikulum yang memadukan antara sekolah dan masyarakat dengan cara membawa
sekolah ke dalam masyarakat atau membawa masyarakat ke dalam sekolah guna
mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan.
Karakteristik pembelajaran pada kurikulum berbasis masyarakat:
a. Pembelajaran berorientasi pada masyarakat, di masyarakat dengan kegiatan
belajar bersumber pada buku teks.
b. Disiplin kelas berdasarkan tanggungjawab bersama bukan berdasarkan paksaan
atau kebebasan.
c. Metode mengajar terutama dititikberatkan pada pemecahan masalah untuk
memenuhi kebutuhan perorangan dan kebutuhan sosial atau kelompok.
d. Bentuk hubungan atau kerjasama sekolah dan masyarakat adalah mempelajari
sumber-sumber masyarakat, menggunakan sumber-sumber tersebut, dan
memperbaiki masyarakat tersebut.
e. Strategi pembelajaran meliputi karyawisata, manusia(nara sumber), survei
masyarakat, berkemah, kerja lapangan, pengabdian masyarakat, KKN, proyek
perbaikan masyarakat dan sekolah pusat masyarakat.

Guru dalam kurikulum berbasis masyarakat berperans sebagai fasilitator,


sumber belajar, pembina, konsultan, sebagai mitra kerja yang memfasilitasi siswa
dalam pembelajaran. Sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki karakter,
kecakapan, dan keterampilan yang kuat untuk digunakan dalam mengadakan
hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitar.

3. Inovasi Kurikulum Berbasis Keterpaduan


Kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang memungkinkan siswa baik
secara individual maupun klasikal aktif menggali dan menemukan konsep serta
prinsip secara holistik bermakna dan otentik. Semuanya menekankan pada cara
menyampaikan pelajarn yang bermakna dengan melibatkan siswa dalam proses
pembelajaran. Melalui pembelajaran terpadu diharapkan para siswa memperoleh
pengetahuan secara menyeluruh dengan cara mengaitkan satu pelajaran dengan
pelajaran lain.
Pendekatan keterpaduan merupakan suatu sistem totalitas yang terdiri dari
komponen yang saling berhubungan dan berinteraksi baik antar komponen dengan
komponen maupun antar komponen dengan keseluruhan, dalam rangka mencapai
tujuan yang ditentukan sebelumnya. Dengan demikian, pendekatan sistem
menitik beratkan pada keseluruhan, lalu bagian-bagian dan unsur-unsur dan
interaksi antara bagian-bagian dengan keseluruhan. Konsep keterpaduan pada
hakekatnya menunjuk pada keseluruhan, kesatuan, kebulatan, kelngkapan,
kompleks, yang ditandai oleh interaksi dan interpendensi anatar komponen-
komponennya. Ini berarti organisasi kurikulum secara terpadu, suatu bentuk
kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata pelajaran dan
menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.Kurikulum
terpadu menyediakan kesempatan dan kemungkinan belajar bagi para siswa.
Karakteristik Kurikulum Berbasis Keterpaduan, kurikulum terpadu
merupakan bentuk kurikulum yang meniadakan batas-batas antara berbagai mata
pelajaran dan menyajikan bahan pelajaran dalam bentuk unit atau keseluruhan.
Dengan demikian, kurikulum terpadu mengintegrasikan komponen mata pelajaran
sehingga batas-batas mata pelajaran tersebut sudah tidak nampak lagi, dikarenakan
telah dirumuskan dalam bentuk masalah atau unit.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Hakikat kurikulum ialah kegiatan yang mencakup berbagai rencana
kegiatan peserta didik yang mencakup berbagai rencana kegiatan peserta didik yang
terperinci berupa bentuk-bentuk bahan pendidikan, saran-saran strategi belajar
mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan, dan hal-hal yang
mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan,
Oleh karena itu perlu didakan inovasi kurikulum, inovasi kurikulum adalah
suatu gagasan atau praktek kurikulum baru dengan mengadopsi bagian-bagian yang
potensial dari kurikulum tersebut dengan tujuan untuk memecahkan masalah atau
mencapai tujuan tertentu.Untuk melakukan inovasi kurikulum harus didasarkan
dengan prinsip pengembangan kurikulum antar lain yaitu kurikulum berbasis
kompetensi, kurikulum berbasis masyarkat dan kurikulum berbasis keterpaduan.
DAFTAR PUSTAKA

Gordon. (1988). Pembelajaran Kompetensi. Jakarta : Rineka Cipta.


Ibrahim. 1988. Inovasi Pendidikan. Jakarta : Depdikbud Dirjen Pendidikan Tinggi
Proyek Pengembangan Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan.
Razali M. Thaib & Irman Siswanto Inovasi Kurikulum Dalam Pengembangan
Pendidikan. Jurnal Edukasi Vol 1, Nomor 2, July 2015.
Saylor, J. Galen; Alexander, William M, dan Lewis, Athur J, (1981), Curriculum
Planning for better Teaching and Learning, New York: Holt, Rinehartand
Wiston.
Sudjana, Nana dan Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan . Bandung:
Sinar Baru.

Anda mungkin juga menyukai