Anda di halaman 1dari 27

Kata Pengantar

Puja dan puji syukur kami sebagai penyusun haturkan kehadapan Ida Sang
Hyang Widhi Wasa karena atas rahmat-Nya penyusun dapat menyelesaikan
laporan penelitian berjudul “Pengembangan Sumber Daya Air Taman Mumbul”
tepat pada waktu yang telah ditentukan.

Pada kesempatan yang baik ini tidak lupa penyusun mengucapkan rasa terima
kasih kepada

1. Ibu Dr. Ir. I Gusti Agung Putu Erayani, M.T. selaku dosen pengampu
mata kuliah Pengembangan Sumber Daya Air yang telah senantiasia
memberi bimbingan dalam penyelesaian laporan penelitian ini.
2. Teman-teman yang telah membantu kelancaran proses pembuatan laporan
penelitian.

Besar harapan penyusun semoga laporan penelitian ini membantu menambah


pengetahuan dan pengalaman bagi penulis secara khusus dan bagi pembaca secara
umum. Dalam laporan penelitian ini masih terdapat banyak kekurangan sehingga
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penyusun butuhkan guna
memperbaiki laporan penelitian ini kedepannya.

Denpasar,20 Oktober 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii
BAB I .................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1
1.2 Rumusan masalah ............................................................................................... 2
1.3 Tujuan ................................................................................................................. 2
1.4 Manfaat ............................................................................................................... 2
BAB II................................................................................................................................. 4
DASAR TEORI .................................................................................................................. 4
2.1 Pengertian Sungai ............................................................................................... 4
2.2 Pengertian perencanaan sumber daya air ............................................................ 5
2.3 Pengertian Pelaksanaan/Pemanfaatan Sumber Daya Air .................................... 5
2.4 Pengertian Pemantauan Sumber Daya Air .......................................................... 5
2.5 Pengertian Pengendalian Daya Rusak Air .......................................................... 6
2.6 Pengelolaan Sumber Daya Air. ........................................................................... 7
1.8 Pelestarian sumber daya air................................................................................. 8
2.9 Bangunan Air ...................................................................................................... 9
BAB III ............................................................................................................................. 12
METODE PENELITIAN .................................................................................................. 12
3.1 Lokasi Survei Waktu......................................................................................... 12
3.2 Metode Survei Primer ....................................................................................... 12
BAB IV ............................................................................................................................. 13
HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................................................... 13
4.1 Taman Mumbul ................................................................................................. 13
4.2 Perencanaan Taman Mumbul............................................................................ 13
4.3 Pelaksanaan/Pemanfaatan Taman Mumbul ...................................................... 14
4.4 Pemantauan Taman Mumbul ............................................................................ 14
4.5 Pengendalian Daya Rusak Air Taman Mumbul................................................ 17
4.6 Bentuk pengelolaan ........................................................................................... 18
4.7 Pengembangan Taman Mumbul ....................................................................... 18
4.8 Bentuk permasalahan ........................................................................................ 19
4.9 Upaya Pengendalian Permasalahan Taman Mumbul ........................................ 19
BAB V .............................................................................................................................. 20
PENUTUP ........................................................................................................................ 20

ii
5.1 Kesimpulan ....................................................................................................... 20
5.2 Saran ................................................................................................................. 22
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 24

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Dewasa ini perkembangan kehidupan manusia semakin maju begitu pula

dengan pola hidup manusia yang menjadi semakin modern. Kehidupan

manusia juga akan mempengaruhi lingkungan sekitarnya. Seiring berjalannya

waktu manusia semakin berkembang baik dari segi pola pikir maupun perilaku

namun perkembangan pola pikir dan perilaku manusia tidak selalu bersifat

positif tetapi juga dapat berdampak negative. Salah satu bentuk perkembangan

pola pikir dan perilaku manusia adalah semakin pedulinya manusia dengan

keadaan alam sekitarnya. Salah satunya adalah pengembangan sumber daya

air yang meliputi kegiatan pengelolaan, pemanfaatan, pengendalian, dan

pelestarian.

Berdasarkan Undang-Undang No 7 Tahun 2004 pengelolaan sumber daya

air merupakan suatu kegiatan merencanakan, melaksanakan, memantau dan

mengevaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air, pendayagunaan

sumber daya airdan pengendalian daya rusak air. Tiga aspek yang tidak boleh

dilupakan dalam pengelolaan sumber daya air adalah aspek perencanaan,

pemanfaatan, dan pengndalian. Pemanfaatan sumber daya air merupakan

upaya untuk memanfaatkan segala potensi yang dimiliki oleh air agar dapat

membantu kehidupan manusia baik dari segi social maupun ekonomi.

Kempat hal tersebut, pengelolaan, pemanfaatan, pengendalian dan

pelesatrian, merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan sumber

daya air. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai bagaimana bentuk
1
pengembangan sumber daya air di Taman Mumbul.

1.2 Rumusan masalah

1. Bagaimana bentuk perencanaan Taman Mumbul?

2. Bagaimana bentuk pemanfaatan dari air yang ada di Taman Mumbul?

3. Bagaimana bentuk pemantauan Taman Mumbul?

4. Bagaimana bentuk pengendalian daya rusak air Taman Mumbul?

5. Bagaimana bentuk pengelolaan Taman Mumbul?

6. Permasalahan dan pengendalian masalah yang terjadi di Taman Mumbul?

7. Bagaimana bentuk pelestarian air di Taman Mumbul?

1.3 Tujuan

Untuk mengetahui :

1. Bagaimana bentuk perencanaan Taman Mumbul.

2. Bagaimana bentuk pemanfaatan dari air yang ada di Taman Mumbul.

3. Bagaimana bentuk pemantauan Taman Mumbul.

4. Bagaimana bentuk pengendalian daya rusak air Taman Mumbul.

5. Bagaimana bentuk pengelolaan Taman Mumbul.

6. Permasalahan dan pengendalian masalah yang terjadi di Taman Mumbul.

7. Bagaimana bentuk pelestarian air di Taman Mumbul.

1.4 Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai bentuk pengelolaan Taman


Mumbul.

2. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai bentuk pemanfaatan sumber air


Taman Mumbul.

3. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai bentuk permasalahan dan

2
pengendalian masalah yang terjadi di Taman Mumbul.

4. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk pelestarian sumber air Taman


Mumbul.
5. Mahasiswa dapat mengetahui mengenai bentuk permasalahan dan

pengendalian masalah yang terjadi di Taman Mumbul.

6. Mahasiswa dapat mengetahui bentuk pelestarian sumber air Taman


Mumbul

3
BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Sungai

Sungai adalah tempat-tempat dan wadah-wadah serta jaringan

pengaliran air mulai dari mata air sampai muara dengan dibatasi kanan dan

kirinya serta sepanjang pengalirannya oleh garis sempadan (Peraturan

Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991).Berdasarkan Undang-Undang Nomor

7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air, yang dimaksud wilayah sungai

adalah kesatuan wilayah pengelolaan sumber daya air dalam satu atau lebih

daerah aliran sungai dan/atau pulau-pulau kecil yang luasnya kurang dari

atau sama dengan 2000 km2. Sungai mengalir dari hulu dalam kondisi

kemiringan lahan yang curam berturut-turut menjadi agak curam, agak

landai, dan relatif rata. Arus relatif cepat di daerah hulu dan bergerak

menjadi lebih lambat dan makin lambat pada daerah hilir.Sungai

merupakan tempat berkumpulnya air di lingkungan sekitarnya yang

mengalir menuju tempat yang lebih rendah. Daerah sekitar sungai yang

mensuplai air ke sungai dikenal dengan daerah tangkapan air atau daerah

penyangga. Kondisi suplai air dari daerah penyangga dipengaruhi aktifitas

dan perilaku penghuninya (Wiwoho,2005). Sungai sebagai sumber air

merupakan salah satu sumber daya alam yang mempunyai fingsi serba

guna bagi kehidupan dan penghidupan manusia. Menurut Mulyanto (2007)

ada dua fungsi utama sungai secara alami yaitu mengalirkan air dan

mengangkut sedimen hasil erosi pada Daerah Aliran Sungai dan alurna.

4
Kedua fungsi ini terjadi bersamaan dan saling mempengaruhi. Jenis-jenis

sungai berdasarkan debit airnya klasifikasikan menjadi :

1. Sungai pemanen, adalah sungai yang debit airnya sepanjang tahun relatif
tetap.
2. Sungai periodik, adalah sungai yang pada waktu musim penghujan debit
airnya besar, sedangkan pada musim kemarau debitnya kecil.
3. Sungai Episodik, adalah sungai yang pada musim kemarau kering dan

pada waktu musim penghujan airnya banyak.

4. Sungai Ephemeral. Adalah sungai yang hanya ada airnya saat musim

hujan dan airnya belum tentu banyak.

2.2 Pengertian perencanaan sumber daya air

Perencanaan sumber daya air merupakan kegiatan planning atau

perencanan bagaimana bentuk pemanfaatan suatu sumber daya air

kedepannya. Artinya suatu sumber daya air akan direncanakan sebagai apa

saja dimasa yang akan datang.

2.3 Pengertian Pelaksanaan/Pemanfaatan Sumber Daya Air

Pelaksanaan/pemanfaatan sumber daya air adalah sutu kegiatan yang

untuk memanfaatkan atau menggunakan potensi-potensi yang dimiliki oleh

air guna memenuhi kebutuhan hidup makhluk hidup.

2.4 Pengertian Pemantauan Sumber Daya Air

Pemantauan sumber daya air merupakan suatu kegiatan untuk

memantau atau mengamati berbagai kondisi yang ada di sumber daya air

tersebut. Dalam proses perjalannnya sumber daya air dimanfaatkan untuk

berbagai keperluan . Daya air di pakai untuk energi misalnya pembangkit

listrik (PLTA). Mata air di pakai sebagai salah satu sumber air, demikian

5
pula waduk di pakai sebagai wadah air yang di manfaatkan untuk berbagai

keperluan . Air baku di gunakan untuk irigasi,air bersih di pakai untuk

keperluan domestik dan non-domestik. Secara alami air dipakai oleh

tumbuhan (flora) dan binatang (fauna)untuk melangsungkan kehidupannya.

2.5 Pengertian Pengendalian Daya Rusak Air

Pengendalian air merupakan upaya untuk mencegah, menanggulangi,

dan memulihkan terjadinya kerusakan lingkungan yang disebabkan oleh

air. Contoh daya rusak air adalah banjir, erosi, longsor dan masih banyak

lagi. Pengendalian air ini diutamakan pada proses pencegahan melalui

pengendalian daya rusak air yang disusun secara terpadu dan menyeluruh

dalam pola pengelolaan sumber daya air.

Pencegahan dilakukan baik secara fisik dan/ non fisik maupun melalui

penyeimbangan hulu dan hilir wilayah sungai. Pencegahan ini diutamakan

pada pencegahan non fisik. Pencegahan ini dilakukan dengan mitigasi

bencana dan dilakukan secara terpadu oleh instansi terkait dan masyarakat

melalui suatu badan penanggulangan bencana pada tingkat nasional,

provinsi, dan kabupaten.

Kegiatan pemulihan daya rusak air dilakukan guna memulihkan atau

mengembalikan fungsi lingkungan hidup dan system prasarana sumber daya

air. Hal ini merupakan suatu aspek penting yang harus dilakukan secara

global melalui gerakan yang dimotori oleh pemerintah dan masyarakat.

(Aziza, 2013)

6
2.6 Pengelolaan Sumber Daya Air.

Berdasarkan Undang-Undang No 7 Tahun 2004 pengelolaan sumber

daya air merupakan suatu kegiatan merencanakan, melaksanakan, memantau

dan mengevsaluasi penyelenggaraan konservasi sumber daya air,

pendayagunaan sumber daya airdan pengendalian daya rusak air.

Pengelolaan sumber daya air umumnya berangkat dari satu sisi saja yaitu

bagaimana memanfaatkan dan mendapat keuntungan dari adanya air. Tiga

aspek yang tidak boleh dilupakan dalam pengelolaan sumber daya air adalah

1. Aspek Pemanfaatan

Aspek pemanfaatan merupakan kegiatan menggunakan sumber daya

air sebagai pemenuh kebutuhan untuk kelangsungan hidup manusia.

2. Aspek Pelestarian

Aspek pelestarian merupakan kelanjutan dari aspek pemanfaatan, bila

air telah kita manfaatkan untuk menunjang kehidupan, maka kita harus

melakukan pelestarian sumber daya air. Pelestarian yang dimaksud

adalah kegiatan menjaga dan merawat air dari berbagai hal negative yang

mampu merusak atau mencemari air.

3. Aspek Pengendalian

Perlu kita sadari bahwa selain membawa dampak positif air juga

membawa dampak negative bagi kehidupan kita, air juga memiliki daya

rusak dari segi fisik maupun kimiawi. Maka kita perlu melakukan

pengendalian air seperti pembangunan bangunan air dan pengendalian

sikap manusia dalam menjaga air.

7
1.7 Pengembangan Sumber daya air

Pengembangan sumber daya air mempunyai pengertian sebagai ilmu

yang mempelajari tentang teknik sumber daya air yaitu : tentang cara-cara

memahami kualitas, kuantitas, jadwal ketersediaan dan kebutuhan sumber

daya air serta penanggualangan permasalahan yang ada , sehingga dapat di

kembangkan pemanfaatan, kelestarian dan pengelolaan sumber daya air

tersebut untuk kesejahtraan hidup manusia beserta alamnya. Atau

Pengembangan Sumber Daya Air merupakan suatu usaha pendayagunaan

potensi - potensi yang dimiliki oleh air secara terpadu dengan pengelolaan,

pemanfaatan, pengendalian, dan pelestarian.

1.8 Pelestarian sumber daya air

Dalam hal ini kata Pelestarian berasal dar1i kata “lestari” yang berarti

tetap seperti keadaan semula, tidak berubah, bertahan kekal. Kemudian

mendapat tambahan pe dan akhiran an, menjadi pelestarian yang berarti

proses, cara, perbuatan melestarikan, perlindungan dari kemusnahan dan

kerusakan, pengawetan, konservasi, pengelolaan sumber daya alam yang

menjamin pemanfaatannya secara bijaksana dan menjamin kesinambungan

persediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan

keanekaragamannya.

Sedangkan Air adalah senyawa yang penting bagi semua bentuk

kehidupan yang diketahui sampai saat ini di Bumi, tetapi tidak di planet lain.

Air menutupi hampir 71% permukaan Bumi. Terdapat 1,4 triliun kilometer

kubik (330 juta mil³) tersedia di Bumi. Air sebagian besar terdapat di laut

(air asin) dan pada lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung),
8
akan tetapi juga dapat hadir sebagai awan, hujan, sungai, muka air tawar,

danau, uap air, dan lautan es. Air dalam objek-objek tersebut bergerak

mengikuti suatu siklus air, yaitu: melalui penguapan, hujan, dan aliran air di

atas permukaan tanah (runoff, meliputi mata air, sungai, muara) menuju laut.

Air bersih penting bagi kehidupan manusia.

Jadi Pengertian Pelestarian Air adalah proses, cara, perbuatan

melestarikan, perlindungan dari kemusnahan dan kerusakan, pengawetan,

konservasi, pengelolaan sumber daya alam yang menjamin pemanfaatannya

secara bijaksana dan menjamin kesinambungan persediaannya dengan tetap

memelihara dan meningkatkan kualitas nilai dan keanekaragaman pada air

tersebut.

2.9 Bangunan Air

2.9.1 Bangunan Bagi

Bangunan bagi merupakan sebuah bangunan yang dibuat untuk

membagi air dari saluran primer ataupun saluran sekunder ke saluran yang

debitnya lebih kecil.

2.9.2 Bangunan sadap

Bangunan sadap merupakan bangunan yang menglirkan air dari

aliran saluran primer dan atau saluran skunder ke saluran tersier penerima

melalui pintu ukur. Bangunan sadap berfungsi selain membagi air dari

saluran kesaluran lainnya, juga berfungsi mengambil atau menyadap air

untuk dialirkan melalui saluran Tertsier atau Kuarter ke sawah maupun

kolam-kolam ikan dan lainnya.

9
2.9.3 Bangunan terjun

Bangunan terjuna adalah bangunan yang dibuat di tempat tertentu

memotong saluran, dimana aliran air setelah melewati bangunan tersebut

akan merupa terjunan. Bangunan terjunan perlu dibangun pada daerah

berbukit dimana kemiringan saluran dibatasi, agar tidak terjadi suatu

gerusan. Selain itu pada saluran terbuka bangunan tersebut berfungsi untuk

mengubah kemiringan saluran yang pada awalnya cukup curam agar

menjadi landai, dimana pada keadaan tersebut kecepatan aliran akan

berubah menjadi kecepatan aliran tidak kritis. Secara keseluruhan bangunan

terjun juga dapat berfungsi untuk :

1. Mengendalikan erosi pada selokan dan sungai.

2. Mengendalikan tinggi muka air pada saluran.

3. Mengendalikan kecuraman saluran alam maupun buatan.


4. Mengendalikan air yang keluar, pada spillway atau pipa.

Menurut jenisnya bangunan terjun dapat dibagi menjadi dua, yaitu :

1. Bangunan terjun tegak.

Bangunan ini digunakan bila beda tinggi energi tidak lebih dari 1,5
meter.

2. Bangunan terjun miring.

Bangunan ini digunakan bila beda tinggi energi lebih dari 1,5

meter. Kemiringan bangunan ini dibuat securam mungkin dengan

perbandingan maksimum 1 : 1, agar didapat bangunan yang

efisien dari segi biaya.

10
2.9.4 Kolam peredam energy

kolam peredam energy merupakan suatu bangunan yang berfungsi

untuk meredam energy yang terjadi akibat loncatan air. Kolam peredam

energy biasanya terdapat setelah bangunan terjun.

11
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Survei Waktu

Kami melakukan survei di Taman Mumbul, yang beralamat Sangeh,

Kec.Abiansemal, Kabupaten Badung,Bali, pada tanggal 24 Oktober 2018.

Survei dimulai pukul 09.00 WITA sampai selesai.

3.2 Metode Survei Primer

Metode survei primer merupakan suatu metode dengan mengambil data

secara langsung ke lapangan. Disini kami langsung mengambil data ke

lapangan yaitu di Taman Mumbul.

12
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Taman Mumbul

Taman Mumbul merupakan salah satu kawasan di Indonesia yang terdapat

sumber mata-air, yang terletak di Sangeh, Kec.Abiansemal, Kabupaten

Badung,Bali,.Kawasan Taman Mumbul merupakan daerah yang memiliki

struktur vegetasi yang kerapatannya cukup tinggi, dan memiliki cukup banyak

sumber mata-air. Meskipun beberapa lahannya sudah menjadi lahan

perkebunan, tetapi tidak sedikit hutan alami yang masih ada. Daerah Sangeh

memiliki struktur tanah gembur berwarna abu-abu. Jenis tanah tersebut akan

memberikan pengaruh terhadap laju infiltrasi air hujan, yang berpengaruh

terhadap debit air tanah yang nantinya akan keluar sebagai sumber mata-air.

Sangeh memiliki debit mata air yang stabil dan tidak terpengaruh oleh musim,

dengan mata air melimpah. Selain itu, pada kawasan tersebut terdapat

keluaran mata-air pada beberapa titik sumber dapat dikonsumsi langsung,

sehingga masyarakat Desa Sangeh maupun masyarakat di luar Desa Sangeh

sering mengambil air tersebut untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari,

dan sumber mata air ini banyak digunakan warga untuk melukat (Upacara

pembersihan diri) disamping juga untuk pertanian. Sekarang sudah jarang,

alirannya yang besar saja dipakai irigasi subak. Pengairan sawah di desa

sekitar

4.2 Perencanaan Taman Mumbul

Kawasan Taman Mumbul merupakan area suci yang digunakan sebagai

13
tempat persembahyangan bagi umat Hindu. Selain terdapat beberapa Pura,

kawasan ini secara tidak langsung menjadi tempat wisata, khususnya wisata

budaya, yang pada hari-hari upacara tertentu “mengundang‟ turis asing untuk

menikmati prosesi upakara di kawasan tersebut sembari menikmati alamnya.

Kawasan ini juga menjadi jalur wisata bersepeda (cycling), karena merupakan

jalur alternatif dengan pemandangannya yang indah, sejuk dan asri menuju

Desa Wisata Ubud, Gianyar. Untuk meningkatkan daya tarik wisatawan baik

lokal maupun mancanegara, maka Pemerintah Kabupaten Badung memberikan

perhatian khusus dan akan melakukan penataan kawasan Taman Mumbul ini

menjadi sebuah obyek wisata dengan multifungsi di tahun 2015, (Darmayanti,

2014). Penataan objek wisata Taman Mumbul ini akan didasarkan pada Tri

Mandala, yakni Utama Mandala (tempat persembahyangan), Madya Mandala

(tempat melakukan persiapan persembahyangan), serta Nista Mandala (tempat

rekreasi), (Dwipayana, 2014). Meskipun penataan akan didesain secara modern,

namun tidak mengesampingkan prinsip-prinsip adat serta budaya Bali.

4.3 Pelaksanaan/Pemanfaatan Taman Mumbul

Taman mumbul. Selain terdapat beberapa Pura, dimaanfaatkan sebagai

obyek pariwisata dan sumber air pada taman mumbul dijadikan sebagai

sumber air irigasi persawahan dan juga sebagai sarana melukat (pembersihan

diri). Pada bagian tempat pariwisata yang sangat digemari masyarakat baik dari

kota Badung ataupun luar kota Badung.

4.4 Pemantauan Taman Mumbul

Berdasarkan hasil pemantauan yang kami lakukan bangunan air yang

terdapat pada taman mumbul adalah bagunan bagi.Bangunan bagi pada taman

14
mumbul berfungsi membagi aliran air dari saluran utama menuju saluran

sekunder atau saluran yang debitnya lebih kecil

Kondisi taman Mumbul yang dulu sangat berbeda dengan yang sekarang ,

dulu aluran air taman mumbul digunakan sebagai sarana

melukat(pembersihan diri) serang sudah dikembangkan menjadi obyek

pariwisata dan alirannya dimanfaatkan sebagai irigasi

Berdasarkan survey yang kami lakukan,penampang aliran air pada taman

Mumbul berbentuk Trapesium.Dengan kedalaman pada aluran saluran utama

9cm.Proses pemgukuran tampang saluran dan kecepatan menggunakan alat

alat berupa meteran,daun, serabut kelapa,dan kayu ukur.Berikut gambar

proses pengukuran :

15
Dari data hasil survei kami didapat pula kecepatan air pada saluran primer

adalah sebesar 15,66 m/s pada saluran sekunder 1 adalah sebesar 11 m/s dan

pada saluran tersier 1 kecepatan alirannya adalah 2,45m/s. dengan

menggunakan persamaan :

Q=AxV

Maka di dapat debit yang mengalir dari saluran primer dan sekunder.

Debit saluran primer akan sama dengan jumlah debit yang mengalir

melewati saluran sekunder.

Berdasarkan hasil perhitungan didapat debit pada sungai utama pada saat

survei sebagai berikut:

1. Debit saluran utama :

Diketahui :

Kecepatan aliran pada saluran :15,66m/s

Tampang saluran utama :b=4m

a = 4.2 m

h = 0.45 m

Luas saluran : (b+a) x h/2

Luas saluran : (4+4.2) x 0.45/2 = 1,845 m2

Debit :AxV

: 1,845 m2 x 15,66 m/s

Debit : 28,89 m3/s

2. Debit saluran sekunder 1:


16
Diketahui :

Kecepatan aliran pada saluran : 11m/s


Tampang saluran utama : b = 2.96 m a = 3 m

h = 0.45 m

Luas saluran : (b+a) x h/2

Luas saluran : (2.96+3) x 0.45/2 = 1,341 m2

Debit :AxV

: 1.341 m2 x 11 m/s

Debit : 14,751 m3/s

3. Debit saluran Tersuer 1:

Kecepatan aliran pada saluran :

2,45m/s Tampang saluran utama : b = 0,7 m

a = 0,8 m

h = 0.3 m

Luas saluran : (b+a) x h/2

Luas saluran : (0,7+0,8) x 0.3/2 = 0,225 m2

Debit :AxV

:0,225 m2 x 2,45 m/s

Debit : 0.55 m3/s

4.5 Pengendalian Daya Rusak Air Taman Mumbul

Dalam pengendalian daya rusak yang diakibatkan oleh air limbah dan

sampah pelastik pemerintah Kabupaten Badung bersinergi dengan warga

sekitar Taman Mumbul untuk mengurangi dampak kerusakan yang

diakibatkan air Taman Mumbul. Salah satu bentuk pengendalian permasalahan

17
daya rusak air

Taman Mumbul adalah dengan merenovasi saluran yang dulunya berupa

saluran tanah dengan menggunakan pasangan beton sehingga erosi akibat air

dapat diminimalisir.

4.6 Bentuk pengelolaan

Taman Mumbul saat ini dikelola oleh pemerintah Kabupaten Badung,

pemerintah desa dan warga disekitar Taman Mumbul. Pengelolaan meliputi

ketiga aspek berikut yaitu:

1. Aspek Pemanfaatan

Taman Mumbul yang kita kenal saaat ini utamanya dimanfaatkan menjadi

obyek pariwisata dan dimanfaaatkan sebagai sumber air irigasi persawahan.

Pada bagian hulu Taman Mumbul dijadikan tempat pariwisata yang sangat

digemari masyarakat. Aliran air Taman Mumbul dijadikan sarana Melukat

(pembersihan diri) dan sebagau air suci untuk sarana persembahyangan,. Pada

bagian hilir, aliran dari Taman Mumbul, ini digunakan untuk irigasi

persawahan yang ada disana,

4.7 Pengembangan Taman Mumbul

Taman Mumbul saat ini telah dikembangkan bukan hanya sebagai sarana

irigasi tapi juga dikembangkan sebagai tempat pariwisata. Memang saat ini

kita ketahui bahwa Taman Mumbul lebih cenderung dikembangkan sebagai

prasarana pariwisata namun perlu kita ketahui pula bahwa Taman Mumbul

juga digunakan sebagai sumber irigasi.

18
4.8 Bentuk permasalahan

Taman Mumbul Setelah melakukan kegiatan pemantauan kami mendapat

beberapa permasalahan pokok yang masih terlihat yaitu :

a. Sampah : terlihat ada beberapa sampah di sekitaran aliran sekunder

4.9 Upaya Pengendalian Permasalahan Taman Mumbul

Berdasarkan permasalahan yang terjadi pada Taman Mumbul dapat kami

tarik beberapa solusi yaitu :

a. Pendekatan kepada masyarakat yang tinggal di sekitar areal Taman

Mumbul berupa sosialisasi agar tidak membuang sampah maupun limbah

lainnya ke Aluran air taman mumbul

b. Harus digalang kegiatan gotong royong yang dilakukan oleh pemerintah

dalam hal ini Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kab. Badung maupun

warga sekitar dalam rangka menjaga kebersihan Taman Mumbul

19
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil laporan maka dapat disimpulkan bahwa :

1. Lokasi dan Waktu Survei

Kami melakukan survei di Taman Mumbul, yang beralamat Sangeh,

Kec.Abiansemal, Kabupaten Badung,Bali, pada tanggal 24 Oktober

2019. Survei dimulai pukul 09.00 WITA sampai selesai.

2. Perencanaan Sumber Daya Air Taman Mumbul

Taman Mumbul dulu terkenal dengan aliran air sebagai sarana

Melukat.Pemerintah melihat potensi yang dimiliki oleh Taman

Mumbul, pemerintah daerah, pemerintah desa dan warga sekitar

Taman Mumbul membuat rencana penataan Taman Mumbul agar

kedepannya menjadi lebih bermanfaat. Perencanaan Taman Mumbul

meliputi sebagai prasarana pariwisata dan sarana irigasi.

3. Pelaksanaan/Pemanfaatan Sumber Daya Air Taman Mumbul

Taman Mumbul yang kita kenal saaat ini utamanya dimanfaatkan

menjadi obyek pariwisata dan dimanfaaatkan sebagai sumber air

irigasi persawahan. Pada bagian hulu Taman Mumbul dijadikan tempat

pariwisata dan sarana Melukat. Pada bagian hilirnya Taman Mumbul

dimanfaatkan sebagai sarana irigasi sawah

4. Pemantauan Sumber Taman Mumbul

Berdasarkan hasil pemantauan yang kami lakukan Bangunan air yang

terdapat pada Taman Mumbul adalah bangunan bagi,. Bangunan bagi

20
Taman Mumbul berfungsi membagi air dari sungai utama ke saluran

sekunder atau saluran yang debitnya lebih kecil.

5. Pengendalian Daya Rusak Air Taman Mumbul

Taman Mumbul saat ini dikelola oleh pemerintah daerah Badung,

pemerintah desa dan warga disekitar Taman Mumbul. Pengelolaan

Taman Mumbul meliputi ketiga aspek berikut yaitu:

 Aspek Pemanfaatan

Taman Mumbul yang kita kenal saaat ini utamanya dimanfaatkan

menjadi obyek pariwisata dan dimanfaaatkan sebagai sumber air

irigasi persawahan. Pada bagian hulu Taman Mumbul dijadikan

tempat pariwisata yang sangat digemari masyarakat. Aliran air

Taman Mumbul dijadikan sarana Melukat (pembersihan diri) dan

sebagau air suci untuk sarana persembahyangan,. Pada bagian hilir,

aliran dari Taman Mumbul, ini digunakan untuk irigasi persawahan

yang ada disana,

6 Bentuk pengelolaan sumber daya air Taman Mumbul meliputi 3 aspek

yaitu :

 Aspek pemanfaatan

Taman Mumbul saat ini dimanfaatkan sebagai tempat wisata air

pada bagian hulunya, Pada bagian hilir Taman Mumbul

dimanfaatkan sebagai saluran irigasi

 Aspek pelestarian

Upaya pelestarian Taman Mumbul yang dilakukan baik oleh

21
pemerintah Daerah, desa dan warga setempat adalah dengan tidak

menjadikan sungai sebagai tempat pembuangan sampah rumah

tangga serta melakukan sosialisasi tentang pentingnya kebersihan

sungai.

 Aspek pengendalian daya rusak

Pengendalian daya rusak yang diakibatkan oleh aliran air Taman

Mumbul serta permasalahan yang timbu akibat lingkungan social

di sekitar Taman Mumbul membuat pemerintah daerah,

pemerintah desa dan warga bekerja sama dalam menyelesaikannya.

Salah satu upaya untukk mengendalikan kerusakan yang

diakibatkan oleh air Taman Mumbul adalah melakukan renovasi

terhadapan saluran yang dulunya berupa saluran tanah sekarang

telah menjadi saluran beton. Hal ini bertujuan untuk mengurangi

erosi terhadap tanah disekitaran sungai akibat gerusan air.

Sementara untuk mengurangi permasalahan lingkungan social di

sekitar Taman Mumbul dilakukan dengan pendekatan social

berupa sosialisasi dan kegiatan gotong royong.

5.2 Saran

1. Kepada dosen pengampu mata kuliah PSDA

Kepada dosen pengampu mata kuliah PSDA agar lebih menggalakkan

kegiatan survei terhadap sumber daya air agar dapat memacu mahasiswa

menjadi lebih aktif dan mampu mengembangkan sumber daya air serta

lebih peduli terhadap lingkungan.

2. Kepada mahasiswa

22
Kepada para mahasiswa yang melakukan kegiatan survei agar lebih aktif

dan teliti dalam melakukan kegiatan survei

3. Kepada masyarakat

Kepada masyarakat, kami sangat berharap agar pengembangan sumber

daya air di Taman Mumbul dijadikan sebagai tolak ukur dalam

mengembangkan potensi-potensi air yang ada diwilayahnya.

23
DAFTAR PUSTAKA

edia.neliti.com/media/publications/124951-ID-kajian-identifikasi-potensi-dan-
permasal.pdf

https://ojs.unud.ac.id/index.php/destinasipar/article/view/43364

24

Anda mungkin juga menyukai