Oleh : C1
Anggota Kelompok:
UNIVERSITAS WARMADEWA
2019/2020
ii
KATA PENGANTAR
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga mengucapkan
banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, untuk kedepannya dapat memperbaikibentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Eksistensi suatu bangsa pada era globalisasi ini mendapat tantangan yang
sangat kuat, terutama karena pengaruh kekuasaan internasional. Menurut
Berger dalam The Capitalis Revolution, era globalisasi dewasa ini ideologi
kapitalislah yang akan menguasai dunia. Kapitalisme telah mengubah
masyarakat satu per satu dan menjadi sistem internasional yang menentukan
nasib ekonomi sebagian besar bangsa-bangsa di dunia, dan secara tidak
langsung juga nasib sosial, politik, dan kebudayaan (Berger, 1988).
Situasi dan kondisi ini menghadapkan kita pada suatu keprihatinan dan
sekaligus juga mengundang kita untuk ikut bertanggung jawab atas mosaik
Indonesia yang retak bukan sebagai ukiran melainkan membelah dan meretas
jahitan busana tanah air, tercabik-cabik dalam kerusakan yang menghilangkan
keindahannya. Untaian kata-kata dalam pengantar sebagaimana tersebut
merupakan tamsilan bahwasannya Bangsa Indonesia yang dahulu dikenal
sebagai “het zachste volk ter aarde” dalam pergaulan antar bangsa, kini
sedang mengalami tidak saja krisis identitas melainkan juga krisis dalam
berbagai dimensi kehidupan yang melahirkan instabilitas yang
berkepanjangan semenjak reformasi digulirkan pada tahun 1998. (Koento W,
2005).
1
Kehalusan budi, sopan santun dalam sikap dan perbuatan, kerukunan,
toleransi dan solidaritas sosial, idealisme dan sebagainya telah hilang hanyut
dilanda oleh derasnya arus modernisasi dan globalisasi yang penuh paradoks.
Berbagai lembaga kocar-kacir semuanya dalam malfungsi dan disfungsi.
Trust atau kepercayaan antar sesama baik vertikal maupun horisontal telah
lenyap dalam kehidupan bermasyarakat. Identitas nasional kita dilecehkan
dan dipertanyakan eksistensinya.
1.3 TUJUAN
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
diatas maka identitas nasional suatu bangsa tidak dapat dipisahkan dengan jati
diri suatu bangsa atau lebih populer disebut sebagai kepribadian bangsa.
4
terlepas dari masyarakatnya. Dengan kata lain, seseorang akan mempunyai
arti bila ada dalam masyarakat. Dalam konteks hubungan antarbangsa,
seseorang dapat dibedakan karena nasionalitasnya sebab bangsa menjadi
penciri yang membedakan bangsa yang satu dengan bangsa lainnya.
1) Suku Bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok
etnis dengan tidak kurang 300 dialek bahasa.
5
Dari unsur-unsur Identitas Nasional tersebut diatas dapat dirumuskan
pembagiannya menjadi 3 bagian sebagai berikut :
6
bahasa, agama, wilayah, serta bahasa daerah, merupakan suatu kesatuan
meskipun berbeda-beda dengan kekhasan masing-masing. Hal inilah yang
dikenal dengan Bhineka Tunggal Ika. Faktor kedua, meliputi pembangunan
komunikasi dan teknologi, lahirnya angkatan bersenjata modern dan
pembangunan lainnya dalam kehidupan Negara. Dalam hubungan ini bagi
suatu bangsa kemajuan ilmu pengetahuandan teknologi serta pembangunan
negara dan bangsanya merupakan suatu identitas nasional yang bersifat
dinamis. Faktor ketiga, mencakup kodifikasi bahasa dalam gramatika yang
resmi, tumbuhnya birokrasi, dan pemantapan sistem pendidikan nasional.
Bagi bangsa Indonesia unsur bahasa telah merupakan bahasa persatuan dan
kesatuan nasional, sehingga bahasa Indonesia telah merupakan bahasa resmi
negara dan bangsa Indonesia. Faktor keempat, meliputi penindasan, dominasi,
dan pencarian identitas alternatif melalui memori kolektif rakyat. Penderitaan
dan kesengsaraan hidup serta semangat bersama dalam memperjuangkan
kemerdekaan merupakan faktor yang sangat strategis dalam membentuk
memori kolektif rakyat.
7
2.4 FUNGSI DAN URGENSI IDENTITAS NASIONAL
8
2.5 DINAMIKA DAN TANTANGAN IDENTITAS NASIONAL INDONESIA
9
pendukungdalam meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur yang
dapat dijadikan pegangan dalam bermasyarakat. Memahami dan mengerti
nilai-nilai pancasila sejak dini dalam kehidupan sekolah sangat membantu
dalam meningkatkan kesadaran dalam mewujudkan nilai-nilai pancasila. Kita
perlu memahami secara penuh bahwa pancasila sebagai pedoman hidup
bangsa sehingga kita dapat merasa berkewajiban dalam melaksanakannya.
10
1. Realitas: dalam arti bahwa nilai-nilai yang terkandung di dalamnya
dikonsentrasikan sebagai cerminan kondisi objektif yang tumbuh dan
berkembang dalam masyarakat kampus utamanya, suatu rangkaian nilai-
nilai yang bersifat sein im sollen dan das sollen im sein.
2. Idealitas: dalam arti bahwa idealisme yang terkandung di dalamnya
bukanlah sekedar utopi tanpa makna, melainkan di objektivasikan
sebagai “kata kerja” untuk membangkitkan gairah dan optimisme para
warga masyarakat guna melihat hari depan secara prospektif, menuju hari
esok yang lebih baik, melalui seminar atau gerakan dengan tema
“Revitalisasi Pancasila”.
3. Fleksibilitas: dalam arti bahwa Pancasila bukanlah barang jadi yang
sudah selesai dan “tertutup”menjadi sesuatu yang sakral, melainkan
terbuka bagi tafsir-tafsir baru untuk memenuhi kebutuhan jaman yang
terus-menerus berkembang. Dengan demikian tanpa kehilangan nilai
hakikinya Pancasila menjadi tetap aktual, relevan serta fungsional
sebagai tiang-tiang penyangga bagi kehidupan bangsa dan negara dengan
jiwa dan semangat “Bhinneka Tunggal Ika”, sebagaimana dikembangkan
di Pusat Studi Pancasila (di UGM), Laboratorium Pancasila (di
Universitas Negeri Malang).
11
Sementara itu untuk mengembangkan jati diri bangsa dimulai dari nilai-
nilai yang harus dikembangkan yaitu nilai-nilai kejujuran, keterbukaan,
berani mengambil resiko, harus bertanggung jawab terhadap apa yang boleh
dilakukan, adanya kesepakatan dan berbagai terhadap sesama. Untuk itu perlu
perjuangan dan ketekunan untuk menyatukan nilai, cipta, rasa dan karsa itu.
(Soemarno, Soedarsono).
12
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Identitas nasional itu penting bagi sebuah negara agar bangsa kita dikenal
oleh bangsa lain. Apabila kita sudah dikenal oleh bangsa lain maka kita dapat
melanjutkan perjuangan untuk mampu eksis sebagai bangsa sesuai dengan
fitrahnya. Identitas nasional bagi sebuah negara-bangsa sangat penting bagi
kelangsungan hidup negara-bangsa tersebut. Identitas nasional penting bagi
kewibawaan negara dan bangsa Indonesia. Dengan adanya identitas maka
akan tumbuh rasa hormat dan saling menghargai antar negara-bangsa. Dalam
berhubungan antarnegara tecipta
13
nilai yang menjadi pegangan bersama. Oleh karena itu perlu adanya
pendukung dalam meningkatkan kesadaran terhadap nilai-nilai luhur yang
dapat dijadikan pegangan dalam bermasyarakat. Memahami dan mengerti
nilai-nilai pancasila sejak dini dalam kehidupan sekolah sangat membantu
dalam meningkatkan kesadaran dalam mewujudkan nilai-nilai pancasila. Kita
perlu memahami secara penuh bahwa pancasila sebagai pedoman hidup
bangsa sehingga kita dapat merasa berkewajiban dalam melaksanakannya.
3.2 SARAN
Sebagai masyarakat Indonesia kita harus bisa ikut serta dalam menjaga
dan melestarikan apa yang menjadi identitas negara Indonesia. Hal itu
dikarenakan identitas negara merupakan aset yang berharga yang menjadi
pembeda sekaligus tanda pengenal dengan bangsa lain. Jangan biarkan
bangsa lain mengklaim apa yang menjadi identitas negara kita. Dan apabila
hal itu terjadi maka sudah seharusnya pemerintah menindak lanjutinya secara
tegas demi kembalinya identitas negara.
14
DAFTAR PUSTAKA
15