Anda di halaman 1dari 13

Jurnal 1 :Pemodelan dan Pengujian Model Dinamis Saluran Terbuka Hidrolik yang

Menggunakan Weir Segitiga


Volume : Vol. 11 No. 1 April 2012
Penulis : Adriani Muhlis dan Wahyu
Link Jurnal : http://www.jurnaltechne.org/archives/2012111/201211105-fds.pdf
Resume : I Wayan Yoga Nindia Utama
Tanggal : 21 Juni 2019

 Latar Belakang
Saluran terbuka merupakan saluran hidrologi yang banyak digunakan dalam kehidupan sehari-
hari. Namun karena sifatnya terbuka maka karakteristik hidrologinya relative rumit. Beberapa
persamaan praktis, misalnya persamaan Henderson dan Chezy,dapat digunakan untuk
memprediksi debit aliran pada saluran terbuka. Namun persamaan tersebut tidak dapat
memberikan pengamatan respon dinamis saluran. Pada penelitianini, dengan metode bondgraph,
telah dibangun model dinamis saluran terbuka menggunakan weir segitiga,yang hasilnya
berbentuk suatu persamaan non-linear. Hasil pengukuran ketinggian permukaan air dalam
saluran terbuka, menunjukkan adanya perbedaan maksimum sekitar 7% pada kondisi stasioner,
jika dibandingkan dengan hasil simulasi model.Pada saat peralihan (transient), bentuk kurve
ketinggian permukaan air terhadap waktu antara model dan hasil pengukuran juga menunjukkan
kesesuaian yangcukup baik.

 Tujuan
Pengujian pemodelan dinamis saluran terbuka hidrolik yang menggunakan Weir Segitiga
untuk mengetahui ketinggian permukaan air.

 Metodelogi
Pada penelitian ini, dengan metode bondgraph, telah dibangun model dinamis saluran terbuka
menggunakan weir segitiga,yang hasilnya berbentuk suatu persamaan non-linear. Dengan
demikian saluran terbuka pada umumnya mempunyai permukaan bebas yang terhubung
langsung dengan atmosfer, sehingga memiliki karakteristik aliran yang lebih kompleks karena
banyaknya variabel yang terlibat. Meskipun demikian,model saluran terbuka lebih banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari mulai dari selokan rumah tangga hingga kanal sungai,
baik yang alami maupun buatan. Beberapa peneliti telah menyampaikan persamaan untuk
memprediksi debit pada sebuah weir. Misalnya, persamaan Henderson yang memberikan relasi
antara debit dan tinggi cairan untuk penampang saluran terbuka secara umum:

dimana untuk weir berbentuk segitiga maka persamaan tersebut menjadi :

sehingga diperoleh kecepatan aliran :

 Hasil
Fungsi non-linear h disimulasikan di Matlab dengan menggunakan s-function dalam Simulink.
Cuplikan bagian fungsi non-linear yang dimasukkan ke dalam s-function. Koefisien discharge
dipilih sebesar 0,0175, karena dengan nilai tersebut telah didapatkan perbedaan terkecil antara
hasil pengukuran dan hasil simulasi ketinggian permukaan air, h. Pada percobaan dilakukan
pengukuran h untuk empat nilai debit air yang berbeda, dengan maksud untuk mengetahui
apakah model yang dibuat cukup akurat jika debit berubah-ubah.
Tabel Perbandingan hasil percobaan dan simulasi (pemodelan) ketinggian permukaan air, h,
untuk beberapa nilai debit .

 Kesimpulan
Kesimpulan dari penelitian ini adalah dari semua isi jurnal penulis sudah menjelaskan secara
detail dari tujuan percobaan tersebut. Dari hasil perbandingan hasil pengukuran dan hasil
simulasi ketinggian permukaan air, h, didapatkan perbedaan maksimal sekitar 7%pada keadaan
tunak. Sedangkan pada keadaan peralihan (transient), gradien kurve h(t) antara model dan hasil
pengukuran menunjukkan kesesuaian yang cukup baik. Perbedaan yang terjadi kemungkinan
disebabkan oleh asumsi bahwa tekanan air adalah seragam pada seluruh penampang weir,
sehingga untuk penelitian selanjutnya, faktor ini perlu diperhitungkan.

 Kelebihan
1. Penjelasan sangat detail.
2. Dasar teori yang tepat.

 Kekurangan
1. Kurangnya metode yang lainnya dilakukan peneliti.
2. Kurang Menambahkan parameter roughness cofficient,kemungkinan dapat menghasilkan
model yang lebih akurat.
Jurnal 2 : Pengaruh Hidrolika Sungai Terhadap Koefisien
Reaerasi Sungai Garang
Volume : Vol 5, No 3 2016
Penulis : Edo Susanto, Anik Sarminingsih, Winardi Dwi Nugraha
Link Jurnal :https://media.neliti.com/media/publications/133377-ID-pengaruh-hidrolika-
sungai-terhadap-koefi.pdf
Resume :I Wayan Yoga Nindia Utama
Tanggal : 21 Juni 2019

 Latar Belakang
Sungai merupakan bagian penting sebagai sumber daya, maupun daya dukung terhadap
kegiatan manusia.Namun terkadang pemantauan kualitas,maupun komponen-komponen sungai
jarang dilakukan, padahal hal itu penting dalam rangka pemamamfaatkan dan pengendalian
pencemaran yang ada di sungai. Alam sebenarnya memiliki kemampuan mengatasi masalah
pencemaran yang terjadi. Mekanisme ini, disebut self purification.Dalam mekanisme self
purification koefisien reaerasi (K2) berperan penting, dimana semakin tinggi nilai koefisien
reaerasi semakin baik juga sungai tersebut, karena dapat menangkap oksigen kedalam perairan
sebanyak-banyaknya. Menurut Keith (1981) koefisien reaerasi (K2) mengindikasikan kapasitas
sungai untuk menangkap oksigen dan menurunkan limbah yg terkandung di dalam sungai.
.
 Tujuan
Melakukan pengujian pengaruh metode hidrolika terhadap koefisien reaerasi sungai garang
 Metodelogi
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan dengan rincian sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan langkah awal dalam penelitian yang meliputi :
a. Survey pendahuluan dan studi literatur untuk mengumpulkan berbagai informasi mengenai
lokasi penelitian yang sesuai.
b. Pengumpulan berbagai referensi atau tinjauan pustaka, baik dari berbagai sumber buku
maupun jurnal penelitian yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian.
c. Persiapan alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel air di titik-titik sampel.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi :
a. Pengambilan data primer dilapangan pengambilan air sampel di titik-titik sampel, pengukuran
debit sungai, dan pengujian konsentrasi parameter BOD dan DO) dan data sekunder dari
lokasi penelitian.
b. Pengolahan data untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan.
3. Tahap Penyusunan Laporan Tahap ini meliputi :
a. Analisis data yang diperoleh sebagai tahapan utama dalam penelitian ini sehingga diperolah
kesimpulan berdasarkan hasil temuan di lapangan.
b. Proses penyusunan laporan penelitian

 Hasil
Total jarak dari Titik 1 hingga 5 adalah 5353 meter. Wilayah penelitian memiliki sungai
yang secara umum berupa saluran dan batuan alami. Lingkungan dari wilayah juga berupa
pertanian, lahan perkebunan, hanya di bagian terakhir sudah lumayan terdapat pemukiman.
Pengambilan data dilakukan 2 periode, yaitu periode I pada musim Kemarau (bulan
November) dan Periode II pada musim hujan (bulan Desember). Berikut adalah hasil dari data
hidrolik sungai garang :
Selain dari data hidrolik data Kimia-fisik seperti BOD, DO, pH, dan suhu di kumpulkan.
Berikut adalah table hasil data kimia-fisik

 Kesimpulan
Nilai parameter BOD di dua periode baik hujan maupun kemarau belum memenuhi baku mutu
yang ditetapkan. Untuk parameter DO untuk periode musim kemarau sudah diatas baku mutu dan
memenuhi syarat kelas 1, sedangakan untu periode dua, beberapa titik masih belum memenuhi
baku mutu yang ditetapkan.
 Kelebihan
Sudah dijelaskan dengan table sehingga mudah untuk memahami isi jurnal ini.
 Kekurangan
-

Jurnal 2 : Analisa Hidrolika Penggunaan Pintu Air pada Proyek Reklamasi Pantai Utara DKI
Jakarta dengan Perangkat Lunak SMS 8.1
Volume : Vol 16, No 3 2009
Penulis : Hernawan Mahfudz, Dhemi Harlan, Meutia Sistarani, Ahmad Mukhlis Firdaus
Link Jurnal :https://media.neliti.com/media/publications/133377-ID-pengaruh-hidrolika-
sungai-terhadap-koefi.pdf
Resume : I Wayan Yoga Nindia Utama
Tanggal : 21 Juni 2019

 Latar Belakang
Sungai merupakan bagian penting sebagai sumber daya, maupun daya dukung terhadap
kegiatan manusia.Namun terkadang pemantauan kualitas,maupun komponen-komponen sungai
jarang dilakukan, padahal hal itu penting dalam rangka pemamamfaatkan dan pengendalian
pencemaran yang ada di sungai. Alam sebenarnya memiliki kemampuan mengatasi masalah
pencemaran yang terjadi. Mekanisme ini, disebut self purification.Dalam mekanisme self
purification koefisien reaerasi (K2) berperan penting, dimana semakin tinggi nilai koefisien
reaerasi semakin baik juga sungai tersebut, karena dapat menangkap oksigen kedalam perairan
sebanyak-banyaknya. Menurut Keith (1981) koefisien reaerasi (K2) mengindikasikan kapasitas
sungai untuk menangkap oksigen dan menurunkan limbah yg terkandung di dalam sungai.
.
 Tujuan
Melakukan pengujian pengaruh metode hidrolika terhadap koefisien reaerasi sungai garang
 Metodelogi
Penelitian ini dilakukan dalam beberapa tahapan dengan rincian sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Tahap ini merupakan langkah awal dalam penelitian yang meliputi :
a. Survey pendahuluan dan studi literatur untuk mengumpulkan berbagai informasi mengenai
lokasi penelitian yang sesuai.
b. Pengumpulan berbagai referensi atau tinjauan pustaka, baik dari berbagai sumber buku
maupun jurnal penelitian yang terkait dengan pembahasan dalam penelitian.
c. Persiapan alat dan bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel air di titik-titik sampel.
2. Tahap Pelaksanaan
Tahap ini meliputi :
a. Pengambilan data primer dilapangan pengambilan air sampel di titik-titik sampel, pengukuran
debit sungai, dan pengujian konsentrasi parameter BOD dan DO) dan data sekunder dari
lokasi penelitian.
b. Pengolahan data untuk mencapai tujuan penelitian yang diinginkan.
3. Tahap Penyusunan Laporan Tahap ini meliputi :
a. Analisis data yang diperoleh sebagai tahapan utama dalam penelitian ini sehingga diperolah
kesimpulan berdasarkan hasil temuan di lapangan.
b. Proses penyusunan laporan penelitian

 Hasil
Total jarak dari Titik 1 hingga 5 adalah 5353 meter. Wilayah penelitian memiliki sungai
yang secara umum berupa saluran dan batuan alami. Lingkungan dari wilayah juga berupa
pertanian, lahan perkebunan, hanya di bagian terakhir sudah lumayan terdapat pemukiman.
Pengambilan data dilakukan 2 periode, yaitu periode I pada musim Kemarau (bulan
November) dan Periode II pada musim hujan (bulan Desember). Berikut adalah hasil dari data
hidrolik sungai garang :
Selain dari data hidrolik data Kimia-fisik seperti BOD, DO, pH, dan suhu di kumpulkan.
Berikut adalah table hasil data kimia-fisik

 Kesimpulan
Nilai parameter BOD di dua periode baik hujan maupun kemarau belum memenuhi baku mutu
yang ditetapkan. Untuk parameter DO untuk periode musim kemarau sudah diatas baku mutu dan
memenuhi syarat kelas 1, sedangakan untu periode dua, beberapa titik masih belum memenuhi
baku mutu yang ditetapkan.
 Kelebihan
Sudah dijelaskan dengan table sehingga mudah untuk memahami isi jurnal ini.
 Kekurangan
-
Jurnal 4 : Pengaruh Beban Terhadap Tekanan Pompa Hidrolik Pada Reach Stacker Saat
Proses Lifting Petikemas

Penulis : Sulis Yulianto, Soeleman, Ahmad Mulyana

Volume :-

Link Jurnal :

C. LATAR BELAKANG

Pada proses lifting petikemas salah satu komponen yang berperan penting dalam sistem
kerja hidrolik reach stacker adalah pompa hidrolik. Reach stacker adalah alat untuk memindahkan
petikemas dari truck ke lapangan penumpukan atau sebaliknya. Agar proses lifting petikemas
dapat berjalan dengan aman maka perlu diketahui berapa beban maksimum yang dapat diterima
oleh pompa hidrolik sehingga dapat dihasilkan tekanan aktual (kerja) yang sesuai. Dalam
pelaksanaan kegiatan penumpukan petikemas di lapangan dengan menggunakan reach stacker
terdapat batasan beban maksimum yang dapat diangkat oleh pesawat pengangkat. Batasan beban
maksimum tersebut harus diperhatikan oleh operator.

D. TUJUAN

Berdasarkan latar belakang tersebut, tujuan penulisan penelitian ini adalah untuk :

1. Mengalisa beban maksimun yang dapat diterima oleh pompa hidrolik, sehingga dapa
menghasilkan tekanan aktual yang sesuai.

E. METODOLOGI

Metode yang digunakan disini adalah metode perhitungan pada sistem pompa hidrolik
reach stacker saat proses lifting petikemas, serta hipotesa awal pelaksanaan pemindahan petikemas
dengan menggunakan reach stacker dimana terdapat beban dinamis yang terjadi karena pergerakan
reach stacker. Perhitungan dalam pembahasan difokuskan pada besarnya tekanan yang diperlukan
dan gaya pembebanan yang diterima oleh pompa hidrolik.

F. HASIL
Reach Stacker menggunakan dua pompa hidrolik dalam proses lifting sebuah petikemas.
Pompa hidrolik memberikan daya tekan melalui fluida cairnya (oli) untuk menggerakkan boom
reach stacker bergerak naik atau turun.

Gambar 1 Pompa Hidrolik Reach Stacker


(tampak samping)

Tabel 2 Data Dimensi Pompa Hidrolik

No Simbol Satuan Nilai


1 B1 mm 181
2 B2 mm 208
3 B3 mm 176
4 B4 mm 222
5 B5 mm 100
6 B6 mm 25
7 H1 mm 104
8 H3 mm 148
9 H4 mm 137
10 H5 mm 26
11 P mm 25,4
12 T mm 50,8

Keterangan:
- Simbol P merupakan diameter output oli pompa hidrolik
- Simbol T merupakan diameter input oli pompa hidrolik

 Menghitung Luas Penampang Output Pompa


Diameter saluran output pompa hidrolik adalah sebesar 25,4 mm atau jari-jari saluran
output pompa hidrolik sebesar 12,7 mm. Untuk menghitung luas penampang output menggunakan
rumus lingkaran, yaitu :A=πxrxr
Karena pada reach stacker menggunakan 2 pompa hidrolik, maka jari-jari saluran output
pompa hidrolik perlu dikalikan 2 menjadi 25,4 mm.

Sehingga didapat perhitungan sebagai berikut :


A=πxrxr
A = 3,14 x 25,4 mm x 25,4 mm
A = 2025,80 mm2 = 0.002025802 m2

 Menghitung Tekanan Pompa Hidrolik


Setelah mengetahui luas penampang 2 pompa hidrolik pada reach stacker maka dapat
dihitung berapa tekanan yang perlu diberikan untuk setiap berat petikemas yang akan diangkat.
Dengan menggunakan rumus tekanan pascal sebagai berikut:
P = F/A
Dengan menggunakan rumus tekanan pascal tersebut maka dapat diketahui nilai tekanan
pompa hidrolik yang akan digunakan untuk mengangkat petikemas.

 Menentukan Massa Angkat Maksimal Pompa


Berdasarkan nilai tekanan pompa hidrolik yang dihitung dapat diketahui bahwa massa
maksimum petikemas yang dapat diangkat oleh pompa hidrolik pada reach stacker adalah sebesar
17,36 ton. Hal tersebut karena spesifikasi reach stacker bahwa maksimum tekanan dalam sistem
lifting petikemas yang menggunakan 2 pompa hidrolik adalah sebesar 840 bar.

Tabel 5 Nilai Massa Maksimum Petikemas

No m (Kg) F (N) A (m2) P (N/m2) P (BaR) P maks (Bar)


1 12.972 127.126 0,002025802 62.753.208 628 840
2 14.940 146.412 0,002025802 72.273.584 723 840
3 17.360 170.128 0,002025802 83.980.550 840 840
4 19.619 192.266 0,002025802 94.908.664 949 840
5 25.419 249.106 0,002025802 122.966.682 1.230 840
6 27.774 272.185 0,002025802 134.359.205 1.344 840
7 2.212 217.678 0,002025802 107.452.533 1.075 840
8 23.419 229.506 0,002025802 113.291.504 1.133 840
9 28.193 276.291 0,002025802 136.386.155 1.364 840
10 34.542 338.512 0,002025802 167.100.009 1.671 840

G. KESIMPULAN
Dari hasil resume jurnal tersebut dapat disimpulkan bahwa massa maksimum petikemas
yang dapat diangkat oleh pompa hidrolik reach adalah sebesar 17,36 ton. Hal ini karena pada saat
mengangkat petikemas dengan massa 17,36 ton dibutuhkan tekanan pompa hidrolik sebesar 840
bar dimana tekanan ini sesuai dengan spesifikasi reach stacker bahwa maksimum tekanan dalam
sistem lifting petikemas yang menggunakan 2 pompa hidrolik adalah sebesar 840 bar.

H. KELEBIHAN
Penyampainan hasil penelitian yang singkat dan jelas, juga dilengkapi dengan tabel yang
mudah dipahami dan mudah dibaca.

I. KEKURANGAN
Hasil perhitungan yang dilakukan belum memperhitungkan kerugian-kerugian akibat
gesekan mekanis pada komponen sistem hidrolik.

Jurnal 5 : Pengaruh Perubahan Muka Air Tanah Dan Terasering Terhadap Perubahan
Kestabilan Lereng
Volume : 15, No. 1, Januari 2011
Tahun : 2011
Penulis : I G. N. Wardana
Pengulas : Adrianus Awang
Tanggal : 21 Juni 2019

 Latar Belakang

Salah satu pemicu terjadinya peristiwa kelongsoran adalah karena hujan yang le- bat sehingga
terjadi pembasahan pada tanah yang mengakibatkan berkurangnya kekuatan geser tanah karena
butir-butir tanah menyerap air. Penyerapan air ini seiring dengan waktu sampai terjadi jenuh
sehingga tanah menjadi tidak stabil dan akhirnya terjadi kelongsoran, seperti yang terjadi di daerah
Penelokan, Kintamani dan Lod Tunduh, Gianyar, dimana semua kelongsoran tersebut terjadi
setelah ada- nya hujan yang lebat beberapa hari. . Karena banyak- nya kasus longsor akibat
turunnya hujan, maka diperlukan suatu grafik hubungan antara perubahan tinggi muka air tanah
dengan stabilitas lereng.

 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh air terhadap karakteristik tanah dan stabilitas lereng
2. Untuk mengetahui pengaruh gempa terhadap kestabilan lereng
 Metodologi
Metodologi penelitian yang digunakan adalah fellenius dan bishop yang disederhanakan.
Metode bishop membuat sebuah penyederhanaan terhadap metode- nya yang lebih teliti dengan
mengabaikan gaya-gaya yang bekerja antar sisi-sisi irisan, sedangkan analisis stabilitas lereng
cara Fellenius (1927), menganggap gaya-gaya yang bekerja pada sisi kanan-kiri dari sembarang
irisan mempunyai resultan nol pada arah tegak lurus bidang longsornya. Dengan anggapan ini,
keseimbangan arah vertikal dari gaya-gaya yang bekerja dengan memperhatikan tekanan air pori
adalah:
(cl  Ni tan  )
F
Wi sin i

Atau:
(cl  (Wi cosi  uili ) tan  )
F
Wi sin i

 Hasil
1.Pengaruh Geometri Lereng yang Mengalami Pembasahan Terhadap Stabilitas
Pada penelitian ini akan dianalisis 2 buah ke- tinggian lereng 10 m dan 15 meter dengan
kemiringan 1:1, 1:2, dan 1:3. Pada kondisi ini ketinggian muka air tanah dibagi menjadi 5 bagian
(0 m, 0,2H m, 0,4H m, 0,6H m, 0,8H m dan1H m.

2.Pengaruh Terasering Lereng yang Mengalami Pembasahan Terhadap Stabilitas

Semua kondisi lereng tersebut akan mengalami proses pembasahan (perubahan muka air tanah dari
bawah ke puncak lereng). Geometri lereng dibuat 1:1, 1:2, dan 1:3 dengan ketinggian 10 meter dan
15 meter.

3. Pengaruh Gempa Pada Lereng yang Mengalami Pembasahan Terhadap Stabilitas


Gempa yang akan ditinjau pada lereng yang mengalami pembasahan adalah gem- pa dengan
akselerasi 0,25 g dan 0,45 g. Gempa 0,25 g diberikan sesuai dengan SNI 03-1726-2003 dimana
Bali termasuk wilayah gempa 5. Untuk akselerasi tanah 0,45 g diberikan untuk mengantisipasi
gempa yang lebih besar sampai 7,8 skala ritcher.

 Kesimpulan
Pengaruh geometri lereng yang mengala- mi pembasahan, meliputi kemiringan le- reng dan
ketinggian lereng. Untuk penga- ruh kemiringan, semakin curam lereng semakin kecil angka
keamanan lereng. Untuk pengaruh ketinggian semakin tinggi lereng angka keamanan semakin
kecil. Hasil analisis ini menunjukkan bahwa untuk lereng dengan kemiringan 1:1, 1:2 dan 1:3
angka keamanannya bertambah.
 Kelebihan Penelitian

1.Penjelasan sangat detail


2.Dasar teori yang tepat

 Kekurangan Penelitian
Masih kurangnya analisis yang dilakukan peneliti

Anda mungkin juga menyukai