PEMBAHASAN
Pada pemeriksaan fisik pasien tampak sakit sedang dengan skor VAS 6,
kesan obesitas. Pasien dengan kesadaran compos mentis, tekanan darah 120/80
mmHg, nadi 80x/menit, dan frekuensi napas 20x/menit. Pada pemeriksaan sistem
head to toe semuanya dalam batas normal, kecuali pada sistem muskuloskeletal
yaitu terdapat nyeri pada punggung bawah yang menjalar hingga ke tungkai
bawah kiri dan sistem kolumna vertebralis yaitu terdapat nyeri tekan pada lamina
spinosus Lumbal 4-5. Pada pemeriksaan motorik dan pemeriksaan sensoris dalam
batas normal. Tes provokasi didapatkan hasil positif pada tes Patrick. Berdasarkan
hasil Foto X-ray Lumbosacral AP/Lateral/Oblique, didapatkan kesan
spondilolistesis VL4 terhadapa VL5 grade 2, penyempitan vertebral space corpus
VL4-5 dan VL5-VS1, spondylosis lumbalis.
3.2 Low Back Pain Pada Pasien
Low Back Pain adalah nyeri yang dirasakan daerah punggung bawah, dapat
menyerupai nyeri lokal maupun nyeri radikuler atau keduanya, atau nyeri yang
berasal dari punggung bawah yang dapat menjalar ke daerah lain atau sebaliknya
(referred pain). Nyeri ini terasa sampai lipat bokong bawah yaitu di daerah
lumbal atau lumbo-sakral dan sering disertai dengan penjalaran nyeri ke arah
tungkai dan kaki. Nyeri dapat bersifat tajam atau tumpul timbul akibat lesi pada
area diskus intervertebralis atau vertebra. Faktor pencetus nyeri tersebut adalah
seperti batuk/bersin/mengejan, gerakan tulang belakang yang tiba-tiba, atau
adanya iritasi radiks saraf spinalis. LBP atau nyeri punggung bawah termasuk
salah satu dari gangguan muskuloskeletal, gangguan psikologis dan akibat dari
mobilisasi yang salah. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu,
sedangkan LBP kronik terjadi dalam waktu 6 bulan.
Low Back Pain dapat disebabkan oleh masalah saraf, iritasi otot atau lesi
tulang. Nyeri punggung bawah dapat mengikuti cedera atau trauma punggung,
tapi rasa sakit juga dapat disebabkan oleh kondisi degeneratif seperti penyakit
artritis, osteoporosis atau penyakit tulang lainnya, infeksi virus, iritasi pada sendi
dan cakram sendi, atau kelainan bawaan pada tulan belakang. Obesitas, merokok,
berat badan saat hamil, stres, kondisi fisik yang buruk, postur yang tidak sesuai
untuk kegiatan yang dilakukan, dan posisi tidur yang buruk juga dapat
menyebabkan nyeri punggung bawah.
Pada kasus pasien Ny.M, nyeri punggung bawah yang dirasakan mungkin
desebabkan karena adanya beberapa faktor pencetus, seperti usia dan berat badan.
Pasien memiliki BMI yang termasuk dalam kategori obesitas kelas II. Pada
pemeriksaan penunjang, hasil Foto X-ray Lumbosacral AP/Lateral/Oblique,
didapatkan kesan spondilolistesis grade 2 dan spondylosis lumbalis.
Spondylolisthesis adalah perpindahan atau displacement vertebra karena cacat
pada pars vertebralis. Derajat keparahan spondilolisthesis dapat dinilai I sampai
IV. Tingkat I adalah perpindahan dari 0% menjadi 25%, kelas II 26% hingga
50%, dan kelas III hingga 75%. Perpindahan75% hingga 100% adalah kelas IV.
Spondylolysis adalah bentuk defek pada tulang belakang, yang dapat disebabkan
oleh factor pencetus seperti isthmic, displastik, degeneratif, traumatis, dan
patologis. Paling umum terjadi ditulang belakang lumbar.
Level lumbal yang terkena pada pasien ialah setinggi lumbal 4-5. Pada
teori spondylolisthesis, level yang sering terkena adalah setinggi lumbal 4-5.
Spondilolisthesis digambarkan sebagai translasi dari vertebra yang
berhubungan dengan vertebra di bawahnya tanpa modifikasi atau lesi di pars
interarticularis. Wanita 5 kali lebih mungkin menderita spondilolisthesis
daripada pria. Perubahan dalam produksi estrogen dan efeknya pada jaringan
lunak merupakan dugaan penyebab dan sebagai faktor predisposisi. Hal ini
sesuai dengan pasien, pasien merupakan wanita dan sudah berumur >50
tahun. Pada usia 50 tahun ke atas, wanita mulai memasuki fase menopause
yang akan mempengaruhi kadar hormon progesteron dan estrogen, yang
berdampak pada sistem tubuh lainnya seperti tulang.
Studi lain menunjukkan bahwa peningkatan indeks massa tubuh (BMI)
pada wanita juga berperan dalam terjadinya spondilolisthesis. Distribusi berat
tubuh yang tidak normal dikombinasikan dengan kelemahan jaringan lunak
dan ketidakstabilan selama periode yang lama memungkinkan untuk
terjadinya perpindahan vertebreae pada sendi. Pasien memiliki BMI 33kg/m2,
menunjukkan pasien masuk ke obesitas kelas II. Hal ini menambah faktor
resiko selain usia untuk terjadinya spondylolisthesis pada pasien.
Spondilolisthesis degeneratif hadir pada 0% dari <40 tahun; 2,1% dari 40-49
tahun, 10,8% dari 50-59 tahun, 41,7% dari 60-69 tahun, dan 16,7% dari ≥70
tahun.
Semua hasil riwayat keluhan dari anamnesis serta hasil dari pemeriksaan
fisik dan penunjang menunjukkan diagnosis dari gejala nyeri punggung
bawah yang diderita oleh Ny. M, disimpulkan diagnosa Ny.M :
Diagnosis fungsional :
Efek fisiologis
Efek terapeutik
Kontraindikasi
Terapi ini digunakan untuk merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit
dan mengurangi nyeri.
Efek fisiologis
Indikasi
Nyeri kepala, nyeri pasca operasi, nyeri miofisial, nyeri pasca melahirkan,
trauma muskuloskeletal akut/kronik.
Kontraindikasi
Program latihan ini digunakan bagi pasien yang mengalami lordosis lumbal,
penurunan space diskus, gangguan yang berasal dari kapsul-ligamen, otot, serta
degenerasi corpus dan diskus.
Tujuan
Indikasinya
Kontraindikasi
2. Posisi pasien tidur terlentang dengan kedua lutut di tekuk kemudian pasien
menggerakkan fleksi kepala sehingga dagu menyentuh dada tahan selama 5 detik,
dilakukan 10 kali hitungan.
3. Posisi pasien tidur terlentang dengan kedua lutut di tekuk kemudian pasien
menggerakkan fleksi satu lutut ke arah dada dan kedua tangan mencapai paha
belakang, secara bergantian dilakukan 10 hitungan.
5. Posisi pasien tengkurap satu tungkai lurus, yang satunya menekuk kedua
tangan lurus menumpu matras gerakan punggung ke bawah sampai paha
menyentuh dada, dilakukan 6 kali hitungan secara bergantian.
1 2
3 4
6. Terapi Okupasi
Waktu beraktivitas:
Bila berdiri dalam waktu lama, selingilah dengan periode duduk sebentar.
Bila mengambil sesuatu di tanah, jangan membungkuk, tetapi jongkoklah
pada lutut.
Waktu berjalan:
Kursi jangan terlalu tinggi sehingga bila duduk, lutut lebih rendah dari
paha.
Bila duduk seluruh punggung sebanyak mungkin kontak dengan
punggung kursi.
Waktu tidur:
7. Terapi Ortotik-Prostetik
8. Terapi Psikologi
Perlu diberikannya semangat dan motivasi dukungan mental yang baik dari
anggota keluarga dan pasien serta kesungguhan pasien ingin sembuh.
Memberikan pengertian kepada pasien dan keluarga bahwa proses rehabilitasi
memerlukan waktu yang lama untuk mencapai kesembuhan, sehingga dibutuhkan
kesabaran dan ketaatan dalam menjalankan program rehabilitasi medik, serta
memberikan dukungan mental agar pasien tetap rajin melakukan latihan di rumah
seperti yang telah diajarkan dan dianjurkan.
9. KIE
Ny. M diminta untuk tidak banyak beraktifitas atau bekerja terlalu berat dalam
kondisi posisi tertentu (seperti berdiri atau duduk terlalu lama). Ny. M perlu
melakukan olahraga rutin agar badan bugar sehingga otot-otot tidak atrofi dan
kuat untuk menunjang gerakan. Pasien juga diminta untuk sabar dalam melakukan
tindakan serta masalah yang dihadapinya serta semangat untuk melakukan terapi
demi tercapainya kondisi yang optimal. Selain itu pasien diminta mengkonsumsi
diet rendah kalori atau pembatasan kalori untuk penurunan berat badan agar dapat
menurunkan BMI.
3.4 Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad bonam
Ad fungsional : dubia ad bonam