2 Etiologi
TB paru disebabkan oleh bakteri “mycobacterium tuberculosis” sejenis kuman
yang berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/ um, dan tebal 0’3-0’6/ um.
Kuman TB ini terdiri dari asam lemak, sehingga kuman lebih tahan terhadap cairan
asam dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis (Krisanty, 2013, hal. 105)
4 Patofisiologi
Port de’entri kuman microbacterium tuberculosisi adalah saluran pernafasan,
saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuberculosis
terjadi melalui udara (air bone), yaitu melalui inhalasi droppet yang mengandung
kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terjangkit infeksi. (Wahid, 2013,
p. 159)
Basil turberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya di inhalasi
teridiri dari satu sampai tiga gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan
pada hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah
berada di dalam paru pada ruang alveolus biasanya di bagian bawah lobus atau paru-
paru, atau di bagian atas lobus bawah. Basil tuberkel ini membangkitkan reaksi
respon peradangan. leoukosit poli murfonuklear tampak pada tempat tersebut dan
memfagosit bacteria namun tidak membunuh organismme tersebut. Sesudah hari -
hari pertama maka loukosit di ganti oleh magrofak. Alveoli yang terserang akan
mengalami konsolidasi dan timbul gejala pnumonia akut. Pneumonia seluler ini
dapat sembuh dengan sendirinya sehingga tidak ada sisa yang tertinggal, atau proses
dapat juga berjalan terus, basil juga menyebar melalui getah bening menuju ke
kelenjar bening regional. Magrofak yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih
panjang dan sebagaian bersatu sehingga membentuk sel turberkel epi teloit, yang
dikelilingi oleh fosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10 sampai 20 hari.
(Wahid, 2013, hal. 159)
5 Klasifikasi
a pembagian secara patologis:
1) tuber culosis primer (chilhood tuberculosis)
Tuberculosis primer adalah infeksi bakteri TB dari penderita yang belum
mempunyai reaksi spesifik terhadap bakteri TB. Bila bakteri TB terhirup dari
udara melalui saluran pernafasan dan mencapaialveoliatau bagian terminal
saluran pernafasan, maka bakteri akan di tangkap dan di hancurkan oleh
magrofak yang berada di alveoli.
2) tuberculosis Sekunder
Setelah terjadi resolusi dari infeksi primer, sejmlah kecil dari bakteri TB
masih hidup dalam keadaan dorman di jaringan parut. Sebanyak 90% di
antaranya tidak mengalami kekambbuhan. Reaktifitas penyakit TB (TB
pascaprimer/ TB skunder) terjadi bila daya tahan tubuh menurun,
alkoholoisme, keganasan, silikolis, diabetes miletus, dan AIDS. Berbeda
dengan TB primer, pada TB sekunder kelenjar limfe regional dan organ
lainya jarang terkenea, lesi lebih terbatas dan teralokasi. Reaksi imonologis
terjadi dengan adanya pembentukan granuloma, mirip dengan terjadi pada
TB prime. (Muttaqin, Arif, 2008, hal. 73-74)
Microbacterium
Droplet infection Masuk lewat jalan nafas
tuberkulosa
Menempel pada
paru
8
Keluar dari Dibersihkan oleh makrofag Menatap di jaringan paru
9
trancheobionchial
bersama sekret10
Terjadi proses peradangan
Sembuh tanpa11
pengobatan 12
Pengeluaran zat Tumbuh dan
pirogen berkembang di
sitoplasma makrofag
Mempengaruhi
hipothalamus
Sarang primer/afek
Mempengaruhi sel point
primer (fokus ghon)
Hipertermi
13
Komplek primer Limfangsit lokal Limfadinitas regional
Berkembang
menghancurkan jaringan
ikat sekitar
Kerusakan membran
Pembentukan tuberkel
alveolar
Pembentukan sputum
Membentuk jaringan keju
berlebihan Alveolus mengalami
konsolidasi & eksudasi
Ketidak efektifan
Batuk produktif(batuk terus- Gangguan pertukaran gas
bersihan jalan napas
menerus)
Batuk berat
Droplet infection
Distensi abdomen
Resiko infeksi
Intake nutrisi kurang
Ketidakseimbangan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh