Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman TB (Mycobacterium tuberculosis). Tuberkulosis paru merupakan
suatu penyakit infeksi global yang banyak menimbulkan kematian di dunia.1
Prevalensi TB paru di Indonesia pada tahun 2013 sebesar 297 per 100.000
penduduk. Tahun 2014 ditemukan kasus baru BTA positif di Indonesia sebanyak
176.677 kasus. Kasus tersebut mengalami penurunan bila dibandingkan dengan
tahun 2013 sebesar 196.310 kasus dan tahun 2012 sebesar 202.301 kasus.2
Tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi
komitmen global dalam Millenium Development Goals (MDG’s). Target yang
diharapkan WHO pada tahun 2030 adalah terjadi penurunan angka kematian
sebesar 90% dari jumlah angka kematian pasien tuberkulosis pada tahun 2015.
Agar tujuan penanggulangan TB dapat tercapai dengan baik maka ditetapkan
program jangka panjang yaitu menurunkan angka kesakitan dan angka kematian
penyakit TB dengan cara memutuskan rantai penularan sehingga penyakit TB
tidak lagi menjadi masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Selain itu, untuk
mendukung keberhasilan terhadap upaya yang dilakukan tersebut, perlu adanya
strategi kebijakan pembangunan di bidang kesehatan. Oleh karena itu, Kementrian
Kesehatan membuat suatu Pedoman Nasional Penanggulangan TB yang
digunakan untuk mengelola penemuan suspek dan pengobatan pasien TB, salah
satu diantaranya tertuang kebijakan WHO yaitu dengan strategi yang
direkomendasikan Directly Observed Treatment Shortcoures (DOTS) yang
meliputi 5 komponen yaitu komitmen politis pada pengambilan keputusan,
termasuk dukungan dana, diagnosis TB dengan pemeriksaan dahak secara
mikroskopis, pengobatan dengan panduan Obat Anti Tuberkulosis (OAT) jangka
pendek dengan pengawasan langsung oleh Pengawasan Menelan Obat (PMO),
kesinambungan persediaan OAT jangka pendek dengan mutu terjamin, pencatatan
dan pelaporan secara baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi program

1
penanggulangan TB. Penilaian kemajuan atau keberhasilan penanggulangan TB
secara nasional digunakan 2 indikator yaitu angka penemuan pasien baru TB BTA
positif (Case Detection Rate/CDR) yaitu tercapainya cakupan penemuan kasus
70% dan angka keberhasilan pengobatan (Success Rate/SR) minimal 85% bagi
pasien TB dalam setahun.3,4,5
Dengan pendekatan kedokteran keluarga diharapkan tidak hanya
mengobati pasien saja melainkan juga bertindak lebih proaktif dalam upaya
preventif dan promotif dapat mengurangi angka terjadinya penularan tuberkulosis.
Pelayanan kesehatan primer memegang peranan penting pada penyakit
Tuberkulosis dalam hal penegakan diagnosis pertama kali, terapi yang tepat, dan
edukasi terutama kepada pasien dan keluarganya dalam pencegahan terjadinya
penularan penyakit dan menurunnya kualitas hidup pasien Tuberkulosis.

I.2 Tujuan
I.2.1 Tujuan Umum
Mengaplikasi dan menerapkan konsep kedokteran keluarga pada pasien
yang menderita Tuberkulosis paru.
I.2.2 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan kualitas kesehatan seluruh anggota keluarga pasien.
b. Membantu seluruh anggota keluarga untuk mengenali masalah yang ada di
dalam keluarga tersebut terkait penyakit tuberkulosis paru.
c. Membantu keluarga untuk memahami fungsi – fungsi anggota keluarga
secara biologis, psikologis, sosial, ekonomi dan pemenuhan kebutuhan,
serta penguasaan masalah dan kemampuan beradaptasi.
d. Membantu keluarga untuk dapat memecahkan permasalahan kesehatannya
secara mandiri.
e. Membentuk perilaku hidup sehat di dalam keluarga guna meningkatkan
derajat kesehatan keluarga.

I.3 Manfaat
I.3.1 Manfaat Bagi Penulis
Mendapatkan pengalaman sebagai dokter muda dan menjadi lebih
memahami prinsip pendekatan kedokteran keluarga.

2
I.3.2 Manfaat Bagi Pasien dan Keluarga
a. Keluarga menjadi lebih memahami mengenai masalah kesehatan yang ada
dalam lingkungan keluarga.
b. Keluarga mampu untuk mengatasi permasalahan kesehatan keluarga
secara mandiri.
I.3.3 Manfaat Bagi Tenaga Kesehatan
Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan agar dapat memberikan
pelayanan kepada pasien tuberkulosis paru secara holistik dan komprehensif serta
mempertimbangkan aspek keluarga dalam proses kesembuhan.

Anda mungkin juga menyukai