Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH ALAM SEMESTA

MATA KULIAH ILMU ALAMIAH DASAR

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN SEBELAS APRIL SUMEDANG

PENJAS A SEMESTER 2

DEDE LUTHFI MUSTHOFA


KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya dengan rahmat dan ridho-Nyalah makalah
yang mengenai tentang “Terjadinya Bumi dan Lapisan-lapisan Bumi” dapat terselesaikan dengan baik.
Tidak lupa pula kita panjatkan salam dan shalawat kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW
yang telah membimbing kita ke dunia yang penuh kebahagiaan ini.

Makalah ini merupakan tugas yang disusun sebagai bahan pembelajaran dalam mata kuliah “Ilmu
Alamiah Dasar”

Pada makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan, kami menyadari hal tersebut oleh karena itu kami
menerima segala bentuk masukan dan saran demi perbaikan pada makalah kali ini.

Makalah ini dapat terselesaikan karena adanya pihak-pihak yang mendukung, dan tidak lupa pula kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam makalah ini.

sumedang, mei 2019


DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………………………………i

Daftar Isi…………………………………………………………………………………….ii

Bab I Pendahuluan…………………………………………………………………………..1

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………..

1.2 Rumusan Masalah

1.3 Tujuan

Bab II Pembahasan

2.1 Proses Terjadinya atau Terbentuknya Bumi

2.2 Susunan Lapisan Bumi

2.3 Struktur Bumi

Bab III Penutup

3.1 Simpulan
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dapatkah kamu hidup tanpa oksigen? atau tanpa air? Dapatkah kamu hidup di lingkungan dengan suhu
yang sangat tinggi atau sangat rendah? tentu tidak. Setiap makhluk hidup memerlukan oksigen, yang
sesuai beserta faktor kebutuhan lainnya. Semua faktor yang diperlukan makhluk hidup tersebut tersedia di
planet tempat kita semua hidup, yaitu Bumi. Bumi memiliki atmosfer yang kaya akan oksigen,
mengandung air yang sangat banyak, memiliki suhu relatif sedang sehingga cocok untuk kehidupan
makhluk hidup, dan mengandung berbagai senyawa kimia dan juga mendukung kehidupan. Sejauh ini,hal
tersebut tidak dimiliki oleh planet lain di manapun di tata surya. Di antara bentangan jagat raya yang
luasnya tak terbatas, planet Bumi sebenarnya hanyalah sebuah planet kecil yang tampak tidak lebih dari
setitik debu di tata surya. Namun, Bumi begitu unik dan berbeda dari planet maupun benda langit lain.
Bumi adalah mukjizat dalam alam semesta. Pada makalah ini kami akan membahas mengenai
“Terjadinya Bumi dan Lapisan-lapisan Bumi” di mana dalam makalah ini kami akan menjelaskan semua
hal yang terkait mengenai struktur bumi dan unsur pembentuk setiap lapisan bumi. Kami akan berusaha
agar makalah ini menyajikan informasi yang komplit/lengkap dan menjadi salah satu sumber dari materi
kuliah ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, maka dapat dibuat beberapa rumusan masalah:

1. Bagaimanakah proses terbentuknya atau terjadinya bumi?

2. Apa saja lapisan yang ada dalam bumi?

3. Apa saja struktur yang ada dalam bumi?

1.3 Tujuan

1. Menjelaskan proses pembentukan bumi.

2. Mendeskripsikan unsur-unsur penyusun lapisan bumi.

3. Menjelaskan Struktur bumi.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Proses Terjadinya atau Terbentuknya Bumi

Sebelum mempelajari dan mengkaji tentang struktur bumi, terlebih dahulu yang harus kita pahami adalah
palanet bumi itu sendiri. Bumi merupakan planet yang indah, dan merupakan planet yang kita huni saat
ini. Jika dilihat dari posisinya, planet bumi berada pada deretan ketiga dalam sistem tata surya dan
matahari sebagai pusatnya. Planet bumi berada diantara planet Venus dan Mars. Berdasarkan posisinya,
jarak antara bumi dan matahari berkisar±150 juta km dengan bentuk lintasan yang bulat dengan jari-jari
±6.370 km Bumi adalah planet tempat tinggal seluruh makhluk hidup beserta isinya. Kira-kira 250 juta
tahun yang lalu sebagian besar kerak benua di Bumi merupakan satu massa daratan yang dikenal sebagai
Pangea. Kemudian, kira-kira dua ratus juta tahun yang lalu Pangea terpecah menjadi dua benua besar
yaitu Laurasia, yang sekarang terdiri dari Amerika Utara, Eropa, sebagian Asia Tengah dan Asia Timur;
dan Gondwana yang terdiri dari Amerika Selatan, Afrika India, Australia dan bagian Asia lainnya.
Bagian-bagian dan dua benua besar ini kemudian terpecah-pecah, hanyut dan bertubrukan dengan bagian
lain. Sebagai tempat tinggal makhluk hidup, bumi tersusun atas beberapa lapisan bumi.Bahan-bahan
material pembentuk bumi, dan seluruh kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Bentuk permukaan
bumi berbeda-beda, mulai dari daratan, lautan, pegunungan, perbukitan, danau, lembah, dan sebagainya.
Bumi sebagai salah satu planet yang termasuk dalam sistem tata surya di alam semesta ini tidak diam
seperti apa yang kita perkirakan selama ini, melainkan bumi melakukan perputaran pada porosnya (rotasi)
dan bergerak mengelilingi matahari (revolusi) sebagai pusat sistem tata surya. Hal inilah yang
menyebabkan terjadinya siang malam dan pasang surut air laut. Oleh karena itu, proses terbentuknya
bumi tidak terlepas dari proses terbentuknya tata surya kita.

Proses Terbentuknya Bumi yaitu:

1. Hipotesis Bumi Bagaimana sebenarnya bumi ini tercipta? Pada permulaan abad ke-18 di daerah timur
Mesopotania, yang kini dikenal sebagai negara Irak, para ahli arkeologi menemukan sisa tulisan pada
tanah liat. Ternyata tulisaan itu memuat, antara lain tentang kejadian bumi. Cerita tentang adanya banjir
besar zaman Nabi Nuh, juga terdapat dalam tulisan itu. Hal itu sangat sesuai dengan cerita-cerita dalam
kitab suci.Pada masa kerajaan gereja di Eropa, buku Genesis adalah satu-satunya yang harus dipercaya.
Pelopor perubahan ke zaman penelitian, Copernicus Keppler, Galileo, dan Newton, membawa pandangan
baru dalam meninjau sistem tata surya. Teori Newton tentang garavitasi, mendorong para ahli untuk
menunjukan hipotesis kejadian bumi dengan dasar ilmiah.

a. Hipotesis Kbut dari Kant dan Laplace Immanuel Kant (1755) dari Jerman, dalam bukunya “All
gemeine Naturgeschichte und Theorie des Himmels”, mencoba mengemukakan pikiran tentang kejadian
bumi. Berdasarkan teori Newton tentang gravitasi, Kant mengatakan bahwa, asal segalanya ini adalah dari
gas yang bermacam-macam, yang tarik-menarik membentuk kabut besar. Terjadinya benturan masing-
masing gas, menimbulkan panas. Pijarlah, dan itulah asal daripada matahari. Matahari berputar kencang,
dan di khatulistiwanya memiliki kecepatan linear paling besar sehingga terlepaslah fragmen-fragmen.

Fragmen-fragmen inilah yang tadinya pijar, melepaskan banyak panas, dan mengembun. Kemudian
mencair dan bagian luar makin padat. Demikianlah terjadi planet-planet, termasuk bumi kita ini.
Piere de Laplace (1796) sarjana Prancis, seorang filosof dan ahli matematika, mengemukakan pula
adanya kabut, meskipun sama sekali tidak kenal dengan Knat, ia beranggapan bahwa kabut asal itu telah
berputar dan berpijar. Di khatulistiwa terjadi penumpukan awan. Jika massa ini mendingin maka
terlepaslah sedikit material dari induknya. Fragmen tadi mendingin dan mengembun, berputar
mengelilingi induknya. Kemudian menyusul terlepasnya fragmen kedua dan ketiga. Sembilan buah planet
yang kini beredar dianggap terjadi dengan cara yang sama. Induknya adalah matahari. Masa awal
matahari itu disebut nebula, sehingga hipotesis ini disebut hipotesis nebula. Karena Kant dan Laplace
serupa dalam mengemukakan hipotesisnya, maka disebutlah hipotesis nebula dari Kant Laplace.

b. Hipotesis Planetesimal

Chamberlain dan Moulton masing-masing ahli Geologi dan ahli Astronomi, kira-kira seratus tahun
setelah Kant dan Laplace, mengajukan hipotesa Planetesimal. Maka beranggapan adanya matahari asal
yang didekati oleh suatu bintang besar yang sedang beredar, maka terjadilah tarik-menarik sesuai dengan
hukum Newton. Peledakan di matahari melepaskan sebagian materialnya dan tertarik oleh adanya bintang
yang mendekat tadi. Material matahari itu akan sedikit menjauh dan kemudian mendingin, sementara
bintang besar itu terus berlalu. Selanjutnya, terjadi pengembunan dan terbentuk sembilan planet dan
planetoida.

c. Hipotesis Pasang Surut Gas (Tidal)

Dikemukakan oleh Jeans dan Jeffries (1930) sebagian menyokong hipotesis planetesimal, sambil
memperbaiki keberatan-keberatannya. Mereka berpikir adanya bintang besar yang mendekat, kira-kira
seperti bulan dengan bumi, yaitu bulan menyebabkan adanya pasang dan surut lautan. Bulan tak cukup
kuat menarik air menjulur jauh. Akan tetapi, matahari yang didekati bintang besar itu menjauh, lidah api
dari matahari asal itu putus dari induknya: pecah berkeping-keping seraya mengembun dan membeku
menjadi planet-planet serta planetoida.

d. Bintang Kembar

Teori ini dikemukakan oleh seorang ahli Astronomi R.A Lyttleton. Menurut teori ini, galaksi berasal dari
kombinasi bintang kembar. Salah satu bintang meledak sehingga banyak material yang terlempar. Karena
bintang yang tidak meledak mempunyai gaya gravitasi yang masih kuat, maka sebaran pecahan ledakan
bintang tersebut mengelilingi bintang yang tidak meledak itu. Bintang yang tidak meledak itu sekarang
disebut dengan matahari, sedangkan pecahan bintang yang lain adalah planet-planet yang
mengelilinginya.
e. Big Bang

Berdasarkan Theory Big Bang, proses terbentuknya bumi berawal dari puluhan milyar tahun yang lalu.
Pada awalnya terdapat gumpalan kabut raksasa yang berputar pada porosnya. Putaran tersebut
memungkinkan bagian-bagian kecil dan ringan terlempar ke luar dan bagian besar berkumpul di pusat,
membentuk cakram raksasa. Suatu saat, gumpalan kabut raksasa itu meledak dengan dahsyat di luar
angkasa yang kemudian membentuk galaksi dan nebula-nebula. Selama jangka waktu lebih kurang 4,6
milyar tahun, nebula-nebula tersebut membeku dan membentuk suatu galaksi yang disebut dengan nama
Galaksi Bima Sakti, kemudian membentuk sistem tata surya. Sementara itu, bagian ringan yang terlempar
ke luar tadi mengalami kondensasi sehingga membentuk gumpalan-gumpalan yang mendingin dan
memadat. Kemudian, gumpalan-gumpalan itu membentuk planet-planet, termasuk planet bumi. Dalam
perkembangannya, planet bumi terus mengalami proses secara bertahap hingga terbentuk seperti sekarang
ini. Ada tiga tahap dalam proses pembentukan bumi, yaitu:

1. Awalnya, bumi masih merupakan planet homogen dan belum mengalami perlapisan atau perbedaan
unsur.

2.Pembentukan perlapisan struktur bumi yang diawali dengan terjadinya diferensiasi. Material besi yang
berat jenisnya lebih besar akan tenggelam, sedangkan yang berat jenisnya lebih ringan akan bergerak ke
permukaan.

3.Bumi terbagi menjadi lima lapisan, yaitu inti dalam, inti luar, mantel dalam, mantel luar, dan kerak
bumi.

Bukti penting lain bagi Big Bang adalah jumlah hidrogen dan helium di ruang angkasa. Dalam berbagai
penelitian, diketahui bahwa konsentrasi hidrogen-helium di alam semesta bersesuaian dengan perhitungan
teoritis konsentrasi hidrogen-helium sisa peninggalan peristiwa Big Bang. Jika alam semesta tak memiliki
permulaan dan jika ia telah ada sejak dulu kala, maka unsur hidrogen ini seharusnya telah habis sama
sekali dan berubah menjadi helium.

f. Teori Buffon

Dari ahli ilmu alam Perancis George Louis Leelere Comte de Buffon. Beliau mengemukakan bahwa
dahulu kala terjadi tumbukan antara matahari dengan sebuah komet yang menyebabkan sebagian massa
matahari terpental ke luar. Massa yang terpental ini menjadi planet.

g. Teori Weizsaecker

Dimana pada tahun 1940, C.Von Weizsaecker, seorang ahli astronomi Jerman mengemukakan tata surya
pada mulanya terdiri atas matahari yang dikelilingi oleh massa kabut gas. Sebagian besar massa kabut gas
ini terdiri atas unsur ringan, yaitu hidrogen dan helium. Karena panas matahari yang sangat tinggi, maka
unsur ringan tersebut menguap ke angkasa tata surya, sedangkan unsur yang lebih berat tertinggal dan
menggumpal. Gumpalan ini akan menarik unsur – unsur lain yang ada di angkasa tata surya dan
selanjutnya berevolusi membentuk palnet – planet, termasuk bumi.
h.Teroti Kuiper

Dikemukakan oleh Gerald P.Kuiper mengemukakan bahwa pada mulanya ada nebula besar berbentuk
piringan cakram. Pusat piringan adalah protomatahari, sedangkan massa gas yang berputar mengelilingi
promatahari adalah protoplanet. Dalam teorinya, beliau juga memasukkan unsur – unsur ringan, yaitu
hidrogen dan helium. Pusat piringan yang merupakan protomatahari menjadi sangat panas, sedangkan
protoplanet menjadi dingin. Unsur ringan tersebut menguap dan malia menggumpal menjadi planet –
planet.

i. Teori Whipple

Oleh seorang ahli astronom Amerika Fred L.Whipple, mengemukakan pada mulanya tata surya terdiri
dari gas dan kabut debu kosmis yang berotasi membentuk semacam piringan. Debu dan gas yang berotasi
menyebabkan terjadinya pemekatan massa dan akhirnya menggumpal menjadi padat, sedangkan kabutnya
hilang menguap ke angkasa. Gumpalan yang padat saling bertabrakan dan kemudian membentuk planet –
planet.

2.2 Susunan Lapisan Bumi

Bumi berlapis-lapis telah banyak disebut orang. Sesuai dengan hipotesis Kant-Laplace, bahwa bumi
kemudian mendingin disebelah luar, sedangkan didalam masih panas. Didekat permukaan menjadi beku
dan disebut kerak bumi. Untuk meneliti kedalaman bumi, cara terbaik adalah dengan pengeboran. Akan
tetapi, pengeboran yang terdalam hanya mampu sampai 5.000 meter, sedangkan jari-jari bumi 6.000.000
meter. Maka pengeboran sedalam 5.000 meter hampir tiada berarti. Dengan majunya penelitian gempa
(Seismologi) oleh alat yang disebut seismograf, dapatlah diteliti lapisan bumi secara tidak langsung.
Prinsip penelitian adalah anggapan bahwa getaran yang merambat melalui kedalaman bumi, hasil grafnya
tergantung kepada material yang dilaluinya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa memang bagian
dalam ini tidaklah homogen, tetapi terdapat lapisan-lapisan. Dalam ilmu Geologi, lapisan batas itu disebut
bidang diskontinu.Bidang diskontinu yang pertama pada kedalaman 60 km, disebut bidang diskontinu
dari Mohorovicik, nama penemunya. Kemudian pada kedalaman 1.200 km dan 2900 km, pada bagian
paling dalam terdapat bola dan jari-jari 3.500 km, yang disebut inti bumi (Barysfer). Belum diketahui
dengan pasti apakah inti bumi ini padat ataukah gas. Yang diketahui dari penelitian seismograf, bahwa
inti bumi tidaklah cair, seperti hipotesis Kant-Laplace. Namun sebenarnya pada saat ini ditemukan sebuah
fakta bahwa bumi tidak lagi hanya mempunyai 3 lapisan, tapi 7 lapisan. Pengukuran-Pengukuran dan
percobaan-percobaan terbaru menunjukkan bahwa artikel yang berisi nukleus dari bumi itu berada di
bawah tekanan yang sangat tinggi, tiga juta kali lebih dari permukaan bumi. Di bawah tekanan seperti itu,
zat berubah bentuk menjadi solid, dan hal ini pada waktunya membuat inti bumi itu sangat solid. Inti
bumi ini dikelilingi suatu lapisan zat cair dengan suhu yang sangat tinggi. Ini berarti bahwa ada dua
lapisan di dalam inti bumi, bukan satu. Satu lapisan di dalam pusat yang dikelilingi lapisan zat cair. Hal
itu diketahui sesudah alat-alat pengukur dikembangkan dan memberi para ilmuwan suatu perbedaan yang
jelas antar lapisan-lapisan bumi bagian dalam. Jika kita turun ke bawah bumi yang keras, kita akan
menemukan lapisan batu-batu yang sangat panas, yaitu batu yang berfungsi untuk membungkus. Setelah
itu ada tiga lapisan terpisah, di mana masing-masing itu berbeda kepadatan, tekanan dan suhu yang
berbeda-beda
a) Kerak bumi, tebalnya 300-70 km, terdiri batuan basal dan asid (basa atau pH tinggi, dan asid atau
asam pH rendah).massa jenisnya (massa jenis air=1) kira-kira 2,7 mengandung banyak silikat dan
aluminium. Semua batuan yang ada di kerak bumi paling atas, sedalam lautan terdalam (±10 km)
dianggap berasal dari sedimentasi. Berbagai endapan mineral organik, yaitu berasal dari organisme,
misalnya batubara, minyak bumi, kapur, mungkin berada di tempat tinggi karena kerjaan gaya dalam
daripada bumi. Batubara terjadi di rawa-rawa pada periode karbon, maka daerah batubara
disebut facies rawa. Kapur terjadi di pantai tropis pada periode kapur, 150 juta tahun yang lalu, maka
daerah kapur disebut facies neritis. Sedangkan daerah minyak disebut facies lautan, karena minyak
dianggap berasal dari organisme lautan. Endapan batuan yang biasa dibuat perselen, berasal dari
cangkang Diatom (ganggang Kersik), yang mengendap di lautan dalam. Daratan yang kini di anggap
stabil kulit buminya, misalnya daratan Cina, Eropa, dan Amerika, banyak mengandung kersik dalam
tanahnya, sehingga bila di bakar akan menjadi porselen. Di Indonesia dan daerah labil lainnya, kerjaan
vulkanis menyebabkan tanahnya mengandung banyak senyawa besi, warnanya lebih merah, sehingga bila
di bakar tetap merah dan jadilah tembikar. Kerak bumi dibedakan menjadi dua jenis yaitu :

o Kerak samudra

tersusun oleh mineral yang kaya akan Si, Fe, Mg yangdisebut sima. Ketebalan kerak samudra berkisar
antara 5-15 km (Condie, 1982)dengan berat jenis rata-rata 3 gm/cc. Kerak samudra biasanya disebut
lapisan basaltiskarena batuan penyusunnya terutama berkomposisi basalt.

o Kerak benua

tersusun oleh mineral yang kaya akan Si dan Al, olehkarenanya disebut sial. Ketebalan kerak benua
berkisar antara 30-80 km (Condie!982) rata-rata 35 km dengan berat jenis rata-rata sekitar 2,85
gm/cc. Kerak benua biasanya disebut sebagai lapisan granitis karena batuan penyusunya terutama terdiri
dari batuan yang berkomposisi granit.Disamping perbedaan ketebalan dan berat jenis, umur kerak benua
biasanya lebih tua dari kerak samudra. Batuan kerak benua yang diketahui sekitar 200 jutatahun atau Jura.
Umur ini sangat muda bila dibandingkan dengan kerak benua yangtertua yaitu sekitar 3800 juta
tahun. Tabel Skala waktu geologi dapat dilihat di Skala Waktu Geologi.

b) Selimut atau selubung mantel merupakan lapisan yang letaknya di bawah lapisan kerak bumi.
Sesuai dengan namanya, lapisan ini berfungsi untuk melindungi bagian dalam bumi. Tebal selimut bumi
mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu di bagian bawah selimut bumi mencapai
3.000derajatCelcius.
Inti bumi dibungkus oleh mantel yang berkomposisi kaya magnesium. Inti dan mantel dibatasi
oleh Gutenberg Discontinuity. Mantel bumi terbagi menjadi dua yaitu mantel atas yang bersifat plastis
sampai semiplastis memiliki kedalaman sampai 400 km. Mantel bawah bersifat padat dan memiliki
kedalaman sampai 2900 km.Mantel atas bagian atas yang mengalasi kerak bersifat padat dan bersama
dengan kerak membentuk satu kesatuan yang dinamakan litosfer. Mantel atas
bagian bawah yang bersifat plastis atau semiplastis disebut sebagi astenosfer. Selimut bumi dibagi
menjadi 3 bagian, yaitu litosfer, astenosfer, dan mesosfer. ü Litosfer merupakan lapisan terluar dari
selimut bumi dan tersusun atas materi-materi padat terutama batuan. Lapisan litosfer tebalnya mencapai
50-100 km.Bersama-sama dengan kerak bumi, kedua lapisan ini disebut lempeng litosfer.Litosfer
tersusun atas dua lapisan utama, yaitu lapisan sial (silisium danaluminium) serta lapisan sima (silisium
dan magnesium).
1.Lapisan sial adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium danalumunium. Senyawa dari
kedua logam tersebut adalah SiO2 dan Al2O3.Batuan yang terdapat dalam lapisan sial antara lain batuan
sedimen, granit,andesit, dan metamorf.

2. Lapisan sima adalah lapisan litosfer yang tersusun atas logam silisium danmagnesium. Senyawa dari
kedua logam tersrsebut adalah SiO2 dan MgO.Berat jenis lapisan sima lebih besar jika dibandingkan
dengan berat jenislapisan sial. Hal itu karena lapisan sima mengandung besi dan magnesium.
ü Astenosfer merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan litosfer. Lapisanyang tebalnya 100-400
km ini diduga sebagai tempat formasi magma (magmainduk). ü Mesosfer merpakan lapisan yang terletak
di bawah lapisan astenosfer. Lapisan initebalnya 2.400-2.700 km dan tersusun dari campuran batuan basa
dan besi.

c) Inti bumi (Barisfer), merupakan bola dengan jari-jari 3.500 km. Inti bumi terdiri dari material cair,
massa jenisnya 9,6 terdiri dari logam besi (90%), nikel (8%), dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman
2900–5200 km. Kuhn dan Pittman (1940) mengemukakan bahwa sesungguhnya bumi berasal dari
matahari, maka inti bumi seharusnya juga seperti material matahari. Yaitu, sebagian besar terdiri dari
hidrogen. Karena tekanan dalam inti bumi sangat besar, maka atom-atom hidrogen bersifat padat.

Holmes (1936), membagi kerak bumi menjadi sebagai berikut:

a. Bagian atas setebal 15 km, massa jenisnya 2,7 dan dan disebut magmagranit.

b. Lebih ke dalam tebalnya 25 km, massa jenisnya 3,5 dan disebut magma-basal.

c. Bagian terbawah kerak bumi, setebal 20 km, massa jenisnya 3,5 dan disebut magma-peridotit dan
eklogit. Wiechert (1936), mengemukakan bahwa pada pokoknya bagian Litosfer terdiri dari silikat dan
aluminium (Si Al atau Sial), lebih ringan dan terutama menempati kontinen. Di sebelah bawah, terutama
di lautan terdapat lapisan berat yang terdiri dari silikat magnesium (Sima). Dari penelitian terbukti bahwa
dasar samudera Pasifik, terdiri dari Sima. Kedua lapisan tersebut berupa kristal, sedangkan di bawahnya
terdapat substratum yang bersifat amorf. Selanjutnya, terdapat teori adanya gerakan kontinen, yang
disebabkan oleh Sial terapung diatas Sima. Wegener (1930), mengajukan hipotesis continental
drift(perkisar benua). Permukaan bumi terdiri dari beberapa lempeng besar berukuran benua, masing-
masing terdiri dari bagian oceanis dan kontinental yang bergerak relatif yang satu terhadap yang lain.
Tebal tiap lempeng kerak bumi ini adalah kira-kira 80 km. Kecepatan gerak relatif lempeng-lempeng ini
berkisar antara 1-3cm setahun. Meskipun menurut ukuran manusia kecepatan ini sangat kecil, namun
dilihat kacamata Geologi, ini sangat berarti, karena gerak 5cm pertahun dalam satu juta tahun dapat
menghanyutkan suatu benua sejauh 50km ke arah jurusan tertentu. Misalnya, lempeng yang membawa
benua Australia dengn kecepatan 6cm per tahun sedang bergerak ke arah utara yang dalam beberapa juta
tahun, jika proses ini berlangsung tanpa gangguan, dapat menjepit kepulauan Nusantara antara benua
Australia dan Asia. Lempeng-lempeng kerak bumi ini dipisahkan yang satu dengan yang lain oleh batas
lempeng yang geraknya dapat bersifat divergensi, konvergensi, atau shear (gesekan). Batas lempeng ini
sangat labil dan ditandai oleh gunung api yang aktif serta kegempaan yang tinggi.
2.3 Sruktur Bumi

Secara garis besar, lapisan yang membentuk planet bumi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu atmosfer,
hidrosfer dan litosfer.

a. Atmosfer

Atmosfer berasal dari kata “atmo” yang berarti udara dan “sfera” yang berarti lapisan. Jadi, atmosfer
adalah lapisan udara atau gas berlapis-lapis yang menyelubungi bumi, sedangkan yang dimaksud dengan
udara adalah semua gas yang tersusun dari berbagai zat yang tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak
dapat dilihat. Atmosfer adalah lapisan kulit luar bumi dibawah litosfer. Bumi di kelilingi oleh selimut gas
yang disebut udara atau atmosfer. Tebal lapisan udara secara pasti belum dapat diketahui. Akan tetapi,
para ahli berpendapat, pada jarak 100 km di atas permukaan bumi masih terdapat udara. Jika
dibandingkan dengan jari-jari bumi yang 60.000 km, maka tinggi lapisan udara yang 100 km tersebut,
hanya 1/600 jari-jari bumi. Ada lapiasan dalam atmosfer, yang dekat dengan permukaan bumi setebal ±
10 km disebut stratosfer. Batas antara 2 lapisan udara tersebut tidak sama di semua tempat. Di daerah
sekitar khatulistiwa batas itu kadang-kadang dapat mencapai 19 km, tetapi di kutub hanya 6 km.
persentase gas dalam atmosfer pada beberapa ketinggian (HUMPHREY). Hal tersebut disebebkan adanya
angin vertikal yang akibat pemanasan matahari. Troposfer mempunyai gas yang seragam, hal ini
disebabkan karena adanya angin yang vertikal, maupun horizontal. Susunan gas dalam troposfer: 78% zat
lemas, 1% gas oksigen, 0,0% asam arang. Selanjutya, ada Ozon, Argon, Helium, juga terdapat zat air.
Sebaliknya, di stratosfer susunannya tidak homogen. Disini terdapat lapisan-lapisan udara yang B.D-nya
berbeda-beda. B.D udara yang besar terletak dekat dengan troposfer, sedangkan lapisan udara yang B.D.
kecil cenderung jauh di atas troposfer. Lapisan udara tersebut terbentuk di stratosfer, karena adanya angin
yang horizontal saja. Selain gas yang terdapat di troposfer tersebut terdapat juga:

1. Uap air yang persennya tidak tetap, jumlah tersebut tergantung pada tempat dan waktu.

2. Benda bukan gas, yaitu debu berfungsi sebagai inti kondensasi. Sebab uap air di udara tidak akan
mengalami kondensasi menjadi titik-titik air yang menjadi awan, kalau tidak ada inti kondensasi.oleh
karena itu, awan adalah kumpulan tetes-tetes air yang telah berkondensasi. Debu berasal dari muka bumi
(dari gunung api), tetapi dapat juga dari angkasa luar yang berasal dari meteor. Bumi menerima panas dari
matahari, bumi itu sendiri, dan bulan. Di pusat bumi terdapat temperatur yang sangat tinggi, hal ini dapat
dibuktikan dengan jalan menggali tanah secara vertikalke bawah maka terjadi kenaikan temperatur, setiap
turun 35 m, temperatu naik 1oC. Dan adanya benda-benda yang keluar dari gunung api yang mempunyai
temperatur sangat tinggi, seperti lava abu, awan panas, dan sebagainya. Sebenarnya, panas matahari yang
dikirim ke bumi relatif tidak berubah, tetapi yang berubah adalah penerimaan panas tersebut oleh bumi.
Penerimaan yang berubah-ubah ini disebabkan kondisi awan yang ada di udara. Apabila udara berawan,
panas matahari yang diterima bumi hanya berkisar 40%, sedangkan apabila udara bersih dari awan, panas
matahari yang diterima bumi dapat mencapai sekitar 64-69%. Menurut penelitian, makin besar
sudut penyinaran matahari makin berat pula panas yang diterima dan sebaliknya. Di lapisan bawah (0-4
km) dekat dengan permukaan bumi, temperaturnya sangat di pengaruhi bumi. Pada lapisan ini, masih
berlaku ketentuan bahwa setiap naik 100 km, temperatur akan turun 10C. Lapisan 1 ini masih banyak
terdapat uap air.
1. Dalam troposfer terdapat uap air yang jumlahnya tidak tetap. Uap air adalah gas yang tidak berwarna
dan tidak berbau. Uap air yang mencair merupakan titik-titik air yang disebut awan. Jumlah uap air di
udara tidak tetap, makin tinggi temperaturnya makin banyak kandungan uap air di udara. Ada dua cara
untuk menyatukan uap air di udara, yaitu:
3
Basah absolut, yaitu banyaknya uap air (dalam garam) yang terdapat dalam 1 m udara.

2. Basah relatif, yaitu perbandingan antara banyaknya uap air di udara (terhitung gram 1 m3 udara)
dengan banyaknya uap air apabila udara tersebut pada temperatur yang bersangkutan jenuh dengan uap
air. Apabila awan yang terdiri dari titik-titik air berkumpul sehingga titik-titik air tersebut menjadi satu
dan menjadi tetesan-tetesan air yang lebih besar dan lebih berat, dan kemudian jatuh kebumi, maka
peristiwa diatas disebut hujan. Jadi, hujan adalah peristiwa jatuhnya tetesan-tetesan air sampai ke
permukaan bumi. Selain hujan seperti pengertian di atas, kita mengenal juga hujan salju dan hujan es.
Hujan salju terjadi apabila uap di udara terus naik sehingga mencapai temperatur lebih kecil dari 00C,
maka uap tersebut akan mengkristal. Dan apabila kelompokan kristal tersebut jatuh ke bumi akan terjadi
hujan salju. Hujan es berbeda dengan hujan salju. Hujan salju yang jatuh adalah kristal-kristal es,
sedangkan hujan es yang jatuh ke bumi memang butiran-butiran es yang cukup keras dan sering
menimbulkan kerusakan. Secara garis besar dapat diterapkan sebagai berikut, awan yang letaknya sangat
tinggi, temperaturnya dapat jauh di bawah 00C, maka sebagian awan tersebut membeku dan terus dibawa
angin naik lagi sehingga temperatur turun lebih rendah lagi jauh kebawah 0oC. Dengan demikian,
keseluruhan awan menjadi gumpalan es. Panas yang dikeluarkan dalam pembekuan tidak mampu untuk
mencairkan bagian awan yang lain karena rendahnya temperatur. Bila udara dianggap terdiri atas
beberapa lapisan udara horizontal dan setiap lapisan udara mempunyai berat, maka lapisan dibawah
menerima tekanan lapisan udara diatasnya. Karena makin dekat dengan permukaan bumi tekanan udara
makin besar, dan makin ke atas tekanan udara makin kecil / berkurang. Tempat-tempat dimana
temperaturnya rendah akan menjadi udara yang rendah. Perbedaan tekanan udara antara tempat akan
mengakibatkan terjadinya pemindahan udara dari daerah tekanan tinggi ke daerah tekanan rendah.
Perpindahan udara karena perbedaan tekanan udara ini disebut angin. Angin mempunyai adarh dan
kecepatan. Pada siang hari, di daratan mencapai temperatur lebih panas dari di lautan. Akibatnya di
daratan akan terjadi tekanan udara yang lebih rendah dari di lautan, sehingga pada siang hari angin
bergerak dari laut ke darat. Pada malam hari, keadaannya terbalik, di laut panas yang diterima pada siang
hari masih cukup tinggi. Di darat lebih cepat mengalami pendinginan temperatur udara di laut lebih besar
dari daratan. Akibatnya tekanan udara didarat lebih besar dari di laut sehingga bertiup angin dari darat ke
laut. Kecepatan angin sangat ditentukan oleh besar kecilnya perbedaan tekanan antara dua tempat. Makin
besar perbedaan tekanan udara, makin cepat gerak angin. Uap air, temperatur udara, tekanan udara dan
hujan, hujan es maupun salju, semuanya merupakan peristiwa-peristiwa/kejadian-kejadian di atmosfer.
Hal tersebut akan menimbulkan adanya iklim serta cuaca di suatu daerah. Iklim adalah peristiwa-
peristiwa dalam atmosfer di suatu daerah untuk periode waktu yang panjang. Disebut juga rata-rata cuaca
periode panjang. Ilmu yang mempelajari iklim disebut Klimatologi. Cuaca adalah perubahan keadaan
udara di suatu tempat pada suatu saat. Ilmu yang mempelajari cuaca disebut Meteorologi. Lapisan yang
memiliki berbagai macam variasi pada atmosfer yaitu:

a. Troposfer adalah bagian paling bawah, atmosfer memiliki ketinggian dari permukaan berkisar 9—
17 km, di atas khatulistiwa lebih tinggi dari pada di atas daerah kutub. Memiliki suhu 17-52 derajat
celcius. Troposfer memisahkan startosfer dengan mesosfer.
b. Stratosfer adalah lapisan udara di antara 10— 60 km di atas permukaan bumi; Stratosfer di atas
troposfer; atau bisa diartikan juga sebagai daerah atmosfer yang terletak antara tropopause dan
stratopause, di dalam daerah ini makin ke atas suhunya makin tinggi, sekitar -57 derajat celcius, ozon
berfungsi untuk menahan sinar ultraviolet.

c. Mesosfer adalah daerah atmosfer yang terletak antara stratopause dan mesopause, pada umumnya
di daerah ini makin ke atas, suhunya makin naik, memiliki ketebalan antara 45-75 km selain itu juga
memiliki suhu lapisan berkisar dari -140 derajat celcius, apabila terdapat suhu yang rendah dan dingin
dapat mengakibatkan munculnya awan noctilucent yang terdiri dari kristal-kristal es.

d. Ionosfer adalah lapisan atmosfer, pada ke-tinggian l00 km di atas lapisan stratosfer, mengandung
ion dan elektron bebas yang dihasilkan oleh radiasi matahari; 2 Fis lapisan atmosfer yang tingginya mulai
dari 50—1.000 km merupakan lapisan ion-ion. Dapat memantulkan gelombang-gelombang radio.

e. Termosfer adalah bagian atmosfer, kira-kira 50 mil di atas permukaan bumi sampai angkasa luar
dan ditandai dengan suhu udara tinggi terus-menerus.

f. Eksosfer adalah daerah di luar atmosfer memiliki ketinggian kurang lebih 500 km, benda-benda
yang sangat ringan di ruang ini akan terlempar ke luar angkasa. Eksosfer tidak memiliki tekanan udara.
Eksosfer memiliki refleksi dari cahaya matahari yang dipantulkan oleh partikel debu meteoritik.

b. Hidrosfer

Yang termasuk hidrosfer adalah semua bentuk air yang ada diatas muka bumi, yang terbesar adalah
samudra dan lautan. Dikatakan bahwa perbandingan samudra dan daratan berkisar antara 72% dan 28%.
Artinya 72% muka bumi berupa air sedangkan 28% berupa daratan. Kita semua tahu bahwa di daratan
masih terdapat danau, sungai, rawa-rawa. Dasar laut dan samudratak ubahnya seperti relif di muka bumi,
dengan bagian sebagai berikut:

1) Shelf, dasar samudera di sepajang pantai yang di dalamnya rata-rata 200 m. Daerah ini merupakan
daerah yang kaya ikan.

2) Plat, seperti shelf, tetapi daerahnya meluas dan kedalaman rata-ratanya 200 m. daerah ini juga kaya
akan ikan.

3) Trog adalah lembah yang dalam dan memanjang di dasar laut.

Daerah-daerah tersebut diatas selain kaya akan ikan juga merupakan daerah minyak bumi. Sehingga
banyak di lakukan pemboran minyak di lepas pantai (off share) sebagai perhiasan pemboran minyak di
daratan (on share).

Makin ke bawah dan ke arah kutub, temperatur air laut makin rendah. Apabila temperatur air laut di
daerah khatulistiwa ±280C, temperatur laut di dekat kutub dapat mencapai 20C-00C.

Temperatur laut sangat mempengaruhi kehidupan di dalamnya. Dengan demikian, ikan banyak di
temukan di laut dangkal dimana sinar matahari mampu menmbus laut. Dan sinar matahari dibutuhkan
makhluk laut, seperti ikan, plankton, maupun tumbuh-tumbuhan laut yang lain untuk hidup. Samudra
maupun laut akan bergerak menimbulkan arus laut baik terjadi di permukaan ataupun di bawahnya.
Gerakan laut disebabkan oleh bebrapa faktor:

1) Adanya angin yang bertiup.

2) Adanya perbedaan kadar garam.

3) Adanya perbedaan berat jenis air laut.

4) Adanya perbedaan pasang naik dan pasang surut.

Arus laut mempunyai pengaruh yang besar sekali dalam menentukan ked=adaan iklim di suatu tempat.
Hal ini disebabkan karena adanya arus panas dan arus dingin. Arus panas dapat membuat musim dingin
tidak terlalu dingin, dan laut tidak akan mengalami pembekuan sepanjang tahun. Sebaliknya, arus dingin
menyebabkan temperatur di atas laut tersebut rendah sehingga tidak ada penguapan. Maka di daratan
terdapat angin yang kering akibatnya di daratan tidak pernah jatuh hujan.

Pertemuan arus panas dan arus dingin merupakan tempat yang ideal bagi kehidupan ikan, karena pada
tempat-tempat tersebut banyak dijumpai plankton dan zat-zat makanan yang lain. Namun udara dingin di
atas arus dingin, dan udara panas di atas arus panas, apabila bertemu akan menimbulkan suatu kabut tebal
di atas laut yang sangat membahayakan pelayaran kapal-kapal di laut. Arus laut mempunyai arti ekonomi
yang penting, karena pedagang berlayar mengikuti arus. Bangsa-bangsa yang tahu dan dapat
memperhitungkan dari mana dan kemana arah arus laut, dapat menjadi bangsa yang jaya.

c. Litosfer

Litosfer berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata lithos dan spaira. Litos artinya bebatuan dan spaira
artinya lapisan. Jadi litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar terdiri dari batuan. Litosfer adalah
lapisan kulit luar bumi, tersusun oleh berbagai jenis batuan dengan struktur geografi yang bervariasi, yang
mempunyai ketebalan antara 70-125 km atau lebih. Litosfer dibagi menjadi dua yaitu Litosfer atas dan
Litosfer bawah, dan Litosfer juga terbagi menjadi dua tipe, yaitu:

· Litosfer Samudera, berfungsi sebagai penghubung kerak samudera dan memang berasal dari
samudera.

· Litosfer Benua, litosfer ini berada di benua. Ketebalan kerak bumi tidak sama disetiap tempat.
Tebal kerak bumi dibawah benua adalah 20-50 km dan tebal kerak bumi dibawah samudera adalah 10-12
km. Lapisan litosfer terdiri atas 2 lapisan yaitu lapisan sial (silsium aluminium) dan lapisan sima (silsium
magnesium). Konsep litosfer sebagai lapisan terkuat dari lapisan terluar bumi dikembangkan
oleh Barrel pada tahun 1914, yang menulis serangkaian paper untuk mendukung konsep itu. konsep yang
berdasarkan pada keberadaan anomali gravitasi yang signifikan di atas kerak benua, yang lalu ia
memperkirakan keberadaan lapisan kuat (yang ia sebut litosfer) di atas lapisan lemah yang dapat mengalir
secara konveksi (yang ia sebut astenosfer). Ide ini lalu dikembangkan oleh Daly pada tahun 1940, dan
telah diterima secara luas oleh ahli geologi dan geofisika. Meski teori tentang litosfer dan astenosfer
berkembang sebelum teori lempeng tektonik dikembangkan pada tahun 1960, konsep mengenai
keberadaan lapisan kuat (litosfer) dan lapisan lemah (astenosfer) tetap menjadi bagian penting dari teori
tersebut.
Harry hess, pada tahun 1960, dengan teori tektonik lempengnya membagi kerak bumi menjadi dua
bagian, yaitu kerak benua dan kerak samudera. Kerak benua terdiri dari batuan yang ringan dan banyak
mengandung SiO₂ (silika), sedangkan kerak samudera sebagai dasar samudera terdiri dari batuan-batuan
yang sangat padat berwarna gelap dan miskin akan SiO₂.

1. Batuan Pembentuk Litosfer

Berdasarkan proses terjadinya, batuan dapat dibagi menjadi tiga bagian :

a. Batuan beku, dikarenakan magma mengalami pendinginan dan zat cair pijar berangsur-angsur
menjadi dingin dan beku:

1. Batuan beku dalam (plutonik). Hasil pembekuan magma di dalam litosfer, sehingga proses
pendinginannya sangat lambat. Menghasilkan: batuan beku dengan kristal penuh yang besar-besar
(holokristalin).

2. Batuan beku korok (porfirik). Pembekuannya berlangsung lebih cepat karena magma telah meresap
diantara lapisan-lapisan litosfer.

3. Batuan beku luar (episif). Magma berubah menjadi larva yang meleleh, dan proses pembekuan larva
di permukaan bumi menjadi cepat.Menghasilkan: lelehan batuan beku dengan kristal yang halus bahkan
ada yang tidak berkristal.

b. Batuan Sedimen (Endapan)

Berasal dari batuan beku yang telah tersingkap oleh tenaga dari luar akan diangkut ke tempat lain dan di
tempat baru itulah lalu diendapkan.

1) Batuan sedimen klitik, yaitu pasir

2) Batuan sedimen kimiawi, yaitu stalaktit dan stalakmit

3) Batuan sedimen organik, yaitu lapisan humus dari hutan

c. Batuan Malihan atau Metamorf

Terjadi karena adanya tekanan dan suhu yang tinggi sehingga menempatkan dan meremukkan batuan
yang sudah ada sebelumnya, baik itu yang berupa batuan beku atau batuan endapan. Dengan adanya
berbagai proses pembentukan jenis-jenis batuan di atas, akan menghasilkan material-material yang
bernilai ekonomis tinggi. Misalnya, batubara dan marmer.

Berdasarkan tempat terjadinya maka batuan penyusun litosfer dapat dibedakan atas:

a. Batuan Intrusif: terjadi di bagian dalam, jauh dari permukaan bumi

b. Batuan Ekstrusif: terjadi di dekat permukaan bumi, atau diluar permukaan bumi.

c. Batuan Hypoobisis: terjadi dalam gang atau saluran-saluran kulit bumi.


BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan

Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari delapan planet yang dekat dengan matahari dan
merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Secara garis besar,
lapisan bumi terdiri atas beberapa bagian, yaitu: kerak bumi (crush), selimut (mantle), dan inti ( core).

Proses Terbentuknya bumi tidak terlepas dari terjadinya tata surya kita diantara planet-planet yang
mengelilingi matahari yang terbaik lagi bagi makhluk hidup adalah bumi yang kita huni ini. Bumi
merupakan satu-satunya planet yang tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari matahari. Oleh sebab
itu, suhu di bumi tidak terlalu panas and tidak terlalu dingin.

Secara garis besar, lapisan yang membentuk planet bumi terbagi menjadi beberapa bagian, yaitu atmosfer,
hidrosfer dan litosfer. Atmosfer adalah lapisan udara atau gas berlapis-lapis yang menyelubungi bumi,
hidrosfer adalah semua bentuk air yang ada diatas muka bumi, yang terbesar adalah samudra dan lautan.
Sedangkan litosfer adalah lapisan kerak bumi yang paling luar terdiri dari batuan.

Anda mungkin juga menyukai