KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT 1) Dalam komunikasi hubungan yang sangat
DARURAT diperlukan adalah
A. PENGERTIAN Pusat komunikasi ambulan gawat darurat (119) Pusat komunikasi ke RS Keperawatan Gawat Darurat (Emergency Nursing) merupakan pelayanan Pusat komunikasi polisi (110) keperawatan yang komprehensif diberikan Pusat komunikasi pemadam kebakaran (113) kepada pasien dengan injury akut atau 2) Untuk komunikasi fasilitas pager, radio, telepon, sakit yang mengancam kehidupan. Sebagai Hp seorang spesialis, perawat gawat darurat 3) Tugas pusat komunikasi adalah : menghubungkan pengetahuan dan Menerima permintaan tolong keterampilan untuk menangani respon Mengirim ambulan terdekat pasien pada resusitasi, syok, trauma, Mengatur dan memonitor rujukan penderita gawat ketidakstabilan mulisistem, keracunan dan darurat kegawatan yang mengancam jiwa lainnya. Memonitor kesiapan RS terutama unit gawat Kedaruratan adalah setiap kejadian sakit darurat dan ICU atau cedera yang mendadak pada klien b. Pendidikan yang memerlukan pertolongan segera 1. Pada orang awam sehingga tercapai kondisi stabil / Mereka adalah anggota pramuka, PMR, guru, IRT, berakhirnya ancaman yang mana pengemudi, hansip, petugas hotel dan restaurant. memerlukan tindakan cepat dan kompeten. Kemampuan yang harus dimiliki orang awam Gawat darurat adalah proses adalah : memberikan kerangka kerja, penyelesaian Mengetahui cara minta tolong misalnya masalah yang logis dalam waktu terbatas. menghubungi EMS (119) Mengetahui cara RJP (Resusitasi Jantung Paru) B. TUJUAN PENANGGULANGAN GAWAT Mengetahui cara menghentikan perdarahan DARURAT 1. Meminimalkan kemungkinan kematian dan Mengetahui cara memasang balut atau bidai cacat pada pasien gawat darurat hingga Mengetahui cara transportasi yang baik dapat hidup dan berfungsi kembali dalam 2. Pada orang awam khusus masyarakat. Orang awam yang telah mendapatkan 2. Merujuk pasien gawat darurat melalui pengetahuan cara-cara penanggulangan kasus system rujukan untuk memperoleh gawat darurat sebelum korban dibawa ke RS ∕ penanganan yang lebih memadai. ambulan datang. 3. Penanggulangan korban bencana. Kemampuan yang harus dimiliki orang awam Untuk dapat mencegah kematian, petugas khusus adalah paling sedikit seperti kemampuan harus tahu penyebab kematian yaitu : orang awam dan ditambah dengan : 1. Meninggal dalam waktu singkat (4-6 Mengetahui tanda-tanda persalinan menit) Mengetahui penyakit pernafasan a. Kegagalan sistem otak b. Kegagalan sistem pernafasan Mengetahui penyakit jantung c. Kegagalan sistem kardiovaskuler Mengetahui penyakit persarafan 2. Meninggal dalam waktu lebih lama Mengetahui penyakit anak (perlahan-lahan) 3. Pada perawat a. Kegagalan sistem hati Harus mampu menanggulangi penderita gawat b. Kegagalan sistem ginjal (perkemihan) darurat dengan gangguan : c. Kegagalan sistem pankreas (endokrin) a. Sistem pernafasan Mengatasi obstruksi jalan nafas SISTEM PENGELOLAAN ∕ Membuka jalan nafas PENANGGULANGAN GAWAT DARURAT Memberi nafas buatan TERPADU (SPGDT) Melakukan RJP (CAB) SPGDT adalah suatu metode yang digunakan b. Sistem sirkulasi untuk penanganan korban yang mengalami Mengenal aritmia dan infark jantung kegawatan dengan melibatkan semua unsur yang Pertolongan pertama pada henti jantung ada Melakukan EKG 1. Fase Pra RS Mengenal syok dan memberi pertolongan pertama a. Komunikasi c. Sistem vaskuler Menghentikan perdarahan Memasang infus atau transfuse Cukup tinggi sehingga petugas dapat berdiri dan Merawat infus infus lancer d. Sistem saraf Dapat melakukan komunikasi ke sentral Mengenal koma dan memberikan pertolongan komunikasi dan RS pertama Identitas yang jelas sehingga mudah dibedaan Memberikan pertolongan pertama pada trauma dari ambulan lain kepala d) Syarat alat yang harus ada e. Sistem pencernaan Resusitasi Pertolongan pertama pada trauma abdomen dan Oksigen pengenalan tanda perdarahan intraabdomen Persiapan operasi segera (cito) Alat hisap Kumbah lambung pada pasien keracunan Obat-obatan f. Sistem perkemihan Infus Pertolongan pertama pada payah ginjal akut Balut dan bidai Pemasangan kateter Tandu g. Sistem integument atau toksikologi EKG transmitter Pertolongan pertama pada luka bakar Inkubator Pertolongan pertama pada gigitan binatang Alat-alat persalinan h. Sistem endokrin e) Syarat personal Pertolongan pertama pasien hipo atau hiperglikemia Dua orang perawat yang dapat mengemudi Pertolongan pertama pasien krisis tiroid Telah mendapat pendidikan tambahan gawat i. Sistem musculoskeletal darurat Mengenal patah tulang dan dislokasi Sebaiknya diasramakan agar mudah dihubungi Memasang bidai 2) Cara transportasi Mentransportasikan pasien ke RS Tujuan memindahkan penderita dengan cepat j. Sistem penginderaan tetapi selamat Pertolongan pertama pada pasien trauma mata atau Kendaraan penderita gawat darurat harus berjalan telinga hati-hati dan menaati peraturan lalu lintas Melakukan irigasi mata dan telinga 2. Fase RS k. Pada anak a. Puskesmas Pertolongan pertama anak dengan kejang Ada puskesmas yang buka 24 jam dengan Pertolongan pertama anak dengan astma kemampuan : Pertolongan pertama anak dengan diare atau Resusitasi konstipasi Menanggulangi fase gawat darurat baik medis c. Transportasi maupun pembedahan minor 1) Syarat transportasi penderita Dilengkapi dengan laboratorium untukk a) Penderita gawat darurat siap ditransportasikan menunjang diagnostik seperti pemeriksaan Hb, bila leukosit, gula darah Gangguan pernafasan dan kardiovaskuler telah Personal yang dibutuhkan 1 dokter umum dan 2-3 ditanggulangi perawat dalam 1 shift Perdarahan harus dihentikan b. IGD atau UGD Luka harus ditutup Berhasil atau gagalnya suatu IGD atau UGD Patah tulang apakah memerlukan fiksasi tergantung pada : b) Selama transportasi harus dimonitor 1. Keadaan penderita waktu tiba di IGD Kesadaran Mutu penanggulangan pra RS Pernafasan IGD harus aktif meningkatkan mutu Tekanan darah dan denyut nadi penanggulangan pra RS Daerah perlukaan 2. Keadaan gedung IGD sebaiknya dirancang c) Syarat kendaraan sedemikian rupa sehingga Penderita dapat terlentang Masyarakat mudah mencapainya Cukup luas untuk lebih dari 2 pasien dan petugas Kegiatan mudah dikontrol dapat bergerak Jarak jalan kaki didalam ruangan tidak jauh Tidak ada infeksi silang Dapat menanggulangi keadaan bencana f. Hindari mengangkat/memindahkan yang 3. Kualitas dan kuantitas alat-alat serta obat-obatan tidak perlu, memindahkan jika hanya ada kondisi yang membahayakan. PRINSIP-PRINSIP PENANGGULANGAN KORBAN GAWAT DARURAT g. Jangan diberi minum jika ada trauma Prinsip utama adalah memberikan pertolongan abdomen atau perkiraan kemungkinan pertama pada korban. Pertolongan pertama adalah tindakan anastesi umum dalam waktu pertolongan yang diberikan saat kejadian atau dekat. bencana terjadi ditempat kejadian. h. Jangan dipindahkan (ditransportasi) Tujuan pertolongan pertama : sebelum pertolongan pertama selesai 1. Menyelamatkan kehidupan dilakukan dan terdapat alat transportasi 2. Mencegah kesakitan makin parah yang memadai. 3. Meningkatkan pemulihan Triage Tindakan prioritas penolong : Tujuan triage adalah untuk menetapkan 1. Ambil alih situasi tingkat atau derajat kegawatan yang memerlukan 2. Minta bantuan pada orang sekitar pertolongan kedaruratan Dengan triage tenaga 3. Kaji bahaya lingkungan kesehatan akan mampu : 4. Yakinkan area aman bagi penolong dan korban 5. Kaji korban secara cepat untuk masalah yang Menginisiasi atau melakukan intervensi mengancam kehidupan yang cepat dan tepat kepada pasien. 6. Berikan pertolongan pertama untuk kondisi yang mengancam kehidupan Menetapkan area yang paling tepat untuk 7. Kirim seseorang untu memanggil polisi dan dapat melaksanakan pengobatan lanjutan. ambulan SUMBER : Memfasilitasi alur pasien melalui unit Ns. Paula Kristanty, Skep, MA ,dkk. Asuhan gawat darurat dalam proses Keperawatan Gawat Darurat. 2009. CV. Trans penanggulangan/pengobatan gawat Info Media : Jakarta darurat. Prinsip Gawat Darurat Sistem Triage dipengaruhi oleh: a. Bersikap tenang tapi cekatan dan berpikir Jumlah tenaga profesional dan pola ketenagaan sebelum bertindak (jangan panik). Jumlah kunjungan pasien dan pola kunjungan pasien b. Sadar peran perawat dalam menghadapi Denah bangunan fisik unit gawat darurat korban dan wali ataupun saksi. Terdapatnya klinik rawat jalan dan pelayanan medis c. Melakukan pengkajian yang cepat dan Sistem Pelayanan Gawat Darurat cermat terhadap masalah yang mengancam Pelayanan gawat darurat tidak hanya jiwa (henti napas, nadi tidak teraba, memberikan pelayanan untuk mengatasi kondisi perdarahan hebat, keracunan). kedaruratan yang di alami pasien tetapi juga memberikan asukan keperawatan untuk mengatasi d. Melakukan pengkajian sistematik sebelum kecemasan pasien dan keluarga. melakukan tindakan secara menyeluruh. Sistem pelayanan bersifat darurat sehingga Pertahankan korban pada posisi datar atau perawat dan tenaga medis lainnya harus memiliki sesuai (kecuali jika ada ortopnea), lindungi kemampuan, keterampilan, tehnik serta ilmu korban dari kedinginan. pengetahuan yang tinggi dalam memberikan pertolongan kedaruratan kepeda pesien. e. Jika korban sadar, jelaskan apa yang Triage Dalam Keperawatan Gawat terjadi, berikan bantuan untuk Darurat menenangkan dan yakinkan akan Yaitu skenario pertolongan yang akan di ditolong. berikan sesudah fase keadaan pasien. Pasien- pasien yang terancam hidupnya harus di beri prioritas utama. Triage dalam keperawatan gawat derurat di gunakan untuk mengklasifikasian keperahan penyakit atau cidera dan menetapkan keputusan yang tepat serta prioritas kebutuhan penggunaan petugas memanfaatkan sumber yang ada secara perawatan kesehatan yang efisien dan sumber- tepat sumbernya. Standart waktu yang di perlukan untuk 8. 8. Pelayanan medik adalah seni dasar melakukan triase adalah 2-5 menit untuk orang yang berdasaarakan pengetahuan, PGD dewasa dan 7 menit untuk pasien anak-anak. sering diberikan dalam keadaan diluar Triase di lakukan oleh perawat yang kendali dan saat lingkungan yang tidak profesional (RN) yang sudah terlatih dalam bersahabat hingga penerapan seni daan prinsip triase, pengalaman bekerja minimal 6 pengetahuan profesi tsb menjadi lebih bulan di bagian UGD, dan memiliki kualisifikasi: sulit. Petugas PGD harus berusaha Menunjukkan kompetensi kegawat daruratan mengatasi tantangan tsb hingga dipastikan hasil akhir yang diterima Sertifikasi ATLS, ACLS, PALS, ENPC pasien adalah yang terbaik. Lulus Trauma Nurse Core Currikulum (TNCC) Pengetahuan tentang kebijakan intradepartemen SPGDT Keterampilan pengkajian yang tepat, dll (Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Pengertian KGD Terpadu Rangkaian kegiatan praktik keperawatan kegawatdaruratan Suatu sistem penanggulangan Gawat yang diberikan oleh perawat yang kompeten untuk darurat yang melibatkan lintas sektor memberikan asuhan keperawatan di ruang gawat darurat. terkait untuk menjamin kecepatan, • kecermatan dan ketepatan untuk UU RI NO 44 tentang RS Gawat Darurat adalah keadaan menyelamatkan nyawa dan kecacatan klinis pasien yang membutuhkan tindakan medis segera Pelayanan berpedoman pada respon guna penyelamatan nyawa dan pencegahan kecacatan cepat yang menekankan “Time Saving is lebih lanjut Life and Limb Saving ‘ yang melibatkan Dasar : pelayanan oleh masyarakat awam 1. Pel.Gadar adalah kesinambungan umum dan khusus, petugas medis, perawatan dan pelayanan, mencakup pelayanan ambulans gawat darurat dan pelayanan Pra RS dan Luar RS sistem komunikasi. 2. Pel Pra RS mencakup dukungan, Ada 3 unsur penting : instruksi, perawatan serta tindakan - A. Pra RS : - PSC ( Public Safety yang diberikan sejak permintaan s/d Center) : Respon cepat / Pemda pasien diserahkan ke RS penerima - BSB (Brigade Siaga 3. Pel. Luar RS mencakup semua aspek Bencana ) : satuan tugas perawatan dan tindakan yang diberikan kesehatan petugas Gadar termasuk pemindahan PROSES PENGKAJIAN & TRIASE pasien, tanggapan dan tindakan atas Proses khusus memilah pasien berdasar bencana massal serta kedaruratan beratnya cedera atau penyakit (berdasarkan masyarakat lainnya, dan yang paling mungkin akan mengalami mempersiapkan dukungan medik untuk perburukan klinis segera) untuk menentukan pel. Gadar medik terpadu. prioritas perawatan gawat darurat medik serta 4. Petugas Gadar berperan serta prioritas transportasi (berdasarkan mengembangkan PGD dengan motto ketersediaan sarana untuk tindakan). “Masyarakat Menolong Masyarakat” Tindakan ini berdasarkan Prioritas 5. 5. Petugas PGD adalah profesional yang ABCDE yang merupakan proses yang waspada, terampil dan cerdas dalam sinambung sepanjang pengelolaan tujuan memberikan pel. Yang terbaik gawat darurat medik. yang paling mungkin diberikan Prioritas Nol (Hitam) : Pasien mati atau 6. 6. Petugas PGD menghormati cedera fatal yang jelas dan tidak pengharapan dan kepercayaan serta mungkin diresusitasi. secara konsisten melakukan apa yang Prioritas Pertama (Merah) : Pasien paling memadai bagi pasien cedera berat yang memerlukan penilaian cepat serta tindakan medik 7. 7. Petugas PGD menguasai rumitnya dan transport segera untuk tetap hidup keadaan lingkungan, terlatih memberi (misal : gagal nafas, cedera torako- abdominal, cedera kepala atau maksilo- - trauma tumpul thorak/abdomen tanpa fasial berat, shok atau perdarahan shock, tanpa sesak berat, luka bakar berat). . Hijau (kondisi ringan) : Kelompok korban Prioritas Kedua (Kuning) : Pasien yang tidak memerlukan pengobatan atau memerlukan bantuan, namun dengan pemberian pengobatan dapat ditunda, seperti : cedera yang kurang berat dan - Fraktur minor dipastikan tidak akan mengalami - Luka minor. ancaman jiwa dalam waktu dekat. 4. Hitam : Korban yang telah meninggal Pasien mungkin mengalami cedera dunia. dalam jenis cakupan yang luas (misal : Penanggulangan Penderita Gawat Darurat cedera abdomen tanpa shok, cedera (PPGD). Dalam Pedoman Pelayanan Gawat dada tanpa gangguan respirasi, Darurat. Ed 2. Depkes RI 1995 fraktura mayor tanpa shok, cedera KONSEP DASAR KEPERAWATAN GAWAT kepala atau tulang belakang leher tidak DARURAT 1. Pasien Gawat Darurat Pasien berat, serta luka bakar ringan). yang tiba-tiba dalam keadaan gawat atau Prioritas Ketiga (Hijau) : Pasien dengan akan menjadi gawat dan terancam nyawanya dan atau anggota badannya cedera minor yang tidak membutuhkan (akan menjadi cacat) bila tidak stabilisasi segera, memerlukan bantuan mendapatkan pertolongan secepatnya. pertama sederhana namun memerlukan Bisanya di lambangkan dengan label penilaian ulang berkala (cedera merah. Misalnya AMI (Acut Miocart Infac). 2. jaringan lunak, fraktura dan dislokasi Pasien Gawat Tidak Darurat Pasien berada ekstremitas, cedera maksilo-fasial tanpa dalam keadaan gawat tetapi tidak gangguan jalan nafas, serta gawat memerlukan tindakan darurat. Bisanya di darurat psikologis). lambangkan dengan label Biru. Misalnya Prioritas Keempat (Biru): Kelompok pasien dengan Ca stadium akhir. 3. Pasien korban dengan cedera atau penyakit Darurat Tidak Gawat Pasien akibat musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak kritis dan berpotensi fatal yang berarti mengancam nyawa dan anggota tidak memerlukan tindakan dan badannya. Bisanya di lambangkan dengan transportasi label kuning. Misalnya : pasien Vulnus . Merah (Kondisi berat) : Korban- Lateratum tanpa pendarahan. 4. Pasien korban yang membutuhkan stabilisasi Tidak Gawat Tidak Darurat Pasien yang segera (Gangguan ABCD) dan korban- tidak mengalami kegawatan dan korban dengan : - Syok oleh kedaruratan. Bisanya di lambangkan berbagai kausa dengan label hijau. Misalnya : pasien batuk, pilek. - Gangguan pernafasan A. Pasien Gawat Darurat Pasien yang tiba- (sumbatan jalan napas atau distress tiba berada dalam keadaan gawat atau napas) akan menjadi gawat dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan - Hipotensi menjadi cacat) bila tidak mendapat pertolongan secepatnya. B. Pasien Gawat - Trauma kepala dengan Tidak Darurat Pasien berada dalam pupil anisokor keadaan gawat tetapi tidak memerlukan - Perdarahan eksternal tindakan darurat, misalnya kanker stadium lanjut. C. Pasien Darurat Tidak Gawat masif Pasien akibat musibah yang datag tiba-tiba, Kuning (Kondisi Sedang): Korban yang tetapi tidak mêngancam nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat memerlukan pengawasan ketat, tetapi dangkal. D. Pasien Tidak Gawat Tidak perawatan dapat ditunda sementara. Darurat Misalnya pasien dengan ulcus Termasuk : tropiurn, TBC kulit, dan sebagainya. E. - Korban dengan resiko syok Kecelakaan (Accident) Suatu kejadian - Fraktur multipel dimana terjadi interaksi berbagai factor - Fraktur Femur/ pelvis yang datangnya mendadak, tidak - Luka bakar luas dikehendaki sehinga menimbulkan cedera - Gangguan kesadaran/ trauma kepala (fisik. mental, sosial) F. Cedera Masalah kesehatan yang didapat/dialami sebagai akibat kecelakaan. G. Bencana Peristiwa diselamatkan, nyawa pasien bisa tidak tertolong atau rangkaian peritiwa yang disebabkan lagi. oleh alam dan atau manusia yang Jadi dapat disimpulkan bahwa sistem triase mengakibatkan korban dan penderitaan ini digunakan untuk menentukan prioritas manusia. kerugian harta benda, kerusakan penanganan kegawat daruratan. Sehingga perawat Iingkungan, kerusakan sarana dan benar-benar memberikan pertolongan pada pasien prasarana umum serta menimbulkan gangguan terhadap tata kehidupan dan yang sangat membutuhkan, dimana keadaan penghidupan masyarakat dan pasien sangat mengancam nyawanya, namun pembangunan nasional yang memerlukan dengan penanganan secara cepat dan tepat, dapat pertolongar. dan bantuan. menyelamatkan hidup pasien tersebut. Tidak 2.1 Sejarah Triage membuang wakunya untuk pasien yang memang Definisi : dari kata Perancis “ Trier “ yang artinya tidak bisa diselamatkan lagi, dan mengabaikan membagi dalam 3 group pasien yang membutuhkan. Di kembangkan di medan pertempuran 2.3 Tujuan Triage Konsep ini digunakan bila terjadi bencana Tujuan utama adalah untuk mengidentifikasi Dilaksanakan di ruang gawat darurat dari 1950 / kondisi mengancam nyawa. Tujuan triage 1960 karena 2 alasan : selanjutnya adalah untuk menetapkan tingkat o Meningkatkan kunjungan atau derajat kegawatan yang memerlukan o Meningkatkan penggunaan untuk non urgen pertolongan kedaruratan. Dengan triage tenaga kesehatan akan 2.2 Pengertian Triage mampu : Triage adalah suatu proses yang mana pasien digolongkan menurut tipe dan tingkat kegawatan Menginisiasi atau melakukan intervensi kondisinya. yang cepat dan tepat kepada pasien Triage terdiri dari upaya klasifikasi kasus cedera secara cepat berdasarkan keparahan cedera Menetapkan area yang paling tepat untuk mereka dan peluang kelangsungan hidup mereka dapat melaksanakan pengobatan lanjutan melalui intervensi medis yang segera. Sistem triage tersebut harus disesuaikan dengan keahlian Memfasilitasi alur pasien melalui unit setempat. Prioritas yang lebih tinggi diberikan gawat darurat dalam proses pada korban yang prognosis jangka pendek atau penanggulangan/pengobatan gawat darurat jangka panjangnya dapat dipengaruhi secara Sistem Triage dipengaruhi dramatis oleh perawatan sederhana yang intensif. Sistem triase biasanya sering ditemukan pada perawatan gawat darurat di suatu bencana. Jumlah tenaga profesional dan pola Misalnya ada beberapa orang pasien yang harus ketenagaan ditangani oleh perawat tersebut.dimana setiap pasien dalam kondisi yang berbeda. Jadi perawat Jumlah kunjungan pasien dan pola harus mampu menggolongkan pasien tersebut kunjungan pasien dengan sistem triase. Pasien pertama kondisinya sudah tidak mungkin untuk diselamatkan lagi Denah bangunan fisik unit gawat darurat ( sudah meninggal), terdapat luka parah atau kebocoran di kepala, sehingga pasien tersebut Terdapatnya klinik rawat jalan dan digolongkan pada triase lampu hitam. pasien pelayanan medis kedua kondisinya mengalami patah tulang, luka- Kode Warna International Dalam Triage : luka dan memar pada tubuhnya, sehingga pasien Sistem triage dikenal dengan system kode 4 warna berteriak, mungkin karena kejadian yang membuat yang diterima secara internasional. Merah pasien syok, maka pasien diklasifikasikan pada menunjukan perioris tinggi perawatan atau triase lampu hijau, tidak perlu penanganan cepat. pemindahan, Kuning menandakam perioritas Selanjutnya ditemui pasien dengan kondisi lemah, sedang, hijau digunakan untuk pasien rawat jalan, kritis, nadi lemah, serta pernafasan yang sesak. dan hitam untuk kasus kematian atau pasien Maka pasien ini lah yang sangat membutuhkan menjelang ajal. Perawat harus mampu mampu pertolongan pada saat itu, yang tergolong pada mengkaji dan menggolongkan pasien dalam waktu triase lampu merah. Karena jika tidak 2 – 3 menit. 1. Prioritas 1 atau Emergensi: warna MERAH c). Dirumuskan dari riwaya penyakit (kasus berat) Riwayat Penyakit Pasien dengan kondisi mengancam nyawa, memerlukan evaluasi dan intervensi segera, Pemeriksaan fisik perdarahan berat, pasien dibawa ke ruang Pemeriksaan penunjang resusitasi, waktu tunggu 0 (nol) Asfiksia, cedera cervical, cedera pada maxilla 3. Pengkajian Ulang Trauma kepala dengan koma dan proses shock Dilakuan setelah penanganan ancaman yang cepat kematian/kecacatan Fraktur terbuka dan fraktur compound Mencari kelainan yang belum muncul pada Luka bakar > 30 % / Extensive Burn pemeriksaan awal Shock tipe apapun 2. Prioritas 2 atau Urgent: warna KUNING (kasus Dilakukan secara terus menerus untuk menilai kemampuan klien. sedang) Pasien dengan penyakit yang akut, mungkin Pasien Gawat Darurat Pasien yang tiba-tiba membutuhkan trolley, kursi roda atau jalan kaki, dalam keadaan gawat atau akan menjadi waktu tunggu 30 menit, area critical care. gawat dan terancam nyawanya dan atau Trauma thorax non asfiksia anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak mendapatkan pertolongan Fraktur tertutup pada tulang panjang secepatnya. Bisanya di lambangkan dengan Luka bakar terbatas ( < 30% dari TBW ) label merah. Misalnya AMI (Acut Miocart Cedera pada bagian / jaringan lunak Infac). 2. Pasien Gawat Tidak Darurat 3. Prioritas 3 atau Non Urgent: warna HIJAU (kasus Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi ringan) tidak memerlukan tindakan darurat. Pasien yang biasanya dapat berjalan dengan Bisanya di lambangkan dengan label Biru. masalah medis yang minimal, luka lama, kondisi Misalnya pasien dengan Ca stadium akhir. yang timbul sudah lama, area ambulatory / ruang 3. Pasien Darurat Tidak Gawat Pasien akibat P3. musibah yang datang tiba-tiba, tetapi tidak mengancam nyawa dan anggota Minor injuries badannya. Bisanya di lambangkan dengan Seluruh kasus-kasus ambulant / jalan label kuning. Misalnya : pasien Vulnus 4. Prioritas 0: warna HITAM (kasus meninggal) Lateratum tanpa pendarahan. 4. Pasien Tidak ada respon pada semua rangsangan Tidak Gawat Tidak Darurat Pasien yang Tidak ada respirasi spontan tidak mengalami kegawatan dan kedaruratan. Bisanya di lambangkan Tidak ada bukti aktivitas jantung dengan label hijau. Misalnya : pasien batuk, Tidak ada respon pupil terhadap cahaya pilek ngkajian dibuat dengan cepat selama pertemuan perama meliputi : PENGERTIAN A. Pasien Gawat Darurat Airway : Apakah jalan nafas patenb? Pasien yang tiba-tiba berada dalam keadaan gawat atau akan menjadi gawat Breathing : Apakah pasien bernafas? dan terancam nyawanya atau anggota badannya (akan menjadi cacat) bila tidak Circulation : Apakah ada denyut jantung? mendapat pertolongan secepatnya. B. Dissability : Kehilangan kemampuan Pasien Gawat Tidak Darurat Pasien berada dalam keadaan gawat tetapi tidak Hemoragi : Apakah ada perdarahan hebat memerlukan tindakan darurat, misalnya 2. Pengkajian Dasar kanker stadium lanjut. C. Pasien Darurat Tidak Gawat Pasien akibat musibah yang a) Pengkajian lengkap pada pasien dimana datag tiba-tiba, tetapi tidak mêngancam semua sistem dikaji. nyawa dan anggota badannya, misanya luka sayat dangkal. D. Pasien Tidak Gawat b) Dapat menggunakan tipe pendekatan: Tidak Darurat Misalnya pasien dengan Pendekatan Head To Toe ulcus tropiurn, TBC kulit, dan sebagainya. E. Kecelakaan (Accident) Suatu kejadian Pendekatan sistem tubuh dimana terjadi interaksi berbagai factor yang datangnya mendadak, tidak Kombinasi dikehendaki sehinga menimbulkan cedera (fisik. mental, sosial) F. Cedera Masalah Lihat adanya perdarahan kesehatan yang didapat/dialami sebagai eksterna/interna akibat kecelakaan. G. Bencana Peristiwa atau rangkaian peritiwa yang disebabkan Hentikan perdarahan eksterna oleh alam dan atau manusia yang dengan Rest, Ice, Compress, mengakibatkan korban dan penderitaan Elevation (istirahatkan lokasi luka, manusia. kerugian harta benda, kerusakan kompres es, tekan/bebat, tinggikan) Iingkungan, kerusakan sarana dan prasarana umum serta menimbulkan Perhatikan tanda-tanda syok/ gangguan terhadap tata kehidupan dan gangguan sirkulasi : capillary refill penghidupan masyarakat dan time, nadi, sianosis, pulsus arteri pembangunan nasional yang memerlukan distal pertolongar. dan bantuan Survei Primer (Primary Survey) Susunan Saraf Pusat (disability) Technorati Tags: gawat,darurat,survei primer cek kesadaran
Pengertian : Deteksi cepat dan koreksi segera Adakah cedera kepala?
terhadap kondisi yang mengancam Adakah cedera leher? Tujuan : Untuk mengetahui kondisi pasien yang mengancam jiwa dan kemudian dilakukan perhatikan cedera pada tulang tindakan life saving. belakang
Cara pelaksanaan (harus berurutan dan simultan) Kontrol Lingkungan (Exposure/ environmental )
Buka baju penderita lihat
Jalan nafas (airway) kemungkinan cedera yang timbul tetapi cegah hipotermi/kedinginan Lihat, dengar, raba (Look, Listen, Feel) Tubuh kita dapat bertahan dalam Buka jalan nafas, yakinkan adekuat beberapa minggu tanpa makanan dan beberapa hari tanpa air. Tapi Bebaskan jalan nafas dengan tubuh kita tidak dapat bertahan proteksi tulang cervical dengan jika tanpa Oksigen. Dalam menggunakan teknik Head Tilt/Chin penanganan gawat darurat, Lift/Jaw Trust, hati-hati pada korban kecepatan dan kualitas trauma pertolongan sangat di butuhkan untuk mencapai keberhasilan dan Cross finger untuk mendeteksi dalam penyelamatan. Untuk itu di sumbatan pada daerah mulut dunia international sudah menetapkan rumusan dalam Finger sweep untuk membersihkan menangani Penderita Gawat sumbatan di daerah mulut Darurat, yaitu : ABCDE (Air Way, Breathing and Ventilation, Suctioning bila perlu Circulation, Disability, Exposure). Airway ditempatkan pada urutan Pernafasan (breathing) pertama karena masalah airway akan mematikan paling cepat. Lihat, dengar, rasakan udara yang Komponen yang penting dari keluar dari hidung/mulut, apakah ada pertukaran hawa panas yang sistem pernapasan adalah hidung adekuat, frekuensi nafas, kualitas dan mulut, faring, epiglotis, nafas, keteraturan nafas atau tidak trakea, laring, bronkus dan paru. Kalian juga dapat melihat Materi Perdarahan (circulation) tentang Konsep Pelayanan Gawat Darurat yang kalian bisa lihat di 4. Perubahan letak airway sini yang sebelumnya telah dipasang I. PENDAHULUAN 5. Kegagalan mengetahui Keberhasilan dalam adanya kebutuhan ventilasi penanggulangan penderita Gawat 6. Aspirasi isi lambung, darah Darurat (PPGD) sangat bergantung dari kecepatan dan Pengenalan Masalah kualitas pertolongan yang didapat Gangguan airway dapat timbul penderita. Disini harus selalu secara total & mendadak tetapi diingat bahwa : sebaliknya bisa secara bertahap 1. Kematian oleh karena dan pelan-pelan. Takhipnea sumbatan jalan nafas akan lebih merupakan tanda awal yang cepat daripada kematian karena samar-samar akan adanya kemampuan bernafas gangguan terhadap airway. 2. Kematian oleh karena Adanya ketakutan & gelisah ketidakmampuan bernafas akan merupakan tanda hipoksia oleh lebih cepatdaripada kematian karena itu harus selalu secara karena kehilangan darah berulang-ulang kita nilai airway 3. Kematian berikutnya akan ini terutama pada penderita yang diikuti oleh karena penyebab intra tidak sadar. Penderita dengan kranial gangguan kesadaran oleh karena Karena itu dalam PPGD apapun cidera kepala obat-obatan atau penyebabnya urutan pertolongan alkohol, cedera toraks, aspirasi adalah sebagai berikut : material muntah atau tersedak A : Air way, with cervical spine mungkin sekali terjadi gangguan control airway. Disini diperlukan intubasi B : Breathing and Ventilation endotrakheal yang bertujuan : C : Circulation with haemorrhage 1. Membuka airway control 2. Memberikan tambahan D : Disability on neurologic status oksigen E : Exposure/Undress with 3. Menunjang ventilasi temperature control 4. Mencegah aspirasi II. AIR WAY MANAGEMENT Tanda-tanda Obyektif Sumbata Airway Ketidakmampuan untuk 1. Look memberikan oksigenasi ke Terlihat pasien gelisah dan jaringan tubuh terutama ke otak perubahan kesadaran. Ini dan organ vital yang lain merupakan gejala adanya merupakan pembunuh tercepat hipoksia dan hipercarbia. Pasien pada pasien. Oleh karena itu terlihat cyanosis terutama pada airway yang baik merupakan kulit sekitar mulut, ujung jari prioritas pertama pada setiap kuku. Juga terlihat adanya penderita gawat darurat. kontraksi dari otot pernafasan Kematian-kematian dini karena tambahan. masalah airway : 2. Listen 1. Kegagalan mengetahui Disini kita dengarkan apakah ada adanya kebutuhan airway suara seperti orang ngorok, 2. Ketidakmampuan untuk kumur-kumur, bersiul, yang membuka airway mungkin berhubungan dengan 3. Kegagalan mengetahui adanya sumbatan partial pada farink/larink. adanya airway yang dipasang secara keliru 3. Feel Kita bisa rasakan bila ada b. Ketidakmampuan sumbatan udara terutama pada mempertahankan airway yang saat ekspirasi bila kedudukan bebas dengan cara yang lain trackhea di linea media c. Untuk melindungi airway bagian bawah dari aspirasi darah Management atau muntahan Pengenalan adanya gangguan jalan nafas d. Adanya ancaman segera & ventilasi harus bisa dilakukan secara sumbatan airway oleh karena cepat & tepat. Bila memang ada harus cidera inhalasi patah tulang wajah secepatnya gangguan jalan nafas dan hematoma retropharingeal ventilasi ini untuk segera diatasi. Hal Cidera kepala tertutup yang penting ini untuk menjamin oksigenasi ke memrlukan bantuan nafas (GCS jaringan. Haruslah diingat setiap tindakan ≤8). Dari ketiga cara ini yang untuk menjamin airway yang baik harus terbanyak dipakai adalah selalu dengan penekanan untuk selalu endotrakheal (naso/orotrakheal). menjaga cervical spine terutama pada Pemilihan naso/orotrakheal penderita dengan trauma dan cedera di atas intubation tergantung clavikula. Pada setiap penderita dengan pengalaman dokter. Kedua teknik gangguan saluran nafas, harus selalu ini aman dan efektif bila dilakukan secara cepat diketahui apakah ada benda dengan tepat. Haruslah diingat asing, cairan isi lambung, darah di saluran pada pemasangan endotrakheal nafas bagian atas. Kalau ada harus segera tube ini harus selalu dijaga dicoba untuk dikeluarkan bisa dengan jari, aligment dari columna vertebralis suction. Suatu saat bila dilapangan ada dengan cervikal. penderita dengan sumbatan jalan nafas misal tersedak makanan abdominal trust 3. Airway definitif surgical akan sangat berguna. Ini dikerjakan bila ada kesukaran 1. Teknik-teknik atau kegagalan didalam mempertahankan airway : memasang endotrakheal intubasi. Pada penderita dengan Pada keadaan yang membutuhkan kecepatan lebih kehilangan kesadaran mungkin dipilih krikotireodektomi dari pada sekali lidah akan jatuh ke tracheostomi. belakang dan menutupi hipofarink dan menimbulkan sumbatan jalan a. Needle cricothyroidoktomi nafas. Ini bisa ditolong dengan Cara dengan menusukkan jarum jalan : lewat membran krikotiroid, ini a. Chin lift hanya bisa memberikan oksigen b. Jaw thrust dalam waktu yang pendek (30-45 menit). Disini dipakai jarum no c. Orofaringeal tube 12-14 (anak 16-18 tahun) d. Nasofaringeal tube b. Surgical cricothyroidoktomi 2. Airway definitif Penderita tidur posisi supinasi Disini ada pipa dalam trakhea sesudah dilakukan anestesi lokal dengan balon yang buat irisan kulit tranversal sampai dikembangkan, dimana pipa ini membran cricothyroid lubang ini dihubungkan dengan alat bantu bisa dilebarkan dengan gagang pernafasan yang diperkaya pisau dengan cara memutar 90 dengan oksigen. Cara : derajad. Disini bisa dipakai oratracheal, nasotracheal & tracheostomi tube atau surgical (krikotiroidotomi atau endotracheal tube. Hati-hati trakheotomi). Indikasi dengan cartilago cricoid terutama pemasangan airway definitif bila pada anak-anak (teknik ini tidak ditemukan adanya temuan klinis : dianjurkan pada anak dibawah 12 a. Apnue tahun), hal ini dikarenakan cartilago cricoid merupakan hipotensinya disebabkan oleh penyangga trachea bagian atas. sebab yang lain. Seperti Komlikasi : diketahui, volume darah manusia 1) Aspirasi dewasa adalah 7% dari berat 2) Salah masuk ke dalam badan, anak 8-9% dari BB. Terapi jaringan resusitasi cairan yang agresif 3) Stenosis/oedema subglotis harus segera dimulai begitu ada 4) Stenosis laringeal tanda dan gejala klinis adanya kehilangan darah muncul. 5) Perdarahan/hematom Sangatlah berbahaya bila 6) Laserasi esophagus menunggu sampai tekanan darah 7) Laserasi trachea menurun. Untuk menilai apakah 8) Emphisema mediastinal resusitasi cairan yang diberikan 9) Paralisis pita suara sudah cukup atau belum : · Tanda vital II. BREATHING AND · Produksi urine VENTILATION · CVP Jalan nafas yang baik dan lancar Penyebab hipovolemia adalah : belum tentu menjamin ventilasi · Cidera rongga perut yang baik. Ventilasi yang baik · Cidera rongga dada sangat bergantung dari fungsi · Fraktur pelvis paru, dinding dada dan diafragma. Penyebab gangguan · Fraktur femur breathing : · Luka tembus pembuluh darah 1. Pleural effusion besar 2. Pneumothoraks (open dan · Perdarahan diluar tubuh dari tension) berbagai tempat 3. Hemothoraks III. DISABILITY (NEUROLOGIC 4. Traumatic wet lung syndrome EVALUATION) Pertolongan untuk memperbaiki Evaluasi secara cepat dilakukan breathing : dan dikerjakan pada tahap akhir 1. Tension pneumothorax : dan primary survey dengan · Tusuk dengan jarum yang menilai kesadaran dan pupil besar pada sela antar iga II penderita. · Pemasangan chest tube pada A : Alert sela antar iga IV V : Respon to vokal stimulation 2. Hemothorax dengan P : respon only to painful pemasangan chest tube stimulation 3. Open pneumothorax segera U : Unresponsive ditutup dengan kasa vasein Glasgow coma scale merupakan 4. Fail chest diberi analgetika penilaian yang lebih rinci, bila ini tidak dikerjakan di primary survey II. CIRCULATION WITH bisa dikerjakan di secondary HAEMORRAHAGE CONTROL survey. Penyebab terbesar pasien yang mengalami shook dan berakhir IV. EXPOSURE dengan kematian adalah Disini semua pakaian pasien kehilangan darah dalam jumlah dibuka. Hal ini akan sangat yang banyak. Oleh karenanya membantu pemeriksaan lebih pasien dengan trauma dan lanjut. Harus diingat disini pasien hipotensi, harus segera ditangani dijaga agar tidak jatuh ke sebagai pasien hipovolemi sampai bisa dibuktikan bahwa hipotermia dengan jalan diberikan dari anamnesis riwayat pasien yang selimut. merupakan bagian penting dari pengkajian pasien. V. SECONDARY SURVEY Riwayat pasien meliputi Dikerjakan bila primary survey - keluhan utama dan resusitasi selesai dilakukan. - riwayat masalah kesehatan sekarang Disini dilakukan evaluasi yang - riwayat medis lebih teliti mulai dari kepala - riwayat keluarga sampai ujung kaki penderita, juga GCS bisa dikerjakan lebih teliti Pengkajian riwayat pasien secara optimal bila pada primary survey belum harus diperoleh langsung dari pasien, sempat dikerjakan. Pemeriksaan jika berkaitan dengan bahasa, budaya, usia, laboratorium, evaluasi, radiologi dan cacat atau kondisi pasien yang terganggu, konsultasikan dengan anggota dan peritoneal lavage bisa keluarga, orang terdekat, atau orang yang dikerjakan. pertama kali melihat kejadian. Pengkajian Level of Consciousness dan Disabilities Pada primary survey, disability dikaji Anamnesis harus meliputi riwayat AMPLE dengan menggunakan skala AVPU : yang bisa didapat dari pasien dan keluarga A - alert, yaitu merespon suara dengan tepat, misalnya mematuhi perintah yang A : Alergi diberikan adakah alergi pada pasien, seperti obat- V - vocalises, tidak sesuai, atau obatan, plester, makanan mengeluarkan suara yang tidak bisa dimengerti M: Medikasi/obat-obatan obat-obatan yang diminum seperti sedang menjalani pengobatan P - responds to pain only - hipertensi, - kencing manis, U - unresponsive to pain, - jantung pasien tidak merespon baik stimulus nyeri maupun stimulus verbal P : Pertinent medical history riwayat medis pasien seperti - penyakit yang pernah diderita, f. Expose, Examine dan Evaluate - obatnya apa, Menanggalkan pakaian pasien dan - berapa dosisnya, memeriksa cedera pada pasien. - penggunaan obat-obatan herbal Jika pasien diduga memiliki cedera leher atau tulang belakang, imobilisasi penting untuk dilakukan. L : Last meal - obat atau makanan yang baru saja Secondary Assessment dikonsumsi Survey sekunder merupakan pemeriksaan - dikonsumsi berapa jam sebelum kejadian secara lengkap yang dilakukan secara head - periode menstruasi termasuk dalam to toe/ kepala sd kaki, dari depan hingga komponen ini belakang. Secondary survey hanya dilakukan setelah kondisi pasien mulai stabil, dalam artian E : Events tidak mengalami syok atau tanda-tanda - hal-hal yang bersangkutan dengan sebab syok telah mulai membaik. cedera - kejadian yang menyebabkan adanya keluhan utama 1. Anamnesis Pemeriksaan data subyektif didapatkan langkah berikutnya adalah pemeriksaan Akronim PQRST digunakan untuk tanda-tanda vital. mengkaji keluhan nyeri pada pasien yang Tanda tanda vital meliputi meliputi : - Suhu - Nadi Provokes/palliates : - frekuensi nafas - apa yang menyebabkan nyeri? - tekanan darah - Apa yang membuat nyerinya lebih baik? - saturasi oksigen - apa yang menyebabkan nyerinya lebih - berat badan buruk? - skala nyeri - apa yang anda lakukan saat nyeri? - apakah rasa nyeri itu membuat anda terbangun saat tidur? 2. Pemeriksaan fisik Kulit kepala • Sering terjadi pada penderita yang datang Quality : dengan cedera ringan, tiba-tiba ada darah - bisakah anda menggambarkan rasa nyeri? di lantai yang berasal dari bagian belakang (biarkan pasien mengatakan dengan kata2 kepala penderita. sendiri) • inspeksi dan palpasi adanya pigmentasi, - apakah seperti laserasi, massa, kontusio, fraktur dan luka - diiris termal, ruam, perdarahan, nyeri tekan - tajam serta adanya sakit kepala - ditekan - ditusuk tusuk Wajah - rasa terbakar • Inspeksi kesimterisan kanan dan kiri. - kram • Apabila terdapat cedera di sekitar mata - kolik jangan lalai memeriksa mata, - diremas karena pembengkakan mata akan menyebabkan pemeriksaan mata Radiates: selanjutnya menjadi sulit - apakah nyerinya menyebar? - Menyebar kemana? Mata : - Apakah nyeri terlokalisasi di satu titik • periksa kornea ada cedera atau tidak, atau bergerak? • ukuran pupil apakah isokor atau anisokor • bagaimana reflex cahaya • apakah pupil miosis atau midriasis Severity : • adanya ikterus - seberapa parah nyerinya? - Dari rentang skala 0-10 dengan 0 tidak • ketajaman mata ada nyeri dan 10 adalah nyeri hebat • konjungtivanya anemis • rasa nyeri • gatal-gatal Time : • Ptosis - kapan nyeri itu timbul? • Exophthalmos - apakah onsetnya cepat atau lambat? • subconjunctival perdarahan - Berapa lama nyeri itu timbul? - Apakah terus menerus atau hilang timbul? Hidung : - apakah pernah merasakan nyeri ini • perdarahan sebelumnya? • nyeri - apakah nyerinya sama dengan nyeri • penyumbatan penciuman sebelumnya atau berbeda? • apabila ada deformitas (pembengkokan) lakukan palpasi akan kemungkinan krepitasi dari suatu fraktur. Setelah dilakukan anamnesis, maka • adanya trauma tajam/tumpul Telinga : • emfisema subkutan • periksa adanya nyeri • nyeri tekan • tinitus • krepitasi • pembengkakan • Penurunan / hilangnya pendengaran • Perkusi : untuk mengetahui kemungkinan • periksa dengan senter keutuhan hipersonor dan keredupan membrane timpani / adanya hemotimpanum • Auskultasi: – suara nafas tambahan (ronki, wheezing) – bunyi jantung (desah, gallop) • Rahang atas: periksa stabilitas rahang atas • Rahang bawah: periksa akan adanya fraktur Abdomen • Cedera intra-abdomen kadang luput terdiagnosis misalnya Mulut dan faring : – pada keadaan cedera kepala dengan • inspeksi mucosa penurunan kesadaran, – tekstur – fraktur vertebra dengan kelumpuhan – warna (penderita tidak sadar akan nyeri perutnya – Kelembaban dan gejala defans otot dan nyeri – lesi tekan/lepas tidak ada).
• amati lidah • Inspeksi abdomen bagian depan dan
belakang, • pegang dan tekan daerah pipi, rasakan – adanya trauma tajam, tumpul apa ada massa/ tumor pembengkakkan dan – adanya perdarahan internal nyeri • adakah distensi abdomen, asites, luka, • amati adanya tonsil meradang atau tidak lecet, memar, ruam, massa, ecchymosis, (tonsillitis) bekas luka • Palpasi adanya respon nyeri
• Auskultasi bising usus
• perkusi abdomen, untuk mendapatkan, Vertebra servikalis dan leher nyeri lepas (ringan) • periksa adanya deformitas tulang atau • Palpasi abdomen untuk mengetahui krepitasi, edema, ruam, lesi, dan massa , adakah kekakuan atau nyeri tekan, • kaji keluhan disfagia (kesulitan hepatomegali,splenomegali,defans menelan), suara serak, cedera tumpul atau muskuler, nyeri lepas yang jelas atau tajam, deviasi trakea uterus yang hamil.
Toraks • Bila ragu perdarahan intra abdominal >
Inspeksi: USG • Inspeksi dinding dada bagian depan, • perforasi organ berlumen mis usus halus samping dan belakang gejala mungkin tidak akan nampak dengan • adanya trauma tumpul/tajam,luka, lecet, segera > memerlukan re-evaluasi berulang memar, ruam , ekimosiss, bekas luka, kali frekuensi dan kedalaman pernafasan, – transfer penderita ke ruang operasi bila kesimetrisan expansi dinding dada, diperlukan penggunaan otot pernafasan tambahan dan ekspansi toraks bilateral, • frekuensi dan irama denyut jantung, Pelvis (perineum/rectum/vagina) • diperiksa adanya luka, laserasi , ruam, Palpasi: lesi, edema, atau kontusio, hematoma, dan perdarahan uretra. - Luka • Colok dubur dilakukan sebelum - Hematoma memasang kateter uretra. - Ecchymosis • diteliti kemungkinan adanya darah dari - edema rectum, prostat, fraktur pelvis, utuh - nyeri tidaknya rectum dan tonus musculo - pada kolumna vertebra periksa adanya sfinkter ani. deformitas.
• Pada wanita, pemeriksaan colok vagina
dapat menentukan adanya darah dalam Neurologis vagina atau laserasi, • pemeriksaan tingkat kesadaran – jika terdapat perdarahan vagina dicatat • ukuran dan reaksi pupil – karakter dan jumlah kehilangan darah • pemeriksaan motorik dan sendorik dilaporkan • GCS
• lakukan tes kehamilan pada semua • paralisis dapat disebabakan oleh
wanita usia subur kerusakan kolumna vertebralis atau saraf • Pasien dengan keluhan kemih ditanya perifer – rasa sakit atau terbakar dengan buang air • Imobilisasi penderita dgn kolar servikal kecil • imobilisasi dilakukan samapai terbukti – Frekuensi tidak ada fraktur servikal – Hematuria – kencing berkurang • inspeksi adanya kejang, twitching, • sampel urin dianalisis parese, hemiplegi atau hemiparese (ganggguan pergerakan) Ektremitas • distaksia ( kesukaran mengkoordinasi • Pemeriksaan look-feel-move otot) • inspeksi, memeriksa adanya luka dekat • vertigo dan respon sensori daerah fraktur (fraktur terbuka) • Pelapasi, memeriksa denyut nadi distal dari fraktur