LP Nyeri Davin
LP Nyeri Davin
1.2.2 Kenyamanan
a. Nyeri
Nyeri adalah kondisi suatu mekanisme prolektif tubuh yang timbul
bilamana jaringan mengalami kerusakan dan menyebabkan individu
tersebut bereaksi untuk menghilangkan rangsangan tersebut. (Guyton Hall,
2000)
1) Nyeri Akut
Nyeri akut adalah suatu keadaan dimana seseorang melaporkan adanya
ketidaknyamanan yang hebat. Awitan nyeri akut biasanya mendadak,
durasinya singkat kurang dari 6 bulan.
2) Nyeri Kronik
Nyeri kronik adalah keadaan dimana seorang individu mengalami
nyeri yang berlangsung terus menerus, akibat kausa keganasan dan non
keganasan atau intermiten selama 6 bulan atau lebih
Proses perjalanan nyeri, yaitu transduksi, transmisi, modulasi dan persepsi.
1) Tranduksi
Rangsangan (stimulus) yang membahayakan memicu pelepasan
mediator biokimia (misalnya histamin, bradikinin, prostaglandin, dan
substansi P). Mediator ini kemudian merangsang nosiseptor.
2) Transmisi
proses penyaluran impuls listrik yang dihasilkan oleh proses
transduksi sepanjang jalur nyeri, dimana molekul-molekul dicelah
sinaptik mentrasmisi informasi dari satu neuron ke neuron berikutnya.
3) Modulasi atau sistem desenden
Neuron dibatang otak mengirimkan sinyal-sinyal kembali ke tanduk
dorsal medula spinalis yang terkonduksi dengan nosiseptor impuls
supresif.
4) Persepsi
Individu mulai menyadari adanya nyeri dan tampaknya persepsi nyeri
tersebut terjadi di struktur korteks sehingga memungkinkan timbulnya
berbagai strategi perilaku kognitif untuk mengurangi komponen
sensorik dan afektif nyeri.
Skala Nyeri
1) Ringan = Skala nyeri 1-3 : Secara objektif pasien masih dapat
berkomunikasi dengan baik
2) Sedang = Skala nyeri 4-6 : Secara objektif pasien dapat menunjukkan
lokasi nyeri, masih merespon dan dapat mengikuti instruksi yang
diberikan
3) Berat = Skala nyeri 7-9 : Secara objektif pasien masih bisa merespon,
namun terkadang klien tidak mengikuti instruksi yang diberikan.Nyeri
sangat berat = Skala 10 : Secara objektif pasien tidak mampu
berkomunikasi dan klien merespon dengan cara memukul.
Faktor-Faktor Penyebab Nyeri
1) Stimulasi Mekanik :Disebut trauma mekanik adanya suatu
penegangan akan penekana jarinagan
2) Stimulus Kimiawi : Disebabkan oleh bahan kimia
3) Stimulus Thermal: Adanya kontak atau terjadinya suhu yang ekstrim
panas yang dipersepsikan sebagai nyeri 44°C-46°C
4) Stimulus Neurologik : Disebabkan karena kerusakan jaringan saraf
5) Stimulus Psikologik :Nyeri tanpa diketahui kelainan fisik yang
bersifat psikologis
Fisiologi nyeri
Transduksi stimuli
(Kerusakan jaringan saraf senorik)
Nyeri timbul
b. Mual
Mual adalah keadaan dimana individu mengalami sesuatu
ketidaknyamanan, sensasi seperti gelombang dibelakang tenggorokan
epigastrium, atau seluruh abdomen yang mungkin atau mungkin tidak
menimbulkan muntah.
NO TANGGAL DIAGNOSA NOC DAN INDIKATOR URAIAN AKTIVITAS RENCANA TINDAKAN NAMA
KEPERAWATAN
DITEGAKKAN /
SERTA SKOR AWAL DAN SKOR DAN TTD
KODE (NIC)
TARGET PERAWAT
DIAGNOSA
KEPERAWATAN
1 Nyeri kronis Setelah dilakukan Menejemen Nyeri (1400)
berhubungan tindakankeperawatan selama 3x24 1. Kaji tingkat nyeri,meliputi :
dengan kontrol jam,diharapakan nyeri berkurang lokasi,karakteristik,dan,durasi,frekuensi,kualit
nyeri yang tidak
dengan kriteria hasil: as, intensitas/beratnya nyeri Davin
2. Kendalikan faktor lingkungan yang dapat
adekuat Kontrol Nyeri (1605) mempengaruhi respon pasien terhadap
Kode Indikator S.A. S.T. ketidaknyamanan seerti suhu ruangan,
160502 Mengenali 1 pencahayaan dan suara bising.
kapan nyeri 3. Bantu keuarga dalam mencari dan
terjadi menyediakan dukungan
160511 Melaporkan 1 4. Libatkan keluarga dalam modalitas penurunan
nyeri yang nyeri
terkontrol 5. Dorong pasien untuk menggunakan obat-
obatan penurun nyeriu resep analgesik ata
Keterang indikator (1605): yang adekuat
1= tidak pernah menunjukkan Menejemen Pengobatan (2380)
2= jarang menunjukkan 1. Tentukan kemampuan pasien untuk
3= kadang-kadang menunjukkan mengobati diri sendiri secara cepat
4= sering menunjukkan 2. Tentukan obat yang diperlukan menurut
5= secara konsisten menunjukkan resep
3. Monitor pasien mengenai efek terapiutik
obat
4. Monitor efek samping obat