KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
dan karunia-Nya maka tugas referat yang berjudul HIDROKEL dan
HIPOSPADIA ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Penyusunan tugas referat ini merupakan salah satu tugas selama mengikuti
kepaniteraan di SMF Bedah di RSU Haji Surabaya.
Penulis mengucapkan terima kasih terhadap pihak-pihak yang telah
membantu penyusunan tugas referat ini, terutama kepada dr. Samsul Islam, Sp.U
yang telah bersedia memberi bimbingan agar tugas referat ini tersusun baik.
Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas referat ini masih jauh dari
kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran selalu kami harapkan. Besar harapan
penulis semoga tugas referat ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya
serta penyusun pada khususnya.
1ii
Daftar Isi
Halaman Judul………………………………………………………….. i
Kata Pengantar…………………………………………………………. ii
Daftar Isi……………………………………………………………….. iii
Bab I Hidrokel………………………………………………………… 1
Pendahuluan……………………………………………………… 1
Definisi ………………………………………………………… 1
Anatomi …………………………………………………………. 2
Etiologi…………………………………………………………... 4
Klasifikasi ……………………………………………………….. 4
Diagnosis ………………………………………………………. 6
Diagnosis banding……………………………………………… 6
Penatalaksanaan ………………………………………………… 6
Komplikasi………………………………………………………… 8
Bab II Hipospadia……………………………………………………….. 9
Pendahuluan ………………………………………………….. 9
Definisi…………………………………………………………… 9
Anatomi ………………………………………………………… 10
Embriologi…………………………………………………….. 10
Etiologi………………………………………………………........ 11
Klasifikasi…………………………………………………........... 12
Diagnosis ……………………………………………………... 13
Pemeriksaan penunjang……………………………………….. 13
Penatalaksanaan………………………………………………. 14
Komplikasi……………………………………………………. 15
Prognosis………………………………………………………. 15
Daftar Pustaka…………………………………………………………… 17
iiiiii2
BAB 1
HIDROKEL
Pendahuluan
Hidrokel merupakan penyakit yang sangat sering dijumpai pada anak laki-
laki, dimana terdapat penimbunan cairan pada kantong di bagian dalam skrotum,
yang membuat buah zakar tampak besar/bengkak. Kelainan tersebut tidak nyeri
dan terasa seperti balon yang terisi air. Salah satu atau kedua skrotum dapat
terkena. Saat janin tumbuh dalam rahim, testis berkembang di dalam perut. Di
saat akhir kehamilan, testis berjalan melalui suatu saluran menuju skrotum.
Hidrokel dapat berkembang ketika saluran ini gagal menutup, sehingga
memungkinkan cairan dari perut mengalir ke dalam skrotum. Ini yang
menyebabkan kantong skrotum bengkak. Sebagian besar hidrokel menghilang
dalam beberapa bulan, namun beberapa juga ada yang membutuhkan tindakan
operasi. Operasi ini termasuk operasi minor dan jaringan sikatrik dapat
menghilang sampai hampir tidak kelihatan. (1)
Hidrokel merupakan kelainan yang sering dijumpai berupa pembengkakan
pada skrotum dan diperkirakan angka kejadiannya sebanyak 1 persen dari
populasi laki-laki dewasa. Kurang lebih satu dari sepuluh bayi laki-laki
mempunyai hidrokel saat lahir, tetapi kebanyakan hidrokel menghilang tanpa
tindakan dalam tahun pertama kehidupan. (2)
Definisi
Hidrokel adalah penumpukan cairan yang berlebihan diantara lapisan
parietalis dan viseralis tunika vaginalis. Dalam keadaan normal, cairan yang
berada dalam rongga itu memang ada dan berada dalam keseimbangan antara
produksi dan reabsorbsi oleh sistem limfatik disekitarnya. (3)
Anatomi
1. Skrotum
1
Skrotum adalah sebuah kantong kulit yang terdiri dari dua lapis, kulit
dan fasia superfisialis. Fasia superfisialis tidak mengandung jaringan lemak,
tetapi pada fasia superfisialis terdapat selembar otot polos yang tipis, dikenal
sebagai tunika dartos, yang berkontraksi sebagai reaksi terhadap dingin dan
dengan demikian mempersempit luas permukaan kulit. Ke arah ventral fasia
superfisialis dilanjutkan menjadi lapis dalamnya yang berupa selaput pada
dinding abdomen ventrolateral, dan ke arah kaudal dilanjutkan menjadi fasia
superfisialis perineum. Arteri untuk skrotum ialah:
- Ramus perinealis dari A. Pudenda interna.
- A. Pudenda externa dari A. Femoralis.
- A. Kremasterika dari A. Epigastrika inferior.
Vena scrotalis mengiringi arteri-arteri tersebut. Pembuluh limfe
ditampung oleh limfonodi inguinalis superfisialis. Saraf skrotum antara lain
sebagai berikut :
- Ramus genitalis dari N. genitofemoralis (L1,L2) yang bercabang menjadi
cabang sensoris pada permukaan skrotum ventral dan lateral.
- Cabang N. ilioinguinalis (L1), juga untuk permukaan skrotum ventral.
- Ramus perinealis dari N. pudendalis (S2-S4) untuk permukaan skrotum
dorsal.
- Ramus perinealis dari N. Cutaneus Femoris Posterior (S2,S3) untuk
permukaan skrotum kaudal.
2. Testis
Kedua testis terletak dalam skrotum dan menghasilkan spermatozoon
dan hormon, terutama testosteron. Permukaan masing-masing testis tertutup
oleh lamina visceralis tunicae vaginalis, kecuali pada tempat perlekatan
epididymis dan funiculus spermaticus. Tunica vaginalis ialah sebuah kantong
peritoneal yang membungkus testis dan berasal dari processus vaginalis
embrional. Lamina parietalis tunica vaginalis berbatasan langsung pada fascia
spermatica interna dan lamina visceralis tunica vaginalis melekat pada testis
2
dan epididymis. Sedikit cairan dalam rongga tunica vaginalis memisahkan
• Bagian kranial yang melebar, yakni caput epididymis, terdiri dari lobul-
lobul yang dibentuk oleh gulungan sejumlah ductuli efferentes.
Etiologi
3.
5
Klasifikasi
Menurut letak kantong hidrokel terhadap testis, secara klinis dibedakan
beberapa macam hidrokel, yaitu:
1. Hidrokel testis
Pada hidrokel testis, kantong hidrokel seolah-olah mengelilingi testis
sehingga testis tak dapat diraba. Pada anamnesis, besarnya kantong hidrokel
tidak berubah sepanjang hari.
2. Hidrokel funikulus
Pada hidrokel funikulus, kantong hidrokel berada di funikulus yaitu
terletak di sebelah kranial dari testis, sehingga pada palpasi, testis dapat diraba
dan berada di luar kantong hidrokel. Pada anamnesis kantong hidrokel
besarnya tetap sepanjang hari.
3. Hidrokel komunikan
Pada hidrokel komunikan terdapat hubungan antara prosesus vaginalis
dengan rongga peritoneum sehingga prosesus vaginalis dapat terisi cairan
yaitu bertambah besar pada saat anak menangis. Pada palpasi, kantong
hidrokel terpisah dari testis dan dapat dimasukkan ke dalam rongga abdomen.
Pembagian ini penting karena berhubungan dengan metode operasi yang
akan dilakukan pada saat melakukan koreksi hidrokel. (3)
Menurut etiologinya hidrokel dibagi menjadi 2 tipe yaitu: (2)
1. Primer, jika akumulasi cairan oleh karena kelainan kongenital.
Testis biasanya turun ke dalam skrotum dari abdomen. Awalnya pada bayi
kemungkinan terdapat beberapa komunikasi dengan abdomen yang segera
menutup. Jika komunikasi ini besar, hernia dapat terjadi tetapi jika komunikasi
ini kecil, cairan dari cavum abdomen dapat masuk dan berakumulasi sebagai
hidrokel pada bayi. Kebanyakan komunikasi yang kecil ini dapat menghilang
atau menutup sampai umur satu tahun. Jika komunikasi dengan cavum
abdomen tersebut persisten dan tetap membuka dinamakan communicating
hydrocele. Jika menutup tetapi cairan tidak diabsorbsi disebut
noncommunicating hydrocele.
2. Sekunder
Disebabkan oleh karena iritasi Tunika Vaginalis. Hidrokel dapat terjadi
pada salah satu atau kedua skrotum. Hidrokel pada orang dewasa biasanya
onsetnya lambat dan secara tidak langsung oleh karena trauma, infeksi, dan
radioterapi. Kelahiran prematur mungkin dihubungkan dengan hidrokel.
Diagnosis
Pada anamnesa biasanya pasien 5atau keluarganya mengeluhkan adanya
benjolan di kantong skrotum yang tidak nyeri.(3) Pada pemeriksaan palpasi pada
skrotum yang hidrokel terasa ada fluktuasi, dan relatif kenyal atau lunak
tergantung pada tegangan di dalam hidrokel. Palpasi hidrokel seperti balon yang
berisi air. Bila jumlah cairan minimum, testis relatif mudah diraba. Sedangkan
bila cairan yang terkumpul banyak, testis akan sulit diraba. Permukaan biasanya
halus. Langkah diagnostik yang paling penting adalah transiluminasi massa
hidrokel dengan cahaya di dalam ruang gelap. Hidrokel berisi cairan jernih dan
mentransiluminasi (meneruskan) berkas cahaya. Kegagalan transiluminasi dapat
terjadi akibat penebalan tunika vaginalis karena infeksi kronik, massa di skrotum
tersebut bukan hidrokel,(5) atau kulit skrotum yang sangat tebal, sehingga harus
dibantu dengan pemeriksaan ultrasonografi.(3)
Juga penting dilakukan palpasi korda spermatikus di atas insersi tunika
vaginalis. Normalnya korda spermatikus tidak terdapat penonjolan, yang
membedakannya dengan hernia skrotalis yang kadang-kadang transiluminasinya
juga positif. Pada hernia skrotal yang besar dapat dikonfirmasi dengan
terdengarnya bising usus dalam skrotum, terdapat sedikit udara usus pada foto
Rontgen (sinar-X), dan massa dapat berkurang dengan mendorong ke dalam
rongga perut pasien pada posisi tidur dengan kepala lebih rendah daripada kaki. (5)
Diagnosis banding
Hernia scrotalis
Elephantiasis scroti
Penataksanaan
Hidrokel pada bayi biasanya ditunggu hingga anak mencapai usia 1 tahun
dengan harapan setelah prosesus vaginalis menutup, hidrokel akan sembuh
sendiri, tetapi jika hidrokel masih tetap ada atau bertambah besar perlu dipikirkan
untuk dilakukan koreksi.(3)
Pada kelompok usia yang lebih tua, hidrokel dapat diserap secara spontan
bila timbul akibat overproduksi cairan seperti
6 yang ditemukan sekunder karena
epididimitis akut pada penderita dewasa di mana hidrokel terjadi karena
Komplikasi
Jika dibiarkan, hidrokel yang cukup besar mudah mengalami trauma dan
hidrokel permagna bisa menekan pembuluh darah yang menuju ke testis sehingga
menimbulkan atrofi testis.(3)
BAB II
HIPOSPADIA
8
Pendahuluan
Istilah hipospadia berasal dari bahasa Yunani, yaitu Hypo (below) dan
spaden (opening). Hipospadia adalah cacat bawaan berupa muara ureta (lubang
kencing) yang tidak terletak di ujung penis akibat kegagalan dalam proses
pembentukannya. Beberapa variasi lokasi meatus aretra dapat terjadi, dari glans
penis sampai ke perineum. Lokasi meatus uretra tersebut menunjukan waktu
terjadinya gangguan pembentukan.
10
Definisi
Hipospadia adalah kelainan kongenital berupa muara uretra yang terletak
di sebelah ventral penis dan sebelah proximal ujung penis. Letak meatus uretra
(3)
bisa terletak pada glandular hingga perineal.
Anatomi
9
Uretra merupakan tabung yang menyalurkan urine ke luar dari buli-buli
melalui proses miksi. Pada pria organ ini berfungsi juga dalam menyalurkan
sperma.
Uretra dilengkapi dengan sfingter uretra interna yang terletak pada
perbatasan buli-buli dan uretra, dan sfingter uretra eksterna yang terletak pada
perbatasan uretra anterior dan posterior. Secara anatomis uretra dibagi menjadi
dua bagian yaitu:
Uretra pars anterior, yaitu uretra yang dibungkus oleh korpus spongiosum
penis, terdiri dari pars bulbosa, pars pendularis, fossa naviculare, dan meatus
uretra eksterna.
11
Uretra pars posterior, terdiri dari uretra pars prostatika, yaitu bagian uretra
(7)
Embriologi
Etiologi
12
Klasifikasi 11
13
Hipospadia glanular Hipospadia subcoronal
Diagnosis
12
14
Pemeriksaan penunjang
Penatalaksanaan
13
15
• Teknik Horton dan Devine, dilakukan 1 tahap, dilakukan pada anak lebih
besar dengan penis yang sudah cukup besar dan dengan kelainan hipospadi
jenis distal (yang letaknya lebig ke ujung penis). Uretra dibuat dari flap
mukosa dan kulit bagian punggung dan ujung penis dengan pedikel (kaki)
kemudian dipindah ke bawah.
Mengingat pentingnya preputium untuk bahan dasar perbaikan hipospadia,
maka sebaiknya tindakan penyunatan ditunda dan dilakukan berbarengan dengan
operasi hipospadi. (9)
Reparasi hipospadia dianjurkan
14 pada usia pra sekolah agar tidak
mengganggu kegiatan belajar saat operasi. Perlu diingat bahwa seringkali
rekonstruksi hipospadia membutuhkan lebih dari sekali operasi, koreksi ulangan
jika terjadi komplikasi.
Pada hipospadia posterior dengan disertai testis maldesensus dianjurkan
untuk melakukan uretroskopi praoperatif guna melihat kemungkinan adanya
pembesaran utrikulus prostatikus yang mungkin terdapat keraguan jenis kelamin
( sexual ambiquity).(3)
16
Komplikasi
• Stenosis meatus uretra sementara karena edema atau hipertropi scar pada
tempat anastomosis.
• Fistula uretrocutaneus
• Striktur uretra
Prognosis
17
DAFTAR PUSTAKA
16
1. Anonymous. 2008. Hydrocele . http://www.ich_ucl_ac_uk-
gosh_families-information.mht. Diakses tanggal 29 April 2010 jam 19.00
wib.
2. Anonymous. 2009. Hydrocele. http://www.medindia_net-
patientchildren.mht. Diakses tanggal 29 April 2010 jam 19.21 wib.
3. Purnomo, Basuki B. 2003. Dasar-Dasar Urologi. Edisi Kedua. Malang :
CV. Infomedika. Hal : 140 – 142, 152-153
4. Moore, Keith, dkk. 2002. Anatomi Klinis Dasar . Jakarta : Hipokrates.
Hal : 93-94
18
17
19