Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN SUMBER ENERGI ALTERNATIF


“ Teknik Budidaya Tanmana Sumber Energi Alternatif Kapuk ”

Oleh :

RIA RISQI MAHARANI D1B116108


FADHIL ROZA HANANDITYA D1B116008
ICHAL RIZALDI D1B116217

JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2019
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tanaman Kapuk (Ceiba pentandra) adalah tanaman yang tumbuh di


daerah tropis. Kapuk dibudidayakan untuk mengambil serat, sementara kulitnya
cenderung dibuang. Kapuk ditemukan dalam kapsul buah matang. Pohon kapuk
umumnya membutuhkan curah hujan yang melimpah selama musim berbunga dan
berbuah. Buah kapuk berukuran rata-rata panjang 10 – 20 cm dengan diameter 5
cm.
Kapuk merupakan salah satu sumber daya alam Indonesia yang
merupakan pohon multiguna dimana memberikan banyak manfaat tidak hanya
berupa barang namun dapat berupa jasa. Kapuk dikenal dengan sebutan Kapok,
Sumauma, Kapas Jawa dan Silk Cotton. Tanaman kapuk di beberapa tempat di
Indonesia telah diusahakan secara intensif. Tanaman kapuk di Indonesia
dikembangkan oleh rakyat, perkebunan swasta dan perkebunan pemerintah
(BUMN). Areal seluruhnya saat ini mencapai 250.500 ha dengan produksi serat
mencapai 84.700 kg.
Menurut Tjitrosoepomo (2000) tanaman kapuk secara taksonomi tergolong
pada: Divisio: Spermatophyta, subdivisio: Angiospermae, class: Dicotyledonae,
ordo: Bombales, famili: Bambaceae, genus: Ceiba dan species: Ceiba petandra.
Buah, yang masih muda berwarna hijau dan akan berubah menjadi coklat sampai
hitam apabila sudah memasuki fase tua. Di dalam buah kapuk terdapat seratbut
kapuk, biji dan hati kapuk.
Kapuk digolongkan menjadi dua klon, yaitu: (1) klon Caribean (caribaca),
terdiri dari kapuk Suriname dan kapuk Congo; dan (2) klon Indica (kapuk jawa),
terdiri dari kapuk randu biasa dan kapuk randu alas. Untuk budi daya kapuk yang
biasa dilakukan adalah kapuk randu biasa karena kapuk jenis ini berumur genjah
dan dapat berproduksi setiap tahun.
Tipe Karibea pohonnya berukuran besar, tinggi mencapai 50 meter dan
cabang terbawah dari permukaan tanah sekitar 10 meter. Di Amerika maupun di
Afrika pohon-pohon tersebut dapat ditemukan di lapangan dengan mahkota yang
sangat besar. Kecuali tipe yang bercabang rendah, juga ada tipe yang bercabang
sangat tinggi, bercabang, tetapi mahkotanya kurang kokoh. Tipe ini tumbuh
dihutan-hutan tropis, contohnya antara lain kapuk Suriname dan Congo, yang
akan di bahas lebih lanjut. Tipe Indika pohonnya berukuran relatif lebih kecil
dibanding tipe Karibea dan tidak dapat bersaing dengan vegetasi-vegetasi liar.
Sel kapuk randu adalah seperti halnya dengan sel kapas yang berbentuk
memanjang, perbedaannya antara Sel Kapuk Randu yaitu pada sel kapuk tidak
terdapat torsi, sehingga sel kapas hanya berupa lumen (rongga sel) yang dibatasi
oleh dinding sel dengan lingkungan luar. Oleh karena itu sel kapuk mampu
menyimpan udara sehingga baik digunakan sebagai bahan isolasi. Serat kapuk
banyak digunakan sebagai bahan kasur atau bantal. Biasanya, kasur jika telah
lama digunakan, maka sel-sel kapuknya akan terisi air yang berasal dari keringat
kita, sehingga tidak empuk lagi. Oleh karena itu, kasur tersebut harus dijemur di
bawah terik matahari, untuk menguapkan airnya, sehingga dapat dipakai kembali.
Serat kapuk berasal dari sel epidermis dari kulit buah.
Sel-sel ini mulai tumbuh kira-kira 16 hari sesudah pembungaan, yaitu
waktu pembelahan sel telur dan ada kepastian buah tidak rontok. Serat yang sudah
tua membentuk lumen yang kosong berdinding tipis dan terisi udara serta tertutup
pada kedua ujungnya. Dindingnya licin dan dilapisi lapisan lilin sehingga serat
kapuk sangat ringan dan mempunyai kemampuan mengisolasi panas dan suara.
Dinding serat kapuk licin dan tidak terpilin sehingga serat kapuk tidak dapat
dipintal menjadi benang karena antara serat yang satu dengan yang lain tidak
melekat menjadi satu.

1.2. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara pembuatan bahan alternatif pada tanaman singkong


dantanaman kapuk ?

1.3. Tujuan

Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu untuk mengetahui cara budidaya
tanaman kapuk dan dapat mengetahui cara pembuatan bahan alternatif
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Tanaman Alternatif Singkong

Kapuk randu (Ceiba pentandra) adalah pohon tropis yang tergolong ordo
Malvales dan famili Malvaceae (sebelumnya dikelompokkan ke dalam famili
terpisah Bombacaceae). Pohon ini berasal dari bagian utara dari Amerika Selatan,
Amerika Tengah dan Karibia dan untuk varitas C. pentandra var.
guineensis berasal dari sebelah barat Afrika. Kata “kapuk” juga digunakan untuk
menyebut serat yang dihasilkan dari bijinya. Pohon ini juga dikenal sebagai kapas
Jawa atau kapok Jawa, atau pohon kapas-sutra. Juga disebut sebagai Ceiba, nama
genusnya, yang merupakan simbol suci dalam mitologi bangsa Maya.
Pohon ini dapat tumbuh hingga setinggi 60-70 m dan dapat memiliki
batang pohon yang cukup besar hingga mencapai diameter 3 meter. Pohon ini
banyak ditanam di Asia, terutama di pulau Jawa, Malaysia, Filipina, dan Selatan.
Di Bogor terdapat jalan yang di sepanjang tepinya dinaungi pohon kapuk. Pada
saat buahnya merekah suasana di jalanan menyerupai hujan salju karena serat
kapuk yang putih beterbangan di udara.

2.1.1. Teknik Budidaya Tanaman Kapuk

a. Pembibitan
Bibit kapuk dapat berasal dari biji atau stek. Penangkaran dengan biji
didahului dengan persemaian. Pada pembuatan pesemaian kapuk yang penting
adalah pengerjaan tanah. Permukaan bedengan dibuat merata dan pembuangan air
mudah dilakukan, karena air yang menggenang berakibat fatal bagi tanaman yang
masih muda. Jarak tanam di bedengan 20 cm x 20 cm dengan memakai 3 biji per
lubang, kemudian setelah sebulan disisakan satu tanaman yang terbaik. Cara
lainnya dengan disebar dalam bak-bak yang kemudian dipindahkan ke bedengan,
sehingga diperoleh tanaman yang rata dan tumbuh baik, tetapi apabila ada
gangguan hama kumbang Nisotra, pada tanaman kapuk muda daunnya habis
termakan. Tanaman kapuk pada umumnya dapat dipindahkan ke lapangan setelah
umur satu tahun di persemaian, setinggi kira- kira satu meter.
Okulasi tanaman kapuk banyak menggunakan Togo B sebagai batang
bawah. Hasilnya menunjukkan beberapa keuntungan antara lain : pada sambungan
batang bawah dan atas (mata tunas) tidak timbul benjolan seperti layaknya bibit
berasal dari biji. Keuntungan lain adalah diperoleh tanaman yang sama unggulnya
dengan tanaman induknya.
b. Penanaman
Jarak tanam yang terbaik untuk tanaman kapuk tergantung tipe kapuk
yanag ditanam. Pada umumnya tanaman kapuk tidak boleh ditanam terlalu dekat
satu sama lain. Di perkebunan-perkebunan umumnya jarak tanam yang diterapkan
8 x 8 m sampai 10 x 10 m. Di kebun Percobaan Muktiharjo, Pati, pada tahun 1978
tanaman koleksi menggunakan jarak tanam 8 x 8 m. Setelah umur 12 tahun
cabang-cabang sudah saling menutup yang menyebabkan penurunan produksi.
Pada tahun 1991 dilakukan peremajaan sekaligus menata ulang jarak tanamnya
yaitu 15 x 15 m. Ternyata setelah umur 7 tahun menunjukkan pembuahan yang
baik. Produksi yang tertinggi pada umur tersebut adalah klon Congo 2 x Lanang
atau (C 2 x L) yaitu 992 glondong/pohon/tahun. Sebagai kompensasi hasil pada
jarak yang lebar dapat ditambahkan tanaman sela untuk meningkatkan pendapatan
per satuan lahan.
c. Tanaman Sela

Tanaman semusim atau tahunan dapat ditanam diantara tegakan tanaman


kapuk sebagai tanaman sela. Menurut penelitian, kapuk sangat baik
dikombinasikan dengan tanaman kakao. Kakao sebagai tanaman bawah dan kapuk
berfungsi sebagai tanaman pelindung. Syarat-syarat yang dihendaki oleh tanaman
kapuk terhadap tanah dan iklim, seyogianya sama dengan tanaman kakao. Ada
daerah-daerah yang masih layak untuk tanaman kapuk, tetapi terlalu kering untuk
tanaman kakao. Kadang-kadang kita juga menemukan kombinasi tanaman kapuk
dengan tanaman kopi (robusta). Kombinasi ini kurang baik dibanding dengan
tanaman kakao, karena pada musim kemarau yang sesuai untuk tanaman kapuk
justru terlalu panjang untuk tanaman kopi.
d. Pemeliharaan
Dikaitkan dengan cara panen dengan memukul buah di pohon, agar buah
yang jatuh diatas tanah mudah diambil, maka disarankan agar tanah dibersihkan
pada akhir musim kemarau. Tanah dikerjakan secara minimum pada akhir musim
penghujan, dan dengan demikian dapat mencegah penguapan air tanah. Pada
dasarnya tanaman kapuk sendiri hanya sedikit memerlukan pemeliharaan.
Pemangkasan tidak dilakukan pada tanaman kapuk, hanya menyingkirkan dahan-
dahan yang mati, dan tanaman Loranthaceae (kemladean). Untuk itu perlu
diawasi secara intensip agar tidak ada biji tanaman kemladean yang bisa
berkembang. Pemupukan dilakukan dua kali dalam satu tahun yaitu pada awal dan
akhir musim hujan. Dosis yang diberikan tergantung umur tanaman dan
kebutuhan hara berdasarkan analisa tanah. Umur 1- 5 tahun umumnya kebutuhan
pupuk 1,0 kg urea + 0,5 kg SP36 + 0,5 kg KCl per pohon per tahun yang
diberikan dua kali, setengahnya pada awal musim penghujan dan sisanya akhir
musim penghujan. Semakin tua tanaman dosis pupuk yang diberikan semakin
tinggi.
e. Organisme Pengganggu
Tanaman kapuk tidak banyak mendapat gangguan hama atau penyakit
kecuali gangguan parasit dari keluarga Loranthaceae. Parasit ini disebarkan oleh
beberapa jenis burung tertentu, yang memakan buah-buah benalu dan
meninggalkannya berupa biji pada tangkai kapuk, karena adanya cairan yang
lekat. Apakah biji tersebut akan berkecambah, tergantung pada tanaman inang.
Tanaman kapuk Jawa (Indika) sangat peka terhadap benalu, sebaliknya tipe
karibea mempunyai daya resistensi yang lebih besar. Cara mengatasinya adalah
membersihkan kemudian menjaga agar pohon-pohon tetap bersih dari benalu.
Penyuluhan kepada petani agar semua jenis tanaman yang ada dipekarangan tidak
dihinggapi oleh benalu terus digalakkan. Kerugian akibat parasit ini, apabila tidak
ada usaha-usaha yang efektif, dampaknya dapat menurunkan produksi, bahkan
mengalami kegagalan panen.

2.3. Teknik Pengolahan Biji Kapuk

1. Pembuatan Biodiesel dari minyak biji Kapuk

a. Tahap pengambilan minyak biji kapuk. Terdapat 2 cara pengambilan minyak


biji kapu, yaitu:
 Pengampaan
Pada pembuatan minyak biji kapuk randu ini sering menggunakan prinsip
pengampaan dengan pembuatannya yaitu:
1. Pemilihan biji kapuk randu yang sudah tua dengan ciri-ciri yaitu warna
cokelat ketiam-hitaman. Walaupun demikian tidak menutup kemungkinan
biji kapuk randu yang muda terbawa terproses juga pada watu
pengampaan.
2. Pembersihan dilakukan dalam molen kemudian masuk ke blower. Ruang
blower ini yang memisahkan anatara debu dan kotoran lainnya dengan biji
kapuk randu.
3. Biji kapuk randu yan sudah bersih dikempa dengan mesin kempa.
Pengempaan dilkukan dengan maksud untuk mendapatkan minyak biji
kapuk randu sehingga terpisah dengan bungkilnya.
4. Setelah dikempa minyak biji kapuk randu yang masih berlendir
ditambahkan dengan altif sehingga pada proses ini kadar air minyak aka
berkurang atau hilang. Hal ini yang disebut minyak kasar.
5. Pemurnian dilakukan dengan jalan menyaring dan diendapkan dahulu tiga
hari kemudian ditambahkan deodiriset untuk menghilangkan bau yang
kurang enak.
 Ekstarksi
1. Cara Kerja
 Biji kapuk dilarutkan dengan etanol dan asam (dilakukan pelarutan
selama 100 menit dengan suhu 700C bisa didapat minyak sebanyak
40% dari bahan biji kapuk)
 Dilarutkan dalam N-Hexane dan asam (selama 60 menit dengan suhu
600C minyak yang didapat sebanyak 30% dari bahan biji kapuk.

b. Deguming

Degumming adalah proses pemisahan getah yang terdiri dari fosfatida,


protein, karbohidrat dan resin tanpa mengurangi jumlah asam lemak bebas dalam
CPO. Proses ini dilakukan dengan menambah air, uap air atau asam fosfat.
Setelah bahan pengotor terpisah dari minyak maka dilakukan sentrifusi. Suhu
yang digunakan adalah 320 C - 500 C agar kekentalan minyak berkurang dan gum
mudah terpisahkan. Prosesnya :

a. Minyak kapuk sebanyak 5 liter dipanaskan pada suhu 700 C dan diaduk selama
15 menit

b. ditambahkan 0,1% asam fosfatat 85% per berat minyak

c. diaduk dengan kecepatan 1000' rpm selama lima menit

d. Campuran didiamkan selama 5 menit pada suhu kamar

e. sebanyak 2% (b/b) air suling ditambahkan ke dalam minyak dan diaduk selama
5 menit dengan kecepatan 500 rpm

f. disentrifugasi pada kecepatan 4000 rpm selama 1 5 menit

g. disaring untuk memisahkan getah dari minyak.

Tujuan dari proses ini untuk memisahkan gum (dapat menimbulkan emulsi
sabun dan menganggu proses pemurnian) berupa fosfatida, residu, karbohidrat,
air, dan resin yang ada di dalam minyak tanpa mengurangi jumlah asam lemak
bebas. minyak biji kapuk hasil degummin lebiih jernih dibandingkan sebelum
degummin. Setelah dilakukan proses degummin dilakukan analisis pada minyak
tersebut. Analisis yang dilakukan adalah analisis bilangan asam, densitas, dan
viskositas
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bahwa Tanaman


Kapuk (Ceiba pentandra) adalah tanaman yang tumbuh di daerah tropis. Kapuk
dibudidayakan untuk mengambil serat, sementara kulitnya cenderung dibuang.
Kapuk ditemukan dalam kapsul buah matang. Pohon kapuk umumnya
membutuhkan curah hujan yang melimpah selama musim berbunga dan berbuah.
Buah kapuk berukuran rata-rata panjang 10 – 20 cm dengan diameter 5 cm.
Teknik budidaya tanaman kapuk meliputi pembibitan, pemeliharaan, tanaman
sela, penanaman, organisme penganggu.

3.2. Saran

Saran pada makalah ini yaitu semoga dapat mengembangkan teknik


alternatif sebagai bahan biodiesel bagi tanaman kapuk randu yang lebih modern
lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Amanu N. dan W. H. Susanto. 2014. Pembuatan Tepung Mocaf Di Madura


(Kajian Varietas dan Lokasi Penanaman) Terhadap Mutu dan Rendemen.
Jurnal Pangan dan Agroindustri, 2(3) : 161-169.
Sukeksi L., A. J. Sidabutar dan C. Sitorus. 2017. Pembuatan Sabun dengan
Menggunakan Kulit Buah Kapuk (Ceiba petandra) Sebagai Sumber
Alkali. Jurnal Teknik Kimia USU, 6(3) : 8-13.
Nshila, 2016. Pembuatan Biodiesel Dari Minyak Biji Kapuk. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai