TERMODINAMIKA
Oleh:
Taufiq Muhammad Nur Alam
NIM A1C017030
A. Latar Belakang
Termodinamika adalah bidang ilmu yang meliputi hubungan antara panas dan
Termodinamika dapat dipecah menjadi empat hukum. Meskipun hukum yang ke nol
nol biasanya dibahas terlebih dahulu. Ini menyatakan bahwa jika dua sistem berada
dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka berada dalam
Setiap instrumen ukur harus dianggap tidak cukup baik sampai terbukti melalui
kalibrasi dan atau pengujian bahwa instrumen ukur tersebut memang baik. Kalibrasi
ukur dan bahan ukur dengan cara membandingkan terhadap standar ukur yang mampu
bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka
dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apapun kecuali perimbangan
transfer energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk
perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalam abad ke-20 dan riset sekarang ini
pengukur suhu. Tinjau sebuah termometer raksa atau termometer alkohol. Alkohol atau
raksa bersentuhan dengan kaca dan kaca bersentuhan dengan benda yang diukur
suhunya, misalnya udara, air atau tubuh manusia. Walaupun raksa tidak bersentuhan
dengan udara atau air atau tubuh manusia, tetapi karena raksa bersentuhan dengan kaca
maka ketika kaca dan udara atau air atau tubuh manusia berada dalam kesetimbangan
termal, maka raksa dan udara atau air atau tubuh manusia juga berada dalam
B. Tujuan
2. Praktikan dapat melakukan kalibrasi terhadapt alat ukur baku dan tidak baku
Termodinamika adalah bidang ilmu yang meliputi hubungan antara panas dan
jenis energi lainnya. Termodinamika ditemukan dan diteliti awal tahun 1800-an. Pada
saat itu, itu terkait dengan dan mendapat perhatian karena penggunaan mesin uap
(Tipler, 1998)
nol ditambahkan ke dalam hukum termodinamika setelah tiga hukum lainnya, hukum
ke nol biasanya dibahas terlebih dahulu. Ini menyatakan bahwa jika dua sistem berada
dalam kesetimbangan termal dengan sistem ketiga, maka mereka berada dalam
kesetimbangan termal satu sama lain. Dengan kata lain, jika dua sistem memiliki
temperatur yang sama dengan sistem yang ketiga, maka ketiganya memiliki suhu yang
Fase adalah kuantitas zat yang mempunyai struktur fisika dan komposisi kimia
yang seragam. Struktur fisika dikatakan seragam apabila zat terdiri dari gas saja, cair
saja, atau padat saja. Komposisi kimia dikatakan seragam apabila suatu zat hanya
terdiri dari suatu bahan kimia yang dapat berbentuk padat, cair, atau gas, atau bahkan
campuran dari dua atau tiga bentuk tersebut. Zat murni mempunyai komposisi kimia
2. Fase cair
3. Fase uap
bergantung kepada rincian dari interaksi atau sistem yang diteliti. Ini berarti mereka
dapat diterapkan ke sistem di mana seseorang tidak tahu apa pun kecuali perimbangan
transfer energi dan wujud di antara mereka dan lingkungan. Contohnya termasuk
perkiraan Einstein tentang emisi spontan dalamabad ke-20 dan riset sekarang ini
sistem dibatasi oleh kenyataan atau ideal dari batasan. Sistem yang tidak termasuk
subsistem masih mungkin terjadi, atau membentuk beberapa sistem menjadi sistem
yang lebih besar. Biasanya sistem dapat diberikan keadaan yang dirinci dengan jelas
yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran atau sistem pengukuran, atau yang
diwakili oleh bahan ukur, dengan nilai-nilai yang sudah diketahui yang berkaitan dari
dengan pasangan koordinat tekanan dan volume (PA,VA), (PB,V B) dan (PC ,VC ).
Artinya ada hubungan fungsional antara P,V dan T, dengan perkataan lain ketiganya
Implikasi matematiknya adalah bahwa ruang keadaan dari sistem termodinamik akan
1. Thermometer
2. Es batu
3. Stopwatch
4. Beker gelas
6. Gelas ukur
7. Bunsen
8. Korek api
B. Prosedur Kerja
A. Hasil
b. Perhitungan:
𝑄1 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
= 41,24 . 0,5 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔°C . 24°C
= 236,375 𝑘𝑎𝑙
= 236,375 𝑥 42
= 992,775 𝑥 10−3 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
𝑄2 = 𝑚. 𝐿
= 41,24 . 336 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔°C
= 6,35376 ≈ 6,35
= 6,35 𝑥 4,2
= 26,67 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
𝑄3 = 𝑚. 𝑐. ∆𝑇
= 4,24 . 1 𝑘𝑎𝑙⁄𝑔°C . (81,5 − 67,5)°C
= 0,01891 . 1 . 14
= 0,26474 𝑘𝑎𝑙 ≈ 0,26 𝑘𝑎𝑙
= 1,092 𝑥 10−3 𝑗𝑜𝑢𝑙𝑒
4. Tabel Kalibrasi
Tabel 3. Kalibrasi
No Titik Waktu Durasi (Menit) T Teori T Kalibrasi (°C)
(°C)
1 A 0 0 -4 25
2 B 1,55 1,55 0 23
3 C 6,21 4,25 0 30
4 D 27,46 21,25 100 76
80
Temperatur (⁰C)
60
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12
Waktu (Menit)
b. Grafik Kalibrasi
Grafik Kalibrasi
80
70
Temperatur (⁰C)
60
50
40
30
20
10
0
0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)
c. Gambar Teori
Grafik Teori
120
100
Temperatur (⁰C)
80
60
40
20
0
-20 0 5 10 15 20 25 30
Waktu (menit)
A. Kesimpulan
hubungan antara nilai yang ditunjukkan oleh suatu alat ukur, sistem pengukuran,
nilai yang ditunjukkan oleh suatu besaran bahan (material measurement), atau
bahan acuan, dan nilai yang diketahui yang berkaitan dari suatu besaran ukur.
2. Perubahan fase pada es batu dimulai dari fase A-B yaitu fase peleburan, fase B-C
yaitu fase mencair, fase C-D yaitu fase mendidih, fase D-E adalah fase menguap.
yang berbunyi “Jika dua benda berada dalam keseimbangan termal dengan benda
ketiga, maka ketiga benda tersebut berada dalam keseimbangan termal satu sama
lain”.
4. Banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan atau menurunkan suhu suatu
benda bergantung pada massa benda (m), massa jenis (c), perubahan suhu (∆T),
B. Saran
Saran yang dapat diberikan pada praktikum ini adalah sebaiknya asisten dapat
mengkondisikan praktikan agar lebih kondusif, karena terkait ruangan yang digunakan
akan panas sekali jika praktikan ramai dan keadaan tidak kondusif, dan transfer materi
dari asisten lebih baik lagi. Untuk soal pembahasan juga mohon diperjelas.
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Kukuh. S. 2000. Validasi Metode Uji. Pusat Standarisasi dan Akreditasi.
Laboratorium BSN: Jakarta.
Ibnu, M. Shodiq, dkk. 2004. Kimia Analitik 1 Edisi Revisi. Universitas Negeri Malang
: Malang.
Marga, dkk. 2014. Kalibrasi dan Standarisasi. FTP Universitas Jember : Jember.
Silitonga, P.Maulin. 2008. “Akurasi Alat-Alat ukur volume yang digunakan dalam
praktikum dan penelitian dilaboratorium kimia FMIPA Unimed” Jurnal
pendidikan matematika dan sains vol 3(2): hal132-135.
Tipler, P.A.. 1998. Fisika untuk Sains dan Teknik-Jilid I (terjemahan). Erlangga :
Jakarta.
Young, Freedman. 1999. Fisika Universitas, Edisi 10, Alih Bahasa oleh Pantur Silaban
ITB. Erlangga : Jakarta.