Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN PRAKTIKUM BENGKEL

D IV
DASAR TEKNOLOGI MEKANIK
EC
SEMESTER I

NAMA PRAKTIKAN : MUHAMMAD ZAKI HAMDI


NO BP : 1811012006
KELAS : 1 D-4 T. ELEKTRONIKA INDUSTRI
PEMBIMBING : Ir. ADI CHANDRANATA .,SH .,MT
: EFRIZON, ST.,M.T

POLITEKNIK NEGERI PADANG


2018

HALAMAN PENGESAHAN
Hasil Praktikum Bengkel

Praktikum Dasar Teknologi Mekanik

Di Bengkel Elektronika

Nama : Muhammad Zaki Hamdi

Bp : 1811012006

Jurusan : Teknik Elektro

Prodi : D4 Teknik Elektronika Industri

Laporan Bengkel ini telah di periksa dan disahkan :

Padang , 6 Januari 2019

Dosen Pembimbing 1 Dosen Pembimbing 2

(Ir. Adi Chandranata .,SH .,MT) (Efrizon ,ST.,M.T)

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’aalamin , puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah swt
yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya .shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW
yang telah mengantarkan manusia dari alam kegelapan yang penuh kejahilan ke alam yang terang
benderang dan berilmu pengetahuan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Dasar Teknologi
Mekanik Semester I ini .

Laporan ini merupakan tugas akhir mata kuliah Dasar Teknologi Mekanik, dimana laporan ini
berisi tentang hasil proyek kerja yang dilakukan mahasiswa berupa petunjuk dan pedoman pekerjaan
selama satu semester ini.

Laporan ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah DASAR TEKNOLOGI MEKANIK
dan juga untuk lebih mengetahui tentang apa-apa yang telah penulis praktekan selama lebih kurang
satu semester ini.

Penulis ucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah “Dasar Teknologi Mekanik ” yang
telah membimbing dan memberikan pengetahuan di bidang mata kuliahan tersebut.

Dan juga penulis menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan oleh
karena itu penulis mengharapkan jika ada kritik dan saran dari semua pihak yang membangun demi
kesempurnaan laporan ini . Semoga laporan ini dapat berguna bagi kita semua..

Padang, 6 Januari 2019

Penulis

DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan....................................................................................................... I

Kata Pengantar................................................................................................................. ii
Daftar Isi.......................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang............................................................................... 1


1.2 Tujuan Laporan..............................................................................
1.3 Sistematika Penulisan..................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN 2

2.1 Organisasi Bengkel.........................................................................


2.2 Keselamatan Kerja..........................................................................
3
BAB III PENGENALAN PERALATAN BENGKEL
4
3.1 Alat Ukur.........................................................................................
3.2 Alat Tulis.........................................................................................
3.3 Alat Pemotong.................................................................................
3.4 Kikir.................................................................................................
3.5 Alat – alat lainya.............................................................................. 7

BAB IV JOB 9

4.1 Job 1 (Menitik dan Menggores)...................................................... 11


4.2 Job 2 (Profil U)................................................................................
4.3 Job 3 (Pendingin Transistor)............................................................ 13

BAB V HASIL DAN ANALISA 13

5.1 Analisis Job 1 (Menitik dan Menggores)..........................................


5.2 Analisis Job 2 (Profil U)...................................................................
5.3 Analisis Job 3 (Pendingin Transistor)................................................ 16

21

32

BAB VI PENUTUP

6.1 Kesimpulan 35
6.2 Saran..................................................................................................................
36
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................
38
LAMPIRAN
40

41

42

43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Praktikum dasar teknologi mekanik adalah praktikum untuk merakit komponen-komponen


elektronika menjadi suatu perangkat elektronika.Ketika menjelang akhir semester praktikan wajib
membuat laporan bengkel hasil praktikumnya selama ini, Hal ini dilakukan agar mahasiswa dapat
membandingkan antara teori-teori dengan pelaksanaannya di bengkel elektronika. Selain itu, juga
untuk menerapkan disiplin ilmu yang diperoleh mahasiswa selama proses perkuliahan.

Adapun praktek bengkel yang dilaksanakan pada semester satu ini adalah latihan
penggunaan alat ukur, penggunaaan alat bengkel mekanik, menitik dan menggores, latihan membuat
profil U dan membuat Pendingin Transistor.

Penulisan laporan ini adalah sebagai tugas akhir mata kuliah Dasar Teknologi Mekanik
dimana penting untuk meninjau pengetahuan mahasiswa dalam melaksanakan praktek bengkel
karena dalam laporan ini juga berisikan teori-teori pelaksanaan praktek bengkel.
Dalam proses praktikum selama satu semester ini diharapkan agar mahasiswa dapat lebih
mudah dan lancar dalam melaksanakan pekerjaan dan praktek bengkel untuk semester berikutnya.

1.2 TUJUAN LAPORAN

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah:

1. menjelaskan pengertian, , organisasi , dan peranan bengkel.

2. menjelaskan tentang disiplin dan tanggung jawab dalam kerja di bengkel baik terhadap
alat maupun pada peraturan bengkel.

3. Menjelaskan tentang keselamatan kerja kepada praktikan dan peralatan di bengkel.

4. Mengetahui dan terampil dalam pengguanaan alat ukur, alat bengkel mekanik sesuai
dengan fungsinya seperti :

a. Menitik dan menggores

b. Mengukur dengan alat ukur

c. Membuat profil U dan Heatsink

1.3 SISTEMATIKA PENULISAN

Laporan ini dibagi dalam 5 bab, dimana masing-masing bab saling berkaitan satu dengan
yang lainnya. Gambaran secara garis besar mengenai sistematika penulisan laporan ini adalah
sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini diuraikan latar belakang, tujuan penulisan laporan dan sistematika
penulisan

BAB II PEMBAHASAN

Bab ini berisi mengenai teori-teori pelaksanaan kerja bengkel

BAB III PENGENALAN PERALATAN BENGKEL

Bab ini berisikan informasi mengenai peralatan-peralatan bengkel dan cara


penggunaanya.

BAB IV JOB
Bab ini berisi tentang proses-proses praktikum kerja bengkel selama satu
semester ini.

BAB V HASIL DAN ANALISA

Bab ini berisikan analisis terhadap hasil praktek kerja bengkel.

BAB VI PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil praktikum dan saran-saran dalam praktek keja
bengkel.

BAB II

PEMBAHASAN

Bengkel elektronika adalah tempat untuk merakit komponen-komponen elekronika menjadi


suatu perangkat elektronika dengan harapan perancangan yang matang dengan memperhatikan
faktor-faktor dalam mendisain.

2.1 ORGANISASI BENGKEL

Organisasi bengkel adalah seperti tingkatan kedudukan dari masing-masing pihak dalam
bengkel ,Dimana terdapat penanggung jawab keselamatan kerja di dalam bengkel. Adapun
tingkatannya adalah sebagai berikut:

1. Instruktur / Dosen

2. Storeman

3. Pekerja / Praktikan

2.1.1 Instruktur / Dosen


Tanggung jawab instruktur adalah jelas bekerja dengan baik, bertugas dan bertanggung
jawab untuk :

a. Memberikan instruksi dengan baik, benar, tepat, dan aman untuk tiap-tiap bagian
yang akan dikerjakan.

b. Menyelidiki sebab sebab kecelakaan dan kerusakan.

c. Melapor segera bila terjadi kecelakaan, kerusakan pada mesin maupun alat-alat dan
mencatat peristiwa tersebut.

2.1.2 Storeman

Tugas sebagai storeman adalah harus bertanggung jawab penuh terhadap alat-alat dan
mesin-mesin yang ada di dalam bengkel. Storeman bertanggung jawab untuk:

a. Memelihara alat-alat kerja.

b. Memberiakn alat yang tepat untuk digunakan kepada pekerja/ praktikan.

c. Mencatat keluar masuk barang.

d. Mencatat kerusakan alat-alat kerja.

2.1.3 Pekerja / Praktikan

Pekerja atau praktikan harus waspada pada waktu bekerja atau praktikum karena tiada
seorangpun yang celaka atau mesin-mesin dan alat-alat yang rusak tanpa sebab. Oleh karenanya,
praktikan atau pekerja harus mengikuti peraturan-peraturan sebagai berikut:

a. Mentaati peraturan dan instruksi.

b. Mentaati instruksi untuk bekerja dengan baik dan benar.

c. Bertindak dengan tepat dan benar jika terjadi suatu kecelakaan dan memberikan
laporan kepada instruktur.

d. Menerangkan sebab-sebab terjadinya kecelakaan.

2.2 KESADARAN DAN KESELAMATAN KERJA

Dalam bengkel pekerja harus memakai pakaian bengkel, seperti sepatu kulit dan kaca mata,
sarung tangan dan perlengkapan lainnya.
Mengenai pakaian praktek khususnya pada mesin bor, pakaian praktek harus rapi dan tidak
ada bagian yang terbuka seperti:

a. Terutama baju, baju harus dikancingkan sampai ke bawah agar lempengan besi yang di
bor tidak masuk ke baju.

b. Kancingkan lengan baju ( untuk baju lengan panjang ). Sebab hal itu akan mengganggu
pada saat pengeboran.

c. Sepatu kulit ( sepatu yang keras pada bagian punggung sepatu ). Hal itu bertujuan
untuk melindungi kaki dari tempaan benda jatuh.

d. Kaca mata, pada waktu pengeboran harus menggunakan kacamata untuk melindungi
mata kita sendiri, sebab pada waktu pengeboran banyak bran/ lempengan besi yang
beterbangan yang bisa mengenai mata orang yang mengebor.

e. Sarung tangan, pada waktu pengeboran si pekerja tidak boleh menggunakan sarung
tangan untuk menjaga tangan dari belitan mesin bor. Sarung tangan perlu dipakai bila
mesin bor dalam keadaan berhenti untuk memegang benda kerja yang panas.

2.2.1 Keselamatan dari mesin

Dalam proses pengerjaan mengebor khususnya pekerja harus ingat akan perlengkapan mesin
bor itu. Misalnya pelumas, putaran mesin dan kondisi mesin.

2.2.2 Keselamatan dari pada benda kerja

Pada waktu pengeboran benda kerja yang berukuran kecil harus dicekam dengan ragum atau
alat sejenisnya agar tidak bergeser atau lari dari kedudukannya sewaktu di bor agar tepat pada
ukuran yang diinginkan.

2.2.3 Keselamatan pada lingkungan

Di dalam proses pengeboran kita harus mengoreksi dan mengetahui lingkungan pada mesin
atau tempat kerja sebab lingkungan juga mempengaruhi keselamatan kita dan harus bisa memberi
rasa aman atau keselamatan pada lingkungan. Jadi, lingkungan sangat mempengaruhi kita dalam
bekerja dan harus mempunyai rasa timbal balik terhadap lingkungan.
Keselamatan kerja diatas sama halnya dengan keselamatan mengendarai kendaraan. Segala
perlengkapan instalasi, peralatan dan alat-alat potong yang terdapat di bengkel sudah direncanakan
untuk memotong, membentuk, mengukur dan lain sebagainya sesuai dengan bidang kerja yang
dikehendaki. Walaupun benda kerja itu mati dan tidak berpikir. Akan tetapi, dapat berfungsi apabila
dikendalikan. Maka, sebagai pedoman keselamatan kita harus berpikir, bahwa penyebab kecelakaan
yang terbesar adalah :

a. Ujung sisi yang tajam memotong.

b. Panas dan api yang membakar.

c. Asam yang merusak.

d. Benda-benda putar yang menjepit tangan dan merusak pakaian.

e. Aliran listrik yang membakar dan merusak.

Mesin dan alat kerja

Sebelum bekerja pada suatu mesin dan sebuah alat kerja kita harus mempertimbangkan dan
mengingat akan keselamatan kerja sehingga program kerja akan bekerja dengan lancar seperti :

a. Mesin dan alat mana yang harus diketahui.

b. Lingkungan dan suasana kerja.

c. Pengaman.

d. Kebersihan mesin dan alat.

Perlengkapan diri sendiri

a. Pakaian yang sesuai dan rapi.

b. Jangan menyimpan benda tajam.

c. Rambut yang panjang harus di beri pelindung.


d. Tidak memakai perhiasan di tangan.

e. Gunakan kacamata yang khusus.

f. Gunakan sepatu yang sesuai.

g. Gunakan sarung tangan jika perlu.

h. Jangan memakai dasi.

Kebersihan

a. Bersihkan tangan sebelum dan sesudah bekerja.

b. Gunakan pakaian bekerja sebersih mungkin.

c. Meja tempat kerja harus dalam keadaaan bersih sebelum dan sesudah dipakai.

Keselamatan kerja di bangku kerja

Kecelakaan di bangku kerja kebanyakan disebabkan oleh penggunaan alat-alat yang tidak
sesuai dengan fungsinya, juga penggunaan yang salah atau tidak hati-hati. Kecelakaan ini disebabkan
oleh ujung alat potong atau benda kerja yang tajam, pencegahannya:

a. Bekerja dengan hati-hati.

b. Pergunakan alat sesuai dengan fungsinya.

c. Pergunakan alat dengan kondisi yang baik.

d. Jangan menyimpan alat yang tajam di kantong pakaian kerja.

e. Simpan alat yang berujung tajam mengarah menjauhi kita.

f. Lindungi ujung-ujung alat yang berujung tajam dengan gabus atau yang lainnya.

g. Pisahkan alat ukur presisi dengan alat potong.


h. Alasi alat presisi dengan lap halus.

i. Ambil alat dengan hati-hati.

j. Bersihkan alat sebelum dan sesudah dipakai.

BAB III

PENGENALAN PERALATAN BENGKEL

Alat-alat yang digunakan selama praktikum di bengkel banyak sekali. Beraneka ragam mulai
dari ukuran yang terkecil sampai ukuran yang terbesar. Sebelum mengerjakan pekerjaan di bengkel,
kita harus mengenal alat-alat yang digunakan agar pelaksanaan praktek berjalan lancar sesuai
dengan hasil yang baik dan yang diinginkan.

Disini penulis membagi alat-alat tersebut menjadi lima macam:

3.1 ALAT UKUR

Alat ini dipergunakan untuk mengetahui ukuran serta sudut benda kerja, sehingga
memudahkan kita untuk kita bekerja. Alat ukur ini terdiri dari :

1.Jangka sorong/ Vernier Caliper


Jangka sorong merupakan alat ukur yang dapat mengukur dengan tepat dan akurat.
Oleh karena jangka sorong dilengkapi dengan skala utama dan skala nonius. Skala utama
terdiri dari skala-skala standar yang pembagiannya sama dengan pembagian pada
penggaris bisaa. Sedangkan skala nonius dibuat dengan ukuran tertentu sehingga dapat
dibagi ke dalam beberapa bagian, dimana tiap-tiap bagiannya memberikan panjang yang
proporsional terhadap skala utama.

Jangka sorong selain berfungsi sebagai alat ukur juga berfungsi sebagian pengukur
kedalaman sebuah lobang dengan ukuran yang akurat. Jangka sorong terdiri dari :

- Rahang Tetap ( Fixed Jaw )

Rahang tetap atau fixed jaw dan bingkai sepanjang bingkainya terdapat
pembagian skala yang sangat teliti sekali dan dibuat dengan diagriver.

- Rahang bergerak (Sliding Jaw)

Rahang begerak dan skala nonius, dapat digerakkan sepanjang bingkai. Pada
rahang bergerak ini juga terdapat sekrup pengencang untuk menjaga ketepatan
ukuran.

Skala utamanya dibagi atas 10 mm diberi nomor sedangkan skala noniusnya


dibagi 49 mm panjangnya dan dibagi di dalam 50 bagian yang sama. Adapun
panjang dari tiap bagian adalah 0,98 mm panjangnya. Ini berarti skala nonius
lebih pendek 0,02 mm dari skala utamanya.

Adapun cara mengukur ukuran dalam atas kedalamannya itu adalah dengan :

1. Mengukur dengan bagian luar dari rahang pengukur di tambah tebal dari
rahang rahang itu sendiri. Jadi ukuranya adalah pembacaan ditambah 100
mm.

2. Lubang yang telah atau lebih 10 mm di ukur dengan rahang silang.

3. Untuk mengukur kedalaman digunakan batang kedalaman, dalam posisi


tegak lurus, jangan sekali-kali dalam keaadaan miring.
Gambar 3.1 Jangka Sorong

2.Mistar

Mistar baik untuk alat ukur walaupun pengukurunya tidak seakurat jangka sorong ,
akan tetapi penggunaanya sangat penting, karena untuk pengukuran tertentu yang tidak
memerlukan ketelitian, sebaiknya kita gunakan mistar karena lebih cepat dan praktis,
selain mistar juga berfungsi sebagai penggaris.

Gambar 3.2 Mistar

3. Siku-siku

Siku-siku berguna untuk menentukan apakah bidang suatu benda sudah datar atau
untuk mengetahui apakah bidang tersebut sudah membentuk sudut 90 derajat.
Gambar 3.3 Siku-siku

3.2 ALAT TULIS

Adapun alat-alat tulis berfungsi untuk menentukan penandaan pada benda kerja supaya
terhindar dari kesalahan yang akan menyebabkan kerusakan pada benda kerja. Yang termasuk
contoh alat-alat tulis bengkel adalah :

1. Penitik

Penitik adalah alat yang digunakan untuk membuat lobang pada benda kerja. Penitik
terbuat dari besi yang ujungnya runcing membentuk sudut 30-90 derajat.

Adapun cara menitik adalah :

a. Pegang penitik dengan tangan kiri, tempatkan pada tanda.

b. Penitik harus tegak lurus pada bahan.

c. Penitik dipukul satu kali dengan pemukul yang ringan serta periksa posisinya jika
sudah tepat baru dipukul dengan kuat agar didapatkan titik yang jelas, dengan
syarat jangan terlalu keras.

Gambar 3.5 Penitik

2. Penggores

Alat ini digunakan untuk menandai ukuran pada benda kerja dan bahan. Ada
bermacam-macam jenis penggores yaitu:

a. Penggores tangan sedukan.


b. Penggores dengan satu ujung bengkok.

c. Penggores dengan satu ujung di rubah.

Dan cara memakainya adalah :

a. Dalam menggunakan penggores membentuk sudut 20-25 derajat.


b. Tekan penggores pada gambar sekaligus.
c. Kecondongan penggores ke arah maju.

Gambar 3.6 Penggores

3. Jangka Besi

Jangka besi terbuat dari sepasang kaki dari baja yang diatur oleh sebuah mor dan
disatukan dengan satu ujung. Dimana jangka dapat digunakan untuk :

a. Penggoresan lingkaran-lingkaran dan garis lengkung pada besi atau benda


kerja.

b. Untuk memindahkan suatu ukuran dari penggaris atau untuk penandaan jarak.

c. Untuk mengukur suatu jarak antara titik-titik dan membandingkannya dengan


skala penggaris sebagai batasan ukuran.

Adapun cara menggores lingkaran adalah dengan memiringkan jangka pada arah
putaran. Sedangkan cara pemindahan ukuran yaitu dengan mengatur kaki-kaki jangka
pada ukuran yang dikehendaki, tempatkan satu ujung pada suatu garis skala dan yang lain
pada jarak yang dikehendaki.

Dalam penggunaan jangka, ada hal yang harus diperhatikan untuk mendapatkan
garis-garis yang tepat, ujung jangka haruslah tajam atau kalau dapat setajam penggores.

Gambar 3.7 Jangka Besi

3.3 ALAT PEMOTONG

Alat pemotong disini bukan berarti untuk memotong. Namun pengertian disini sangat luas,
yang digunakan sebagai alat yang dapat mengurangi berat dari benda kerja tersebut. Adapun contoh
alat pemotong disini adalah :

1. Alat pemotong plat

Alat ini digunakan untuk memotong plat dan bisaanya penggunaanya kalau ada palu
yang banyak berlebih dan tidak memiliki sudut yang tidak begitu rumit, maka sebaiknya
menggunakan alat pemotong ini.
Gambar 3.8 Alat Pemotong

2. Gergaji besi

Gergaji digunakan untuk memotong benda kerja yang kedudukan pemotongannya


tidak memungkinkan untuk dipotong dengan mesin potong, maka sebaiknya digunakan
gergaji.

Ada beberapa tipe gergaji dan daun gergaji yang pemakaiannya juga bisa disesuaikan
keperluan atau bentuk pemotongan.

Pembagian gergaji :

a. Bingkai

Bingkai ini bisaanya terbuat dari pipa baja yang kuat dan kaku agar bingkainya
kuat dan baik.

b. Tangkai

Tangkai dari gergaji ini juga terbuat dari besi yang kuat.

c. Pasak

Pasak berguna untuk menahan mata gergaji agar tidak terlepas dan terpasang
kuat pada gergaji.
d. Mor kupu-kupu

Mor ini berguna untuk meregangkan kedudukan dari mata gergaji agar menjadi
regang.

e. Mata Gergaji

Mata gergaji berfungsi sebagai pemotong.

Gambar 3.9 Gergaji Besi

3.4 KIKIR

Kikir digunakan untuk pengikiran suatu benda kerja agar praktikan dengan mudah
mengerjakan serta untuk memperhalus benda kerja. Adapun bentuk kikir itu sendiri berbagai macam
bentuk, seperti : bulat, setengah bulat, pipih dan bentuk lainnya yang fungsinya sesuai dengan
keperluan masing-masing.

Misalnya kalau ingin yang berbentuk radius, maka sebaiknya kita mengikir menggunakan
kikir bulat. Sedangkan kalau ingin mengikir kedudukan yang rata, maka gunakanlah kikir rata yang
ukurannya juga bermacam-macam seperti : kikir 6, kikir 8, kikir 10 dan lainnya sesuai kebutuhan.
Gambar 3.10 Macam Macam Kikir

3.5 ALAT-ALAT LAINNYA

Alat-alat mekanik lain yang digunakan dalam proses praktikum selama semester ini, adalah:

1. Ragum dan alas ragum

Ragum berguna untuk menjepit benda kerja agar kita dapat dengan mudah
mengerjakan alat tersebut. Setelah dijepit baru dapat dapat mengerjakan pekerjaan
yang akan kita lakukan, misalnya menggergaji, mengikir dan yang lainnya.

Namun sebelum menjepit benda kerja ke ragum, sebaiknya kita beri alas karena
kalau tidak, benda kerja dapat tergores oleh permukaan penjepit ragum yang bergerigi.
Alas ragum berupa besi aluminium yang agak lunak sehingga benda keras tidak tergores.
Gambar 3.11 Ragum

2. Mesin bor

Mesin bor digunakan untuk memberi lobang pada benda kerja. Ukuran mesin bor
bermacam-macam yang penggunaannya tergantung keperluan masing-masing. Dimana
kita harus hati-hati untuk menjaga keselamatan praktikan dan mata bor itu sendiri agar
tidak patah.

Gambar 3.12 Mesin Bor


3. Mesin pembengkok / pelipat

Mesin ini digunakan untuk membengkokkan benda kerja. Baik berupa plat, maupun
besi tipis. Bisaanya pembengkokan dilakukan untuk membuat boks untuk pelindung alat-
alat elektronik.

4. Sikat pembersih

Sikat pembersih digunakan untuk membersihkan ragum, kotoran-kotoran besi dari


benda kerja atau membersihkan karatan ragum itu sendiri. Sikat ini juga digunakan untuk
membersihkan sisa serpihan besi setelah pengikiran.

Gambar 3.13 Sikat Pembersih

5. Obeng, tang dan amplas

Obeng digunakan untuk membantu memasukkan mor dan sekrup. Tang gunanya
untuk membersihkan permukaan benda dari karatan.

6. Palu
Palu digunakan untuk memukul penitik untuk memberi tanda pada benda kerja.

Gambar 3.14 Palu

BAB IV

JOB

4.1 JOB I (MENITIK DAN MENGGORES)

4.1.1 Landasan Teori

Dalam melakukan proses penitikan dan penggoresan, terlebih dahulu kita harus mengetahui
fungsi-fungsi peralatan yang digunakan. Yaitu antara lain :

a. Penitik

Sebelum menitik sebaiknya penitik di gerinda sehingga membentuk sudut 60 0 dan apabila
kita ingin kesempurnaan serta ketelitian pada permukaan benda kerja, harus digunakan penitik
dengan ujung sudut 300. Untuk pemboran benda kerja maka dilakukan dulu penitikan dengan
sudut 900.

b. Penggores

Penggores digunakan untuk menggores benda kerja dengan terlebih dahulu ditandai, karena
hal ini lebih memudahkan penggoresan. Dalam memakai semua alat di atas diperlukan
ketelitian pada penggunaan alat-alat tersebut dengan baik dan benar. Juga dalam
pembentukan benda kerja kita harus memperhatikan cara kerja sesuai dengan gambar kerja.

c. Jangka pegas
Jangka berguna untuk membuat garis lingkaran, ujung jangka harus tajam dan kedua ujungnya
harus sama panjang. Dalam melaksanakan penggoresan lingkaran, jangka dimiringkan pada
arah perputaran.

d. Ragum dan alas ragum

Ragum digunakan untuk penjepitan benda kerja agar benda kerja dapat dikerjakan dengan
lancar. Ragum terdiri dari berbagai model, di mana penggunaannya sesuai dengan keperluan
atau kebutuhan.

e. Kikir

Kikir digunakan untuk pengikisan benda kerja. Kikir terbuat dari baja tempa yang
mengandung karbon tinggi sehingga sangat keras. Dalam pengikiran plat digunakan kikir yang
agak lebar. Selama pengikiran, kita berdiri di sisi sebelah kiri dari ragum dengan kaki tetap tidak
berubah. Kaki harus dibentangkan di mana jarak antara kaki tergantung pada panjang kikir.

f. Gergaji

Digunakan untuk memotong dan untuk mengurangi tebal dari benda kerja atau membentuk
benda kerja setelah dilakukan penandaan. Sebaiknya dalam penggergajian jalur gergaji
ditempatkan pada 22mm dari ukuran tang sebenarnya. Hai ini bertujuan agar benda kerja
tersebut tidak rusak/jebol.

g. Palu

Digunakan untuk melakukan pemukulan pada penitik atau benda kerja lain.

4.1.2 Alat-alat dan Bahan

Pada praktek kerja latihan menit dan menggores, digunakan berbagai alat. Alat-alat tersebut
adalah :

a. Bangku kerja

b. Ragum

c. Lap kuning

d. Kikir plat 8” – 10”


e. Penyiku kait

f. Penggaris besi 300mm

g. Penitik

h. Jangka tusuk berpegas

i. Penggores

j. Stamp huruf

k. Dan jangka sorong

4.1.3 Langkah Kerja

Dalam memulai sebuah proses kerja terlebih dahulu disiapkan peralatan dan bahan yang
akan dijadikan objek kerja. Peralatan ini diatur dengan baik, sehingga akan memudahkan pro ses kerja
praktek dan setelah itu baru dilakukan proses kerja.

Langkah-langkah kerja tersebut adalah :

a. Benda kerja dipotong dengan menggunakan gergaji. Ukuran pemotongan adalah 90mm
x 122mm, berlebih 2mm dari ukuran sesungguhnya yaitu 90mm x 120mm.

b. Setelah itu benda kerja di kikir dengan menggunakan kikir panjang (kasar) sampai
mendekati garis akhir. Kemudian di kikir dengan kikir halus sampai garis akhir. Hasil
pengikiran adalah rata, dengan demikian didapati hasil yang sempurna.

c. Benda kerja di letakkan pada bangku kerja. Buat tanda untuk digores, buat salib sumbu
pada benda kerja. Alat yang digunakan adalah :

 Penggaris baja

 penggores

d. Benda kerja yang telah ditandai, digores dengan kemiringan penggoresan 200 – 250,
kemudian dibuat garis sumbu dan titik. Alat yang digunakan adalah :

 Penggaris baja

 Penggores

 Penitik
 Palu besi

e. Kemudian dibuat goresan lingkaran dengan jangka pegas. Alat yang digunakan adalah :

 Jangka pegas

f. Benda kerja kemudian digores dengan ukuran dan bentuk yang telah ditentukan.

Alat yang digunakan adalah :

 Penggaris baja

 Penggores

g. Setelah selesai semua langkah kerja di atas maka dilakukan proses penitikan. Alat yang
digunakan adalah :

 Penitik

 Palu besi

Adapun langkah kerja lainnya yaitu :

a. Alat dan bahan untuk membuat lingkaran atau setengah lingkaran gunakan jangka besi.
Ukur radius dari bentuk gambar kerja yang akan dipindahkan ke plat dengan mistar,
kemudian pindahkan keplat dengan jangka. Persiapkan semua.

b. Pelajari terlebih dahulu gambar yang akan kita pindahkan pada alat yang kita buat.

c. Berikutnya mengukur garis dengan mistar baja dari gambar rancangan kerja yang akan
dipindahkan ke benda kerja.

d. Pindahkan hasil pengukuran ke benda kerja.

e. Gunakan penggores untuk membuat garis pada benda kerja dengan bantuan mistar.
Untuk menggores yang baik lakukan dengan kemiringan 20 -35 derajat terhadap plat.

f. Dengan penggoresan yang sesuai dengan ukuran yang diminta dan kecondongan arah
penggores adalah maju.

g. Pada bagian tertentu yang berupa titik pada plat menggunakan penitik. Tempatkan
penitik dengan posisi tegak lurus pada titik pusat. Kemudian gunakan pemukul untuk
memukul penitik dengan pukulan ringan. Kemudian periksa posisinya, jika telah benar
maka pukul lebih keras untuk membuat titik yang bulat.

h. Lukis gambar sesuai dengan bentuk dan ukuran yang telah ditentukan.
II III

JUMLAH NAMA BAGIAN NO. BAG BAHAN UKURAN KETERANGAN

NAUVAL ARZA
SKALA DIGBR
PERDANA
LATIHAN MENGGORES DAN MENITIK
DPRS ADI / EFRIZON

NO BP : 1811012009
POLITEKNIK NEGERI PADANG
KELAS : 1 DIV EC

102
96
86
66
10
20

45

7
25 15
86
120
4.2 JOB II (PROFIL U)

Gambar 4.2 Profil U

4.2.1 Landasan Teori

Pada pembuatan Profil-U kita harus terlebih dahulu memperhatikan landasan teori yang
diambil dari course note dan petunjuk instruktur/dosen, juga mengetahui fungsi masing-masing
benda kerja.

Alat-alat kerja yang digunakan juga mempunyai kegunaan dan fungsi antara lain adalah :

a. Kikir, jangka pegas, jangka sorong, siku-siku, ragum, penitik dan penggores sudah
diketahui fungsi dan kegunaannya pada landasan teori pada latihan menitik dan
menggores.

b. Kaca pengaman

Kaca pengaman sangat perlu pada waktu pemboran karena waktu membor percikkan
hasil pemboran bisa berlompatan akibat putaran mata bor yang kencang. Dengan
adanya kaca pengaman maka mata akan terlindungi dari percikkan hasil pemboran.

c. Stamp huruf

Berguna untuk mencetak huruf/nama. Sebelum membuat nama terlebih dahulu harus
diberi garis tanda sesuai besar huruf yang akan dibuat.
d. Radius

Radius digunakan untuk menguji kelengkungan benda kerja sesuai dengan jari-jari yang
ditetapkan.

Pada pengikiran Profil-U terlebih dahulu ditandai dengan penggoresan dan penitik karena hal
ini akan memudah pengikiran. Sebelum pengikiran dilakukan bisaanya terlebih dahulu digergaji
dengan cara melebihkan beberapa mm dari ukuran yang sebenarnya.

Dalam pembuatan Profil-U penyikuan harus dilakukan dengan telaten, karena kesikuan pada
sesuatu permukaan akan mempengaruhi permukaan lain.

Mesin bor terdiri dari berbagai jenis. Mesin bor digunakan dalam operasi permesinan,
reaming (pelebaran) counterboring, boring, pemotongan, ukir dan lain-lainnya.

Jenis-jenis mesin bor yang digunakan adalah :

a. Mesin bor tangan

Digunakan pada benda telah dipasang. Pemutarannya dilakukan dengan tangan tetapi
sekarang sudah ada yang diputar dengan tenaga listrik.

b. Mesin bor bangku

Digunakan untuk mengebor lubang yang berdiameter kecil.

c. Mesin bor jenis “colum” dan “piler”

Mesin bor jenis colum terdiri dari sebuah batang tegak. Meja mesin dapat di gerakan
keatas dan ke bawah dan juga ke samping. Sedangkan jenis pilar hanya bisa diturunkan
dan di naikan saja.

4.2.2 Alat-alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam pembuatan profil-U adalah :

a. Bangku kerja

b. Ragum bangku kerja dan mata ragum

c. Lap kuning

d. Kikir bisaa dan kikir instrumen


e. Penyiku

f. Jangka sorong

g. Jangka pegas

h. Pembersih kikir

i. Penggores

j. Penitik

k. Palu besi

l. Loop

m. Kaca pengaman

n. Gergaji

o. Radius

p. Bor/mesin bor

q. Penggaris baja 300mm

r. Landasan dan stamp huruf

Sedangkan bahan yang digunakan adalah besi ST 37 dengan ukuran 65X43X67mm.

4.2.3 Langkah Kerja

Langkah kerja pada penggergaji benda kerja adalah :

a. Menandai benda kerja dengan garis bantu dengan menggunakan :

 Siku-siku

 Penggores

 Mistar baja

 Penitik

 Palu besi 250gr


b. Menandai jarak garis (dari garis bantu)

c. Menandai dengan penitik dan pada garis jarak

d. Kemudian benda di cengkram dengan ragum

e. Menandai dengan kikir segitiga pada garis untuk awal penggergajian dengan
menggunakan kikir segitiga dan gergaji tangan

f. Memotong garis pertama dengan gergaji tangan

g. Memotong juga garis kedua dengan gergaji tangan

Langkah kerja pada pembuatan profil-U (kerja bangku)

Bagian pertama adalah :

a. Mencekam benda kerja pada ragum

 Mengikir permukaan A

 Memeriksa kerataan benda kerja (menggunakan pisau perata)


Peralatan yang digunakan adalah :

 Kikir plat

 Pisau perata

 Penggaris besi

 Sikat kikir

b. Mencekam benda pada ragum

 Mengikir permukaan B

 Memeriksa kerataan benda kerja (menggunakan pisau perata)

Peralatan yang digunakan adalah :

 Kikir plat

 Pisau kerataan

 Sikat kikir

c. Memeriksa kesikuan antara bidang A dan bidang B

 Menggores benda kerja

 Menandai dengan penitik

 Memeriksa kerataan benda kerja

Peralatan yang digunakan adalah :

 Penyiku

 penitik

d. Mencekam benda kerja pada ragum

 Mengikir benda kerja (bidang C) sampai pada garis

 Memeriksa ukuran dan kesikuannya terhadap bidang B dan kerataannya


e. Mencekam benda kerja dengan posisi memanjang (berdiri)

 Mengikir permukaan D

 Memeriksa kesikuan terhadap bidang A dan bidang B serta kerataannya

Dalam melakukan kerja diperlukan 5 peralatan yaitu :

1. Kikir 10”00 plat

2. Kikir 8”00 plat

3. Sikat kikir

4. Pisau kerataan

f. Mencekam benda kerja dengan posisi terbalik

 Mengikir permukaan bidang E

 Memeriksa kesikuan dan kerataan serta ukurannya

Dalam melakukan kerja dipergunakan 6 peralatan yaitu ;

1. Kikir 10”00 plat

2. Kikir 8”00 plat

3. Penyiku

4. Jangka sorong

5. Sikat kikir

6. Pisau kerataan

g. Mengikir bagian pada profil-U

 Mengikir radius dalam

 Mengikir radius luar

Dalam melakukan kerja dipergunakan 7 peralatan yaitu :

1. Kikir bulat
2. Jangka pegas

3. Kikir plat

4. Alat ukur radius luar

Latihan kerja membuat profil-U (bangku kerja) tahap kedua

a. Mengebor

 Membuat cairan kuprisulfat (CuSO4)

 Membersihkan benda kerja dengan oli

 Mengoleskan CuSO4 di permukaan yang akan ditandai

 Menggunakan penggaris besi dan kongkol penggaris untuk penandaan

 Untuk radius digunakan penitik dan jangka pegas

Dalam melakukan kerja pertama dipergunakan peralatan :

1. CuSO4

2. Penggaris besi

3. Penggores

4. Jangka pegas

5. Penitik

6. Palu besi

b. Latihan pengeboran

 Melakukan penandaan

 Menggunakan penitik untuk awal pengeboran

 Menggunakan jangka digunakan penitik dan jangka pegas


Dalam melakukan kerja kedua dipergunakan peralatan :

1. Penggaris besi

2. Penggores

3. Penitik

4. Palu besi

5. Jangka pegas

c. Melakukan pengeboran

 Mempersiapkan mesin bor

 Benda kerja dicekam dengan ragum tangan

 Melakukan pengeboran dengan diameter yang telah ditentukan

 Menghilangkan ketajaman dengan countersink dengan catatan Rpm pada tiap mata
bor berbeda

Peralatan yang diperlukan adalah :

1. Bor 4,2 (4) for M5

2. Bor 2,7 (2,5) for M5

3. Bor 3

4. Bor 8

5. Bor 16

6. Countersink 90

7. Jangka waktu

d. Kembali ke bangku kerja

 Membuat penandaan pada latihan menggergaji


Peralatan yang digunakan adalah :

1. Penggores

2. Penggaris besi

e. Menggergaji

 Sebelum menggergaji, tandai dengan kikir segitiga

 Penggergajian dilakukan pada jarak 3 mm

 Penggergajian dilakukan dengan lurus dan tepat ukuran

Peralatan yang diperlukan adalah :

1. Kikir segitiga

2. Gergaji besi

f. Menggergaji

 Melakukan penggergajian 10 x 15 secara bertahap

 Menyelesaikan dengan menggunakan kikir

Peralatan yang digunakan adalah :

1. Kikir segitiga

2. Gergaji besi

3. Kikir segi empat

4. Kikir

5. Jangka sorong

6. Pisau kerataan

Setelah benda kerja selesai maka dilakukan pembersihan pada bekas pengikiran. Pengeboran
maupun penggergajian sehingga menghasilkan hasil kerja yang bagus dan sempurna.

Langkah atau cara kerja lainya dalam pembuatan profil-U adalah :

a. Mengikir
Sebelum melakukan pengikiran,terlebih dahulu ukur besi ST 37 tadi sesuai dengan
ukuran yang telah ditentukan. Setelah itu, kita mengikir sisi A, kemudian sisi B,C,D. Mengikir
ini dilakukan untuk membuang bagian benda kerja yang berlebih dan tidak bisa dikerjakan
dengan gergaji besi atau alat lainnya. Untuk melakukan pengikiran yang mempunyai kikir flat
10”00 dan setelah mendekati ukuran yang diinginkan gunakanlah kikir flat 8 ”00 supaya hasil
pengikiran benda kerja akan lebih halus.

Untuk pembuatan radius luar dan radius dalam gunakanlah kikir round dan half round
sesuai dengan bentuk dan ukuran yang didinginkan.

b. Kedataran dan kesikuan

Kedataran dan kesikuan dikerjakan dengan menggunakan rol besi atau siku-siku.Alat
ukur tersebut diratakan diatas permukaan benda kerja yang akan diukur,Kemudian gerakan
alat ukur tersebut arah maju dan mundur saepanjang permukaan yang akan diukur tersebut.
Seandainya cahaya tidak menerobos masuk kepermukaan tersebut,maka kedataran dan
kesikuan dari benda adalah baik,begitu juga sebaliknya. Setelah semua sisi datar,maka
dilanjutkan dengan penggergajian,yang dilakukan diatas ragum supaya benda kerja tidak
bergeser-geser. Dan pada alat kerja yang telah ditekan tadi dibuat alur pada tanda yang akan
digergaji,agar mata gergaji tidak bergeser dari ukuran yang telah ditentukan. Pembuatan alur
ini dapat dilakukan dengan kikir segitig.Setelah kita gergaji sisi C dan D kita kikir lagi sisi
tersebut supaya datar.

c. Menentukan ukuran pengeboran

Setelah mengikir benda kerja maka langkah selanjutnya adalah menentukan ukuran
pengeboran. Letakkan benda kerja dimeja dan lakukan penandaan dengan penggaris dan
penggores..Dalam menentukan ukuran radius digunakan jangka dan penitik. Untuk pusat-
pusat yang akan dibor pada benda kerja ditandai dengan titik yang besar dengan
menggunakn penitik.
d. Pengeboran

Sebelum melakukan pengeboran, benda kerja yang telah diberi tanda tersebut dicekam
dengan menggunakan ragum tangan pada mesin bor, setelah itu pasangkan mata bor sesuai
denagn diameter yang akan dibor. Untuk pengeboran ukuran 16mm pada benda kerja
dilakukan dengan pengeboran bertahap. Setelah itu hubungkan diameter 16mm dengan
diameter 16mm dengan diameter lingkaran 8mm dengan menggunakan bor yang bermata
kecil. Setelah itu kikir kembali.

Selama pengeboran berikanlah cairan pendingin yang berfungsi untuk :

1. Melumasi mata bor.

2. Mendinginkan mata bor dan benda kerja

3. Mengurangi kebisingan pada saat pengeboran

4. Menghasilkan lobang yang bagus.

e. Menggergaji

Sebelum melakukan penggergajian tangan, sebaiknya dibuat garis bantu supaya hasil
penggergajian akan lurus dan rapi. Untuk melakukan penggergajian yang membutuhkan
ketepatan ukuran, sebaiknya sebelum menggergaji dilebihkan 1 mm, setelah itu dikerjakan
dengan kikir sehingga hasil yang didapat bagus.
f. Pengetapan

Setelah dilakukan pengikiran untuk semua bidang, maka langkah selanjutnya adalah
pengetapan (pembuatan ulir) dengan alat yang dinamakan bor tangan.Benda kerja yang akan
ditap dicekam dengan ragum setelah itu dipasangkan bor tangan pada lobang yang akan
ditap. Bor tangan harus tegak lurus terhadap benda kerja dan putar bor tangan tersebut
searah dengan jarum jam. Dalam pengetapan ini mata bor disesuaikan dengan besar ukuran
lobang. Pengetapan ini hanya dilakukan sekali saja.

g. Mengamplas

Mengamplas dikerjakan pada langkah terakhir dari suatu pekerjaan. Adapun tujuannya
adalah untuk menghilangkan bagian-bagian yang tajam sarta akan menghasilkan benda lebih
halus dan indah.
I II III

JUMLAH NAMA BAGIAN NO. BAG BAHAN UKURAN KETERANGAN

NAUVAL ARZA
SKALA DIGBR
LATIHAN MENGGORES DAN MENITIK PERDANA

DPRS ADI / EFRIZON

NO BP : 1811012009
POLITEKNIK NEGERI PADANG
KELAS : 1 DIV EC

4.3 Job III (Pendingin Transistor / Heatsink)


Gambar 4.2 Heatsink

4.3.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan Heatsink ini adalah :

1. Mahasiswa dapat mengetahui kegunaan Heatsink.

2. Mahasiswa dapat mengukur benda kerja yang berposisi.

3. Mahasiswa dapat menggunakan alat pelipat sebagai beberapa latihan memotong dan
melipat.

4.3.3 Alat dan bahan

Bahan yang dibuat untuk membuat Heatsink adalah Alumunium. Alumunium digunakan
dengan titik didih yang sangat tinggi sehingga dapat meredam panas yang diberikan kepadanya.
Ukuran alumunium yang digunakan untuk job ini adalah plat ukuran 120 x 90 Tebal 1.5

1. Alat-alat yang digunakan dalam pembuatan heatsink adalah :

2. Meja kerja.

3. Ragum dan alas ragum.

4. Kikir datar dan siklat kikir

5. Mistar baja dan jangka sorong.

6. Jangka tusuk pegas, siku-siku.dan radius.


7. Penitik dan penggores.

8. Palu besi dan gergaji besi.

9. Mesin bor, ragum genggam dan mata bor 3 mm.

10. Obeng dan mur.

11. Mesin pembengkok / pelipat aluminium.

12. Tang dan penyiku

Pada masing-masing lubang yang kita buat tadi. Agar kita mudah memasang sekrup, lubang-
lubang tersebut harus sama antara yang diatas dan yang dibawah.

4.3.4 Langkah kerjanya seperti berikut :


a. Kita siapkan semua peralatan dan bahan yang akan digunakan.
b. Lalu kita potong plat beberapa bagian diantaranya :
 Bagian A = 1 buah plat ukuran 132,5 mm x 75 mm
 Bagian B = 2 buah plat ukuran 48 mm x 75 mm
 Bagian C = 4 buah plat ukuran 24 mm x 75 mm
 Bagian D = 2 buah plat ukuran 35 mm x 75 mm
Bila ukuran masih berlebih maka kita lakukan sedikit pengikiran.
 Untuk ukuran plat A kita lakukan menurut garis yang kita buat dengan ukuran
plat paling tengah 87,5 x 75 mm, setelah itu dibagi 2 bagian kanan dan kiri
bagian yang pertama dengan ukuran 2(15) x 75 mm dan 2 buah bagian lain di
sisi paling luar dengan ukuran 2(12) x 75 mm. setelah itu lipat dengan mesin
lipat.
 Setelah itu kita beranjak ke bagian B dengan membagi ukuran lebarnya
menjadi 3 bagian dengan ukuran 12, 5 mm, 23 mm dan 12,5 mm. Lalu kita
garis dan lipat menjadi bentuk seperti kotak yang sisinya saling berhadapan
sudutnya 900.

 Bagian C. Pada bagian ini kita tetap membagi lebar sisi yang telah dipotong
sebelumnya dengan ukuran 11 mm, 12 mm, 11 mm. Setelah itu kita beri titik
pada pengukuran tersebut dengan penitik dan satukan titik tersebut dengan
garis yang dibuat melalui penggores. Lipatlah pada ketiga garis tersebut
dengan sisi yang berhadapan sudutnya 900.
 Untuk bagian D ini sedikit berbeda dengan bagian B dan C. Bagian D
berbentuk seperti huruf L dengan kriteria : 21 mm x 13 mm yang dilipat
membetuk 900.
 Setelah itu kita buat lingkaran untuk membuat lubang Bor.
 Lalu rangkai sesuai gambar dengan menggunakan Mor.
 Bila sisi Heatsink belum rata maka kita ratakan dengan pengikir.

.
I II III

JUMLAH NAMA BAGIAN NO. BAG BAHAN UKURAN KETERANGAN

NAUVAL ARZA
SKALA DIGBR
LATIHAN MENGGORES DAN MENITIK PERDANA

DPRS ADI / EFRIZON

NO BP : 1811012009
POLITEKNIK NEGERI PADANG
KELAS : 1 DIV EC
BAB V

HASIL DAN ANALISIS

5.1 ANALISIS JOB I ( MENITIK DAN MENGGORES ).

Dasar utama yang harus dikuasai oleh praktikan adalah menitik dan menggores. Praktikan
harus mengetahui fungsi dan cara penggunaan alat tersebut, juga mengetahui bagaimana kondisi
dan keadaan alat. Dan untuk mencapai hasil yang maksimal, diperlukan ketelitian dan ketepatan.

5.1.1 Menitik

Beberapa tujuan dalam menandakan dengan penitik dilaksanakan yaitu :

 Menentukan pusat-pusat lubang pada perpotongan garis sehingga memudahkan


pemusatan awal dari pengerjaan pengeboran.

 Untuk menjelaskan ujung garis sehingga dapat memudahkan kita mencari bagian yang
dikerjakan.

 Untuk menjelaskan garis-garis dari goresan.

5.1.2 Menggores

Menggores adalah membuat suatu garis pada benda kerja dengan bantuan
penggaris atau penyiku. Untuk mendapatkan hasil goresan yang baik maka penggores yang
digunakan harus ditekan agak kuat dengan kecondongan penggores agak maju.

Penggores terbagi 3 jenis penggores, yaitu:

1. Penggores tangan sedukan.

2. Penggores dengan satu ujung bengkok.

3. Penggores dengan satu ujungnya dapat dirubah.

5.1.3 Jangka Tusuk Pegas

Jangka tusuk pegas juga tergolong penggores. Tujuan penggunaan jangka pegas adalah :

 Untuk memindahkan ukuran dari alat ukur kepada benda kerja.

 Untuk pembuatan garis goresan lingkaran atau garis lengkung pada besi.
 Untuk mengukur jarak dari suatu titik-titik dan membandingkannya dengan skala
penggaris sebagai batasan ukuran.

Jangka yang baik digunakan adalah jangka yang memilki 1 titik, apabila kedua ujungnya
digunakan dan dipertemukan sehingga jika digoreskan terdapat 1 garis goresan. Untuk
mendapatkan hasil goresan yang bagus dan sempurna, ujung jangka harus runcing atau
tajam.

Langkah yang sebaiknya dilakukan dilakukan saat penggoresan dengan jangka, adalah
menempatkan salah satu ujung jangka pada pusat lingkaran kemudian jarak kaki jangka dan
memutar jangka dengan tangan kanan sampai terbentuk garis melingkar pada benda kerja
tersebut.

5.2 ANALISIS JOB II (PROFIL U)

Berapa hal yang harus dilakukan pada proses penyelesaian profil U, yaitu :

5.2.1 Mengiki

Proses mengikir dilakukan untuk membuang bagian benda kerja yang berlebih yang
tidak bisa dikerjakan dengan gergaji besi atau alat lainnya. Untuk melakukan pengikiran yang
mempunyai tebal lebih dari 3 mm, pertama kalinya digunakan kikir plat 10 ” dan setelah
mendekati ukuran yang diinginkan maka gunakan kikir plat 8 ” supaya hasil pengikiran lebih
halus dan rapi. Sedangkan untuk pembuatan radius luar dan dalam gunakanlah kikir round
dan half round.

5.2.2 Kedataran dan kesikuan

Penggaris besi atau siku-siku digunakan untuk mengetahui kedataran dan kesikuan
benda kerja. Alat ukur tersebut diletakkan diatas permukaan benda kerja, kemudian
gerakkan alat ukur tersebut kearah maju mundur sepanjang permukaan benda kerja.

Bila cahaya tidak menerobos masuk kepermukaan itu, maka kedataran dan kesikuan dari
benda kerja adalah baik. Begitu juga sebaliknya, benda kerja belum sempurna jika cahaya
ada yang masuk di atas permukaan benda.
5.2.3 Menggergaji

Buat terlebih dahulu garis bantu supaya hasil penggergajian lurus dan rapi sebelum
melakukan penggergajian tangan. Untuk melakukan penggergajian yang membutuhkan
ketepatan ukuran, sebaiknya dilebihkan 1 mm dari ukuran yang akan dibuat, setelah itu
dikerjakan dengan kikir sehingga mendapatkan hasil yang bagus dan halus.

5.2.4 Pengeboran

Beberapa tahap yang harus diperhatikan praktikan saat benda kerja yang telah dititik,
untuk memulai proses pengeboran, adalah:

1. Jepit benda yang akan dibor dengan ragum tangan sampai kuat.

2. Perhatikan kecepatan putaran dengan mata bor.

3. Periksa pemasangan puli dan sabuk pada mesin bor, pasangkan sesuai dengan
kecepatan putaran pada petunjuk mesin bor.

4. Pasangkan mata bor yang akan digunakan pada cakam bor dan kunci sampai erat.

5. Mulailah mengebor dengan menekan kebawah penekan mesin ke bagian diameter


terkecil benda kerja dan gunakan kacamata pengaman.

6. Selama melakukan pengeboran lakukanlah atau berikanlah cairan pendingin (oli) agar
benda kerja tidak terlalu panas.

7. Lakukan pengeboran dengan cara bertahap.

8. Biasanya bagian tepi hasil pengeboran tidaklah halus dan harus dihaluskan dengan
menggunakan kikir.

Guna cairan pendingin yaitu :

 Melumasi mata bor.

 Mendinginkan mata bor dan benda kerja.

 Mengurangi kebisingan pada saat pengeboran.

 Memberikan hasil pelubangan yang baik.


5.2.5 Pengetapan

Tap digunakan untuk mengulir dalam (ulir kiri atau kanan) setelah pengeboran dari
suatu benda kerja. Pada bagian tap terdapat ujung tap segi empat untuk tempat
pemasangan ganggang tap.

Langkah-langkah proses pengetapan :

1. Sebelum mengetap maka harus dibuat lubang dengan mesin bor pada diameter yang
lebih kecil dari diameter tap.

2. Tap harus berada 90 derajat terhadap bidang kerja, kelebihan gaya yang tidak diingini
akan mengakibatkan tap patah.

3. Tempatkan tap konis kedalam lubang tegak lurus pada bidang kerja .

4. Mulailah memutar pelan-pelan dengan mendesak tap menggunakan telapak tangan.

5. Mengetap dilakukan dengan menekan sambil memutar setengah putaran searah jarum
jam dan diikuti dengan pembalikan putaran seperempat putaran untuk memutuskan
geram-geram hasil pengetapan.

6. Teruskan pengetapan sampai dengan kedalaman yang diingini, setelah itu tukar pahat
tap dengan tap berikutnya (tap antara dan tap rata). Dan ulangi pekerjaan seperti
prosedur selanjutnya.

5.2.6 Mengamplas

Mengamplas merupakan tahap terakhir dari suatu pengerjaan benda kerja.

Tujuan dari mengamplas adalah :

 Menghilangkan bagian-bagian yang tajam.

 Supaya benda kerja terkesan halus.

5.3 ANALISIS JOB III (HEATSINK)

Dalam pembuatan Heatsink, dilakukan beberapa macam pengerjaan, yaitu :

1. Memotong.
2. Membengkokkan.

3. Menandai.

4. Mengebor.

5. Mengikir dan memasang mur dengan obeng

5.3.1 Memotong

Pada proses pemotongan plat sebaiknya dilakukan sendiri-sendiri, sebab pada


pengerjaan pemotongan ini sering terjadi kecelakaan kerja. Untuk memotong plat yang
pendek, dimana jari atau tangan tidak bisa memegang, maka gunakanlah plat lain untuk
memotong plat tersebut. Dengan menggunakan plat lain itu maka kemungkinan terjepit jari /
tangan oleh mesin penjepit bisa dihindari.

5.3.2 Membengkokkan

Proses pembengkokkan plat dilakukan dengan mesin pembengkok plat. Untuk proses
pembengkokan sebaiknya dilakukan satu-persatu supaya hasilnya baik dan bisa dengan
leluasa mengatur sudut pembengkokkan pada benda kerja.

5.3.3 Mengebor.

Gunakanlah mata bor yang diperlukan sesuai petunjuk. Untuk lubang baut lebihkan 0,1
– 0,3 mm dari diameter terluar ulir tersebut. Ini dilakukan supaya pada waktu memasukkan
baut kedalam lubang tidak keras atau tersendat-sendat.

5.4.4 Mengikir dan Memasang Mur

Selain dari ketiga pekerjaan diatas, pekerjaan lain yang juga dilakukan adalah mengikir,
yaitu untuk mengikir lubang dan untuk merapikan hasil pekerjaan yang telah dilakukan.
Selanjutnya menyusun plat dan memasang mur sesuai tempat lubang dengan menggunakan
obeng.
BAB VI

PENUTUP

Berdasarkan hasil kerja praktek (kurang lebih selama 4 bulan) dan analisis data yang telah
dilakukan pada bab selanjutnya, maka dapat diambil kesimpulan dan saran berkaitan dengan
pelakasanaan praktek.

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil kerja praktek selama 4 bulan, praktikan telah menghasilkan kurang lebih 5
buah job, yaitu : menitik dan menggores, menggergaji besi profil U, membuat profil U dan Pendingin
Transistor atau Heatsink. Praktikan juga mendapatkan berbagai pengalaman dan pengetahuan baru,
baik itu berupa pengenalan alat-alat bengkel maupun cara menggunakan alat-alat tersebut dan cara-
cara menyelesaikan job dengan baik dan benar.

Sebagai calon tenaga kerja, untuk kedepannya praktikan (mahasiswa Politeknik)


berkewajiban untuk mengambil manfaat praktek ini, dan mengembangkan pengetahuan praktikan,
seperti :

1. Praktikan dapat mengetahui pengetahuan tentang keselamatan kerja secara langsung.

2. Praktikan dapat mengetahui pengetahuan tentang organisasi bengkel elektronika.

3. Praktikan dapat melatih konsentrasi pada praktek bengkel.

4. Praktikan dapat mengenal dan menggunakan peralatan teknik dengan baik sesuai
dengan fungsi dan kegunaan masing-masing.

 Pemakaian dan pembacaan alat ukur seperi jangka sorong dll

 Penggunaan kikir pada bidang halus datar dan bulat, penggores, penitik,

 Penggunaan mesin mesin pemotong, pelipat dan mesin bor

 Penggunaan dan pemakaian perkakas lainnya di bengkel.

5. Mahasiswa selaku praktikan menjadi tekun dan sabar, disiplin, terampil dalam berbagai
pekerjaan.
6.2 Saran

Bersdasarkan praktek bengkel mekanik dan analisis ada beberapa saran yang bisa
bermanfaat dalam melaksanakan praktek bengkel, yaitu tentang penggunaan serta cara kerja dari
alat-alat bengkel elektronika, seperti:

 Penandaan dan Pengukuran dengan penitik dan penggores

Praktikan (mahasiswa) harus betul-betul terampil dalam menggunakan alat dan tahu
cara kerja atau fungsi dari alat kerja tersebut. Dalam pemberian tanda dan penggoresan,
pekerja harus melihat dan memperhatikan apakah proses tersebut dalam keadaan baik
dan mempunyai ujung yang runcing, karena jika ujungnya tidak runcing maka pada saat
melakukan penggoresan, ujung penggores tidak akan menempel pada penggaris atau
mistar. Dalam hal ini ketelitian sangat diperlukan.

 Pengikiran

Sebaiknya jangan terlalu keras saat mengikir, jangan terburu-buru mengikir dan gunakan
kikir sesuai dengan fungsi masing-masing kikir. Dan yang terpenting, hindari kerusakan
pada benda kerja akibat pengikiran yang tidak sesuai aturan.

 Penggergajian

Praktikan harus memeriksa pemasangan daun gergaji, untuk mengatur keregangan


terhadap penyangkut, karena hal ini cukup mempengaruhi dalam bekerja, bisa
mengakibatkan daun gergaji patah penggergajian yang tidak lurus pada benda kerja.

 Pengeboran

Praktikan harus menghindari terjadi kecelakaan kerja dan menghindari kerusakan atau
patahnya mata bor, dengan tidak menekan atau memutar mata bor dengan tergesa-gesa
dan terlalu keras. Selain itu selalu menggunakan cairan pendingin saat pengeboran.
DAFTAR PUSTAKA

Septima, Uzma, dkk. 2001. Job Sheet. Bengkel Dasar Teknologi Mekanik. Padang:Politeknik Negeri
Padang

Hasil kerja praktek bengkel.

Lembaran kerja menitik dan menggores.

Lembaran kerja Profil U.

Lembaran kerja Heatsink.

Anda mungkin juga menyukai