Anda di halaman 1dari 16

PRE PLANNING

KEGIATAN PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG HIPERTENSI


DI RW II KELURAHAN LUBUK LINTAH KURANJI PADANG

OLEH:

KELOMPOK 2
RAHMAH ER RAMADHANI 1611311012
NADIA NOFITA 1611311013
SALI ZAKIAH MUSLIM 1611311014
RAMAYA DES FITRI 1611311015
RAHMI SARTIKA 1611311016
ANNAZHIFA A.BOESTARI 1611311017
ADE ARIANI FAUZI 1611311018
YOGA GUSTIVA 1611311019
MAHARANI 1611311020
EVA AFRIYANTI YUNINGSIH 1611311021

JURUSAN ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
PRE PLANNING PENYULUHAN KESEHATAN HIPERTENSI
RW II KELURAHAN LUBUK LINTAH
KECAMATAN KURANJI
MEI 2019

A. Latar Belakang
Hipertensi merupakan salah satu penyakit sistem kardiovaskuler yang
banyak dijumpai di masyarakat. Hipertensi bukanlah penyakit menular, namun
harus senantiasa diwaspadai. Tekanan Darah tinggi atau Hipertensi dan
arterosclerosis (pengerasan arteri) adalah dua kondisi pokok yang mendasari
banyak bentuk penyakit kardiovaskuler. Lebih jauh, tidak jarang tekanan
darah tinggi juga menyebabkan gangguan ginjal. Sampai saat ini, usaha-usaha
baik mencegah maupun mengobati penyakit hipertensi belum berhasil
sepenuhnya, karena adanya faktor-faktor penghambat seperti kurang
pengetahuan tentang hipertensi (pengertian, tanda dan gejala, sebab akibat,
komplikasi ) dan juga perawatannya. Saat ini, angka kematian karena
hipertensi di Indonesia sangat tinggi. Jumlah penderita hipertensi di seluruh
dunia diperkirakan 972 juta jiwa atau setara dengan 26,4 persen populasi
orang dewasa. Angka prevalensi hipertensi di Indonesia berdasarkan riskesdas
(riset kesehatan dasar, 2011) mencapai 30 persen dari populasi. Dari jumlah
itu, 60 persen penderita hipertensi berakhir pada stroke. Sedangkan sisanya
pada jantung, gagal ginjal, dan kebutaan. Sementara di dunia Barat, hipertensi
justru banyak menimbulkan gagal ginjal, oleh karena perlu di galakkan pada
masyarakat mengenai pengobatan dan perawatan Hipertensi.
Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh mahasiswa praktek
profesi, penyakit terbanyak yang diderita oleh lansia di RW II Kelurahan
Lubuk Lintah adalah hipertensi, yaitu sebanyak 40% dari 35 orang lansia. Oleh
karena itu, mahasiswa tertarik untuk melakukan penyuluhan tentang hipertensi
terhadap lansia di RW II Kelurahan Lubuk Lintah.
A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, peserta diharapkan mampu
mengetahui konsep teori Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta mampu:
a. Mengetahui pengertian hipertensi
b. Mengetahui tanda dan gejala hipertensi
c. Mengetahui akibat lanjut dari hipertensi
d. Mengetahui penyebab penyakit hipertensi
e. Mengetahui pencegahan penyakit hipertensi.
f. Mengetahui makanan yang tdak dianjurkan untuk penderita hipertensi.

C. Pelaksanaan Kegiatan
1. Topik Kegiatan
Penyuluhan tentang penyakit hipertensi pada lansia
2. Sasaran
Sasaran umum: Semua warga usia dewasa dan lansia di RW II Kelurahan
Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji
Sasaran khusus: Lansia yang menderita hipertensi di RW II Kelurahan
Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji
3. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
4. Media dan Peralatan
a. Laptop
b. Infokus
c. Leaflet
d. Banner
5. Tempat
Mesjid Firdaus RW II Kelurahan Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji
6. Tanggal
09 Mei 2019

7. Waktu
Jam 10.00 – 11.00
8. Pengorganisasian
a. Setting Tempat Penyuluhan

Keterangan:

: Pembawa Acara : Media / peralatan :Pembimbing


: peserta : presentator
: fasilitator : observer

b. Uraian Tugas
1. Moderator : Yoga Gustiva
Penanggung Jawab : Qorry Aulia Yudha, S.Kep
Tugas :
 Membuka acara
 Membuat kontrak waktu
 Menyerahkan jalannya diskusi kepada presenter
 Menutup acara
2. Presenter : Eva Afriyanti Yuningsih
Penanggung Jawab : Shintya Sarizal Putri, S.Kep
Tugas
 Memberikan penyuluhan tentang Hipertensi
3. Observer : Sali Zakiah Muslim
Penanggung Jawab : Winni Sitta Ramanda S,Kep
Tugas :
 Mengamati proses pelakasanaan kegiatan dari awal
sampai akhir
4. Fasilitator
Tugas : Memotivasi peserta untuk berperan
aktif selama pertemuan.
Penanggung Jawab : Dewi Novita Sari, S.Kep
1.Rahmah Er Ramadhani 8. Putri Annisa, S.Kep
2.Nadia Nofita 9. Ike Sintia Suci, S.Kep
3.Ramaya Des Fitri 10. Fitri Dewi, S.Kep
4.Rahmi Sartika 11. Yuli Indriyani, S.Kep
5.Annazhifa A.Boestari 12. Lusi Dirah Pangesti, S.Kep
6.Ade Ariani Fauzi
7.Maharani

B. KEGIATAN PENYULUHAN
TAHAP
KEGIATAN PENGAJAR KEGIATAN KLIEN
KEGIATAN
Pendahuluan 1. Mengucapkan Salam 1. Menjawab salam
(5 menit) 2. Memperkenalkan diri serta 2. Mendengarkan
pembimbing 3. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan materi 4. Menjawab dan
penyuluhan mendengarkan
4. Kontrak waktu dan perkenalan
Pelaksanaan 1. Menggali pengetahuan klien tentang 1. Menjawab pertanyaan
(20 menit) pengertian dari hipertensi (semampunya)
2. Memberikan reinforcement positif 2. Mendengarkan
terhadap jawaban klien 3. Mendengarkan dan
3. Menjelaskan pengertian hipertensi memperhatikan
4. Menggali pengetahuan klien tentang 4. Menjawab pertanyaan
tanda dan gejala dari penyakit (semampunya)
hipertensi 5. Mendengarkan
5. Memberikan reinforcement positif 6. Mendengarkan dan
terhadap jawaban memperhatikan
6. Menjelaskan tanda dan gejala 7. Menjawab pertanyaan
penyakit hipertensi (semampunya)
7. Menggali pengetahuan klien tentang 8. Mendengarkan
penyebab dari penyakit hipertensi 9. Mendengarkan dan
8. Memberikan reinforcement positif memperhatikan
terhadap jawaban 10. Menjawab pertanyaan
9. Menjelaskan tentang penyebab dari (semampunya)
penyakit hipertensi 11. Mendengarkan
10. Menggali pengetahuan klien tentang 12. Mendengarkan dan
cara pencegahan dari hipertensi memperhatikan
11. Memberikan reinforcement positif 13. Menjawab pertanyaan
terhadap jawaban (semampunya)
12. Menjelaskan cara pencegahan dari 14. Mendengarkan
hipertensi 15. Mendengarkan dan
13. Menggali pengetahuan klien tentang memperhatikan
pengobatan tradisional penyakit
hipertensi
14. Memberikan reinforcement positif
terhadap jawaban
15. Menjelaskan tentang pengobatan
tradisional penyakit hipertensi
16. Menggali pengetahuan klien tentang
makanan yang tidak dianjurkan untuk
penderita hipertensi
17. Memberikan reinforcement positif
terhadap jawaban
18. Menjelaskan tentang makanan yang
tidak dianjurkan untuk penderita
hipertensi
19. Menggali pengetahuan klien tentang
makanan yang dianjurkan untuk
penderita hipertensi
20. Memberikan reinforcement positif
terhadap jawaban
21. Menjelaskan tentang makanan yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi Bertanya
22. Diskusi
Mendengarkan dan
memperhatikan
Mendengarkan
Penutup
(10 menit) 1. Evaluasi Hasil 1. Menjawab
2. Menyimpulkan materi bersama klien 2. Menjawab

3. Terminasi, salam dan dilanjutkan 3. Menjawab salam


dengan pemeriksaan kesehatan gratis. Megikuti kegiatan
berikutnya

C. KRITERIA EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. 70 % lansia menghadiri kegiatan
b. Tempat dan peralatan yang dibutuhkan tersedia
c. Mahasiswa menjalankan tugas yang diberikan

2. Evaluasi proses
a. Kegiatan terlaksana sesuai dengan waktu yang ditetapkan
b. 70 % peserta yang hadir mendengarkan dan berpatisipasi aktif dalam
penyuluhan
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta dapat menyebutkan pengertian penyakit hipertensi
b. Peserta dapat menyebutkan 3 dari 4 penyebab hipertensi.
c. Peserta dapat menyebutkan 4 dari 7 tanda gejala hipertensi.
d. Peserta dapat menyebutkan 3 dari 5 akibat lanjut dari hipertensi.
e. Peserta dapat menyebutkan 5 dari 8 cara mencegah hipertensi.
f. Peserta dapat menyebutkan 4 dari 6 jenis makanan yang dianjurkan
dan makanan yang 6 dari 10 makanan yang tidak dianjurkan untuk
penderita hipertensi.

LAMPIRAN
HIPERTENSI
A. PENGERTIAN
Definisi atau pengertian hipertensi banyak dikemukakan oleh para ahli. WHO
mengemukakan bahwa hipertensi terjadi bila tekanan darah diatas 160/95 mmhg,
sementara itu Smelttzer & Bare (2002:896) mengemukakan bahwa hipertensi
merupakan tekanan darah persisten atau terus menerus sehingga melebihi batas
normal dimana tekanan sistolik diatas 140 mmhg dan tekanan diastole diatas 90
mmhg. Pendapat yang sama juga diutarakan oleh doenges (2000:42). Pendapat
senada juga disampaikan oleh TIM POKJA RS Harapan Kita, Jakarta (2010:199)
dan Prof. Dr. dr. Budhi Setianto (Depkes, 2012), yang menyatakan bahwa
hipertensi adalah kenaikan tekanan darah sistolik lebih dari 150 mmHg dan
tekanan diastolik lebih dari 90 mmHg.
Terdapat perbedaan tentang batasan tentang hipertensi seperti diajukan
oleh kaplan (2010:205) yaitu pria, usia kurang dari 45 tahun, dikatakan hipertensi
bila tekanan darah waktu berbaring diatas atau sama dengan 130/90mmhg,
sedangkan pada usia lebih dari 45 tahun dikatakan hipertensi bila tekanan darah
diatas 145/95 mmhg. Sedangkan pada wanita tekanan darah diatas sama dengan
160/95 mmhg. Hal yang berbeda diungkapkan TIM POKJA RS Harapan Kita
(2010:198) pada usia dibawah 40 tahun dikatakan sistolik lebih dari 140 mmhg
dan untuk usia antara 60-70 tahun tekanan darah sistolik 150-155 mmHg masih
dianggap normal. Hipertensi pada usia lanjut didefinisikan sebagai tekanan
sistolik lebih besar dari 140 mmHg dan atau tekanan diastolik lebih besar dari 90
mmHg ditemukan dua kali atau lebih pada dua atau lebih pemeriksaan yang
berbeda. (JNC VI, 2012).
Untuk usia kurang dari 18 tahun dikatakan hipertensi bila dua kali
kunjungan yang berbeda waktu didapatkan tekanan darah diastolik 90 mmHg atau
lebih, atau apabila tekanan darah sistolik pada beberapa pengukuran didapatkan
nilai yang menetap diatas 140mmHg (R. P. Sidabutar dan Waguno P, 2010).
Berdasarkan pengertian – pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa
hipertensi merupakan kenaikan tekanan darah dimana tekanan sistolik lebih dari
140 mmhg dan atau diastolik lebih dari 90 mmhg.
B. TANDA DAN GEJALA
Menurut FKUI (2011:210) dan Dr. Budhi Setianto (Depkes, 2012)
hipertensi esensial kadang tampa gejala dan baru timbul gejala setelah terjadi
komplikasi pada organ target seperti pada ginjal, mata, otak dan jantung. Namun
terdapat pasien yang mengalami gejala dengan sakit kepala, epitaksis.
 Sakit kepala/rasa berat di tengkuk
 mumet (vertigo)
 jantung berdebar-debar
 mudah lelah
 penglihatan kabur
 telinga berdenging tinnitus
 mimisan

C. PENYEBAB HIPERTENSI
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi:
1) Genetik: bawaan dari orang tua/keturunan
2) Obesitas: terkait dengan level insulin yang tinggi yang mengakibatkan
tekanan darah meningkat.
3) Stress Lingkungan.
4) Hilangnya Elastisitas jaringan and arterisklerosis pada orang tua serta
pelabaran pembuluh darah. Penyebab hipertensi pada orang dengan lanjut
usia adalah terjadinya perubahan – perubahan pada :
- Elastisitas dinding aorta menurun
- Katub jantung menebal dan menjadi kaku
- Kemampuan jantung memompa darah menurun
1% setiap tahun sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung
memompa darah menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan
volumenya.
- Kehilangan elastisitas pembuluh darah. Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi
- Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer

D. AKIBAT LANJUT HIPERTENSI


 Penebalan pembuluh darah
 Penyakit jantung
 Penyakit ginjal
 Gangguan penglihatan
 Stroke

E. PENCEGAHAN DAN PENGOBATAN


Terdapat 2 cara penanggulangan hipertensi menurut FKUI (2011: 214-
219) yaitu dengan non farmakologis dan dengan farmakologis.
1. Mengurangi konsumsi rokok
Merokok sangat besar perananya meningkatkan tekanan darah, hal ini
disebabkan oleh nikotin yag terdapat didalam rokok yang memicu hormon
adrenalin yang menyebabkan tekanan darah meningkat. Nikotin diserap oleh
pembuluh-pembuluh darah didalam paru dan diedarkan keseluruh aliran darah
lainnya sehingga terjadi penyempitan pembuluh darah. Hal ini menyebabkan kerja
jantung semakin meningkat untuk memompa darah keseluruh tubuh melalui
pembuluh darah yang sempit. Dengan berhenti merokok tekanan darah akan turun
secara perlahan , disamping itu jika masih merokok maka obat yang dikonsumsi
tidak akan bekerja secar optimal dan dengan berhenti merokok efektifitas obat
akan meningkat (Santoso, 2011 ).
2. Istirahat yang cukup
Istirahat yang cukup dapat menggurangi stress. Istirahat merupakan suatu
kesempatan untuk memperoleh energi sel dalam tubuh,istirahat dapat dilakukan
dengan meluangkan waktu. Meluangkan waktu tidak berarti minta istirahat lebih
banyak dari pada bekerja produktif samapai melebihi kepatuhan.Meluangkan waku
istirahat itu perlu dilakukan secara rutin diantara ketegangan jam sibuk bekerja
sehari – hari. Bersantai juga bukan berarti melakukan rekreasi yang
melelahkan,tetapi yang dimaksudkan dengan istirahat adalah usaha untuk
mengembalikan stamina tubuh dan mengembalikan keseimbangan hormon dan
dalam tubuh ( Amir,2012).
3. Periksa kesehatan secara teratur ke pelayanan kesehatan
Bila ada indikasi untuk melakukan pemerikasaan ke pelayanan kesehatan,
maka kepatuhan dan keteraturan dalam perawatan juga dapat mempertahankan
kesehatan.
4. Aktivitas fisik/ Latihan
Olah raga ringan dengan teratur untuk meningkatkan kebugaran tub serta
untuk seperti jalan kaki, menggerakan sendi-sendi, melakukan nafas dalam.
5. Menggurangi stress
Stres tidak menyebabkan hipertensi yang menetap, tetapi stress berat dapat
menyebabkan kenaikan tekanan darah yang bersifat sementara yang sangat tinggi.
Jika periode stress sering terjadi maka akan mengalami kerusakan pada pembuluh
darah, jantung dan ginjal sama halnya seperti yang menetap. (Amir, 2012).
Manfaat olah raga yang sering di sebut olah raga isotonik seperti jalan kaki,
jogging, dan bersepeda sangat mampu meredam hipertensi.
6. Meningkatkan ibadah
7. Bersosialisasi yang baik
8. Mengikuti kegiatan di panti
Pencegahan juga bisa dilakukan dengan pengobatan tradisional yaitu
dengan meremas daun alpukat, seledri, dan daun belimbing bintang, juga bisa
dibuat jus buah mengkudu serta buah belimbing bintang serta di buat sayur
pada buah labu siam dan brokoli.
Sedangkan dengan cara farmakologis yaitu dengan cara memberikan obat-
obatan anti hipertensi seperti diuretik seperti HCT, Higroton, Lasix. Beta
bloker seperti propanolol. Alfa bloker seperti phentolamin, prozazine,
nitroprusside captapril. Simphatolitic seperti hidralazine, diazoxine. Antagonis
kalsium seperti nefedipine (adalat)

G. DIET HIPERTENSI
Makanan yang dibatasi:
- Mengurangi makanan yang bergaram tinggi seperti ikan asin.
- *Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, paru,
minyak kelapa / makanan yang bersantan, jeroan, hati, jantung)
- Makanan yang yang mengandung soda-soda kue, serta monosodium
glutamat (MSG)
- Membatasi konsumsi garam yaitu dua gram per hari
- Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biscuit,
keripik, makanan kering yang asin)
- Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, sayur-sayuran
serta buah-buahan dalam kaleng, soft drink)
- Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, udang
kering, telur asin, selai kacang)
- Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah
(sapi/kambing), kuning telur, kulit ayam.
- Bumbu-bumbu seperti kecap, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco,
- Makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape
Makanan yang dianjurkan :
- Sebaiknya mengonsumsi cukup kalium (K) 80-100 MEq per hari,
karena dapat menurunkan tahanan jalan darah seluruh tubuh, sehingga
tensi dapat turun. Sumber kalium misalnya: pisang.
- Dengan mengonsumsi buah dan sayur segar secara teratur dapat
menurunkan risiko kematian akibat hipertensi, stroke dan penyakit
jantung koroner, menurunkan tekanan darah
- Sayur yang dapat digunakan untuk pencegahan hipertensi ini seperti
seledri, bawang dan sayur hijau lainnya. Bawang putih misalnya
mampu menurunkan tekanan darah tinggi serta menurunkan kolesterol,
- Makanan yang banyak mengandung serat sangat penting untuk
keseimbangan kolesterol. Serat terdapat dalam tumbuhan, terutama
pada sayur, buah, padi-padian, kacang-kacangan, dan biji-bijian,
perbanyak minum air putih yang cukup
- Vitamin dan mineral juga sangat penting untuk menyeimbangkan
proses-proses fisiologi di dalam tubuh kita, termasuk juga untuk
menyeimbangkan tekanan darah.
- Teh telah cukup terkenal sebagai antioksidan yang efektif, selain itu teh
juga dapat mengurangi resiko hipertensi ataupun stroke.
Pengkonsumsian teh secara teratur dan seimbang dapat menjaga pola
hidup sehat.

DAFTAR PUSTAKA
Friedman, M. M. (1998). Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek, Edisi 3. alih
Bahasa: Debora R. L & Asy. Y, Jakarta: EGC
Effendy. N (1998). Dasar- dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat, Edisi 2.
Jakarta; EGC
Long. Barbara. C. Essential of Medical Surgical Nursing, Penerjemah. Karnaen R,
Et. All, Edisi ke 3. 1996. Bandung: Yayasan Ikatan Alumni Pendidikan
Keperawatan Padjajaran.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. (2006). Mengenal Hipertensi,
(Online), (http:// depkes.co.id/stroke.html)
Tim POKJA RS Jantung Harapan Kita. (2003). Standar Asuhan Keperawatan
Kardiovaskuler. Direktorat Medik dan Pelayanan RS Jantung dan pembuluh
darah Harapan kita. Jakarta
FKUI. (1990). Ilmu Penyakit Dalam Jilid II. Balai Penerbit FKUI. Jakarta
DIKLAT RS Jantung Harapan Kita. (1993). Dasar-dasar Keperawatan
Kardiovaskuler. RS Jantung Harapan Kita. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai