Anda di halaman 1dari 16

ISU-ISU STRATEGI KEGIATAN PROMKES DAN KESEJAHTERAAN

LANSIA SERTA DUKUNGAN TERHADAP ORANG YANG TERLIBAT

Diajukan Guna Memenuhi Tugas Akademik dalam Mata Kuliah


Keperawatan Gerontik

Dosen Pembimbing:
Dra. Hj Erna Mesra M.Kes

Disusun Oleh:
Cinthya Devy Elisa
Ikroyanah
Nova Pratiwiyanti

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BANTEN
JURUSAN KEPERAWATAN TANGERANG
PROGRAM STUDI ALIH JENJANG NERS
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul
“Isu-Isu Strategi Kegiatan Promkes Dan Kesejahteraan Lansia Serta Dukungan
Terhadap Orang Yang Terlibat”. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima
kasih kepada:
1. Dra. Hj Erna Mesra M.Kes selaku dosen pembimbing mata kuliah
Keperawatan Gerontik
2. Seluruh rekan-rekan Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan
Kemenkes Banten khususnya Alih jenjang profesi Ners.
3. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah
memberikan bantuan dalam rangka penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
penyempurnaan penyusunan makalah di masa yang akan datang.

Tangerang, Juli 2019

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Tujuan Penulisan ............................................................................... 1
C. Manfaat Penulisan ............................................................................. 2
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Isu dan Tren Pada Lansia .................................................................. 3
B. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia .......... 3
C. Kebutuhan Promosi Kesehatan dan Proteksi Kesehatan
Lansia di Komunitas .......................................................................... 7
D. Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia .................................. 9
E. Peran Anggota Keluarga Terhadap Lansia ........................................ 10
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................ 12
B. Saran .................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keberadaan usia lanjut ditandai dengan umur harapan hidup yang
semakin meningkat dari tahun ke tahun , hal tersebut membutuhkan upaya
pemeliharaan serta peningkatan kesehatan dalam rangka mencapai masa tua
yang sehat, bahagia, berdaya guna, dan produktif (pasal 19 UU No. 23 tahun
1992 tentang kesehatan).
Penuaan adalah suatu prose salami yang tidak dapat dihindari, berjalan
secara terus menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan
mengakibatkan perubahan anatomis, fisiologis, dan biokimia pada tubuh,
sehingga akan mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara
keseluruhan.
Usia lanjut dapat dikatakan usia emas, karena tidak semua orang dapat
mencapai usia tersebut, maka orang yang berusia lanjut memerlukan tindakan
keperawatan, baik yang bersifat promotif maupun yang preventif, agar ia
dapat menikmati masa usia emas serta menjadi usia lanjut yang berguna dan
bahagia.
Mengatasi lanjut usia diperlukan program pelayanan kesejahteraan
sosial lanjut usia yang terencana, tepat guna dan tetap memiliki karakteristik.
Sebagai bangsa yang menjamin keharmonisan hubungan di antara anak,
Three in one roof, yang artinya bahwa suasana hubungan yang harmonis antar
ketiga generasi akan terus terjalin sepanjang masa, walaupun saat ini mereka
cenderung tidak tinggal bersama dalam satu rumah. Namun semangatnya
masih terpatri dalam satu atap kebersamaan.

B. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan tentang Isu – Isu dan tren pada lansia
2. Menjelaskan strategi dan kegiatan untuk promosi kesehatan pada lansia
3. Menjelaskan dukungan/ peran orang yang merawat lansia.

1
C. Manfaat Penulisan

Hasil dari penyusunan makalah ini dapat menambah wawasan dan


keilmuan bagi mahasiswa dan pembaca dalam memahami materi tentang
gerontik yang berhubungan dengan Isu – isu, strategi dan kegiatan untuk
promosi kesehatan dan kesejahteraan lansia serta dukungan terhadap orang
yang terlibat merawat lansia.

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Issu dan Tren Pada Lansia
Penuaan terjadi tidak secara tiba – tiba, tetapi berkembang dari masa
bayi, anak – anak, dewasa dan akhirnya menjadi tua. Menua bukanlah suatu
penyakit, tetapi merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan dengan
berkurangnya daya tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dari dalam
maupun luar tubuh. Menurut Eka A Kiswanto, 2009 dalam Muhith A dan
Siyoto S, 2016, sebagai berikut :
1. Keinginan terhadap berhubungan intim dapat dilakukan dalam bentuk
sentuhan fisik dan ikatan emosional secara mendalam
2. Perubahan sensitifitas emosional pada lansia dapat menimbulkan
perubahan perilaku
3. Pembatasan fisik, kemunduran fisik dan perubahan peran sosial
menimbulkan ketergantungan
4. Pemberian obat pada lansia bersifat paliatif care, yaitu obat ditujukan
untuk mengurangi rasa sakit yang dirasakan lansia.
5. Penggunaan obat harus memperhatikan efek samping
6. Kesehatan mental mempengaruhi integrasi dengan lingkungan
7. JPKM lansia

B. Strategi untuk Promosi Kesehatan dan Kesejahteraan Lansia


Promosi kesehatan dan proteksi kesehatan adalah dua elemen
pencegahan primer. Promosi kesehatan menekankan pada upaya membantu
masyarakat mengubah gaya hidup mereka dan bergerak menuju kondisi
kesehatan yang optimum sedangkan fokus proteksi kesehatan adalah
melindungi individu dari penyakit dan cedera dengan memberikan imunisasi
dan menurunkan pemajanan terhadap agens karsinogenik toksin dan hal –
hal yang membahayakan kesehatan di lingkungan sekitar.
Konsep kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya
merencanakan intervensi promosi kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 )

3
mendefinisikan kesehatan lansia sebagai kemampuan lansia untuk hidup dan
berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta untuk menumbuhkan rasa
percaya diri dan otonomi sampai pada tahap maksimum, tidak hanya terbebas
dari penyakit. Apabila dibandingkan dengan kelompok usia lainnya di
Amerika lansia lebih aktif dalam mencari informasi mengenai kesehatan dan
mempunyai kemauan untuk mempertahankan kesehatan dan kemandirinya.
Promosi kesehatan harus benar – benar berfokus pada perilaku beresiko yang
dapat dimodifikasi yang disesuaikan dengan masalah kesehatan utama
menurut usia ( USDHHS, 1998 ). Secara umum, pelayanan kesehatan untuk
lansia memiliki tiga tujuan.
1. Meningkatkan kemampuan fungsional
2. Memperpanjang usia hidup
3. Meningkatkan dan menurunkan penderita

Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia di komunitas


dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek. Target intervensi harus mengarah
pada individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas.
1. Intervensi berfokus – Individu dan kelompok
Intervensi promosi kesehatan / proteksi kesehatan berfokus –
individu atau keluarga dirancang dalam upaya meningkatkan pengetahuan
keterampilan dan kompetensi individu atau keluarga untuk membuat
keputusan kesehatan yang memaksimalkan promosi kesehatan dan
perilaku proteksi kesehatan. Tujuannya adalah mendayagunakan lansia
dan keluarganya dalam membuat keputusan kesehatan yang rasional.
Beberapa kategori yang termasuk ke dalam intervensi promosi kesehatan
dan proteksi kesehatan dengan target individu dan / atau keluarga adalah :
a. Skrining kesehatan
b. Modifikasi gaya hidup
c. Pendidikan kesehatan (Individu dan kelompok)
d. Konseling
e. Kelompok pendukung

4
f. Pelayanan kesehatan primer
g. Imunisasi
h. Keamanan rumah
i. Perawatan rumah
j. Makanan yang dikirim kerumah
k. Dukungan sosial (penjaminan kembali telepon dan kunjungan rumah)
l. Manajemen kasus
m. Bantuan pemeliharaan di rumah

2. Intervensi berfokus terhadap komunitas


Intervensi berfokus komunitas adalah aktivitas dan program yang
diarahkan pada lansia komunitas secara keseluruhan atau sub kelompok
lansia yang beragam di komunitas. Tujuan intervensi berfokus komunitas
adalah meningkatkan kapasitas dan ketersediaan komunitas terhadap
pelayanan gabungan kesehatan dan sosial yang sesuai dan dibutuhkan
dalam upaya mempertahankan kemandirian dan status fungsional lansia di
komunitas. Intervensi di komunitas terutama melibatkan advokasi
tindakan politis dan partisipasi dalam pembuatan kebijakan yang
memengaruhi lansia di komunitas. Contoh intervensi berfokus komunitas
adalah sebagai berikut :
a. Kampanye pendidikan kesehatan di masyarakat luas yang
menekankan pada masyarakat lansia
b. Mengadakan kampanye pada bulan mei yang telah ditetapkan sebagai
older American Month ( bulan lansia Amerika )
c. Koalisi komunitas untuk menangani isu spesifik lansia seperti
pengembangan pusat informasi lokal, botlines telepon atau situs
internet
d. Keterlibatan politis untuk advokasi kebutuhan lansia seperti
mempertahankan atau memperluas tanggunagan medicare untuk
pelayanan di rumah

5
e. Kolaborasi dengan universitas, gereja pusat perkumpulan lansia
proyek pemukiman lansia serta organisasi komunitas lain yang
tersedia untuk memberikan pelayanan yang komprehensif kepada
subkelompok asia
f. Aktivitas pencegahan kejahatan
g. Berpartisipasi dalam pameran kesehatan berfokus pada komunitas.

3. Kemitraan dengan komunitas lansia


Secara umum komunitas lansia terbuka untuk praktik kesehatan
baru dan berespons terhadap bermacam – macam pendekatan yang
berpotensi meningkatkan kesehatan mereka. Dalam merencanakan
program kesehatan yang efektif perawat kesehatan komunitas harus
memvalidasi strategi dan tujuan bersama kelompok lansia yang
ditargetkan. Keterlibatan lansia dalam merencanakan promosi kesehatan
dan aktivitas pencegahan penyakit adalah hal yang esensial karena lansia
sensitif terhadap kehilangan potensi kemandiriannya. Oleh karena itu jika
lansia dilibatkan rasa kemandirian mereka akan menngkat. Tahapan
tindakan yang dilakukan ketika bekerja dengan lansia di komunitas antara
lain:
a. Jalankan program ditempat – tempat biasa lansia berkumpul seperti
gereja, senior center, dan tempat perkumpulan pensiunan.
b. Libatkan aktivitas outreach ke dalam seluruh program
c. Siapkan sarana transportasi menuju tempat aktivitas kelompok
d. Antisipasi kebutuhan lansia yang memiliki pandangan dan / atau
penglihatan tidak adekuat ( contoh penggunaan tulisanyang besar,
membatasi penggunaan makalah, penggunaan ruangan yang tenang
dan / atau pengeras suara yang adekuat.
e. Pertahankan aktivitas secara berlahan dan berikan waktu yang cukup
untuk berespons
f. Berikan waktu yang cukup bagi para lansia untuk berbagi
pengalaman hidup

6
g. Pertahankan pengajaran dalam waktu yang relatif singkat
h. Lakukan pengulangan ganda dan penguatan informasi
i. Susunlah aktivitas pendidikan kesehatan yang dapat memberikan
rasa nyaman pada para lansia dalam mengajukan pertanyaan dan
atau menanyakan informasi baru atau informasi yang masih
meragukan mereka
j. Dorong keterlibata keluarga, teman dan kerabat
k. Advokasi untuk meningkatkan sumber sumber yang ada di
komunitas serta kebijakan yang memengaruhi lansia

C. Kebutuhan Promosi Kesehatan dan Proteksi Kesehatan Lansia Di


Komunitas.
1. Pelayanan kesehatan
Lansia berusia lebih dari 65 tahun membutuhkan pelayanan
kesehatan primer yang teratur untuk mempertahankan kesehatan dan
mencegah penyakit kronik kecacatan serta kondisi yang mengancam
hidupnya. Pelayanan promosi kesehatan yang dapat mendasari intervensi
keperawatan komunitas meliputi :
a. Imunisasi ( influenza, difteri, tetanus, vaksin, pneumokokus )
b. Skrining penyakit kronik seperti kanker penyakit kardiovaskuler, dan
diabetes.
c. Manajemen dan pengendalian penyakit kronis yang ada ( pendidikan
kesehatan, manajemen kasus,dan manajemen medikasi).
d. Pengetahuan tentang praktik penggantia dan tangguan biaya (
termasuk biaya pengobatan alternatif ) dari Medicare/Medicare
Managed Care, asuransi Medicare tambahan, dan program asuransi
kesehatan spesifik.
e. Program outreach dan upaya advokasi untuk menjamin akses lansia
pada sumber-sumber yang dibutuhkan; seperti advokasi kesehatan,
pelatihan kesehatan, dan pengendali akses di komunitas, Personel
yang ditugaskan bisa karyawan perusahaan swasta, staf gereja, dan

7
karyawan perudahaan BUMN yang dapat merujuk lansia kepada
sumber-sumber yang ada di komunitas (Florioet al, 1996).
f. Rujukan kepada program bantuan farmasi negara yang ada serta
advokasi untuk membuat program yang mereka butuhkan.
g. Pendidikan mengenai manajemen medikasi ( penjadwalan,
kepatuhan, kalender, dan sebagainya ).
h. Sumber berkelanjutan datri pelayanan primer.
i. One stop shopping untuk pelayanan kesehatan.
j. Hubungan kepada kelompok pendukung penyakit kronik.

2. Nutrisi
Nutrisi adekuat adalah hal paling penting bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatan, mencegah penyakit, yang memperlambat
perkembangan penyakit kronis yang di derita. Dalam upaya membantu
lansia meningkatkan dan mempertahankan status nutrisinya, pengkajian
nutrisi dan membangun kekuatan yang ada adalah hal yang sangat
membantu.
3. Olahraga dan kebugaran
Manfaat olahraga telah dibuktikan sepanjang rentang kehidupan
manusia. Olahraga untuk lansia harus mempertimbangkan kesehatan dan
status fungsionalnya.
4. Pencegahan jatuh
Jatuh adalah masalah besar pada lansia.
5. Keamanan berkendara
Pengendara lansia dianjurka untuk mengevaluasi kembali secara
periodik kemampuan mereka dalam mengemudi, termasuk pemerikasaan
penglihatan / pendengaran dan evaluasi perubahan fisik lainnya dapat
mempengaruhi mereka dalam berkendara.

8
D. Upaya Pelayanan Kesehatan Terhadap Lansia
Model pelayanan keperawatan menurut Maryam R (2008) sebagai berikut :
1. Promotif (peningkatan)
Upaya promotif merupakan tindakan secara langsung dan tidak
langsung untuk meningkatkan drajat kesehatan dan mencegah penyakit.
Upaya promotif juga merupakan proses advokasi kesehatan untuk
meningkatkan dukungan kline, tenaga profesional, dan masyarakat
terhadap praktik kesehatan yang positif menjadi norma – norma sosial.
Upaya promotif dilakukan untuk membantu orang – orang untuk
mengubah gaya hidup mereka dan bergerak ke arah keadaan kesehatan
yang optimal serta mendukung pemberdayaan seseorang untuk membuat
pilihan yang sehat tentang perilaku hidup mereka.
2. Prevention (pencegahan)
Pencegaha mencakup 3 aspek yang terdiri dari :
a. Pencegahan primer meliputi pencegahan pada lansia sehat, terdapat
faktor resiko, tidak ada penyakit dan promosi kesehatan.
b. Pencegahan sekunder : meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa
gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit belum tampak
secara klinis dan mengidap faktor resiko
c. Pencegahan tersier dilakukan sesudah terdapat gejala penyakit dan
cacat mencegah cacat bertambah dan ketergantungan, serta perawatan
bertahap, yaitu (1) perawatan dirumah sakit, (2) rehabilitasi klien
rawat jalan, (3) perawatan jangka panjang.
3. Early diagnosis and promp treatment (Diagnosis dini dan pencegahan)
Diagnosis dini dapat dilakukan oleh lansia sendiri atau petugas
profesional dan petugas institusi.
4. Disability limitation (Pembatasan kecacatan)
Langkah – langkah yang dilakukan adalah : (1) Pemeriksaan
(assesment), (2) Identifikasi masalah (Problem Identification), (3)
perencanaan (planning), (4) Pelaksanaan (Implementation), (5) Penilaian
(evaluation)

9
5. Rehabilitation (Pemulihan)
Pelaksana rehabilitasi adalah tim rehabilitasi (Petugas medis,
petugas paramedis, serta petugas nonmedis). Seifat pelayanan
keperawatan gerontik adalah : (1) Independent (mandiri), (2)
Interdependent (kolaborasi), (3) Humanistic (manusiawi), (4) Holistic
(menyeluruh)

E. Peran Anggota Keluarga Terhadap Lansia


Menurut Eliopoulus (2005) berbagai bentuk peran keluarga
diantaranya menjaga dan membersihkan rumah, mengelola keuangan,
belanja, kesempatan untuk sosialisasi, menasihati, menemani ke pelayanan
kesehatan, memasak dan menyediakan makanan, mengingatkan untuk
berobat, menjaga janji, mengawasi, melakukan perawatan, pemantauan dan
administrasi obat-obatan.
Sama halnya dengan Maryam (2008) yang menyebutkan beberapa hal
yang dapat dilakukan keluarga dalam menjalankan perannya terhadap lansia
antara lain melakukan pembicaraan yang terarah, mempertahankan
kehangatan keluarga, membantu melakukan persiapan makanan bagi lansia,
membantu dalam hal transportasi, memberikan kasih sayang, menghormati,
mintalah nasihatnya untuk peristiwa-peristiwa penting, mengajaknya dalam
acara-acara keluarga, membantu mencukupi kebutuhannya, memberi
dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan- kegiatan di luar rumah,
memeriksakan kesehatan secara teratur.
Pada umumnya keluarga memiliki peran penting dalam kehidupan
lansia, keluarga memenuhi 60-80% kebutuhan lansia. Berikut ini hal-hal yang
mempengaruhi kemampuan keluarga memberi dukungan pada lansia yaitu
(Lueckenotte, 2000) :
1. Meningkatnya usia lansia “old-old” (>85 tahun).
2. Penurunan fertilitas, dimana penurunan kelahiran berarti anak yang bisa
merawat lansia lebih sedikit.

10
3. Meningkatnya pekerja wanita, dimana biasanya yang memberikan
perawatan primer adalah wanita.
4. Meningkatnya mobilitas keluarga, sehingga banyak anak yang berjauhan
dengan keluarga mengakibatkan kesulitan memberikan perawatan.
5. Meningkatnya perceraian dan pernikahan kembali. Hal ini akan
menimbulkan konflik bagi anak untuk memberikan perawatan karena
berbedanya pandangan antara saudara kiri.

Menurut Carter dan McGoldrick (didalam Maryam, 2008) tugas


perkembangan keluarga dengan lansia adalah mepertahankan pengaturan
hidup yang memuaskan, penyesuaian terhadap pendapatan yang menurun,
mempertahankan hubungan perkawinan, penyesuaian diri terhadap
kehilangan pasangan, pemeliharaan ikatan keluarga antargenerasi,
meneruskan untuk memahami eksistensi usia lanjut. Sementara menurut
Lueckenotte (2006), pendekatan yang bisa dilakukan keluarga terhadap lansia
yaitu:
1. Memahami persepsi dan perasaan lansia
2. Dekati lansia dengan baik, sehingga lansia tidak merasa ketergantungan
3. Sarankan satu perubahan dalam satu waktu, karena umumnya orang sulit
untuk menerima perubahan
4. Pertimbangkan siapa yang cocok untuk berbicara pada lansia

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Konsep kesehatan lansia harus ditinjau kembali dalam upaya
merencanakan intervensi promosi kesehatan. Filner dan Williams ( 1997 )
mendefinisikan kesehatan lansia sebagai kemampuan lansia untuk hidup dan
berfungsi secara efektif dalam masyarakat serta untuk menumbuhkan rasa
percaya diri dan otonomi sampai pada tahap maksimum, tidak hanya terbebas
dari penyakit. Isu dan kecenderungan masalah kesehatan gerontik diantaranya
; masalah kehidupan seksual, perubahan perilaku, pembatasan fisik, paliative
care, penggunaan obat, kesehatan mental dan JPKM lansia. Secara umum,
pelayanan kesehatan untuk lansia memiliki tiga tujuan ; (1) Meningkatkan
kemampuan fungsional, (2) Memperpanjang usia hidup, (3) Meningkatkan
dan menurunkan penderita. Dalam memaksimalkan promosi kesehatan lansia
di komunitas dibutuhkan suatu pendekatan multiaspek yang mengarah pada
individu dan keluarga serta kelompok dan komunitas.

B. Saran
Kami berharap pembaca dapat memahami semua penjelasan dalam
makalah ini dan dapat memperluas pengetahuan tentang gerontik terutama isu
dan tren masalah kesehatan lansia serta dukungan keluarga dalam merawat
lansia, sehingga apabila ada yang kurang jelas atau kesalahan dalam
penyusunan, pembaca dapat memberikan masukkan demi sempurnannya
makalah ini.

12
DAFTAR PUSTAKA

Maryam, R siti.Mengenal Usia Lanjut dan Perawatanya. 2008. Jakatra: Salemba


Medika.

Mubarak,Wahit Iqbal. (2009). Pengantar Keperawatan Komunitas 2. Jakarta:


Salemba Medika.

Muhith A, Sitoto S. (2016). Pendidikan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta ; CV


Andi Offset

Adhitiya, Arek. 2013. Dukung Aksi Nasional Kesejahteraan Lansia 2010-2014,


dalam http://www.lampungtoday.com/go/today-news/1392-dukung-program-
nasional-kesejahteraan-lansia-2010-2014.html. Diakses tanggal 9 februari
2015.

Basuri, Chairul. 2012. Strategi Dan Promosi Kesehatan, dalam


http://chairulars.blogspot.com/2012/11/strategi-dan-kegiatan-promosi-
kesehatan.html. Diakses tanggal 9 februari 2015.

13

Anda mungkin juga menyukai