Anda di halaman 1dari 33

Diskusi Forum Ketenagakerjaan

Centre for Strategic & International Studies


Jakarta, 11 September 2019

Tantangan Pengembangan SDM


Perspektif Dunia Usaha

P. Agung Pambudhi
APINDO Research Institute

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Perspektif Dunia Usaha

 Konteks Pengembangan SDM di Indonesia


 Tantangan Industri 4.0
 Pembelajaran dari Negara Kompetitor
 Upaya Pemerintah
 Rekomendasi

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Konteks Pengembangan SDM
di Indonesia

Slide 3
Mengapa Pengembangan SDM

Top Prioritas 9 Janji Kampanye Presiden


 Jaminan Gize dan Tumbuh Kembang Anak
 Reformasi Sistem Kesehatan
 Reformasi Sistem Pendidikan
 Revitalisasi Sistem Pendidikan dan Vokasi
 Pengembangan Kewirausahaan
 Pengarusutamaan Jender dan Pemberdayaan Perempuan

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


WHY Human Capital Development

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Tingginya Tingkat Pengangguran & Skills Missmatch

Tingkat Pengangguran Terbuka Februari 2017 – Februari 2019:


Lulusan SMK lebih banyak dibanding Lulusan SMA

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Indek SDM yang Rendah

Negara Ranking Global Human Capital Index 2017


Singapore 11 menempatkan 130 negara
Malaysia 33 berdasarkan 4 pilar SDM : Kapasitas
Thailand 40 (berdasarkan tingkat pendidikan
Philippines 50
tenaga kerja), Penyebaran (partisipasi
Brunei Darussalam 58
tenaga kerja), Pengembangan
Vietnam 64
Indonesia 65 (peningkatan keterampilan pekerja
Lao PDR 84 dan pendidikan angkatan kerja muda),
Myanmar 89 dan Know-How (ketersediaan pekerja
Cambodia 92 terampil).

Sumber: The Global Human Capital Index 2017, World Economic Forum (2017)

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Kompetensi Rendah: Math, Reading & Science

Program for International Student Assessment (PISA), 2015

 PISA menilai pendidikan di 65


negara melalui test lebih dari
510,000 murid usia 15 tahun atas 3
subyek : Math, Reading dan
Science.
 PISA Score 2015 menunjukkan
bahwa nilai murid Indonesia dalam
hal Math, Reading dan Science:
375, 396, 382
 PISA score murid Indonesia lebih
rendah dari negara-negara seperti
Malaysia, Thailand, and Vietnam

Source: PISA (2015)


©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id
Job Mismatch & Training

Sumber: Lembaga Demografi FEB UI (2018) Sumber: Lembaga Demografi FEB UI (2018)

Lembaga Demografi FEB UI (2018) menemukan bahwa keberadaan pelatihan dapat mengurangi efek wage
penalty (ketidaksesuaian upah) pada pekerja yang mengalami mismatch pekerjaan baik secara vertikal
(berdasarkan masa tempuh pendidikan) maupun horizontal (berdasarkan kesesuaian bidang).

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Terbatasnya Training oleh Dunia Usaha

APINDO Research Institute (2019 Survei)


Budget Training dari Biaya Operasi
• < 1% budget: 21%
• 1-2% budget: 26%
Sumber: World Bank Enterprise Survey 2008

• 2-3% budget: 29%


• 3-4% budget: 24%

Fasilitas Training
• 33% memiliki fasilitas training khusus
• 33% memiliki workshop untuk training &
produksi
• 34% tidak memiliki fasilitas training

Trainer
• Supervisor Produksi: 42%
World Bank: hanya 4.7% perusahaan yang • Trainer dengan ketrampilan teknis: 25%
menyelenggarakan training formal, salah satu • Trainer dengan Sertifikat Teknis: 22%
alasannya adalah keterbatasan dana • Trainer dengan Sertifikat Teknis & Pedagogi: 11%

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Tantangan Industri 4.0

Slide 11
Shifting of Technology

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Skills Needed to Face the Future of Works

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


The Way of Work Transformation

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Pembelajaran
Program Pengembangan SDM
Negara-negara lain

Slide 15
Skills Development di China: Talent Management

Technical and Vocational Education Training (TVET)

Memodifikasi kursus TVET agar Melakukan penggabungan Industri diwajibkan untuk:


dapat memenuhi kebutuhan struktur manajemen antara  Memberikan pelatihan kepada
peserta kursus di tempat kerja.
masing-masing industri sekolah kejuruan dan industri
 Memberikan pelatihan untuk para
instruktur agar pengetahuan dan
Kurikulum dikembangkan bersama oleh Industri memiliki andil pada proses keterampilan dapat selalu diperbarui
pemerintah dan industri. manajemen sekolah kejuruan.

1000 Talent Programme


Melalui program ini, pemerintah Cina memberikan:
Ditujukan untuk para individu bertalenta, Diharapkan dapat menghasilkan  Dana bantuan dalam bentuk penghargaan sebesar
baik dari etnis Cina maupun non-etnis Cina penelitian-penelitian inovatif yang kurang lebih 2 milyar rupiah (1 juta RMB)
dari mancanegara agar dapat kembali dapat menigkatkan daya saing industri  Akses pendanaan penelitian yang mencapai 10
bekerja di perusahaan lokal manufaktur Cina milyar rupiah (5 juta RMB)
 Berbagai manfaat tambahan: tempat tinggal, dana
pendidikan, dan kesehatan.

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Skills Development di Korsel: Konsistensi
Memilih industri yang akan
Sebelum 1960 3. 1960-1970
1. 2. diprioritaskan
Pasca Pemerintah Korea menyadari bahwa
Strategi ekspor: mengolah Mengestimasi jumlah supply
Korean ketersediaan tenaga kerja terampil dan demand masing-masing
bahan mentah yang diimpor dan
War sangat dibutuhkan untuk industri
mengekspor kembali barang jadi
(1950) mendukung kebijakan pertumbuhan
tersebut Mengembangkan program
berorientasi ekspor tersebut
vokasi sesuai kebutuhan industri

4. 1980 1990-sekarang
Produksi masih
sebatas barang Peningkatan harga minyak
5. Memberikan dorongan bagi
perusahaan dalam bentuk
primer dan masih menurunkan permintaan • Siklus perekonomian membaik subsidi agar dapat menyediakan
di tahun 1990  Korea mampu pelatihan
bergantung pada AS ekspor
memenuhi kebutuhan tenaga
kerja tanpa kesulitan • Perusahaan diwajibkan
Mengadopsi kebijakan • Pelatihan yang diberikan swasta • Sejak tahun 1995: untuk membayar retribusi
berorientasi ekspor menurun secara signifikan.  Pelatihan fokus untuk pelatihan sebagai bagian
melalui Rencana • Namun, pemerintah tetap meningkatkan dari premi asuransi
Pembangunan meningkatkan jumlah pelatihan tenaga kerja.
Ekonomi Lima
keterampilan yang sudah • Pemerintah mengganti
publik .
Tahunan (asumsi: pengembangan sumber daya ada biaya pelatihan bagi
manusia dan peningkatan produktivitas  Diperuntukkan untuk perusahaan yang
tenaga kerja akan memiliki dampak seluruh industri dan menyediakan pelatihan
positif dalam jangka panjang) dengan sistem vokasi secara
pekerja sukarela.

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Skills Development di Thailand: Insentif

Pendidikan Vokasi di Thailand UU Pengembangan


Keterampilan B.E. 2545
Sebelum 1980 Setelah 1980 tahun 2002

Pendidikan Vokasi Pendidikan Vokasi Sektor swasta di Thailand secara terus-menerus mendorong  Pemotongan pajak
Formal Non-Formal pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan vokasi hingga 200% dari biaya
formal pelatihan yang dilakukan
Setara dengan
Dapat diikuti oleh di tempat kerja
berbagai kalangan Dibentuklah Komite Kerjasama Publik-Swasta terkait
SMA/SMK
masyarakat Pengembangan SDM Lintas Sektor dan Daerah  Pembebasan bea masuk
dan pajak pertambahan
Tantangan: Sektor swasta mendorong nilai (PPN) untuk
Sektor swasta mendorong
• Sektor swasta tidak memiliki andil Kementerian Pendidikan peralatan dan mesin yang
Kementerian Perindustrian
dalam penyusunan program studi, untuk mengadakan kerja sama diimpor untuk pelatihan
untuk mendirikan Thai-
seluruhnya dikelola pemerintah dengan Jerman (Dual
German Institute
Thailand Vocational Training)
• Kualitas lulusan dianggap kurang  Potongan biaya utilitas
memenuhi kebutuhan industri Melakukan re-training pekerja
untuk tagihan listrik
Penyediaan pelatihan berbasis di sektor manufaktur yang dan air sebesar dua kali
praktik yang disesuaikan sudah qualified untuk belajar biaya pelatihan
dengan kebutuhan industri lebih lanjut mengenai teknologi
produksi modern

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Skills Development di Vietnam: Konsistensi
Kerja sama TVET dengan Investor Negara Lain
Technical and Vocational Education Training (TVET) The Vietnam-Singapore Technical Training Center (VSTTC)
• Menyediakan pelatihan selama 6 bulan (1.100 jam) di lima bidang: 1)
Primary Secondary Vocational Perawatan listrik; 2) Perawatan mekanik; 3) Permesinan; 4) Elektronik;
Vocational Vocational College 5) Mekatronik
• Setelah bimbingan pemerintah Singapura selesai di tahun 2005, VSTTC
Training Training kemudian bergabung dengan Binh Duong Technical School dan berubah
Partisipan Youths, Lulusan SMA Lulusan SMA menjadi Vietnam-Singapore Technical School di tahun 2006.
unskilled & SMP & Secondary
workers Vocational Hanoi Industrial College-Japan International Cooperation Agency Project
Training • Tujuan: meningkatkan jumlah teknisi dan insinyur yang mampu bekerja
di sektor manufaktur
Jangka 3 bulan – 1 1-2 tahun 1-2 tahun • Proyek ini menyediakan: 1) Kursus dan pelatihan telnik bagi siswa HIC;
Waktu tahun hingga 3-4 hingga 2-3 dan 2) Kursus jangka pendek bagi pekerja di Vietnam
tahun tahun • JICA menyediakan hibah peralatan sebesar 3,11 juta USD, biaya
administrasi (0,83 juta USD), dan 39 orang experts dari Jepang
Sertifikasi Sertifikat Professional/ College
Pelatihan Vocational Diploma The Vietnam-Germany Center
Secondary • Tujuan: meningkatkan kualitas pelatihan dan kurikulum di Vietnam
• Menyediakan pelatihan bagi: 1) siswa reguler di Universitas Ho Chi Minh;
Education 2) teknisi dan insinyur dari perusahaan dan sekolah lain; dan 3)
Diploma profesional.
Sumber: Law on Vocational Training in Vietnam (2006) • Pemerintah Jerman memberikan dana bantuan sebesar 8 juta USD untuk
8 tahun yang dipakai untuk membeli peralatan training dan
mendatangkan instruktur dari Jerman

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


UPAYA PEMERINTAH

Slide 20
Tahapan Pencapaian Pembangunan Industri

2025-2035

2020-2024
Menjadi
negara
Mencapai industri
keunggulan tangguh
2015-2019 kompetitif
dan
Meningkatkan berwawasan
nilai tambah lingkungan
sumber daya
alam

Sumber: Rencana Induk Pembangunan Industri (2015)

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Standar Kompetensi dan Ketrampilan Nasional (SKKNI)
1. Rubber & derivatives
2. Welding
3. Food
4. Beverages
5. Cement Government
6. Petrochemical
7. Plastic of Indonesia
8. Laboraty & Chemical
9. Automotive has
10.
11.
Supporting sector
Base metals
developed
12. Electronics 116
13. Ceramics
14. Industrial Waste National
15. Textile
16. Timber & Rattan Processing
Work
17. Machinery metals Competency
18. Leather & footwear
processing Standar
19. Palm oil & derivatives
20. Logistics (SKKNI) for
21. SME Consultants 26 sectors
22. Animation and graphic
design (including 5
23. Industrial entrepreneurship
24. Pulp & paper priority
Sumber: Kementerian Perindustrian 25.
26.
Welding
Optisi
sectors)
27. Other sectors

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Dukungan terhadap Pemagangan

Costs and contribution of apprentices


Employer
Productive
benefit
contribution of
apprentices/
skilled worker

Costs of hiring
skilled worker
Employer cost
Costs of hiring apprentice
(wage, tuition etc.)

Apprenticeship period Post apprenticeship

Adopted from Lerman R. “Do firms benefit from apprenticeship investment?” IZA World of Labour 2014:55

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Memilih Sektor Prioritas

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Membentuk Komiute Pendidikan Vokasi

Ministry of
Manpower

Professional Chamber of Dibentuk oleh Kemenaker


Association Commerce Pada bulan Oktober 2017

National Memberikan Saran dan


Vocational Rekomendasi untuk
Expert /
Training Employer Pengembangan Pendidikan
Practitioner Committee Association Vokasi di Indonesia

Academics Trade Union

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


REKOMENDASI

Slide 26
Studi APINDOO di Industri Padat Karya

Perusahaan skala besar beradaptasi dengan perkembangan


pesat teknologi dengan berinvestasi pada teknologi serta
meningkatkan keterampilan pekerjanya, sementara perusahaan
berskala lebih kecil tidak mampu melakukan hal tersebut.
Implementasi industri 4.0 secara parsial dalam 3 tahun kedepan,
dan kemudian menerapkannya secara penuh dalam 5 tahun
kedepan.
Dengan penerapan teknologi yang lebih modern, diharapkan
dapat meningkatkan produksi hingga 2 s/d 3 kali lipat dalam 5
tahun mendatang tanpa melakukan penambahan SDM dalam
jumlah besar.
©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id
Rekomendasi

 Pemerintah diharapkan untuk memberikan insentif bagi kegiatan pengembangan


keterampilan melalui super tax deductable policy (sudah diterbitkan PP 45/2019)
 Kerjasama antara Industri dengan SMK di lingkungan sekitar industri
 Dukungan untuk implementasi Kebijakan Multi Entry Multy Exit (MEME) di
Politeknik
 Sinkronisasi Program Pemerintah dan Anggaran untuk Pengembangan
Keterampilan
 Skema Kebijakan Sektor Ketenagakerjaan Secara Komprehensif melalui
Pengembangan Keterampilan
 Membangun Lingkungan Pengembangan Keterampilan yang Baik antara lain :
Pengembangan SKKNI Sektor Prioritas, Pemagangan, Pelatihan Kejuruan,
Revitalisasi BLK

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


SISLATKERNAS: lengkapi sistem

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Pemagangan : perlu dukungan Pemerintah & Serikat Pekerja

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


SKKNI: Kerjasama Pemerintah & Pelaku Usaha

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Revitalisai BLK: Public Private Partnership

©DPN APINDO 2018 www.apindo.or.id


Thank You
Permata Kuningan Building, 10th Fl.
Kuningan Mulia Kav. 9C Guntur – Setiabudi
Jakarta 12980 – Indonesia
Phone : (021) 8378 0824
Fax : (021) 8378 0823 / 8378 0746
Website : www.apindo.or.id

Anda mungkin juga menyukai