Anda di halaman 1dari 10

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP MOTIVASI KERJA

DAN KINERJA KARYAWAN


(Studi Pada Karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Malang)

Dzikrillah Rizqi Amalia


Bambang Swasto
Heru Susilo
Fakultas Ilmu Administrasi Bisnis
Universitas Brawijaya
Malang
E-mail: dzikrillahra@gmail.com

ABSTRACT

This study aims to determine the influence of transactional and transformational leadership style to work
motivation and employee performance. This research is explanatory research with quantitative approach. The
sampling technique is proportional random sampling. The number of samples determined by the Slovin
formula and obtained a total sample of 75 employees. Sources of data derived from primary data by
distributing questionnaires and secondary data with documentation. This study uses path analysis with the
help of SPSS 23.0 software. The result showed that Transactional Leadership Style has significant influence
to work motivation, Transformational Leadership Style has no significant influence to work motivation,
Transactional Leadership Style has significant influence to employee performance, Transformational
Leadership Style has no significant influence to employee performance, Work Motivation has significant
influence to employee performance, Work Motivation mediate Transactional Leadership Style to Employee
Performance, Work Motivation mediate Transformational Leadership Style to Employee Performance.

Keywords: Transactional Leadership Style, Transformational Leadership Style, Work Motivation,


Employee Performance

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan transaksional dan transformasional
terhadap motivasi kerja dan kinerja karyawan. Jenis penelitian ini merupakan explanatory research dengan
pendekatan kuantitatif. Teknik pengambilan sampel yang digunakan yaitu proportional random sampling
dengan penentuan jumlah sampel menggunakan rumus Slovin dan didapat jumlah sampel sebanyak 75
karyawan. Sumber data diperoleh dari data primer dengan menyebar kuisioner dan data sekunder dengan
dokumentasi. Penelitian ini menggunakan analisis jalur (Path Analysis) dengan bantuan software SPSS 23.0.
Hasil penelitian menunjukkan Gaya Kepemimpinan Transaksional berpengaruh signifikan terhadap Motivasi
Kerja, Gaya Kepemimpinan Transformasional tidak berpengaruh signifikan terhadap Motivasi Kerja, Gaya
Kepemimpinan Transaksional berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan, Gaya Kepemimpinan
Transformasional tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja Karyawan, Motivasi Kerja berpengaruh
signifikan terhadap Kinerja Karyawan, Motivasi Kerja memediasi Gaya Kepemimpinan Transaksional
terhadap Kinerja Karyawan, Motivasi Kerja memediasi Gaya Kepemimpinan Transformasional terhadap
Kinerja Karyawan.

Kata kunci : Gaya Kepemimpinan Transaksional, Gaya Kepemimpinan Transformasional, Motivasi


Kerja, Kinerja Karyawan

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 36 No. 1 Juli 2016| 137


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
A. PENDAHULUAN mendasarkan pada pergeseran nilai dan kepercayaan
Setiap perusahaan harus memiliki strategi pemimpin, serta kebutuhan pengikutnya (Luthans,
bersaing untuk dapat bertahan di tengah era 2006:653). Kepemimpinan transaksional
globalisasi saat ini. Salah satu strategi yang merupakan resep bagi keadaan seimbang sedangkan
diterapkan yaitu strategi sumber daya manusia, kepemimpinan transformasional membawa keadaan
mengingat sumber daya manusia merupakan aspek menuju kinerja tinggi pada organisasi yang
penting dalam keberlangsungan perusahaan. menghadapi tuntutan pembaruan atau perubahan
Walaupun berbagai sumber daya yang ada penting (Luthans, 2006:653).
bagi perusahaan, yang menunjukkan keunggulan Penjabaran tersebut menunjukkan bahwa
kompetitif potensial adalah sumber daya kombinasi dari kepemimpinan transaksional dan
manusianya dan bagaimana sumber daya itu kepemimpinan transformasional akan menimbulkan
dikelola. Sumber daya manusia merupakan modal pengaruh luar biasa dalam efektivitas
yang sangat berharga dan merupakan investasi yang kepemimpinan dalam suatu perusahaan. Efektivitas
tiada habisnya jika dikembangkan secara maksimal kepemimpinan ini akan membawa dampak pada
oleh perusahaan, oleh karena itu sumber daya motivasi kerja karyawan. Seorang karyawan akan
manusia disebut sebagai human capital. melaksanakan tugasnya dengan lebih maksimal
Keberhasilan pencapaian tujuan perusahaan melebihi ekspektasi pemimpinnya. Timbulnya
sangat bergantung pada peran pemimpinnya motivasi yang tinggi kemudian akan membawa
(Wiyadi, 2009:4). Pemimpin harus bisa dampak lebih lanjut dalam hal kinerja karyawan.
mempengaruhi dengan efektif agar karyawan mau Kinerja merupakan suatu prestasi atau
menjalankan perintahnya dengan senang hati dan pencapaian kerja. Motivasi dan kemampuan yang
tanpa paksaan. Pemimpin juga harus dapat dimiliki seseorang merupakan faktor pembentuk
mengarahkan karyawan agar bekerja sama utamanya. Prestasi kerja individu merupakan
mencapai tujuan perusahaan. Semakin pandai perpaduan antara kemampuan dan motivasi dalam
pemimpin dalam melaksanakan peranannya, pelaksanaan tugas pekerjaan (Swasto, 2011:101).
tentunya semakin cepat tujuan perusahaan akan Walaupun kemampuan seseorang dalam
tercapai. melaksanakan tugas cukup baik namun tidak
Setiap pemimpin memiliki sifat, watak, dan didukung oleh motivasi kerja yang baik, maka
karakter masing-masing yang dipengaruhi oleh pelaksanaan tugas pekerjaan tidak akan dapat
faktor sifat yang dibawanya dari lahir maupun diselesaikan dengan baik. Efektivitas penyelesaian
pembentukan dari lingkungan tempat dimana tugas tersebut bergantung pada efektivitas
pemimpin itu tumbuh dan berkembang. Karakter kepemimpinan yang diterapkan pimpinan
yang berbeda-beda ini menimbulkan penerapan perusahaan.
gaya kepemimpinan yang berbeda-beda yang Efektivitas kepemimpinan timbul akibat adanya
dilaksanakan oleh masing-masing pemimpin. Gaya motivasi yang tinggi dari karyawan akibat gaya
kepemimpinan merupakan norma perilaku yang kepemimpinan transaksional dan transformasional
digunakan oleh seseorang pada saat orang tersebut yang diterapkan oleh pemimpin, yang secara
mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti otomatis menimbulkan efektivitas kinerja
yang ia lihat (Thoha, 2009:49). Dalam hal ini perusahaan secara keseluruhan. Efektivitas kinerja
menyelaraskan persepsi di antara orang yang akan merupakan tujuan atau goal dari semua perusahaan,
mempengaruhi perilaku dengan orang yang akan termasuk Pabrik Gula Kebon Agung Malang
dipengaruhi menjadi amat penting kedudukannya. Indonesia. Pabrik Gula Kebon Agung bergerak
Teori kepemimpinan yang menarik minat dalam bidang pertanian khususnya produksi gula.
peneliti untuk meneliti lebih lanjut di antaranya teori Pabrik Gula Kebon Agung berdiri sejak tahun 1905
kepemimpinan transaksional dan kepemimpin dan berhasil bertahan di tengah ketatnya persaingan
transformasional yang diformulasikan oleh Bass global saat ini. Dari ulasan di atas maka peneliti
(1985). Kedua jenis kepemimpinan tersebut tertarik untuk melakukan penelitian berjudul
didefinisikan dalam hal perilaku komponen yang “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap
digunakan untuk mempengaruhi para pengikut dan Motivasi Kerja dan Kinerja Karyawan (Studi
pengaruh dari pemimpin kepada para pengikut. pada Karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
Kepemimpinan transaksional mencakup hubungan Malang)”.
pertukaran antara pemimpin dan pengikut,
sedangkan kepemimpinan transformasional lebih
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 36 No. 1 Juli 2016| 138
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
B. KAJIAN PUSTAKA permasalahan yang dihadapi bawahan, dan
1. Gaya Kepemimpinan memberikan motivasi kepada bawahan
Menurut Thoha (2007:52), gaya kepemimpinan untuk mencari pendekatan-pendekatan
adalah norma perilaku yang digunakan seseorang yang baru dalam melaksanakan tugas-
pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi tugas organisasi.
perilaku orang lain seperti yang ia lihat. 3) Motivasi Inspirasional (Inspirational
Kemudian menurut Rivai (2009:42) gaya Motivation) yaitu pemimpin
kepemimpinan adalah sekumpulan ciri yang transformasional digambarkan sebagai
digunakan pemimpin untuk mempengaruhi pemimpin yang mampu mengartikulasikan
bawahan agar sasaran organisasi tercapai. pengharapan yang jelas terhadap prestasi
a. Gaya Kepemimpinan Transaksional bawahan, mendemonstrasikan
Burns dalam Hughes et al (2012:529) komitmennya terhadap seluruh tujuan
mengatakan kepemimpinan transaksional organisasi, dan mempu menggugah spirit
terjadi saat pemimpin dan pengikut berada tim dalam organisasi melalui penumbuhan
dalam semacam hubungan pertukaran untuk entusiasme dan optimisme.
memenuhi kebutuhan. Menurut Yukl 4) Konsiderasi Individu (Individualized
(2010:290) kepemimpinan transaksional Consideration) yaitu pemimpin
adalah kepemimpinan yang melakukan transformasional digambarkan sebagai
transaksi memotivasi para pengikut dengan seorang pemimpin yang mau
menyerukan kepentingan pribadi mereka. mendengarkan dengan penuh perhatian
Bass dalam Yukl (2010:306) mengemukakan masukan-masukan bawahan dan secara
bahwa hubungan pemimpin transaksional khusus mau memperhatikan kebutuhan-
dengan bawahan tercermin dari tiga perilaku kebutuhan bawahan akan pengembangan
berikut: karir.
1) Imbalan kontingen, adalah klarifikasi yang
dibutuhkan untuk mendapatkan 2. Motivasi Kerja
penghargaan dan penggunaan penghargaan Maslow dalam Luthans (2006:280) berpendapat
untuk mempengaruhi motivasi. bahwa kebutuhan motivasi seseorang dapat
2) Manajemen aktif dengan pengecualian, disusun dengan cara hierarki:
yaitu melaksanakan peraturan untuk a. Kebutuhan fisiologis (phisiological needs),
menghindari kesalahan. yaitu kebutuhan dasar manusia agar dapat
3) Manajemen pasif dengan pengecualian, tetap bertahan hidup, seperti makanan,
penggunaan hukuman dan tindakan pakaian, perumahan.
korektif lain sebagai respon atas b. Kebutuhan keamanan dan keselamatan (safety
penyimpangan dari standar kinerja yang needs), meliputi kebutuhan rasa aman dalam
didukung bekerja, keamanan untuk merdeka atau bebas
b. Gaya Kepemimpinan Transformasional dari ancaman.
Bass dalam Luthans (2006:653) mengatakan c. Kebutuhan sosial (social needs), atau
bahwa kepemimpinan transformasional kebutuhan akan kasih sayang dan rasa
membawa keadaan menuju kinerja tinggi memiliki, meliputi kebutuhan manusia untuk
pada organisasi yang menghadapi tuntutan berinteraksi, berinterrelasi, dan berafiliasi
perubahan dan pembaruan. Menurut Bass dengan orang lain
dalam Yukl (2010:305) kepemimpinan d. Kebutuhan penghargaan, yaitu kebutuhan
transformasional memiliki empat dimensi manusia untuk merasa dihargai, diakui
sebagai berikut: keberadaannya, diakui eksistensinya, prestise,
1) Pengaruh Ideal digambarkan sebagai kekuasaan, dan penghargaan dari orang lain.
perilaku pemimpin yang membuat para e. Kebutuhan aktualisasi diri (self
pengikutnya mengagumi, menghormati, actualization), kebutuhan yang dirasakan oleh
dan sekaligus mempercayainya. seseorang dengan menggunakan kemampuan,
2) Stimulasi Intelektual (Intellectual keahlian dan potensi dirinya secara maksimal.
Stimulation) yaitu pemimpin
transformasional harus mampu 3. Kinerja Karyawan
menumbuhkan ide-ide baru, memberikan Menurut Dharma (2003:355) kinerja dapat
solusi yang kreatif terhadap permasalahan- diukur melalui 3 indikator yaitu:
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 36 No. 1 Juli 2016| 139
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
a. Kuantitas Hasil Kerja sampel menggunakan rumus Slovin dan didapat
Kuantitas yaitu jumlah yang harus jumlah sampel sebanyak 75 karyawan. Sumber
diselesaikan atau dicapai. Pengukuran data diperoleh dari data primer dengan menyebar
kuantitas melibatkan perhitungan keluaran kuisioner dan data sekunder dengan
dari proses atau pelaksanaan kegiatan. Ini dokumentasi. Penelitian ini menggunakan
berkaitan dengan jumlah keluaran yang analisis jalur (Path Analysis) dengan bantuan
dihasilkan. software SPSS 23.0.
b. Kualitas Hasil Kerja
Kualitas yaitu mutu yang harus dihasilkan D. HASIL DAN PEMBAHASAN
(baik tidaknya). Pengukuran kualitas keluaran 1. Analisis Deskriptif Gaya Kepemimpinan
mencerminkan pengukuran tingkat kepuasan, Transaksional (X1), Gaya Kepemimpinan
yaitu seberapa baik penyelesaiannya. Ini Transformasional (X2), Motivasi Kerja (Z),
berkaitan dengan bentuk keluaran. dan Kinerja Karyawan (Y)
c. Ketepatan Waktu Hasil distribusi frekuensi masing-masing
Ketepatan waktu yaitu sesuai tidaknya dengan variabel disajikan pada Tabel 1, Tabel 2, Tabel 3,
waktu yang direncanakan. Pengukuran dan Tabel 4 sebagai berikut:
ketepatan waktu merupakan jenis khusus dari Tabel 1. Distribusi Frekuensi Variabel Gaya
pengukuran kualitas yang menentukan Kepemimpinan Transaksional (X1)
ketepatan waktu penyelesaian suatu kegiatan. No Item Variabel Mean
1 Kontrak pertukaran imbalan untuk suatu 3,37
upaya
4. Hipotesis 2 Memberi penghargaan terhadap bawahan 3,48
H1 : Gaya kepemimpinan transaksional (X1) 3 Memberi bonus apabila kinerja melebihi target 3,59
berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja 4 Mengawasi pekerjaan bawahan 3,60
(Z) 5 Mencari pelanggaran terhadap aturan dan 3,43
standar
H2 : Gaya kepemimpinan transformasional (X2) 6 Mengambil tindakan korektif 3,81
berpengaruh signifikan terhadap motivasi kerja 7 Intervensi hanya jika standar tidak dipenuhi 3,32
(Z) 8 Kritik hanya jika standar tidak dipenuhi 3,65
H3 : Gaya kepemimpinan transaksional (X1) 9 Koreksi hanya jika standar tidak dipenuhi 3,69
Grand Mean Variabel Gaya Kepemimpinan 3,549
berpengaruh signifikan terhadap kinerja Transaksional (X1)
karyawan (Y) Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2016
H4 : Gaya kepemimpinan transformasional (X2) Tabel 1 menunjukkan grand mean sebesar 3,549
berpengaruh signifikan terhadap kinerja sehingga dapat diartikan bahwa Pabrik Gula Kebon
karyawan (Y) Agung Malang cenderung menggunakan gaya
H5 : Motivasi kerja (Z) berpengaruh signifikan kepemimpinan transaksional.
terhadap kinerja karyawan (Y) Tabel 2. Distribusi Frekuensi Variabel Gaya
H6 : Motivasi kerja (Z) memediasi pengaruh Kepemimpinan Transformasional (X2)
gaya kepemimpinan transaksional (X1) terhadap No Item Variabel Mean
1 Diteladani oleh bawahan 3,20
kinerja karyawan (Y) 2 Rasa hormat pada pimpinan 3,16
H7 : Motivasi kerja (Z) memediasi pengaruh 3 Kemampuan pemimpin 3,21
gaya kepemimpinan transformasional (X2) menggerakkan bawahan dalam pencapaian misi
terhadap kinerja karyawan (Y) 4 Mengembangkan ide kreatif melalui diskusi 3,32
5 Penyelesaian masalah secara bersama 3,21
6 Dorongan berpikir rasional dan inovatif 3,23
C. METODE PENELITIAN 7 Motivasi terhadap bawahan 3,20
Jenis penelitian ini adalah penelitian penjelasan 8 Komunikasi mengenai harapan dengan bawahan 3,16
(explanatory research) dengan pendekatan 9 Antusiasme dan optimisme bawahan 3,19
kuantitatif. Penelitian ini dilakukan di Pabrik 10 Memberikan perhatian kepada bawahan 3,17
11 Memahami bawahan 3,12
Gula Kebon Agung Malang yang terletak di 12 Mendengarkan aspirasi bawahan 3,00
Jalan Raya Kebon Agung, Pakisaji, Kabupaten Grand Mean Variabel Gaya Kepemimpinan 3,181
Malang, Jawa Timur, Indonesia. Populasi dalam Tranformasional (X2)
penelitian ini adalah seluruh karyawan tetap Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2016
Pabrik Gula Kebon Agung Malang yang
berjumlah 298 karyawan. Teknik pengambilan Tabel 2 menunjukkan grand mean sebesar 3,181
sampel yang digunakan yaitu proportional yang berarti bahwa Pabrik Gula Kebon Agung
random sampling dengan penentuan jumlah
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 36 No. 1 Juli 2016| 140
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
cenderung menggunakan gaya kepemimpinan Pada Tabel 5 dapat dilihat bahwa Gaya
transformasional. Kepemimpinan Transaksional (X1) berpengaruh
signifikan terhadap Motivasi Kerja (Z), terbukti dari
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Variabel Motivasi nilai t hitung 12,612 lebih besar dari nilai t tabel
Kerja (Z) 1,669 (12,612 > 1,669) dan nilai signifikansi t 0,000
No Item Variabel Mean lebih kecil dari α = 0,05 (0,000 < 0,05). Besar
1 Terpenuhinya kebutuhan fisik 3,55
pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional (X1)
2 Karyawan merasa aman bekerja di perusahaan 3,61
3 Interaksi sosial di lingkungan kerja baik 3,77 terhadap Motivasi Kerja (Z) terlihat dari nilai
4 Karyawan merasa berharga bekerja di 3,53 koefisien jalur yaitu sebesar 0,819.
perusahaan Sedangkan Gaya Kepemimpinan
5 Kesempatan mengaktualisasikan diri terbuka 3,56 Transformasional (X2) tidak berpengaruh
Grand Mean Variabel Motivasi Kerja (Z) 3,604
signifikan terbukti dengan nilai t hitung 1,390 lebih
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2016
kecil dari nilai t tabel 1,669 (1,390 < 1,669) dan nilai
signifikansi t 0,169 lebih besar dari α = 0,05 (0,169
Tabel 3 menunjukkan grand mean sebesar 3,604
> 0,05). Besar pengaruh Gaya Kepemimpinan
yang artinya karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
Transformasional (X2) terhadap Motivasi Kerja (Z)
memiliki motivasi kerja yang tinggi.
terlihat dari nilai koefisien jalur yaitu sebesar 0,090.
Hasil analisis jalur Gaya Kepemimpinan
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Variabel Kinerja
Karyawan (Y) Transaksional (X1), Gaya Kepemimpinan
No Item Variabel Mean Transformasional (X2), dan Motivasi Kerja (Z)
1 Kemampuan menyelesaikan pekerjaan sesuai 3,64 Terhadap Kinerja Karyawan (Y) dapat dilihat pada
dengan jumlah target yang diberikan Tabel 6 sebagai berikut:
2 Mutu pekerjaan yang dihasilkan sesuai dengan 3,56
standar kerja yang disepakati bersama
3 Menyelesaikan pekerjaan sesuai dengan 3,64
Tabel 6. Hasil Analisis Jalur Gaya Kepemimpinan
standar waktu yang diberikan Transaksional (X1), Gaya Kepemimpinan
Grand Mean Variabel Kinerja Karyawan (Y) 3,613 Transformasional (X2), dan Motivasi Kerja (Z)
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2016 Terhadap Kinerja Karyawan (Y)
Variabel Beta t Sig. Ket.
Tabel 4 menunjukkan grand mean sebesar 3,613 hitung
Gaya 0,206 2,764 0,007 Signifikan
yang menunjukkan bahwa karyawan Pabrik Gula Kepemimpinan
Kebon Agung memiliki kinerja yang baik. Transaksional (X1)
Gaya 0,010 0,227 0,821 Tidak
2. Analisis Inferensial (Analisis Jalur dan Uji t) Kepemimpinan Signifikan
Hasil analisis jalur gaya kepemimpinan Transformasional
(X2)
transaksional dan gaya kepemimpinan
Motivasi Kerja (Z) 0,758 10,011 0,000 Signifikan
transformasional terhadap motivasi kerja t tabel : 1,669
disajikan pada Tabel 5 sebagai berikut: R Square : 0,887
Y : Kinerja Karyawan
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2016
Tabel 5. Hasil Analisis Jalur Gaya Kepemimpinan
Transaksional (X1) dan Gaya Kepemimpinan Pada Tabel 6, dapat dilihat bahwa Gaya
Transformasional (X2) Terhadap Motivasi Kerja (Z) Kepemimpinan Transaksional (X1) berpengaruh
Variabel Beta t Sig. Ket. signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) terbukti
hitung
Gaya 0,819 12,612 0,000 Signifikan
dari nilai t hitung 2,764 lebih besar dari nilai t tabel
Kepemimpinan 1,669 (2,764 > 1,669) dan nilai signifikansi t 0,007
Transaksional (X1) yang lebih kecil dari α = 0,05 (0,007 < 0,05). Besar
Gaya 0,090 1,390 0,169 Tidak pengaruh Gaya Kepemimpinan Transaksional (X1)
Kepemimpinan Signifikan terhadap Kinerja Karyawan (Y) yaitu sebesar 0,206.
Transformasional
Gaya Kepemimpinan Transformasional
(X2)
t tabel : 1,669 (X2) tidak berpengaruh signifikan terhadap Kinerja
R Square : 0,722 Karyawan (Y) dilihat dari nilai t hitung 0,227 yang
Z : Motivasi Kerja lebih kecil dari nilai t tabel 1,669 (0,227 < 1,669)
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2016 dan nilai signifikansi t 0,821 yang lebih besar dari α
= 0,05 (0,821 > 0,05). Besar pengaruh Gaya
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 36 No. 1 Juli 2016| 141
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Kepemimpinan Transformasional (X2) terhadap sebesar 3,181. Hal ini menunjukkan Pabrik Gula
Kinerja Karyawan (Y) yaitu sebesar 0,010. Kebon Agung Malang juga menerapkan Gaya
Motivasi Kerja (Z) berpengaruh signifikan Kepemimpinan Transformasional, berupa
terhadap Kinerja Karyawan (Y) dilihat dari nilai t pengaruh ideal, stimulasi intelektual, motivasi
hitung 10,011 yang lebih besar dari nilai t tabel inspirasional, dan konsiderasi individu. Namun
1,669 (10,011 > 1,669) dan nilai signifikansi t 0,000 grand mean variabel Gaya Kepemimpinan
yang lebih kecil dari α = 0,05 (0,000 < 0,05). Besar Transaksional lebih besar nilainya yaitu sebesar
pengaruh Motivasi Kerja (Z) terhadap Kinerja 3,549, maka kesimpulan yang dapat diambil
Karyawan (Y) yaitu sebesar 0,758. adalah Gaya Kepemimpinan Transaksional lebih
Pengaruh langsung, tidak langsung, dan dominan daripada Gaya Kepemimpinan
total dari analisis jalur dapat dilihat pada Tabel 7: Transformasional.
Karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
Tabel 7. Pengaruh Langsung, Tidak Langsung, dan Malang memiliki motivasi kerja yang tinggi
Total dari Analisis Jalur dilihat dari grand mean variabel Motivasi Kerja
Pengaruh Hasil pengaruh Total sebesar 3,604. Hal ini menunjukkan bahwa
Variabel Langsung Tidak langsung
melalui variabel Z
karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Malang
X1 terhadap 0,819 - - merasa termotivasi dalam bekerja karena aspek-
Z aspek kebutuhan fisik, keamanan, sosial,
X2 terhadap 0,090 - - penghargaan, dan aktualisasi diri yang mereka
Z
X1 terhadap 0,206 0,819 x 0,758 = 0,827 butuhkan telah terpenuhi. Motivasi kerja yang
Y 0,621 tinggi dapat meningkatkan semangat kerja dan
X2 terhadap 0,010 0,090 x 0,758 = 0,078 kinerja karyawan sehingga tujuan perusahaan
Y 0,068
lebih cepat tercapai.
Z terhadap Y 0,758 - -
Sumber: Data Primer Diolah Tahun 2016
Pada variabel Kinerja Karyawan, grand
mean menunjukkan angka 3,613 yang berada
Pengaruh tidak langsung diperoleh dari hasil pada kategori baik, artinya kinerja karyawan
kali pengaruh langsung pada jalur yang dilewati. Pabrik Gula Kebon Agung Malang sudah baik.
Tabel 7 menunjukkan bahwa pengaruh tidak Hal ini menunjukkan kuantitas, kualitas, dan
langsung Gaya Kepemimpinan Transaksional (X1) ketepatan waktu karyawan Pabrik Gula Kebon
terhadap Kinerja Karyawan (Y) melalui Motivasi Agung Malang dalam menyelesaikan
Kerja (Z) yaitu sebesar 0,621. Pengaruh tidak pekerjaannya sudah baik. Kinerja yang baik akan
langsung Gaya Kepemimpinan Transformasional mempercepat tercapainya tujuan perusahaan.
(X2) terhadap Kinerja Karyawan (Y) melalui
Motivasi Kerja (Z) yaitu sebesar 0,068. b. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
Transaksional Terhadap Motivasi Kerja
3. Pembahasan Hasil Penelitian Hasil pengujian menerangkan bahwa terdapat
a. Gambaran Gaya Kepemimpinan pengaruh yang signifikan Gaya Kepemimpinan
Transaksional, Gaya Kepemimpinan Transaksional terhadap Motivasi Kerja dengan
Transformasional, Motivasi Kerja, dan koefisien sebesar 0,819 dengan signifikansi t
Kinerja Karyawan sebesar 0,000. Nilai yang dihasilkan memiliki
Variabel Gaya Kepemimpinan arti bahwa Gaya Kepemimpinan Transaksional
Transaksional memiliki grand mean sebesar memiliki hubungan positif signifikan dengan
3,549 artinya Pabrik Gula Kebon Agung Motivasi Kerja. Semakin efektif gaya
cenderung menggunakan Gaya Kepemimpinan kepemimpinan transaksional diterapkan dalam
Transaksional. Pelaksanaan Gaya perusahaan maka motivasi kerja karyawan akan
Kepemimpinan Transaksional berupa semakin meningkat. Bass dalam Yukl
penghargaan kontingen, manajemen berdasarkan (2010:313) mengatakan bahwa pemimpin
pengecualian aktif dan pasif yang telah diberikan transaksional memotivasi pengikutnya dengan
sesuai dengan kebutuhan karyawan. Pemimpin cara menukar imbalan untuk pekerjaan atau
transaksional mengandalkan sistem pemberian tugas yang telah dilaksanakan. Hasil tersebut
penghargaan dan tindakan korektif kepada mendukung hasil penelitian Bhaskara (2011) dan
bawahannya. penelitian Wagimo dan Ancok (2005) bahwa
Dalam variabel Gaya Kepemimpinan terdapat hubungan positif yang signifikan gaya
Transformasional, grand mean yang diperoleh
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 36 No. 1 Juli 2016| 142
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
kepemimpinan transaksional dengan motivasi t sebesar 0,821. Hal ini menggambarkan bahwa
kerja karyawan. Gaya Kepemimpinan Transformasional
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap
c. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kinerja Karyawan. Ini berarti bahwa
Transformasional Terhadap Motivasi Kerja kepemimpinan transformasional tidak
Hasil pengujian menunjukkan pengaruh tidak berdampak nyata terhadap kinerja karyawan.
signifikan Gaya Kepemimpinan Hasil penelitian ini mengindikasikan bahwa
Transformasional terhadap Motivasi Kerja meskipun kepemimpinan transformasional
dengan koefisien 0,090 dengan nilai signifikansi dipersepsikan baik oleh karyawan Pabrik Gula
t sebesar 0,169. Hal ini menggambarkan bahwa Kebon Agung Malang, seperti pengaruh ideal,
Gaya Kepemimpinan Transformasional stimulasi intelektual, motivasi inspirasional, dan
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap konsiderasi individu, namun ternyata hal tersebut
Motivasi Kerja. Ini berarti bahwa kepemimpinan tidak berdampak nyata terhadap kinerja
transformasional tidak berdampak nyata karyawan. Dalam hal ini, baik atau tidaknya
terhadap motivasi kerja. Hasil penelitian ini pelaksanaan kepemimpinan transformasional,
mengindikasikan bahwa meskipun para karyawan tetap memiliki kinerja yang baik,
kepemimpinan transformasional dipersepsikan dari segi kuantitas, kualitas, maupun ketepatan
baik oleh karyawan Pabrik Gula Kebon Agung waktu.
Malang, seperti pengaruh ideal, stimulasi Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil
intelektual, motivasi inspirasional, dan penelitian Handoyo (2015) dan Budiwibowo
konsiderasi individu, namun ternyata hal tersebut (2014) bahwa pengaruh gaya kepemimpinan
tidak berdampak nyata terhadap motivasi kerja. transformasional terhadap kinerja karyawan
Dalam hal ini, baik atau tidaknya pelaksanaan tidak signifikan.
kepemimpinan transformasional, para karyawan
tetap termotivasi untuk bekerja. Hasil penelitian f. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
ini sejalan dengan hasil penelitian Handoyo Karyawan
(2015) yang menunjukkan bahwa hubungan gaya Hasil pengujian menerangkan bahwa terdapat
kepemimpinan transformasional terhadap pengaruh yang signifikan Motivasi Kerja
motivasi kerja tidak signifikan. terhadap Kinerja Karyawan dengan koefisien
sebesar 0,758 dengan signifikansi t sebesar
d. Pengaruh Gaya Kepemimpinan 0,000. Nilai yang dihasilkan memiliki arti bahwa
Transaksional Terhadap Kinerja Karyawan motivasi kerja memiliki hubungan positif yang
Hasil pengujian path analysis menerangkan signifikan dengan kinerja karyawan. Semakin
bahwa terdapat pengaruh langsung yang tinggi motivasi kerja seorang karyawan, maka
signifikan gaya kepemimpinan transaksional akan semakin baik kinerjanya. Hasil penelitian
terhadap kinerja karyawan dengan koefisien jalur ini mendukung hasil penelitian Goeyanto (2012),
sebesar 0,206 dengan signifikansi t sebesar Sundi K. (2013), dan Handoyo (2015) bahwa
0,007, artinya gaya kepemimpinan transaksional terdapat hubungan positif motivasi kerja dengan
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
kinerja karyawan. Semakin efektif gaya
kepemimpinan transaksional yang diterapkan, g. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
maka akan semakin tinggi kinerja karyawan. Transaksional terhadap Kinerja Karyawan
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil melalui Motivasi Kerja
penelitian Ratnamiasih (2014) bahwa Pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan
kepemimpinan transaksional berpengaruh positif transaksional terhadap kinerja karyawan melalui
dan signifikan terhadap kinerja pegawai. motivasi kerja yaitu sebesar 0,621. Hasil
pengaruh tidak langsung ini lebih besar
e. Pengaruh Gaya Kepemimpinan dibandingkan hasil pengaruh langsung gaya
Transformasional Terhadap Kinerja kepemimpinan transaksional terhadap kinerja
Karyawan karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi
Hasil pengujian menunjukkan pengaruh tidak kerja memediasi hubungan gaya kepemimpinan
signifikan Gaya Kepemimpinan transaksional terhadap kinerja karyawan.
Transformasional terhadap Kinerja Karyawan Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian
dengan koefisien 0,010 dengan nilai signifikansi Handoyo (2015) bahwa gaya kepemimpinan
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 36 No. 1 Juli 2016| 143
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
transaksional memiliki dampak positif terhadap Kebon Agung dalam menyelesaikan
kinerja karyawan melalui motivasi kerja. pekerjaan sudah baik.
b. Gaya kepemimpinan transaksional
h. Pengaruh Gaya Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap motivasi
Transformasional terhadap Kinerja kerja karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
Karyawan melalui Motivasi Kerja Malang.
Pengaruh tidak langsung gaya kepemimpinan c. Gaya kepemimpinan transformasional tidak
transaksional terhadap kinerja karyawan melalui berpengaruh signifikan terhadap motivasi
motivasi kerja yaitu sebesar 0,068. Hasil kerja karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
pengaruh tidak langsung ini lebih besar Malang.
dibandingkan hasil pengaruh langsung gaya d. Gaya kepemimpinan transaksional
kepemimpinan transformasional terhadap kinerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan. Hal ini menunjukkan bahwa motivasi karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
kerja memediasi hubungan gaya kepemimpinan Malang.
transformasional terhadap kinerja karyawan. e. Gaya kepemimpinan transformasional tidak
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian berpengaruh signifikan terhadap kinerja
Tucunan (2014) dan Kharis (2015) bahwa gaya karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
kepemimpinan transformasional berpengaruh Malang.
tidak langsung terhadap kinerja karyawan f. Motivasi kerja berpengaruh signifikan
melalui motivasi kerja. terhadap kinerja karyawan Pabrik Gula
Kebon Agung Malang.
E. KESIMPULAN & SARAN g. Motivasi kerja memediasi hubungan gaya
1. Kesimpulan kepemimpinan transaksional terhadap
a. Variabel Gaya Kepemimpinan kinerja karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
Transaksional (X1) memiliki grand mean Malang.
3,549, hal ini menggambarkan bahwa Pabrik h. Motivasi kerja memediasi hubungan gaya
Gula Kebon Agung Malang cenderung kepemimpinan transformasional terhadap
menggunakan gaya kepemimpinan kinerja karyawan Pabrik Gula Kebon Agung
transaksional. Variabel Gaya Malang.
Kepemimpinan Transformasional (X2)
memiliki grand mean 3,181, hal ini 2. Saran
menggambarkan bahwa Pabrik Gula Kebon a. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa nilai
Agung Malang juga cenderung rata-rata untuk item atasan mendengarkan
menggunakan gaya kepemimpinan aspirasi/pendapat karyawan merupakan nilai
transformasional, namun karena nilai gaya rata-rata terendah dari keseluruhan item,
kepemimpinan transaksional lebih besar dari yaitu sebesar 3,00. Dari hasil temuan
nilai gaya kepemimpinan transformasional, penelitian tersebut, diharapkan Pabrik Gula
maka hal ini menggambarkan gaya Kebon Agung Malang lebih mendengarkan
kepemimpinan transaksional lebih dominan aspirasi/pendapat dari karyawan. Hal ini
diterapkan pada Pabrik Gula Kebon Agung dapat dilakukan dengan sering melakukan
Malang. Karyawan Pabrik Gula Kebon diskusi ataupun dialog dimana pemimpin
Agung memiliki motivasi kerja yang tinggi atau atasan mendengarkan aspirasi/pendapat
dengan nilai grand mean sebesar 3,604. Hal dari bawahan. Hal ini bertujuan agar
ini menggambarkan bahwa kebutuhan fisik, karyawan merasa lebih dihargai dan
keamanan, sosial, penghargaan, dan termotivasi untuk bekerja lebih baik lagi.
aktualisasi diri karyawan Pabrik Gula Kebon b. Hasil penelitian menunjukkan bahwa gaya
Agung sudah terpenuhi sehingga karyawan kepemimpinan transaksional berpengaruh
memiliki motivasi kerja yang tinggi. signifikan terhadap kinerja karyawan.
Karyawan Pabrik Gula Kebon Agung Diharapkan Pabrik Gula Kebon Agung
Malang memiliki kinerja yang baik dengan Malang lebih meningkatkan aspek gaya
nilai grand mean sebesar 3,613. Hal ini kepemimpinan transaksional dengan cara
menggambarkan bahwa kuantitas, kualitas, meningkatkan sistem pemberian
dan ketepatan waktu karyawan Pabrik Gula penghargaan dan tindakan korektif untuk
memotivasi karyawan.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 36 No. 1 Juli 2016| 144
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
c. Hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan Sulawesi Province. International Journal of
bagi penelitian selanjutnya untuk Business and Management Invention.
mengembangkan penelitian dengan Volume 2 Issue 12. Halaman 50-58.
mempertimbangkan variabel-variabel lain di Kharis, Indra. 2015. Pengaruh Gaya Kepemimpinan
luar variabel yang ada dalam penelitian ini Transformasional Terhadap Kinerja
misalnya kompensasi. Dengan demikian Karyawan Dengan Motivasi Kerja Sebagai
hasil penelitian diharapkan dapat Variabel Intervening (Studi pada Karyawan
mengungkap lebih banyak permasalahan Bank Jatim Cabang Malang). Jurnal
dan memberikan temuan-temuan penelitian Administrasi Bisnis. Vol 3 No 1. Maret
yang lebih bermanfaat bagi banyak pihak. 2015. Halaman 1-9.
DAFTAR PUSTAKA Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Edisi
Bhaskara, Raden Dimar, dan Christine Sepuluh. Judul Asli: Organizational
Winstinindah Sandroto. 2011. Pengaruh Behavior 10th Edition. Penerjemah: Vivin
Kepemimpinan Transformasional dan Andhika Yuwono, Shekar Purwanti, Th.
Kepemimpinan Transaksional terhadap Arie P, dan Winong Rosari. Yogyakarta:
Motivasi Kerja Karyawan PT Indosiar Penerbit ANDI.
Visual Mandiri Departemen News. Jurnal Ratnamiasih, Ina. 2014. Pengaruh Kepemimpinan
Teknik dan Manejemen Industri. Vol. 1, No. Tranformasional dan Transaksional pada
2, Desember 2011. Halaman 191-206. Kinerja Pegawai Bappeda Kota Bandung.
Budiwibowo, Satrijo. 2014. Pengaruh Gaya Jurnal Ekonomi Trikonomika. Vol 13 No 2.
Kepemimpinan Transaksional, Desember 2014. Halaman 119-126.
Transformasional dan Disiplin Kerja Rivai, Veithzal, Deddy Mulyadi. 2009.
Terhadap Kinerja Guru (Karyawan) di Kota Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.
Madiun. Premiere Educandum. Vol. 4 No. Edisi Ketiga. Jakarta: PT RajaGrafindo
2. Desember 2014. Hal 119-132. Persada.
Dharma, Agus. 2003. Manajemen Supervisi. Swasto, Bambang. 2011. Manajemen Sumber Daya
Jakarta: Raja Grafindo Persada. Manusia. Malang: UB Press.
Goeyanto, Febrian. 2012. Analisis Pengaruh Thoha, Miftah. 2007. Kepemimpinan dalam
Kepemimpinan Transaksional, Motivasi, Manajemen. Edisi 12. Jakarta : PT. Raja
dan Komitmen Organisasional Terhadap Grafindo Persada.
Kepuasan Kerja Dalam Meningkatkan
Kinerja Karyawan. Jurnal Universitas __________. 2009. Kepemimpinan dalam
Katolik Widya Mandala Surabaya. Vol. 1, Manajemen. Jakarta: PT RajaGrafindo
No. 6. Persada.
Handoyo, Laura Natalia. 2015. The Influence of Tucunan, Roy Johan Agung. 2014. Pengaruh
Leadership Styles on Employee’s Kepemimpinan Transformasional Terhadap
Performance Through Work Motivation (An Motivasi dan Kinerja Karyawan (Studi
Organizational Study at Four Hotels in Kasus pada PT. Pandawa). E-Jurnal
Malang). Jurnal Administrasi Bisnis (JAB). Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana
Vol. 22 No. 1. Mei 2015. 3.9. Halaman 533-550.
Hughes, Richard L, Robert C. Ginnett, Gordon J. Wagimo, dan Djamaludin Ancok. 2005. Hubungan
Curphy. 2012. Leadership: Memperkaya Kepemimpinan Transformasional dan
Pelajaran dari Pengalaman. Judul Asli: Transaksional dengan Motivasi Bawahan di
Leadership: Enhancing the Lessons of Militer. Jurnal Psikologi. Volume 32, No. 2.
Experience. Penerjemah: Putri Iva Izzati. Halaman 112-127.
Jakarta: Penerbit Salemba Humanika. Wiyadi, Joko. 2009. Pengaruh Motivasi, Perilaku
K, Sundi. 2013. Effect of Transformational Pemimpin, dan Kesempatan Pengembangan
Leadership and Transactional Leadership on Karier terhadap Kinerja Karyawan pada
Employee Performance of Konawe Perusahaan Daerah Air Minum Gunung
Education Department at Southeast Kidul. Jurnal Siasat Bisnis. Vol. 13 No. 1,
April 2009. Halaman 77-92.
Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 36 No. 1 Juli 2016| 145
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id
Yukl, Gary. 2010. Kepemimpinan Dalam
Organisasi. Edisi Kelima. Jakarta: PT.
Indeks.

Jurnal Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 36 No. 1 Juli 2016| 146


administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai