Anda di halaman 1dari 16

Fakultas Hukum, Faculty of Law

517 Nasional
Seminar Al Halim Hukum
Volume 2 Nomor 1 Tahun 2016, 517-532

Posisi Ideologi Pancasila dalam Sistem


Ketatanegaraan: Suatu Kajian Filsafat
Al Halim*

Fakultas Hukum, Universitas Diponegoro


Semarang, Jawa Tengah

Pancasila ideologi Negara merupakan arah penyelenggaraan kehidupan


berbangsa dan bernegara sehingga terwujud dalam kehidupan yang
menjunjung tinggi Ketuhanan, nilai Kemanusiaan, kesadaran akan
Kesatuan, Kerakyatan serta menjunjung tinggi nilai Keadilan. Kajian ini
mengungkap dua hal. Pertama, Sistem ketatanegaraan Pancasila
menempati posisi sebagai dasar dan ideologi negara yang tidak
dipersoalkan lagi, ketetapan Pancasila sebagai ideologi negara tercantum
dalam ketetapan MPR No. 18 Tahun 1998 tentang pencabutan dari
ketetapan MPR No. 2 tahun 1978 tentang Pedoman Penghayatan dan
Pengamalan Pancasila dan penegasan Pancasila sebagai Dasar Negara.
Pasal 1 ketetapan MPR tersebut menyatakan bahwa Pancasila
sebagaimana di maksud dalam Pembukaan UUD 45 ialah Dasar negara
dari NKRI yang harus dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan
bernegara. Pancasila harus dijadikan paradigma (kerangka berpikir,
sumber nilai dan orientasi arah) dalam pembangunan hukum, termasuk
semua upaya pembaruannya. Pancasila dapat digunakan sebagai sarana
pemersatu dari berbagai golongan masyarakat di Indonesia, konsep
Pancasila dapat dipahami sebagai common platform atau platform bersama
bagi berbagai ideologi politik. Pancasila merupakan tawaran yang dapat
menjembatani perbedaan yang berkembang, Pancasila telah mampu
memosisikan dirinya sebagai tempat kembali jika bangsa Indonesia
terancam perpecahan. Kedua Implikasi dihapusnya ideologi Pancasila yang
termuat dalam Pembukaan UUD 1945 yang di dalamnya ada pernyataan
Kemerdekaan oleh bangsa Indonesia, sehingga kalau ideologi Pancasila
diubah, berarti Pembukaan UUD 1945 Juga harus diubah, jika Pembukaan
UUD 1945 diubah, maka kemerdekaan yang pernah di nyatakan dianggap
menjadi tidak ada lagi, sehingga negara Indonesia menjadi tidak ada atau
bubar.
Kata Kunci: Ideologi Pancasila; Pemersatu; UUD 1945

Pendahuluan
Setiap bangsa tentu membutuhkan ideologi nasional, yang berisi nilai-
nilai yang dianggap baik dan cocok bagi masyarakat, diterima dan

*Surel: halim_not@yahoo.co.id

ISSN (Cetak) 2614-3216 ISSN (Online) 2614-3569


© 2016 Fakultas Hukum Universitas Negeri Semarang
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/snh
http://www.fh.unnes.ac.id
Seminar Nasional Hukum 518

diakui serta menjadi tujuan dan cita-cita mulia dari suatu bangsa. Bagi
bangsa Indonesia nilai-nilai itu terkandung dalam Pancasila. Selain
sebagai ideologi bangsa, Pancasila merupakan dasar negara dan
pandangan hidup bangsa yang mendasari pelaksanaan ketatanegaraan
negara Indonesia. Ideologi Pancasila yang diterapkan di Indonesia bila
dibandingkan dengan ideologi besar lain di dunia mempunyai suatu
perbedaan. di satu sisi terkadang perbedaan tersebut terasa dekat dan
tipis, tetapi di sisi lainnya perbedaan tersebut sangat jauh dan sangat
berbeda. Pancasila terbentuk melalui proses panjang dalam sejarah
bangsa Indonesia.
Begitu pula dengan sumber tertib hukum, atau yang biasa di
sebut dengan sumber dari segala sumber hukum, sumber hukum yang
terakhir dan tertinggi, mempunyai perbedaan yang sangat tajam,
bergantung pada masyarakat, bangsa dan negara masing-masing. Bagi
negara yang menganut paham teokrasi, yang menjadi sumber dari
segala sumber hukum adalah ajaran-ajaran tuhan yang berwujud
wahyu, yang terhimpun dalam kitab suci. Bagi negara yang menganut
paham negara kekuasaan, sumber dari segala sumber hukum nya adalah
kekuasaan atau kekuatan, kekuasaan negaralah yang diutamakan. Lain
halnya dengan negara yang menganut paham kedaulatan rakyat, sumber
dari segala sumber hukum nya adalah kedaulatan rakyat itu sendiri.
Kedaulatan rakyat dari negara Pancasila tidak sama dengan teori
kedaulatan rakyat dari Rousseau (teori kontrak sosial), tidan sama
dengan teori kedaulatan rakyat dari Hobbes (yang mengarah ke
absolutisme), juga tidak sama dengan teori kedaulatan John Locke
(yang mengarah ke demokrasi Parlementer), karena kedaulatan rakyat
negara Pancasila dijiwai dan diliputi oleh Ketuhanan yang Maha Esa
dan sila-sila yang lain dari Pancasila.
Sumber tertib hukum Republik Indonesia adalah pandangan
hidup, kesadaran dan cita-cita moral yang meliputi suasana kejiwaan
serta watak dari bangsa Indonesia, yaitu cita-cita mengenai
kemerdekaan individu, kemerdekaan bangsa, perikemanusiaan,
keadilan sosial, perdamaian nasional, cita-cita politik mengenai sifat
bentuk dan tujuan negara, cita-cita moral mengenai kehidupan
masyarakat dan keagamaan sebagai pengejawantahan dari nurani
manusia.1
Berdasarkan uraian tersebut di atas penulis hendak menguraikan
dan mengkaji lebih lanjut pokok masalah yaitu dimana posisi Pancasila
dalam sistem ketatanegaraan negara Republik Indonesia? Dan apa

1
Darji Darmodihardjo, Sidharta, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Apa dan
Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
1995, hal.210
519 Al Halim

dampak pencabutan ideologi Pancasila sebagai dasar dan ideologi


negara Republik Indonesia?
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji, mengetahui, memahami
dan menjelaskan lebih jauh tentang posisi Pancasila dalam sistem
ketatanegaraan negara Republik Indonesia. serta memperjelas ideologi
Pancasila yang menjadi dasar negara dan sumber dari segala sumber
hukum, dan apa implikasinya apabila Pancasila tidak lagi sebagai
ideologi negara Indonesia.
Pancasila sebagai dasar negara dan pandangan hidup bangsa
secara yuridis konstitusional berlaku mulai tanggal 18 Agustus 1945
yaitu sejak disahkannya Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI).
Pancasila sebagai dasar negara rumusan materinya tertuang dalam
PembukaanUUD1945 alenia keempat: " .....maka disusunlah
Kemerdekaan Kebangsaan Indonesia dalam suatu Undang-Undang
Dasar Negara Indonesia, yang terbentuk dalam suatu susunan Negara
Repub1ik Indonesia, yang berkedau1atan rakyat dengan berdasarkan
kepada: Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan
beradab, persatuan Indonesia dan kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta
dengan mewujudkan suatu keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.2
Ketika angin reformasi berhembus dengan kencang dan
merontokkan aturan main dan mainstream berbagai wacana politik di
Indonesia, maka satu hal yang menarik adalah kenyataan bahwa hampir
tidak ada yang mempersoalkan Pancasila atau mengusulkannya untuk
dijadikan bagian dari program reformasi. Semuanya bersepakat bahwa
Pancasila masih harus dijadikan dasar dan ideologi negara. Ketika
masyarakat menyatakan menolak P4, hal itu bukan berarti penolakan
terhadap Pancasila tapi sebaliknya justru keinginan untuk
mempertahankan Pancasila sebagai ideologi terbuka yang dapat terus
dipakai dalam negara Republik Indonesia dalam situasi apapun,3
Pancasila bisa sedemikian hebatnya, Mengapa Pancasila tidk pernah
dan tidak akan pernah diganggu gugat dalam posisinya sebagai dasar
dan ideologi negara? Minimal ada dua alasan pokok yang dikemukakan
dalam meletakkan Pancasila pada posisinya yang tidak akan (dapat)
diganggu gugat.

2
M Budiarto, Pemberdayaan Pancasila Sebagai dasar Negara dan pandangan Hidup
Bangsa dalam Era Globalisasi (Aspek Yuridis Ketatanegaraan), Bahan ceramah
disampaikan pada ''Contimuing Legal Education" Badan Pembinaan Hukum
Nasional (BPHN) tgl. 2 Oktober 2016
3
Moh. Mahfud MD., Membangun politik Hukum Menegakkan Konstitusi,
Rajawali Pers, Depok, 2010, hal.50
Seminar Nasional Hukum 520

Posisi Pancasila dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia


Pancasila dalam pendekatan filsafat adalah ilmu pengetahuan yang
mendalam mengenai Pancasila. Filsafat Pancasila dapat didefinisikan
secara ringkas sebagai refleksi kritis dan rasional tentang Pancasila
dalam bangunan bangsa dan negara Indonesia.4 Untuk dapat
memahami secara mendalam dan mendasar akan falsafah Pancasila,
dimulai dengan menganalisis inti serta hakikat dari sila-sila yang
membentuk Pancasila tersebut. Pengertian Pancasila sebagai filsafat
pada hakikatnya adalah suatu nilai.5 Rumusan Pancasila sebagaimana
terdapat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV adalah sebagai berikut:
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
2. Kemanusiaan yang adil dan beradab
3. Persatuan Indonesia
4. Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan,
5. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Kelima sila dari Pancasila pada hakikatnya adalah suatu nilai.


Nilai-nilai yang merupakan perasan dari sila-sila Pancasila tersebut
adalah: nilai ketuhanan, nilai kemanusiaan, nilai persatuan, nilai
kerakyatan, dan nilai keadilan. Nilai itu selanjutnya menjadi sumber
nilai bagi penyelenggaraan kehidupan bernegara Indonesia. Secara
etimologi, nilai berasal dari kata value (Inggris) yang berasal dari kata
valere (Latin) yang berarti kuat, baik, berharga. Dengan demikian secara
sederhana, nilai (value) adalah sesuatu yang berguna.
Nilai adalah sesuatu yang berharga, baik, dan berguna bagi
manusia. Nilai adalah suatu penetapan atau suatu kualitas yang
menyangkut jenis dan minat. Nilai adalah suatu penghargaan atau suatu
kualitas terhadap suatu hal yang menjadi dasar penentu tingkah laku
manusia, karena suatu hal itu berguna (useful), keyakinan (belief),
memuaskan (satisfying), menarik (interesting), menguntungkan (profitable),
dan menyenangkan (pleasant).
Sesuatu dapat diklasifikasikan sebagai suatu filsafat jika
memenuhi ciri-ciri. Demikian pula agar pancasila merupakan suatu
filsafat harus memenuhi syarat-syarat pengertian dan ciri-ciri filsafat.
Beberapa pendapat yang mengatakan bahwa pancasila adalah suatu
filsafat.

4
Syarbini, 2003, dalam http://irmairayanti.blogspot.co.id/2012/02/nilai-nilai-
dan-filsafat-pancasila.html, diakses 3 Oktober 2016.
5
Kaelan, 2000, dalam http://irmairayanti.blogspot.co.id/2012/02/nilai-nilai-
dan-filsafat-pancasila.html, diakses 3 Oktober 2016
521 Al Halim

1. Muh. Yamin
Muh.Yamin mengatakan ajaran Pancasila adalah tersusun
secara harmonis dalam suatu sistem filsafah6
2. Soediman Kartohadiprodjo
Soediman Kartohadiprodjo mengemukakan: Pancasila itu
disajikan sebagai pidato untuk memenuhi permintaan
memberikan dasar filsafat negara, maka disajikannya pancasila
sebagai filsafat, seperti halnya sebuah buah-buahan diberikan
lalu dimakan dengan keyakinan bahwa suatu penyakit tadi dapat
diberantas, jadi sebagai obat maka buah-buahan tadi adalah obat
pula. Pada saat itu maka pancasila masih merupakan filsafat
negara. Karena itu dapatlah dimengerti, kalau filsafat pancasilla
ini dibawakan sebagai inti-intinya hal-hal yang berkenaan
dengan manusia, disebabkan negara itu adalah manusia,
organisasi manusia. Dikiranya semua bahwa pancasila ini
adalah ciptaan Ir. Sukarno, tetapi ternyata Ir. Sukarno
menolakya disebut sebagai pencipta pancasila, melainkan
mengatakan bahwa pancasila adalah isi jiwa bangsa Indonesia.
Kalau suatu filsafat itu adalah isi jiwa (sesuatu) bangsa”, maka
filsafat itu adalah filsafat bangsa tadi. Jadi pancasila itu adalah
filsafat bangsa Indonesia.7
3. Notonagoro
Notonegoro menyatakan bahwa dalam kalimat keempat
dalam pembukaan undang-undang dasar 1945, bahwa
disusunlah kemerdekaan kebangsaan indonesia itu dalam suatu
undang-undang dasar negara indonesia yang tebentuk dalam
suasana susunan Negara Republik Indonesia yang bekedaulatan
dengan berdasar kepada : Ketuhanan yang maha esa,
kemanusiaan yang adil dan beradap, persatuan indonesia,
kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan serta dengan mewujudkan suatu
keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia. Kata-kata”dengan
berdasar kepada” menentukan kedudukan pancasila dalam
negara republik Indonesia sebagai dasar negara, dalam
pengertian”dasar filsafat”. Sifat kefilsafatan dari dasar negara ini
terwujudkan dalam rumus abstrak dari kelima sila dari pancasila
yang kata-kata intinya ialah ketuhanan, kemanusiaan,
persatuan, kerakyatan dan keadilan.8

6
Muh. Yamin, 1962, Naskah persiapan Undang-Undang Dasar 1945
7
Soedirman Kartohadiprodjo, 1969, Beberapa pemikiran seputar pancasila
8
Notonagoro, 1976, dalam Lokarya Pengalaman Pancasila di Yogyakarta.
Seminar Nasional Hukum 522

4. Rosian Abdoelgani.
Pacasila adalah filsafat negara yang lahir sebagai Colektive-
ideologie dari seluruh bangsa Indonesia. Di dalam kajian-kajian
dari dalam masih mengandung ruang yang luas untuk
berkembangnya penegasan-penegasan lebih lanjut. Dalam
fungsinya ia bertahan sebagai fundamen negara, ia telah
bertahan terhadap segala ujian baik yang datang dari kekuatan
contra-revolusioner maupun yang datang dari kekuatan extreem.
Dalam pancasila tercapailah keseimbangan nilai rohaniah dan
jasmaniah dari manusia Indonesia.9
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas
kerohanian yang dalam ilmu kenegaraan populer disebut sebagai dasar
filsafat negara. Dalam kedudukan ini Pancasila merupakan sumber nilai
dan sumber norma dalam setiap aspek penyelenggaraan negara,
termasuk sebagai sumber tertib hukum di negara Republik Indonesia.
Konsekuensinya seluruh peraturan perundang-undangan serta
penjabarnya senantiasa berdasarkan nilai-nilai yang terkandung dalam
sila-sila Pancasila. Dalam konteks inilah maka Pancasila merupakan
suatu asas kerohanian negara, sehingga merupakan suatu sumber nilai,
norma dan kaidah hukum dalam ketatanegaraan Republik Indonesia.10
Kedudukan Pancasila yang demikian ini justru mewujudkan
fungsinya yang pokok sebagai dasar negara Republik Indonesia, yang
manifestasinya dijabarkan dalam suatu peraturan perundang-undangan.
Oleh karena itu Pancasila merupakan sumber hukum dasar negara baik
yang tertulis yaitu UUD negara maupun hukum dasar tidak tertulis atau
konvensi.
Pancasila, proklamasi 17 Agustus 1945 dan UUD 1945 yang
merupakan cita-cita bangsa saling berkaitan dan kaitan itu mengarah
pada pembentukan ketatanegaraan Republik Indonesia dan segala
sistem pemerintahannya. Proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia
merupakan kulminasi (puncak) dari tekad bangsa untuk merdeka.
Proklamasi memuat perjuangan penegakan jiwa Pancasila yang telah
berabad-abad lamanya dicita-citakan. Selanjutnya tujuan dan cita-cita
proklamasi ini tercermin dalam UUD 1945 yang terbagi dalam
Pembukaan dan Batang Tubuh UUD. Dan, UUD 1945 berlandaskan
dan didasari oleh Pancasila yang merupakan sumber tata tertib hukum
Indonesia. Pada pembukaan UUD 1945 terdapat dengan jelas maksud,

9
Roeslan Abdoelgani (1962), Dalam bukunya Resapkan Dan Amalkan Pancasila,
10
Benzmanroe, Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Bangsa Indonesia, 2015,
Benzmanroe.wordpress.com/2010/05/06/pancasila-dalam-konteks-
ketatanegaraan-bangsa-indonesia/, diakses 3 Oktober 2016.
523 Al Halim

tujuan serta alasan bangsa Indonesia untuk mendirikan suatu negara.


Dalam pembukaan itu juga secara resmi dan autentik dirumuskan
kelima sila Pancasila dan Pancasila sebagai falsafah negara Republik
Indonesia.
Pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam Pembukaan,
diungkapkan secara terperinci dalam Batang Tubuh UUD 1945 yang
terdiri dari 37 pasal, 4 aturan peralihan dan 2 aturan tambahan. Secara
khusus, pada pembukaan UUD 1945 dalam alinea IV, disebutkan
bahwa pemerintah melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh
tanah tumpah darah Indonesia, dan kemudian dipertegas kembali pada
pasal 1 yang mengatakan bahwa negara Indonesia adalah negara
kesatuan. Hal ini hendak menandaskan tuntutan jiwa Pancasila, yaitu
terbentuknya negara kesatuan
Melalui prinsip-prinsip UUD 1945, sistem pemerintahan Negara
Republik Indonesia pun dibentuk. Dengan kata lain, sekali lagi, dasar
sistem pemerintahan adalah UUD 1945, yang di dalamnya terkandung
muatan-muatan Pancasila. Akan tetapi, kendati dalam perjalanan waktu
sistem pemerintahan ketatanegaraan Republik Indonesia mengalami
perubahan, sistem pemerintahan ketatanegaraan tetap berdasar pada
UUD 1945.
Sebagai dasar negara, Pancasila merupakan suatu asas
kerokhanian yang dalam ilmu kenegaraan popular disebut sebagai dasar
filsafat negara (Philosofische Gronslag). Dalam kedudukan ini Pancasila
merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di
negara Republik Indonesia. Konsekuensinya seluruh peraturan
perundang-undangan serta penjabarannya senantiasa berdasarkan nilai-
nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila.
Pancasila merupakan sumber hukum dasar negara baik yang
tertulis yaitu Undang-Undang Dasar negara maupun hukum dasar tidak
tertulis atau convensi. Negara Indonesia adalah negara demokrasi yang
berdasarkan atas hukum, oleh karena itu segala aspek dalam
pelaksanaan dan penyelenggaraan negara diatur dalam suatu system
peraturan perundang-undangan. Pengertian Pancasila dalam konteks
ketatanegaraan Republik Indonesia adalah pembagian kekuasaan,
lembaga-lembaga tinggi negara, hak dan kewajiban warga negara,
keadilan social dan lainnya diatur dalam suatu Undang-Undang Dasar
negara. Pembukaan UUD 1945 dalam konteks ketatanegaraan Republik
Indonesia memiliki kedudukan yang sangat penting karena merupakan
staasfundamentalnorm dan berada pada hierarkhi tertib hukum tertinggi di
Negara Indonesia.
Posisi Pancasila dalam ketatanegaraan Indonesia dapat diuraikan
sebagai berikut:
Seminar Nasional Hukum 524

1. Pancasila sebagai Sumber dari Segala Hukum


Pancasila adalah ideologi dasar bagi negara Indonesia. Nama ini
terdiri dari dua kata dari Sanskerta: pañca berarti lima dan sila berarti
prinsip atau asas. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman
kehidupan berbangsa dan bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.11
Pancasila sebagai sumber dari segala hukum atau sebagai sumber tertib
hukum Indonesia maka setiap produk hukum harus bersumber dan
tidak boleh bertentangan dengan Pancasila. Pancasila tercantum dalam
ketentuan tertinggi yaitu Pembukaan UUD 1945, kemudian dijelmakan
atau dijabarkan lebih lanjut dalam pokok-pokok pikiran, yang meliputi
suasana kebatinan dari UUD 1945, yang pada akhirnya
dikongkritisasikan atau dijabarkan dari UUD 1945, serta hukum positif
lainnya. Pancasila sebagai dasar filsafat negara, pandangan hidup
bangsa serta idiologi bangsa dan negara, bukanlah hanya untuk sebuah
rangkaian kata- kata yang indah namun semua itu harus kita wujudkan
dan di aktualisasikan di dalam berbagai bidang dalam kehidupan
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. konsep negara yang
digunakan di Indonesia popular dengan nama rechtsstaat, Sementara itu
untuk memberikan ciri “ ke Indonesianya”, juga dikenal dengan istilah
Negara hukum dengan menambah atribut “pancasila‟ sehingga menjadi
“negara hukum Pancasila”.12
Pancasila sebagai dasar negara menunjukkan bahwa Pancasila
itu sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari seluruh
tertib hukum yang ada di negara RI. Berarti semua sumber hukum atau
peraturan-peraturan mulai dari UUD`45, Tap MPR, Undang-Undang,
Perpu (Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang), PP
(Peraturan Pemerintah), Keppres (Keputusan Presiden), dan seluruh
peraturan pelaksanaan yang lainnya, harus berpijak pada Pancasila
sebagai landasan hukumnya. Semua produk hukum harus sesuai dengan
Pancasila dan tidak boleh bertentangan dengannya. Oleh sebab itu, bila
Pancasila diubah, maka seluruh produk hukum yang ada di negara RI
sejak tahun 1945 sampai sekarang, secara otomatis produk hukum itu
tidak berlaku lagi. Atau dengan kata lain, semua produk hukum sejak
awal sampai akhir, semuanya, „Batal Demi Hukum‟. Karena sumber
dari segala sumber hukum yaitu Pancasila, telah dianulir. Oleh sebab itu
Pancasila tidak bisa diubah dan tidak boleh diubah.

11
Dani, “Pancasila sebagai Sumber dari Segalaa Sumber Hukum”, dalam
http://pedabuntung.blogspot.com/2013/10/pancasila-sebagai-sumber-dari-
segala.html, diakses 3 Oktober 2016
12
Husein, 2005, Hubungan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat dengan
Badan Pemeriksaan Keuangan dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia. Bandung:
Utomo,, hlm 58-59
525 Al Halim

Nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi atau falsafah terlahir dan


telah membudaya di dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Nilai-
nilai itu tertanam dalam hati, tercermin dalam sikap dan perilaku serta
kegiatan lembaga-lembaga masyarakat. Dengan perkataan lain,
Pancasila telah menjadi cita-cita moral bangsa Indonesia, yang
mengikat seluruh warga masyarakat baik sebagai perorangan maupun
sebagai kesatuan bangsa. Namun demikian, nilai-nilai Pancasila sebagai
dasar negara harus diimplementasikan sebagai sumber dari semua
sumber hukum dalam negara dan menjadi landasan bagi
penyelenggaraan negara.
Nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara ditunjukkan pada
alinea keempat Pembukaan UUD 1945, yang secara nyata merupakan
lima sila Pancasila. Hal itu merupakan dasar negara yang ditetapkan
pada tanggal 18 Agustus 1945 oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan
Indonesia (PPKI) yang dapat dianggap sebagai penjelmaan kehendak
seluruh rakyat Indonesia yang merdeka. Lebih spesifik lagi Pancasila
sebagai sumber hukum dinyatakan dalam Ketetapan
No.XX/MPRS/1966 Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 dan Ketetapan
MPR No.IX/MPR/1978 yang menegaskan kedudukan Pancasila
sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari tertib
hukum di Indonesia. Lebih lanjut, Pancasila sebagai sumber dari segala
sumber hukum negara dinyatakan dalam pasal 2 Undang-Undang (UU)
No. 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-
undangan. Pengertian pembentukan peraturan perundang- undangan
adalah proses pembuatan peraturan perundang-undangan yang pada
dasarnya dimulai dari perencanaan, persiapan, teknik penyusunan,
perumusan, pembahasan, pengesahan, pengundangan, penyebarluas-
an. Rumusan UU tersebut selain memenuhi pertimbangan dan salah
satu syarat dalam rangka pembangunan hukum nasional, juga sekaligus
menunjukkan bahwa implementasi nilai-nilai Pancasila sebagai dasar
negara telah memiliki landasan aturan formal. Dalam pasal 7
dinyatakan ruang lingkup hirarki peraturan perundang-undangan
meliputi (i) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun
1945; (ii) Undang-Undang/Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-
Undang; (iii) Peraturan Pemerintah; (iv) Peraturan Presiden; dan (v)
Peraturan Daerah.
Upaya mengurai nilai-nilai Pancasila sebagai dasar negara
memiliki cakupan yang luas sekaligus dinamis. Luas dalam arti
mencakup seluruh aspek kehidupan sosial, ekonomi dan
lingkungan.Dinamik mengandung arti memberi ruang reaksi terhadap
perubahan lingkungan strategis. Dengan kata lain, upaya mengurai
nilai-nilai Pancasila adalah hal yang tidak pernah selesai sejalan dengan
perjalanan bangsa Indonesia mencapai tujuan nasional. Keluasan dan
Seminar Nasional Hukum 526

kedinamikan tersebut dapat ditarik melalui pancaran nilai dari kelima


sila Pancasila. Implementasi nilai-nilai tersebut ditunjukkan dengan
perilaku dan kualitas SDM di dalam menjalankan kehidupan nasional
menuju tercapainya tujuan negara.

2. Pancasila Sebagai Pandangan Hidup


Nilai-nilai Pancasila yang telah diwariskan oleh pendiri bangsa
Indonesia merupakan intisari dan puncak dari sosoial budaya yang
senantiasa melandasi tata kehidupan sehari-hari. Tata nilai budaya yang
telah berkembang dan dianggap baik, serta diyakini kebenarannya ini
dijadikan sebagai pandangan hidup dan sumber nilai bagi bangsa
Indonesia. Sumber nilai tersebut antara lain adalah:
1) Ketuhanan yang maha esa
2) Kemanusiaan yang adil dan beradab
3) Persatuan Indonesia
4) Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan
5) Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dari nilai-nilai inilah kemudian lahir adanya sikap yang
mengutamakan persatuan, kerukunan, keharmonisan, dan kesejahteraan
yang sebenarnya sudah lama dipraktekkan jauh sebelum Indonesia
merdeka. Pandangan hidup bagi suatu bangsa seperti pancasila sangat
penting artinya karena merupakan pegangan yang mantap, agar tidak
terombang ambing oleh keadaan apapun, bahkan dalam era globalisasi.
Pancasila sebagai penyaring budaya yang masuk ke Indonesia. Jadi,
Pancasila menyaring dan memilah mana yang sesuai dengan karakter
masyarakat Indonesia dan sesuai dengan norma yang ada dan hidup
sejak lama di Indonesia. Pancasila sebagai tembok kokoh penghalang
pelindung bangsa dan Pancasila sebagai tiang kokoh penyangga negara
untuk berdiri melawan segala ancaman dan bahaya dari luar lingkup
Indonesia. Pancasila juga sebagai jalan kehidupan dan kelangsungan
ketatanegaraan bangsa Indonesia.

3. Pancasila Sebagai Dasar Negara


Dasar negara adalah hal yang paling utama bagi sebuah negara,
dikarenakan dasar negara adalah pondasi, landasan cita-cita harapan
dan hal pokok bagi sebuah bangsa. Di setiap negara memiliki dasar
negaranya masing-masing, Pancasila sebagai dasar negara Indonesia
yang tercantum pada alinea IV pembukaan UUD 1945 yang merupakan
landasan yuridis konstitusional dan dapat disebut sebagai ideologi
negara.
Sebagai dasar negara, Pancasila mempunyai kekuatan mengikat
secara hukum sehingga semua peraturan hukum/ketatanegaraan yang
527 Al Halim

bertentangan dengan pancasila harus dicabut. Perwujudan nilai-nilai


Pancasila sebagai dasar negara, dalam bentuk peraturan perundang
undangan bersifat imperative (mengikat) bagi:
1) Penyelenggaraan negara
2) Lembaga kenegaraan
3) Lembaga kemasyarakatan
4) Warga negara Indonesia dimana pun berada, dan Penduduk di
seluruh wilayah negara kesatuan republik Indonesia.
Dalam tinjauan yuridis konstituisi, Pancasila sebagai dasar
negara berkedudukan sebagai norma objektif dan norma tertinggi dalam
negara, Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/ 1966, jo. Tap. MPR No.
V/MPR/ 1973, jo. Tap. MPR No.IX/ MPR / 1978. Penegasan kembali
Pancasila sebagai dasar negara, tercantum dalam Tap.MPR No.XVIII /
MPR / 1998.
Sebagai dasar negara Pancasila dipergunakan untuk mengatur
seluruh tatanan kehidupan bangsa dan negara Indonesia, artinya segala
sesuatu yang berhubungan dengan pelaksanaan sistem ketatanegaraan
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) harus berdasarkan
Pancasila. Hal ini berarti juga bahwa semua peraturan yang berlaku di
negara Republik Indonesia harus bersumberkan kepada Pancasila.
Hal ini tidak serta-merta memutuskan pancasila sebagai dasar
negara. Pemilihan pancasila didapati oleh pendiri negara dengan cara
yang istimewa dan dengan perjuangan yang luar biasa. Ada beberapa
aspek yang mendasari pendiri bangsa menetapkan Pancasila sebagai
dasar negara. Aspek yang mendasari dipilihnya pancasilah adalah
sebagai berikut:
1) Aspek pluralisme kehidupan masyarakat Indonesia.13
2) Aspek alamiah ketahanan nasional
3) Aspek budaya
4) Aspek agama
5) Aspek persamaan nasib
Maka Pancasila merupakan intelligent choice karena mengatasi
keanekaragaman dalam masyarakat Indonesia dengan tetap toleran
terhadap adanya perbedaan. Penetapan Pancasila sebagai dasar negara
tak hendak menghapuskan perbedaan (indifferentism), tetapi merangkum
semuanya dalam satu semboyan empiris khas Indonesia yang
dinyatakan dalam seloka “Bhinneka Tunggal Ika”.

13
Louise,” Pancasila sebagai Ideologi Bangsa”,dalam http://elizabethlouise
fisip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-81925
Studi%20Strategis%20Indonesia%20I%20%20Negara%20%20Bangsa%20dan%
20St ruktur%20Dasar-Pancasila%20Sebagai%20Ideologi%20Bangsa.html,
diakses pada tanggal 3 Oktober 2016
Seminar Nasional Hukum 528

Implikasi Pencabutan Ideologi Pancasila


Kedudukan dan fungsi pancasila sebagai dasar negara sebagai negara
republik indonesia, maka kedudukan pancasila sebagai mana tercantum
dalam pembukaan UUD 1945 adalah sebagai sumber dari segala
sumber hukum indonesia. Dengan demikian seluruh peraturan
perudang- undangan di indonesia harus bersumber pada pembukaan
UUD 1945 yang di dalamnya terkandung asas kerohanian negara atau
dasar filsafat negara Republik Indonesia.
Alenia ke empat pembukaan UUD 1945, termuat unsur- unsur
yang menurut ilmu hukum di syaratkan bagi adanya suatu tertib hukum
di indonesia (rechts orde) atau (legai orde) yaitu suatu kebulatan dan
keseluruhan peraturan- peraturan hukum.14
Dicantumkanya Pancasila secara formal didalam pembukaan
UUD 1945, maka pancasila memperoleh kedudukan sebagai norma
dasar hukum positif, dengan demikian tata kehidupan benegara tidak
hanya bertopang pada asas- asas sosial, ekonomi, politik, akan tetapi
dalam perpaduanya dengan keseluruhan asas yang melekat padanya
yaitu panduan asas- asas kultural.
Sistem tertib hukum Indonesia, penjelasan UUD 1945
menyatakan bahwa Pokok Pikiran itu meliputi suasana kebatinan dari
Undang-Undang Dasar Negara Indonesia serta mewujudkan cita-cita
hukum, menguasai hukum dasar tertulis (UUD) dan hukum dasar tidak
tertulis (convensi), selanjutnya Pokok Pikiran itu dijelmakan dalam pasal-
pasal UUD 1945. Maka dapatlah disimpulkan bahw suasana kebatinan
UUD 1945 tidak lain di jiwai atau bersumber pada dasar filsafat negara
dan fungsi Pancasila sebagai dasar negara Republik Indonesia.
Pembukaan UUD 45 mempunyai kedudukan Lebih tinggi
dibanding Batang Tubuh, alasannya Dalam Pembukaan terdapat: Dasar
Negara (Pancasila), fungsi dan tujuan Bangsa Indonesia, dan bentuk
Negara Indonesia (Republik).
Baik menurut teori umum hukum ketatanegaraan dari Nawiasky,
maupun Hans Kelsen dan Notonagoro diakui kedudukan dan fungsi
kaidah negara yang fundamental yang bersifat tetap; sekaligus sebagai
norma tertinggi, sumber dari segala sumber hukum dalam negara.
Karenanya, kaidah ini tidak dapat diubah, oleh siapapun dan lembaga
apapun, karena kaidah ini ditetapkan hanya sekali oleh Pendiri
Negara.15
Sebagai kaidah negara yang fundamental, sekaligus sebagai asas
kerokhanian negara dan jiwa konstitusi, nilai-nilai dumaksud bersifat
14
Yoga, 2010, Korelasi Pancasila, Pembukaan dan Btaang Tubuh UUD 1945,
http://www.pusakaindonesia.org/korelasi-pancasila-pembukaan-dan-batang-tubuh-
uud-1945/, diakses 3 Oktober 2016.
15
Ibid.
529 Al Halim

imperatif (mengikat, memaksa). Artinya, semua warga negara,


organisasi infrastruktur dan suprastruktur dalam negara imperatif untuk
melaksanakan dan membudayakannya. Sebaliknya, tiada seorangpun
warga negara, maupun organisasi di dalam negara yang dapat
menyimpang dan atau melanggar asas normatif ini, apalagi
mencabutnya merubah saja merupakan pelanggaran.
Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 sebagai pokok kaidah
negara yang fundamental sehingga Pembukaan UUD 1945 tidak bisa
diubah, Pokok kaidah negara yang fundamental tersebut menurut ilmu
hukum mempunyai hakikat dan kedudukan hukum yang tetap terletak
pada kalangan tertinggi maka secara hukum tidak dapat diubah. Karena
mengubah pembukaan UUD 1945 sama halnya dengan pembubaran
negara RI, sedangkan Batang Tubuh bisa diubah (diamandeman).
Dengan demikian pencabutan Pancasila yang merupakan jiwa konstitusi
berimplikasi pada pembubaran negara. Artinya Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang dijiwai nilai-nilai luhur Pancasila sudah tidak
ada. Hal ini sama artinya bahwa pencabutan Pancasila berarti pula
pencabutan pendirian negara oleh pendiri negara karena Pancasila
dirumuskan saat pendirian negara sebagai dasar negara Indonesia.
Menurut sistem tata hukum RI, Pembukaan UUD 45 pada
hakikatnya telah memenuhi syarat sebagai pokok kaidah Negara yang
fundamental. Pokok kaidah negara yang fundamental dapat di rinci
sebagai berikut:
a. Ditentukan oleh Pendiri Negara (PPKI) dan terjelma dalam suatu
pertanyaan lahir sebagai penjelmaan kehendak Pendiri Negara.
b. Pernyataan Lahirnya sebagai Bangsa yang mandiri
c. Memuat Asas Rohani (Pancasila), Asas Politik Negara (Republik
berkedaulatan Rakyat), dan Tujuan Negara (menjadi Negara Adil
Makmur
d. Memuat Ketentuan yang menetapkan adanya suatu UUD Negara

Mengakui kedudukan dan fungsi kaidah negara yang


fundamental, dan bagi negara Proklamasi 17 Agustus 1945 ialah
berwujud: Pembukaan UUD Proklamasi 1945. Maknanya, PPKI
sebagai pendiri negara mengakui dan mengamanatkan bahwa atas nama
bangsa Indonesia menegakkan sistem kenegaraan Pancasila dan UUD
45.
Asas demikian terpancar dalam nilai-niai fundamental yang
terkandung di dalamPembukaan UUD 45 sebagai kaidah filosofis-
ideologis Pancasila seutuhnya. Karenanya dengan jalan apapun, oleh
lembaga apapun tidak dapat diubah apalagi dicabut. Karena
Pembukaan ditetapkan hanya sekali oleh pendiri negara (the founding
fathers, PPKI) yang memiliki legalitas dan otoritas pertama dan tertinggi
Seminar Nasional Hukum 530

(sebagai penyusun yang mengesahkan UUD negara dan lembaga-


lembaga negara). Artinya, mengubah Pembukaan dan atau dasar negara
(Pancasila) berarti mengubah negara; berarti pula mengubah atau
membubarkan negara Proklamasi (membentuk negara baru;
mengkhianati negara Proklamasi 17 Agustus 1945).
Pancasila tidak pernah dan tidak akan pernah diganggu gugat
posisinya sebagai dasar dan ideologi negara, minimal ada dua alasan
pokok, Pertama, Pancasila sangat cocok dijadikan platform kehidupan
bersama bagi bangsa Indonesia yang sangat majemuk agar tetap terikat
erat sebagai bangsa yang bersatu. Kedua, Pancasila termuat dalam
Pembukaaan UUD 1945 yang di dalamnya ada pernyataan
kemerdekaan oleh bangsa Indonesia, sehingga apabila Pancasila
dirubah, berarti Pembukaan UUD 1945 juga dirubah, dan apabila
Pembukaan dirubah maka kemerdekaan yang pernah dinyatakan
dianggap menjadi tidak ada lagi, sehingga karenanya pula negara
Indonesia menjadi tidak ada atau bubar. Dalam kedudukannya sebagai
perekat atau pemersatu, Pancasila telah mampu memosisikan dirinya
sebagai tempat kembali jika bangsa Indonesia terancam perpecahan.16

Simpulan
Berdasarkan uraian dan pembahasan tersebut dapat diambil simpulan
Bahwa Secara filsafati, Pancasila merupakan suatu asas kerokhanian
yang dalam ilmu kenegaraan popular disebut sebagai dasar filsafat
negara (Philosofische Gronslag). Pancasila menempati posisi sebagai dasar
dan ideologi negara yang tidak dipersoalkan lagi, ketetapan Pancasila
sebagai ideologi negara tercantum dalam ketetapan MPR No. 18 Tahun
1998 tentang pencabutan dari ketetapan MPR No. 2 tahun 1978 tentang
Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara. Pasal 1 ketetapan MPR tersebut
menyatakan bahwa Pancasila sebagaimana di maksud dalam
Pembukaan UUD 45 ialah Dasar negara dari NKRI yang harus
dilaksanakan secara konsisten dalam kehidupan bernegara. Pancasila
merupakan sumber nilai dan sumber norma dalam setiap aspek
penyelenggaraan negara, termasuk sebagai sumber tertib hukum di
negara Republik Indonesia. Konsekuensinya seluruh peraturan
perundang-undangan serta penjabaran-nya senantiasa berdasarkan nilai-
nilai yang terkandung dalam sila-sila Pancasila. Pancasila sebagai
Pandangan Hidup dan sebagai Dasar Negara, Kedudukan dan fungsi
Pancasila sebagai kaidah negara yang fundamental yang bersifat tetap,
sekaligus sebagai norma tertinggi, sumber dari segala sumber hukum

16
Moh. Mahfud MD., Membangun politik Hukum Menegakkan Konstitusi, Rajawali
Pers, Depok, 2010, hal.51
531 Al Halim

dalam negara. Karenanya, kaidah ini tidak dapat diubah, oleh siapapun
dan lembaga apapun, karena kaidah ini ditetapkan hanya sekali oleh
Pendiri Negara. Implikasi pencabutan Pancasila berarti pencabutan dan
atau pembubaran negara yang telah didirikan oleh pendiri negara.

Ucapan Terimakasih
Terimakasih yang setinggi tingginya penulis sampaikan kepada seluruh
rekan-rekan dan teman seperjuangan, serta seluruh civitas akademika
Program Doktor Ilmu Hukum Universitas Diponegoro Semarang, yang
telah membantu dalam penulisan ini, kritik dan saran yang membangun
senantiasa penulis nantikan demi perbaikan penulisan selanjutnya.

Daftar Pustaka
Buku
Darji Darmodihardjo, Sidharta, 1995, Pokok-Pokok Filsafat Hukum, Apa
dan Bagaimana Filsafat Hukum Indonesia, Jakarta, Gramedia
Pustaka Utama
Husein, 2005, Hubungan Fungsi Pengawasan Dewan Perwakilan Rakyat
dengan Badan Pemeriksaan Keuangan dalam Sistem Ketatanegaraan
Indonesia. Bandung, Utomo.
Moh. Mahfud MD, 2012, Membangun Politik Hukum Menegakkan
Konstitusi, Depok, Radjawali Pers
Moh. Mahfud MD, 2012, Politik Hukum di Indonesia, Depok,
Radjawali Pers.
Muh. Yamin, 1962, Naskah persiapan Undang-Undang Dasar 1945
Notonagoro, 1976, dalam Lokarya Pengalaman Pancasila di
Yogyakarta.
Roeslan Abdoelgani (1962), Resapkan Dan Amalkan Pancasila.
Soedirman Kartohadiprodjo, 1969, Beberapa pemikiran seputar pancasila.

Perundang-Undangan
UUD 1945
Ketetapan MPRS No.XX/MPRS/ 1966 tentang Memorandum DPR-
GR Mengenai Sumber Tertib Hukum Republik Indonesia Dan
Tata Urutan Peraturan Perundangan Republik Indonesia
Ketetapan MPR No.V/MPR/1973 tentang Peninjauan
Produk- Produk Yang Berupa Ketetapan-Ketetapan Majelis
Permusyawaratan Rakyat Sementara Republik Indonesia
Ketetapan MPR No.IX/ MPR / 1978 tentang Perlunya
Penyempurnaan Yang Termaktub Dalam Pasal 3 Ketetapan
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor
V/Mpr/1973
Seminar Nasional Hukum 532

Ketetapan MPR No. XVIII / MPR/ 1998 tentang Pencabutan dari


Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Pedoman
Penghayatan dan Pengamalan Pancasila dan penegasan
Pancasila sebagai Dasar Negara.

Internet
Dani, “Pancasila sebagai Sumber dari Segalaa Sumber Hukum”,
dalamhttp://pedabuntung.blogspot.com/2013/10/pancasila-
sebagai-sumber-dari-segala.html.
Benzmanroe, Pancasila dalam Konteks Ketatanegaraan Bangsa Indonesia,
2015, Benzmanroe.wordpress.com/2010/05/06/pancasila-
dalam-konteks-ketatanegaraan-bangsa-indonesia/.
http://irmairayanti.blogspot.co.id/2012/02/nilai-nilai-dan-filsafat-
pancasila.html.
http://irmairayanti.blogspot.co.id/2012/02/nilai-nilai-dan-filsafat-
pancasila.html.
Louise,” Pancasila sebagai Ideologi Bangsa”, dalam http://elizabethlouise
isip12.web.unair.ac.id/artikel_detail-81925
Studi%20Strategis%20Indonesia%20I%20%20Negara%20%20Ba
ngsa%20dan%20Struktur%20Dasar-
Pancasila%20Sebagai%20Ideologi%20Bangsa.html.
Yoga, 2010, Korelasi Pancasila, Pembukaan dan Btaang Tubuh UUD 1945,
http://www.pusakaindonesia.org/korelasi-pancasila-
pembukaan-dan-batang-tubuh-uud-1945/.

Lain-lain
M Budiarto, 2016, Pemberdayaan Pancasila Sebagai dasar Negara dan
pandangan Hidup Bangsa dalam Era Globalisasi (Aspek Yuridis
Ketatanegaraan), Bahan ceramah disampaikan pada ''Contimuing
Legal Education" Badan Pembinaan Hukum Nasional (BPHN) tgl.
2 Oktober 2016

Anda mungkin juga menyukai