Anda di halaman 1dari 16

KONSEP REGION DAN PERWILAYAHAN

Diajukan kepada
Dosen Pengampu Mata Kuliah Studi Keruangan dan Sistem Sosial
Dr. Ine Kusuma Aryani, M.Pd

Oleh:

AZIZAH HAYATI
1820110032

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DASAR PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO

TAHUN 2019

1
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ini dalam bentuk makalah.
Shalawat serta salam juga kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah
membawa umatnya dari alam kebodohan kealam yang berilmu pengetahuan seperti saat ini
Kami menyadari bahwa tanpa adanya ridho Allah SWT, kami tidak akan dapat
menyelesaikan makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan syukur yang sebesar – besarnya.
Kami menyadari sepenuhnya, bahwa dalam penulisan makalah ini tentunya akan
ditemui kekurangan – kekurangan dan jauh dari kesempurnaan, hal ini tidak terlepas dari
keterbatasan pengetahuan dan keterampilan yang kami miliki. Namun, berkat bimbingan,
petunjuk dan bantuan serta arahan dari berbagai pihak makalah ini dapat kami selesaikan.
Pada kesempatan ini, dengan penuh rasa hormat kami ingin menyampaikan ucapan
terimakasih yang setulus – tulusnya dan sebesar – besarnya kepada Dr. Ine Kusuma Aryani,
M.Pd selaku dosen pengampu pada mata kuliah Studi Keruangan dan Sistem Sosial. Semoga
makalah ini bermanfaat adanya, kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan
makalah ini, dan semoga Allah melimpahkan pertolongan dan petunjuk-Nya. Amin.

ii
2
DAFTAR ISI

COVER …………………………………………………………………………………..……i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................... 2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. 3
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................................... 4
A. LATAR BELAKANG .................................................................................................... 4
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................................ 5
C. TUJUAN MASALAH .................................................................................................... 5
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................................... 6
A. PENGERTIAN REGION ATAU WILAYAH ............................................................... 6
B. KONSEP REGION (WILAYAH) MENURUT PARA AHLI ....................................... 9
C. PENGERTIAN PERWILAYAHAN ............................................................................ 11
D. MANFAAT PERWILAYAHAN.................................................................................. 12
E. PENDEKATAN KAJIAN GEOGRAFI REGIONAL.................................................. 12
BAB III PENUTUP ................................................................................................................. 15
A. SIMPULAN .................................................................................................................. 15
B. SARAN ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 16

iii
3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bidang ilmu Geografi pada dasarnya mempelajari berbagai komponen fisik
muka bumi, mahluk hidup (tumbuhan, hewan dan manusia) di atas muka bumi,
ditinjau dari persamaan dan perbedaan dalam perspektif keruangan yang terbentuk
akibat proses interaksi dan interrelasinya.
Wilayah (region) adalah suatu areal yang memiliki karakteristik tertentu
berbeda dengan wilayah yang lain. Wilayah dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
Wilayah Formal (uniform region/homogeneous) adalah suatu wilayah yang
memiliki keseragaman atau kesamaan dalam kriteria tertentu, baik fisik maupun
sosialnya. Contoh: suatu wilayah mempunyai kesamaan bentang alam pegunungan
disebut wilayah pegunungan atau suatu wilayah mempunyai keseragaman dalam
bidang kegiatan bercocok tanam disebut wilayah pertanian.
Wilayah Fungsional (nodal region) merupakan wilayah yang dalam banyak
hal diatur oleh beberapa pusat kegiatan yang saling berkaitan dan ditandai dengan
adanya hubungan atau interaksi dengan wilayah di sekitarnya. Contoh: Suatu
industri didirikan pada suatu wilayah. Setiap pagi karyawan bekerja menuju pabrik
dan sore hari mereka pulang ke rumah masing-masing.
Perwilayahan berarti membagi wilayah-wilayah tertentu di permukaan bumi
untuk keadaan tujuan tertentu. Untuk menentukan regionalisasi wilayah harus
diperhatikan fisik yang meliputi iklim, morfologi, sumber daya alam, dan keadaan
sosial budaya yang meliputi penduduk dan budayanya.
Kaitan konsep wilayah dan perwilayahan dengan perencanaan pembangunan
(Pusat Pertumbuhan) Pusat pertumbuhan (growth center) erat kaitanya dengan
Pertumbuhan wilayah di permukaan Bumi tidak tumbuh bersama-sama secara
terarur,tetapi sengaja atau tidak sengaja, ada bagian yang tumbuh dan maju
berkembang lebih cepat dibanding dengan bagian lain. Berikut ini beberapa teori
pusat pertumbuhan.

4
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang, maka masalah dalam makalah ini dapat dirumuskan
sebagai berikut :
1. Apa pengertian konsep region (wilayah)?
2. Bagaimana konsep region (wilayah) menurut para ahli?
3. Apa pengertian dari perwilayahan?
4. Apa manfaat dari perwilayahan?
5. Bagaimana pendekatan kajian geografi regional?

C. TUJUAN MASALAH
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, berdasarkan rumusan masalah di atas :
1. Untuk mengetahui pengertian konsep region (wilayah).
2. Untuk mengetahui konsep wilayah menurut para ahli.
3. Untuk mengetahui pengertian dari perwilayahan.
4. Untuk mengetahui manfaat dari perwilayahan.
5. Untuk mengetahui pendekatan kajian geografi regional.

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN REGION ATAU WILAYAH


Region (wilayah) diartikan sebagai suatu bagian permukaan bumi yang
memiliki karakteristik khusus atau khas tersendiri yang menggambarkan satu
keseragaman atau homogenitas sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari
wilayahwilayah lain di daerah sekitarnya. Karakteristik khas dari suatu wilayah dapat
berupa keadaan alam (kondisi fisik), ekonomi, demografi, dan sosial-budaya.
Pengertian wilayah menurut para ahli yaitu :
a) Menurut R. E. Dickinson A region is an art whose physycal conditions are
homogeneous (Wilayah adalah sesuatu yang kondisisi fisiknya homogen).
b) Menurut A. J. Hertson A region is a complex of land, water, air, plant, animal and
man regarded in their special relations as together continuing a definite
characteristic portion of the earth surface (Wilayah adalah komplek tanah, air, udara,
tumbuhan, hewan dan manusia dengan hubungan khusus sebagai kebersamaan yang
kelangsungannya mempunyai karakter khusus dari permukaan bumi).
c) Menurut Fannemar A region is an area characterististized thouroughout by similiar
surface features and which is contrasted with neighbouring areas (Wilayah adalah
area yang digolongkan melalui kenampakan permukaan yang sama dan dikontraskan
dengan area sekitarnya).
d) Menurut Taylor A region may be defined as a unit are of the earth's surface
distinguishable from amor area by the exhibition of some unifying characteristic of
property (Wilayah dapat didefinisikan sebagai bagian dari permukaan bumi yang
berbeda dan ditunjukkan oleh sifat-sifat yang berbeda dan ditunjukkan oleh sifat-sifat
yang berbeda dari lainnya).
e) Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta
segenap unsur terkait padanya yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek
administratif dan/aspek fungsional.
f) Menurut Isard (1975) wilayah adalah suatu area yang memiliki arti (meaningful)
karena adanya masalah-masalah yang ada di dalamnya sedemikian rupa, sehingga ahli
regional memiliki interest di dalam menangani permasalahan tersebut, khususnya
karena menyangkut permasalahan sosial-ekonomi.

6
g) Murty (2000) mendefinisikan wilayah sebagai suatu area geografis, teritorial atau
tempat, yang dapat berwujud sebagai suatu negara, negara bagian, provinsi,
kabupaten, distrik dan perdesaan. Tapi suatu wilayah pada umumnya tidak sekedar
merujuk suatu tempat atau area, melainkan merupakan suatu kesatuan ekonomi,
politik, sosial, administrasi, iklim atau geografis, sesuai dengan tujuan pembangunan
atau kajian.
Dari beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa wilayah adalah
bagian atau daerah di permukaan bumi yang dibatasi oleh kenampakan tertentu yang
bersifat khas dan membedakan wilayah tersebut dari wilayah lainnya. Misalnya,
wilayah hutan berbeda dengan wilayah pertanian, wilayah kota berbeda dengan
wilayah perdesaan. Ketika kita menelaah suatu daerah atas dasar persyaratan atau
kriteria tertentu maka pada daerah tersebut akan muncul kesamaan tertentu pula.
Kesamaan tersebut, dapat terbentuk dari unsur alam atau fisik, unsur manusia,
maupun hasil interaksi keduanya, dan membentuk suatu wilayah yang dapat
dibedakan dengan wilayah-wilayah lainnya yang memiliki ciri berbeda. Wilayah yang
memiliki ciri khas tersebut dalam geografi disebut region.
Pengertian dapat dibedakan sebagai berikut :
a) Pengertian internasional: wilayah Asia Tenggara, wilayah Asia Timur, wilayah
Amerika Utara, Amerika Latin, Eropa Barat, Eropa Timur, dan sebagainya.
b) Pengertian Nasional: wilayah merupakan sebagian dari negara, tetapi bagian tersebut
mempunyai kesatuan alam dan kesatuan manusia, misalnya: pantai timur Sumatera,
pantai uatara Jawa, daratan tinggi Bandung dan sebagainya.
Berkaitan dengan pengertian wilayah adapun yang disebut “kawasan”, yaitu
bagian wilayah yang digunakan untuk suatu fungsi tertentu, misalnya dalam suatu
wilayah pedesaan terdapat kawasan perkampungan, kawasan pertanian, kawasan
kehutanan.
Secara umum suatu wilayah dapat dibedakan menjadi dua, yaitu wilayah
formal (formal region) dan wilayah fungsional (functional region atau nodal region).
Pengertian wilayah formal identik dengan definisi wilayah secara umum, yaitu suatu
daerah atau kawasan di muka bumi yang memiliki karakteristik yang khas sehingga
dapat dibedakan dari wilayah lain di sekitarnya.
a. Wilayah Formal
Wilayah formal adalah kawasan geografis yang melmiliki kritera-kriteria tertentu
yang homogen atau seragam misalnya kriteria fisik adalah iklim, vegetasi dan
7
topografi, sedangkan kriteria sosial dan politik adalah partai politik, tipe pertanian,
tipe industri, jumlah pengangguran, tingkat pendapatan dan laju pertumbuhan
ekonomi. Wilayah formal sering juga disebut uniform regiona.
b. Wilayah Fungsional
Wilayah fungsional adalah kawasan Geografis yang di fungsikan menurut jenis dan
kekuasaannya atau suatu wulayah yang sering berhubungan antara bagian satu dengan
yang lainnya. Wilayah fungsional sering disebut wilayah nodal atau Polaried Region.
Wilayah ini memiliki bagian-bagian yang Heterogon misalnya desa dan kota secara
fisik berbeda tetapi secara fungsional saling berhubungan.
Wilayah (region) didefinisikan sebagai suatu unit geografi yang di batasi oleh
kriteria tertentu dan bagian-bagiannya tergantung secara internal.
Wilayah dapat di bagi menjadi empat jenis yaitu; (1) wilayah homogen, (2) wilayah
nodal, (3) wilayah perencanaan, (4) wilayah administrative.
Wilayah homogen adalah wilayah yang dipandang dari aspek/kriteria
mempunyai sifat-sifat atau ciri-ciri yang relatif sama. Sifat-sifat atau ciri-ciri
kehomogenan ini misalnya dalam hal ekonomi (seperti daerah dengan stuktur
produksi dan kosumsi yang homogen, daerah dengan tingkat pendapatan
rendah/miskin dll.),geografi seperti wilayah yang mempunyai topografiatau iklim
yang sama), agama, suku, dan sebagainya. Richarson (1975) dan Hoover (1977)
mengemukakanbahwa wilayah homogen di batasi berdasarkan keseragamamnya
secara internal (internal uniformity).
Wilayah nodal (nodal region) adalah wilayah yang secara fungsional
mempunyai ketergantungan antarapusat (inti) dan daerah belakangnya (interland.
Tingkat ketergantungan ini dapat dilihat dari arus penduduk, faktor produksi, barang
dan jasa, ataupun komunikasi dan transportasi. Sukirno (1976) menyatakan bahwa
pengertian wilayah nodal yang paling ideal untuk digunakan dalam analisis mengenai
ekonomi wilayah,mengartikan wilayah tersebut sebagai ekonomi ruang yang dikuasai
oleh suatu atau beberapa pusat kegiatan ekonomi. tersebut sebagai ekonomi.
Wilayah administratif adalah wilayah yang batas-batasnya di tentukan
berdasarkan kepentingan administrasi pemerintahan atau politik, seperti: propinsi,
kabupaten, kecamatan, desa/kelurahan, dan RT/RW. Sukirno (1976) menyatakan
bahwa di dalam praktik, apabila membahas mengenai pembangunan wilayah, maka
pengertian wilayah administrasi merupakan pengertian yang paling banyak
digunakan. Lebih populernya pengunaan pengertian tersebut disebabkan dua factor
8
yakni: (a) dalam kebijaksanaan dan rencana pembangunan wilayah diperlukan
tindakan-tindakan dari berbagai badan pemerintahan. Dengan demikian, lebih praktis
apabila pembangunan wilayah didasarkan pada suatu wilayah administrasi yang telah
ada; dan (b) wilayah yang batasnya ditentukan berdasarkan atas suatu administrasi
pemerintah lebih mudah dianalisis, karena sejak lama pengumpulan data diberbagai
bagian wilayah berdasarkan pada suatu wilayah administrasi tersebut.
Namun, dalam kenyataannya, pembangunan tersebut sering kali tidak hanya dalam
suatu wilayah administrasi, sebagai contoh adalah pengelolaan pesisir, pengelolaan
daerah aliran sungai, pengelolaan lingkungan dan sebagainya, yang batasnya bukan
berdasarkan administrasi namun berdasarkan batas ekologis dan seringkali lintas batas
wilayah administrasi.
Boudeville (dalam Glasson, 1978) mendefinisikan wilayah perencanan
(planning region atau programming region) sebagai wilayah yang memperlihatkan
koherensi atau kesatuan keputusan-keputusan ekonomi. Wilayah perencanaan dapt
dilihat sebagai wilayah yang cukup besar untuk memungkinkan terjadinya perubahan-
perubahan penting dalam penyebaran penduduk dan kesempatankerja, namun cukup
kecil untuk memungkinkan persoalan-persoalan perencanaannya dapatdipandang
sebagai satu kesatuan.
Berdasarkan pada suatu kenyataan bahwa wilayah berada dalam satu kesatuan
politis yang umumnya dipimpin oleh suatu sistem birokrasi atau sistem kelembagaan
dengan otonomi tertentu. wilayah yang dipilih tergantung dari jenis analisis dan
tujuan perencanaannya. Sering pula wilayah administratif ini sebagai wilayah
otonomi. Artinya suatu wilayah yang mempunyai suatu otoritas melakukan keputusan
dan kebijaksanaan sendiri-sendiri dalam pengelolaan sumberdaya-sumberdaya di
dalamnya.

B. KONSEP REGION (WILAYAH) MENURUT PARA AHLI


Rustiadi, et al. (2006) wilayah dapat didefinisikan sebagai unit geografis
dengan batas-batas spesifik tertentu dimana komponen-komponen wilayah tersebut
satu sama lain saling berinteraksi secara fungsional. Sehingga batasan wilayah
tidaklah selalu bersifat fisik dan pasti tetapi seringkali bersifat dinamis. Komponen-
komponen wilayah mencakup komponen biofisik alam, sumberdaya buatan
(infrastruktur), manusia serta bentuk-bentuk kelembagaan.

9
Dengan demikian istilah wilayah menekankan interaksi antar manusia dengan
sumberdaya-sumberdaya lainnya yang ada di dalam suatu batasan unit geografis
tertentu. Konsep wilayah yang paling klasik (Hagget, Cliff dan Frey, 1977 dalam
Rustiadi et al., 2006) mengenai tipologi wilayah, mengklasifikasikan konsep wilayah
ke dalam tiga kategori, yaitu:
1. Wilayah homogen (uniform/homogenous region);
2. Wilayah nodal (nodal region); dan
3. Wilayah perencanaan (planning region atau programming region).
Sejalan dengan klasifikasi tersebut, (Glason, 1974 dalam Tarigan, 2005) berdasarkan
fase kemajuan perekonomian mengklasifikasikan region/wilayah menjadi :
1. Fase pertama yaitu wilayah formal yang berkenaan dengan
keseragaman/homogenitas. Wilayah formal adalah suatu wilayah geografik yang
seragam menurut kriteria tertentu, seperti keadaan fisik geografi, ekonomi, sosial
dan politik.
2. Fase kedua yaitu wilayah fungsional yang berkenaan dengan koherensi dan
interdependensi fungsional, saling hubungan antar bagian-bagian dalam wilayah
tersebut. Kadang juga disebut wilayah nodal atau polarized region dan terdiri dari
satuan-satuan yang heterogen, seperti desa-kota yang secara fungsional saling
berkaitan.
3. Fase ketiga yaitu wilayah perencanaan yang memperlihatkan koherensi atau
kesatuan keputusan-keputusan ekonomi.
Saefulhakim, dkk (2002) wilayah adalah satu kesatuan unit geografis yang
antar bagiannya mempunyai keterkaitan secara fungsional. Wilayah berasal dari
bahasa Arab “wālā-yuwālī-wilāyah” yang mengandung arti dasar “saling tolong
menolong, saling berdekatan baik secara geometris maupun similarity”.
Contohnya: antara supply dan demand, hulu-hilir.
Oleh karena itu, yang dimaksud dengan pewilayahan (penyusunan wilayah)
adalah pendelineasian unit geografis berdasarkan kedekatan, kemiripan, atau
intensitas hubungan fungsional (tolong menolong, bantu membantu, lindung
melindungi) antara bagian yang satu dengan bagian yang lainnya. Wilayah
Pengembangan adalah pewilayahan untuk tujuan
pengembangan/pembangunan/development. Tujuan-tujuan pembangunan terkait
dengan lima kata kunci, yaitu:
1. Pertumbuhan;
10
2. Penguatan keterkaitan;
3. Keberimbangan;
4. Kemandirian;
5. Keberlanjutan.

C. PENGERTIAN PERWILAYAHAN
Regionalisasi di dalam geografi adalah suatu upaya mengelompokkan atau
mengklasifikasikan unsur-unsur yang sama. Mengingat lokasi di muka bumi memiliki
jumlah tak terbatas dan cenderung saling berdekatan, maka lokasi-lokasi tersebut
harus disusun dan dikelompokan menurut kriteria tertentu. Dengan demikian
informasi yang diperlukan dapat diperoleh secara efisien dan ekonomis. Salah satu
prinsip pembuatan suatu region adalah menyederhanakan wilayah tersebut dengan
cara menyatukan tempat-tempat yang memiliki kesamaan atau kedekatan tersebut
menjadi satu kelompok.
Regionalisasi selalu didasarkan pada kriteria dan kepentingan tertentu.
Misalnya, pada pembagian region permukaan bumi berdasarkan iklim maka kriteria
yang digunakan adalah unsur cuaca, seperti temperatur, curah hujan, penguapan,
kelembapan, dan angin. Regionalisasi menurut iklim ini sangat berguna untuk
mengetahui persebaran hewan dan tumbuhan, tetapi mungkin kurang berguna dalam
hal komunikasi atau transportasi. Karena itulah pengelompokkan region dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, tergantung pada kepentingan atau tujuan
pengelompokkan region tersebut. Regionalisasi suatu fenomena atau gejala di muka
bumi memberikan berbagai manfaat. Beberapa manfaat tersebut antara lain sebagai
berikut.
Perwilayahan dibagi menjadi dua yaitu :
1. Perwilayahan secara formal. Tujuan perwilayahan formal adalah untuk
mengetahui wilayah mana yang homogen atau seragam. Teknik yang bisa
digunakan pendelineasian wilayah formal adalah metode nilai bobot indeks.
Metode ini digunakan untuk mendelineasi wilayah berdasarkan lebih dari satu
kriteria.
2. Perwilayah secara fungsional. Pembatas suatu wilayah secara fungsional
menyangkut pengelompokan beberapa unit wilayah yang memiliki tingkat
kepentingan hubungan. Dengan demikian wilayah fungsional lebih menekankan
pada arus hubungan dengan titik pusat. Pendekatan untuk perwilayah fungsional

11
dilakukan dengan analisis aliran barang atau orang. Pada analisis ini wilayah
fungsional berdasar pada arah dan intensitas aliran barang atau orang antara titik
pusat dan wilayah sekitarnya. Pada umumnya aliran lebih intensif untuk 2 wilayah
yang jauh dari pusat. Luas daerah pengaruh pusat adalah sampai pada tempat arus
aliran.

D. MANFAAT PERWILAYAHAN
Beberapa manfaat perwilayahan tersebut antara lain sebagai berikut :
a. Membantu memisahkan sesuatu yang berguna dari yang kurang berguna.
b. Mengurutkan keanekaragaman permukaan bumi.
c. Menyederhanakan informasi dari suatu gejala atau fenomena di permukaan yang
sangat beragam.
d. Memantau perubahan-perubahan yang terjadi baik gejala alam maupun manusia.

E. PENDEKATAN KAJIAN GEOGRAFI REGIONAL


Dinamika adalah sifat dari kehidupan, temasuk ilmu pengetahuan.
Perkembangan materi, ruang lingkup, metode dan analisis merupakan bagian dari
perkembangan pemikiran manusia untuk mencari suatu kebenaran secara ilmiah.
Geografi sebagai bidang ilmu yang berkaitan, dengan kehidupan manusia dan dalam
analisisnya menyentuh berbagai bidang ilmu lainnya, maka dalam menganalisis fakta
secara total memerlukan integritas semua cabang ilmu geografi. Dalam hal ini
Geografi regional menduduki peranan yang sangat strategis. Karena memang gejala
dan fenomena yang ada di permukaan bumi pada dasarnya selalu saling terkait dan
dalam pemecahannya memerlukan integritas berbagai bidang ilmu. Pemahaman akan
keterkaitan gejala–gejala di permukaan bumi di suatu wilayah tertentu merupakan inti
dari geografi. Dalam mengapresiasikan tempat, beberapa pendekatan dapat
dipergunakan tetapi semuanya harus bersifat korologis, karena itu adalah ciri khas
dari disiplin ilmu geografi. Geografi regional sangatlah memadai untuk hal tersebut.
Geografi regional mengapresiasikan gejala secara total, dimana gejala itu memberikan
ciri yang khas baik yang menyangkut kualitas maupun kuantitasnya sendiri.
Dalam mempelajari ilmu geografi, terdapat tiga pendekatan yang digunakan
untuk mengkaji, yaitu :

12
1. Pendekatan Keruangan
Pendekatan ini digunakan untuk mengetahui persebaran dalam penggunaan ruang
yang telah ada dan bagaimana penyediaan ruang akan dirancang. Dalam mengkaji
fenomena geografi dapat menggunakan 3 subtopik dari pendekatan keruangan, yaitu :
a. Pendekatan Topik
Pendekatan ini digunakan untuk mengkaji masalah/fenomena geografi dari topik
tertentu yang menjadi pusat perhatian, misalnya tentang wabah penyakit di suatu
wilayah dengan cara mengkaji :
 penyebab wabah penyakit (misal : virus atau bakteri)
 media penyebarannya
 proses penyebaran
 intensitasnya
 interelasinya dengan gejala-gejala lain di sekitarnya.
Dengan pendekatan tersebut akan dapat diperoleh gambaran awal dari wabah
penyakit yang terjadi.
b. Pendekatan Aktivitas
Pendekatan ini mengkaji fenomena geografi yang terjadi dari berbagai aktivitas
yang terjadi. Misalnya hubungan mata pencaharian penduduk dengan persebaran
dan interelasinya dengan gejala-gejala geosfer.
c. Pendekatan Regional
Pendekatan ini mengkaji suatu gejala geografi dan menekankan pada region
sebagai ruang tempat gejala itu terjadi. Region adalah suatu wilayah di permukaan
bumi yang memiliki karakteristik tertentu yang khas.
2. Pendekatan Kelingkungan (Pendekatan Ekologis)
Digunakan untuk mengetahui keterkaitan dan hubungan antara unsur-unsur yang
berada di lingkungan tertentu, yaitu :
 hubungan antar makhluk hidup
 hubungan antara makhluk hidup dengan lingkungan alamnya

Contoh dari keterkaitan antar unsur misalnya petani di daerah lahan miring pasti akan
melakukan kegiatan pertanian dengan sistem terrassering.

3. Pendekatan Kewilayahan
Merupakan kombinasi antara pendekatan keruangan dan kelingkungan. Misalnya
dalam mengkaji wilayah yang memiliki karakaterisitik wilayah yang khas yang dapat

13
dibedakan satu sama lain (areal differentation), maka harus diperhatikan bagaimana
persebarannya (analisis keruangan) dan bagaimana interaksi antara manusia dengan
lingkungan alamnya (analisis ekologi). Pendekatan wilayah sangat penting untuk
pendugaan wilayah (reginal forecasting) dan perencanaan wilayah (regional
planning).

14
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN
Wilayah atau region diartikan sebagai suatu bagian permukaan bumi yang memiliki
karakteristik khusus atau khas tersendiri yang menggambarkan satu keseragaman atau
homogenitas sehingga dengan jelas dapat dibedakan dari wilayahwilayah lain di
daerah sekitarnya. Karakteristik khas dari suatu wilayah dapat berupa keadaan alam
(kondisi fisik), ekonomi, demografi, dan sosial-budaya. Regionalisasi di dalam
geografi adalah suatu upaya mengelompokkan atau mengklasifikasikan unsur-unsur
yang sama.

B. SARAN
Saran dari penulis adalah melakukan perbaikan apa bila terdapat kesalahan-kesalahan
pada makalah ini, sehingga untuk kedepannya menjadi lebih baik lagi.

15
DAFTAR PUSTAKA

Burgess, E.W. (1925) ”The Geography of city” dalam R.E. Park et. Al. The City, Chicago:
Chacago University Press.

Ernan Rustiadi, Sunsun Saefulhakim, & Dyah, R Panuju, 2009. Perencanaan dan
pengembangan wilayah. Kerjasama Cresptent Press dan Yayasan Obor Indonesia,
Anggota IKAPI DKI Jakarta.

Henk Huisman, 1986. Regional and Rural Development Planning Series. Faculty of
Geography Gajah Majad University Yokyakarta.

Husain, Yusran. Wilayah dan Perwilayahan. [Online]. Tersedia


http://yusranhusaingeografi015.com. [1 Oktober 2019]

I Made Sandy, 1996. Republik Indonesia Geografi Regional. Jakarta: Penerbit Jurusan
Geografi FMIPA Universitas Indonesia-PT. Indograph Bakti.

Ruchyat Deni Djakapermana, 2010. Pengembangan wilayah, melalui pendekatan kesisteman.


IPB Press IPB Darmaga Bogor.

16

Anda mungkin juga menyukai