Anda di halaman 1dari 6

MODUL PRAKTIKUM AUDIT ENERGI

AUDIT HVAC

Kelas/ Kelompok : 3A/ 5

Dosen Pembimbing : Ir. Kholiq Hernawan, M.T.

Anggota Kelompok :

1. Andyka Gumelar Ramadhani (171711003)


2. M Reza Gumilar (171711017)
3. Rifqi Achmad F (171711025)
4. Siti Nurul F (171711028)
5. Syifa Athaya P (171711030)

PROGRAM STUDI D-3 TEKNIK KONVERSI ENERGI

JURUSAN TEKNIK KONVERSI ENERGI

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG

2019
I. Tujuan
 melakukan audit pada sistem HVAC
 mengukur dan menghitung COP atau EER
 melakukan analisa peluang penghematan energi pada AC
 memberikan rekomendasi perbaikan kinerja pada AC

II. Dasar teori


Refrigerasi dan penyejuk AC digunakan untuk mendinginkan produk atau lingkungan gedung. Sistem
refrigerasi (AC) memindahkan panas dari tangki reservoir rendah energi yang lebih dingin ke tangki
reservoir energi tinggi yang lebih hangat. Karena dirancang untuk memindahkan energi panas berlawanan
dengan arah aliran panas spontan, maka perlu ditambahkan sejumlah energi eksternal untuk mencapai
transfer energi termal yang diinginkan dari heat source ke heat sink.

Siklus Termodinamika Refrigerasi

Gambar 1. Skema Siklus Refrigerasi Kompresi Uap dan Diagram P-H

Siklus refrigerasi dapat dibagi menjadi tahapan-tahapan berikut:


 1 – 2. Cairan refrigeran dalam evaporator menyerap panas dari lingkungan sekitarnya, biasanya
udara, air atau cairan proses lain. Selama proses ini cairan berubah fasa dari cair menjadi gas, dan
pada keluaran evaporator gas ini diberi pemanasan berlebih/superheated, atau melalui
penyerapan panas di perpipaan.
 2 – 3. Gas masuk menuju kompresor dimana tekanannya dinaikkan. Temperatur juga akan
meningkat, sebab melalui proses kompresi terjadi perpindahan energi ke refrigeran.
 3 – 4. Superheated gas bertekanan tinggi keluar dari kompresor menuju kondenser. Bagian awal
proses refrigerasi (3-3a) menurunkan panas superheated gas sebelum gas ini dikembalikan
menjadi bentuk cairan/kodensasi (3a-3b). Proses ini biasanya dicapai dengan menggunakan udara
atau air. Penurunan temperatur lebih lanjut terjadi pada perpipaan dan/atau alat subcooling (3b
- 4), sehingga cairan refrigeran lebih dingin ketika cairan ini menuju alat ekspansi.
 4 - 1 Cairan yang sudah didinginkan dan bertekanan tinggi melintas melalui peralatan ekspansi,
yang akan menurunkan tekanan dan mengendalikan aliran menuju evaporator.
Jenis cairan yang digunakan sebagai refrigeran sebaiknya adalah cairan yang akan menguap pada
temperatur rendah dan tekanan sekitar 1 atm. Dengan mempertahankan tekanan di atas 1 atm, maka
kebocoran yang terjadi lebih mudah diketahui.

Kinerja AC: COP (Coefficient of Performance) dan EER (Energy Efficiency Ratio)
Pada HVAC/pompa kalor, panas dipindahkan dari temperatur rendah ke temperatur yang lebih tinggi
dengan menambahkan kerja. Perbandingan energi termanfaatkan dengan masukan energi ini bernilai
lebih besar dari 1 dan biasa disebut coefficient of performance (COP). COP dapat dihitung dari hasil
pengukuran kondisi termodinamika maupun hasil pengukuran daya kompresor, kalor pemanasan
air/udara, dan pendinginan udara. Dalam hal pemanfaatan untuk pendinginan udara, maka yang
diperhitungkan adalah COP pendinginan.
Untuk mengetahui performa HVAC, digunakan parameter-parameter sebagai berikut:

1. Kalor yang diserap refrigeran di evaporator


𝑄𝐸 = 𝑚̇𝑟𝑒𝑓 . (ℎ2 − ℎ1 )
Ket: 𝑚̇𝑟𝑒𝑓 = Laju alir refrigeran (kg/s)
ℎ2 = Entalpi refrigeran keluar evaporator (kJ/kg)
ℎ1 = Entalpi refrigeran masuk evaporator (kJ/kg)

2. Kalor yang dilepas udara sebagai pemberi panas


𝑄𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 𝑚̇𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 . (ℎ𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎,𝑖𝑛 − ℎ𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎,𝑜𝑢𝑡 )
𝑄𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 . 𝐴 . 𝑣𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 . (ℎ𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎,𝑖𝑛 − ℎ𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎,𝑜𝑢𝑡 )
Ket: 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = densitas udara (rata-rata in & out) (kg/m3)
𝐴 = luas penampang saluran udara (m2)
𝑣𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = kecepatan udara (m/s)

3. Kalor yang dilepas refrigeran di kondensor


𝑄𝐶 = 𝑚̇𝑟𝑒𝑓 . (ℎ3 − ℎ4 )
Ket: ℎ3 = Entalpi refrigeran keluar kompresor (kJ/kg)
ℎ4 = Entalpi refrigeran keluar kondensor (kJ/kg)

4. Energi yang diserap refrigeran akibat Kerja kompresor


𝑊𝑐𝑜𝑚𝑝 = 𝑚̇𝑟𝑒𝑓 . (ℎ3 − ℎ2 )

5. Energi yang dipasok untuk kerja kompesor (bila merupakan energi listrik)
𝑊𝑐𝑜𝑚𝑝 = 𝑉 . 𝐼. cos  ( 1 Fasa)
𝑊𝑐𝑜𝑚𝑝 = 𝑉 . 𝐼. cos  ( 3 Fasa)

6. COP (Coefficient of Performance)


COP adalah nilai yang menunjukan performa dari mesin refrigerasi. COP didapat dari
perbandingan energi yang diserap di evaporator dengan kerja kompresor.
Perhitungan COP dengan pendekatan secara termodinamika disebut COP internal. Untuk sisi
pendinginan adalah sebagai berikut:
𝑚̇𝑟𝑒𝑓 (ℎ2 − ℎ1 ) ℎ2 − ℎ1
𝐶𝑂𝑃 = =
𝑚̇𝑟𝑒𝑓 (ℎ3 − ℎ2 ) ℎ3 − ℎ2

Perhitungan COP dengan pendekatan pemberi energi disebut COP eksternal. Untuk sisi
pendinginan adalah sebagai berikut:

𝑄𝑒𝑣𝑎𝑝 𝑚̇𝑢𝑑 (ℎ𝑢𝑑,𝑜𝑢𝑡 − ℎ𝑢𝑑,𝑖𝑛 )


𝐶𝑂𝑃 = =
𝑊𝑐𝑜𝑚𝑝 𝑉. 𝐼. cos 

7. EER (Energy Efficiency Ratio)


EER adalah rasio output energi pendinginan (dalam BTU/jam) dibandingkan dengan input energi
listrik (dalam Watt).
𝐵𝑇𝑈
𝑜𝑢𝑡𝑝𝑢𝑡 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑖𝑛𝑔𝑖𝑛𝑎𝑛 ( 𝑗𝑎𝑚̇ )
𝐸𝐸𝑅 =
𝑖𝑛𝑝𝑢𝑡 𝑒𝑛𝑒𝑟𝑔𝑖 𝑙𝑖𝑠𝑡𝑟𝑖𝑘 (𝑊𝑎𝑡𝑡)

AC yang memiliki EER tinggi dianggap lebih cost effective.

Diagram Psikrometrik

Gambar 1. Psychrometric chart

Perhitungan laju alir udara mesin Cussons 5670


𝑚̇𝐴 = 0,083(𝜌𝐴 ∆𝑃)0,5
𝑚̇𝐴 = laju alir udara [kg/s]
𝜌𝐴 = densitas udara [kg/m3]
Standar Acuan Sistem HVAC
Indonesia telah menerbitkan standar untuk sistem HVAC yaitu SNI 03-6390-2011 Konservasi Energi Sistem
Tata Udara pada Bangunan Gedung. Untuk mesin refrigerasi, ditetapkan efisiensi minimum dari peralatan
tata udara yang dioperasikan dengan listrik.

Kapasitas TR (ton of refrigeration) terkait kapasitas ekstraksi panas dari peralatan refrigerasi pengondisian
udara. 1 TR ≈ 12000 Btu/h = 3,5 kW.

III. Alat dan bahan


1. peralatan HVAC atau AC
2. alat ukur temperatur, tekanan, kelistrikan, kelembapan udara, kecepatan udara.

IV. Langkah percobaan


Persiapan
1. Periksa level minyak pelumas kompresor atau pompa di dalam kaca penduga pada sisi kompresor.
2. Periksa fluida manometer, kalibrasi bila perlu.
3. Katup-katup pemipaan untuk sirkulasi fluida dalam posisi terbuka.
4. Periksa air untuk mengukur temperatur bola basah masukan dan keluaran dari udara yang mengalir
di dalam saluran evaporator, tambah air bila tak mencukupi.
5. Siapkan tabel pengujian sesuai tujuan percobaan.
Prosedur pengujian
1. Hidupkan pompa pemasok air laboratorium. Atur laju aliran dengan mengatur katup V101. Besarnya
laju aliran yang dikehendaki terlihat pada rotameter.
2. Hidupkan saklar pada MCB.
3. Set selektor fan pada posisi yang dikehendaki dan hidupkan.
4. Jalankan motor penggerak kompresor. Bila kompresor mati karena tidak ada aliran air, tekan tombol
“reset” pada pengesetan tekanan kompresor, kemudian alirkan air sebelum kompresor dihidupkan.

Pengamatan (selama 40 menit dengan interval 5 menit)


1. Amati dan ukur: Pada bagian input dan output udara evaporator:
a. temperatur bola basah dan temperatur bola kering, atau
b. temperatur bola kering dan kelembapan pada
c. kecepatan udara evaporator atau P orifice udara
d. luas penampang saluran udara
2. Amati dan ukur: Pada bagian input dan output refrigeran evaporator:
a. laju alir refrigeran
b. temperatur masuk dan keluar evaporator
c. tekanan masuk dan keluar evaporator
3. Amati dan ukur: Pada bagian kompresor:
a. tekanan masuk dan keluar kompresor
b. temperatur masuk dan keluar kompresor
c. daya kompresor, atau parameter kelistrikan (V, I, cos phi)

Contoh Tabulasi
Tabel 1. Contoh Format Data Pengukuran untuk Pengujian Cussons 5670
Udara Air Refrigeran
Posisi
Beda Masuk Keluar Masuk Keluar 1 2 3 4 5 6 7 8 Daya
No. Kecepatan Laju alir Laju alir
Tekanan kompresor
Fan Tdb Twb Tdb Twb volumetrik TW7 TW8 volumetrik T P T P T T T P T T P T
Orifice
o o o o o o
mmH2O C C C C Liter/menit C C Liter/menit oC Bar oC Bar oC oC oC Bar oC oC Bar oC Watt
1
2
3
4
Tabel 2.
5
6 Tabel 3. Contoh Format Data Perhitungan untuk Pengujian Pompa Kalor
7 Udara Air Refrigeran
8 COP 2
9
Posisi Daya
Laju alir Laju alir Laju alir COP 1 (Ekster
No.
10 Kecepatan Massa Masuk Keluar 1 2 3 4 5 6 7 1-2 2-3 3-4 4-5 5-6 6-7 7-8 8-1 kompresor
massa Qud massa Qair massa (Internal) nal)
11 Fan Jenis
12
Mu hA1 hA2 Mu Mu h h h h h h h Wcomp Q Q Q Q Q Q Q W
kg/m3 kg/s kJ/kg kJ/kg Watt kg/s Watt kg/s kJ/kg kJ/kg kJ/kg kJ/kg kJ/kg kJ/kg kJ/kg Watt Watt Watt Watt Watt Watt Watt Watt Watt
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Anda mungkin juga menyukai