Bab III KDK Final
Bab III KDK Final
Bab III KDK Final
b. Identitas Suami
Nama : Tn. A
Umur : 58 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Menikah
Alamat : Dadapan Rt 007/004, Dusun Kalisalak, Desa
Ngadirejo, Kecamatan Salaman, Kabupaten
Magelang
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa
Pendidikan Terakhir : Tamat SD
Pekerjaan : Tukang Ojek
34
III.2 Karakteristik Kedatangan Pasien ke Pelayanan Kesehatan
Pasien datang ke Puskesmas Salaman 1 dengan keluhan batuk lama yang
tidak kunjung sembuh selama hampir 2 bulan, Pasien juga mengeluh nafsu makan
berkurang dan sering merasa keringat berlebihan saat malam hari. Pasien
kemudian diminta melakukan pemeriksaan dahak dan disarankan untuk dilakukan
rontgen di Balai Kesehatan Paru Masyarakat (BKPM). Hasil yang diperoleh dari
pemeriksaan dahak yaitu BTA (+), dan hasil rontgen didapatkan TB paru aktif.
Lalu pasien diberi surat untuk mengambil obat selama 6 bulan di puskesmas
Salaman I, dan saat ini dalam masa pengobatan 6 bulan dimulai bulan November
2019 dan pada bulan Desember 2019 telah memasuki minggu ke 3 pengobatan.
35
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien tidak pernah mengalami keluhan seperti ini sebelumnya, Riwayat
dengan Hipertensi disangkal, DM disangkal, penyakit jantung disangkal,
asma disangkal, riwayat alergi disangkal.
e. Riwayat Penyakit Keluarga
Tidak ada keluhan serupa pada Keluarga Pasien.
f. Riwayat Pengobatan
Saat ini pasien dalam masa pengobatan 6 bulan di Puskesmas Salaman I.
Selama masa pengobatan pasin mengeluh setelah minum obat memiliki
efek seperti badan merah-merah dan gatal-gatal namun itu dirahasakan
beberapa menit setelah minum obat, setelah itu menghilang. Selama pasien
menjalani pengobatan pasien tidak pernah putus semangat untuk berobat
apabila obat habis pasien berusaha untuk ambil obat lagi di puskesmas
Salaman I dan melakukan cek dahak berkala.
g. Riwayat Pribadi dan Sosial Ekonomi
Pasien menyangkal konsumsi rokok dan meminum alkohol maupun obat-
obatan terlarang. Pasien juga jarang berolah raga.
Sp O2 98%
Status Generalis
36
Kepala Normocephal Normal
Wajah Sclera ikterik (-), Konjungtiva anemis (-)
Leher Pembesaran KGB (-) Normal
hepatosplenomegali (-)
P : Timpani seluruh abdomen
Dalam batas normal
Teraba hangat, lembab, tremor (-), CRT < 2
detik, kekuatan:
Ekstremitas Akral hangat, capilary refill time < 2 detik
Superior
Ektremitas Akral hangat, capilary refill time < 2 detik
Normal
Inferior
4444 4444
Normal
44444 4444
37
Untuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan
langsung (DOT = Directly Observed Treatment) oleh seorang Pengawas
Menelan Obat (PMO).
Pengobatan TB diberikan dalam 2 tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.
a. Terapi Medikamentosa
Tablet FDC yang mengandung Isoniazid 2x300 mg, Rifampisin 1x450 mg,
serta Etambutol 1x250 mg
b. Non Medikamentosa
• Membuka pintu setiap hari agar terjadi pertukaran udara dan agar sinar
matahari dapat masuk ke dalam ruangan yang dapat membunuh bakteri TB.
• Minum OAT secara teratur.
• Menjelaskan pentingnya peranan PMO dalam pengobatan TB.
38
• Penderita memakai masker, dan keluarga yang tinggal satu rumah seperti
suami dan anak-anak memeriksakan diri ke dokter dan melakukan
pemeriksaan sputum
39
dapat mengurangi rantai penularan
terutama penularan melalui
udara/droplet penderita.
2 Suami pasien Edukasi mengenai cara penularan TB Suami pasien dan
paru agar dapat menjaga diri dan keluarga
menjaga kebersihan lingkungan rumah.
Edukasi mengenai gejala gejala dini TB
Paru agar dapat mendeteksi lebih awal
penyakit TB.
40
dengan ruang keluarga dan kamar tidur , 1 kamar mandi dengan WC
dan 1 dapur.
h. Sanitasi Dasar
Sumber air pasien menggunakan mata air yang terlindungi. Limbah
rumah tangga di alirkan ke parit, untuk sampah dapur sebagian
dibakar. Penampungan jamban menggunakan jamban tidak saniter.
i. Halaman
Rumah pasien memiliki halaman
j. Kesan Kebersihan
Kebersihan sangat kurang
DAPUR WC
M RUANG TAMU
A RUANG KELUARGA
N KAMAR TIDUR
U S
41
Tabel 12. Indikator Rumah Sehat
No Skor rumah pasien
Indikator Variabel Skor
(tanda )
1 Lokasi a. Tidak rawan banjir 3
b. Rawan banjir 1
2 Kepadatan rumah a. Tidak padat (>8m2/ orang) 3
2
b. Padat (<8m / orang) 1
3 Lantai a. Semen, ubin, keramik, kayu 3
b. Tanah 1
4 Pencahayaan a. Cukup 3
b. Tidak cukup 1
5 Ventilasi a. Ada 3
b. Tidak ada 1
6 Air bersih a. Air kemasan 3
b. Ledeng/ PAM 3
c. Mata air terlindung 2
d. Sumur pompa tangan 2
e. Sumur terlindung 2
f. Sumur tidak terlindung 1
g. Mata air tidak terlindung 1
h. Lain-lain 1
7 Pembuangan a. Leher angsa 3
kotoran kakus b. Plengsengan 2
c. Cemplung/ cubuk 2
d. Kolam ikan/ sungai/ kebun 1
e. Tidak ada 1
8 Septic tank a. Jarak > 10 meter 3
b. Lainnya 1
9 Kepemilikan WC a. Sendiri 3
b. Bersama 2
c. Tidak ada 1
10 SPAL a. Saluran tertutup 3
b. Saluran terbuka 2
c. Tanpa saluran 1
11 Saluran got a. Mengalir lancer 3
b. Mengalir lambat 2
42
c. Tergenang 1
d. Tidak ada got 1
12 Pengelolaan a. Diangkut petugas 3
sampah b. Ditimbun 2
c. Dibuat kompos 3
d. Dibakar 2
e. Dibuang ke kali 1
f. Dibuang sembaragan 1
g. Lainnya 1
13 Polusi udara a. Tidak ada 3
b. Ada gangguan 1
14 Bahan bakar a. Listrik, gas 3
masak b. Minyak tanah 2
c. Kayu bakar 1
d. Arang/ batu bara 1
Total skor 22
43
tahun yang tinggal di Magelang, sudah menikah dan memiliki 2 anak. Adik kedua
adalah perempuan berumur 39 tahun telah menikah dan memiliki 2 anak, tinggal
berdekatan dengan pasien di Desa Ngadirejo.
TB
2. (Ny.S) KK - 2 P 59 Tamat SD Ibu Rumah Tangga
Paru
Pesantren/SMA
3. (Tn.S) Anak ke - 1 L 26 Wirausaha Sehat
sederajat
Pesantren/SMA Ibu Rumah
4. (Ny.A) Anak ke - 2 P 22
sederajat Tangga
Pesantren/SMA
5. (An.N) Anak ke – 3 L 17 Pelajar Sehat
sederajat
Sumber: Data primer hasil wawancara dengan pasien
III.8 Genogram Keluarga
X1 Y1 X2 Y2
1 2
3 4 5 6
An. B
44
Keterangan :
1. Suami pasien : Ny. S, 59 tahun, TB Paru
2. Pasien : Tn. A, 58 tahun, sehat
3. Anak kandung pasien ke 1 : Tn. S, 26 tahun, sehat
4. Anak kandung pasien ke 2 : Ny. A, 22 tahun, sehat
5. Anak kandung pasien ke 3 : An. N, 17 tahun, sehat
6. Menantu pasien : Tn. A, 25 tahun, sehat
7. Cucu ke-1 pasien : An. B, 3 tahun, sehat
X1. Bapak mertua pasien : Meninggal sebelum pasien menikah
Y1. Ibu mertua pasien : Meninggal sebelum pasien menikah
X2. Bapak pasien : Meninggal setelah pasien menikah akibat
stroke
Y2. Ibu pasien : Meninggal setelah pasien menikah akibat
penyakit jantung
: tinggal satu rumah
Ny. S
2
Tn. S
Tn.A
1 3
5 4
An.N Ny.A
45
III.10 Bentuk dan Siklus Keluarga
Bentuk keluarga ini ialah nuclear family, yaitu dalam satu rumah terdiri
dari keluarga inti (ayah, ibu, anak).
Skor
Komponen Indikator 1 0
2
(kadang- (tidak sama
(selalu)
kadang) sekali)
Adaptation Saya puas bahwa saya dapat
kembali ke keluarga saya bila
saya menghadapi masalah
Klasifikasi :
a. Skor 8-10 : Fungsi keluarga sehat
b. Skor 4-7 : Fungsi keluarga kurang sehat
c. Skor 0-3 : Fungsi keluarga tidak sehat
Kesimpulan: Skor APGAR berjumlah 8, dengan kata lain fungsi keluarga sehat.
46
III.11 Sumber Daya Keluarga
Tabel 15. Family Screem Ny. S
Sumber Patologis
47
III.12 Perjalanan Hidup Keluarga (Family Life Line)
48
sesudah BAB
13 Menggosok gigi minimal 2 kali sehari
14 Membeli/menyimpan /menjual minum-minuman keras
(bir, alkohol, arak, anggur)/narkoba?
15 Anggota JPK/Dana Sehat/Asuransi
Kesehatan/JAMKESMAS (peserta JKN/BPJS)?
16 Melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN)
seminggu sekali?
Interpretasi
Skor 0-5 : Sehat Pratama
Skor 6-10 : Sehat Madya
Skor 11-15 : Sehat Utama
Skor 16 : Sehat Paripurna
Pada keluarga ini mendapat skor 6
Kesimpulan : Perilaku Rumah Tangga Madya
49
b. Aspek Klinis
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang disimpulkan bahwa diagnosis pasien tersebut adalah TB Paru
BTA positif Kasus Baru.
c. Aspek Internal
1. Genetik
Tidak terdapat faktor genetik yang berkaitan dengan keluhan yang
dialami pasien.
2. Pola makan
Frekuensi makan pasien dan keluarga seadanya, yaitu 2 kali sehari dan
kurangnya variasi menu makanan.
3. Kebiasaan
Sehari-hari pasien paling sering berada di rumah, namun pada terkadang
pasien juga membantu suami untuk mencari nafkah dengan berdagang.
4. Spiritual
Pasien menerima penyakit yang dideritanya saat ini dan berdoa agar
diberikan kesembuhan dan yakin dapat sembuh.
d. Aspek Eksternal
Hubungan antar anggota keluarga cukup baik, suami dan anak pasien
berperan sebagai pengawas minum obat. Pasien tinggal di lingkungan
rumah yang padat penduduk. Rumah pasien kurang pencahayaan dan
sirkulasi udara sehingga memungkinkan kuman berkembang biak dengan
baik.
Penghasilan rata-rata per bulan berasal dari suami dan hasil berdagang
serabutan itupun hasil pendapatan tidak menentu, namun penghasilan
tersebut kurang untuk biaya hidup pasien dan keluarga. Pasien dan keluarga
memiliki kartu KIS BPJS dan menggunakannya untuk pengobatan TB Paru
pasien. Jarak rumah pasien dengan fasilitas kesehatan mudah diakses, yaitu
Puskesmas Salaman I, dimana membutuhkan waktu sekitar 15 menit dengan
menggunakan sepeda atau becak.
50
e. Derajat Fungsional
Menurut skala, pasien termasuk derajat 2 dimana pasien dapat
melakukan aktivitas ringan secara mandiri.
51
6) Edukasi untuk membuka pintu jendela agar pencahayaan baik,
membuka setiap hari agar terjadi pertukaran udara, dan membersihkan
rumah setiap hari termasuk sudut-sudut rumah.
7) Menyarankan pemeriksaan sputum untuk semua keluarga pasien yang
tinggal serumah dengan pasien.
c. Kuratif
Tablet FDC yang mengandung Isoniazid 2x300 mg, Rifampisin
1x450 mg, serta Etambutol 1x250 mg.
d. Rehabilitatif
Belum perlu dilakukan.
e. Paliatif
Belum perlu dilakukan.
52
e. Fungsi Reproduksi
Ny. S memiliki tiga anak kandung yang pertama laki-laki berusia
26 tahun. Anak kedua perempuan saat ini sudah berkeluarga sudah
menikah dan tinggal di rumah suaminya. Anak terakhir laki-laki saat ini
mondok di pesantren.
f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan
Pendidikan terakhir pasien adalah tamatan SD. Pasien tidak
melanjutkan pendidikannya karena masalah ekonomi. Setelah lulus SD,
pasien bekerja membantu bapak dan ibunya untuk menafkahi keluarga.
Suami pasien juga hanya merupakan tamatan SD karena faktor
ekonomi. Pendidikan anak-anak pasien hanya mengaji di pondok
pesantren karena keterbatasan biaya.
g. Fungsi Ekonomi
Sumber penghasilan keluarga berasal dari suami yang bekerja
sebagai tukang ojek dan istri bekerja serabutan berjualan kerajinan
tangan di sekitar candi Borobudur. Pasien juga seorang ibu rumah
tangga yang banyak waktunya untuk dirumah. Rata-rata penghasilan
gabungan tidak menentu bisa untuk makan saja sudah bersyukur ± Rp.
50.000,- per hari. Penghasilan tersebut digunakan untuk memenuhi
kebutuhan keluarga untuk membayar sekolah anak di pondok pesantren
dengan uang iuran Rp. 30.000,- per bulan.
h. Fungsi Psikologis
Pasien tinggal suami dan anak pertamanya. Hubungan antar
anggota keluarga baik. Sehari-hari, pasien merupakan ibu rumah
tangga yang terkadang membantu suami mencari uang dengan
berdagang. Di dalam keluarga ini, jika terdapat suatu masalah eksternal
dan internal maka dibicarakan dengan terbuka, semua masalah yang
berhubungan dengan keluarga diselesaikan dengan musyawarah.
i. Fungsi Biologis
Pasien menderita TB Paru BTA (+) kasus baru. Saat ini pasien
sedang menjalani pengobatan OAT sudah kurang lebih hampir 1 bulan.
Tidak ada anggota keluarga lain yang memiliki keluhan seperti pasien,
53
begitupun dengan tetangga sekitar rumah pasien karena kurangnya
sosialisasi pasien dengan lingkungan tetangga sekitar.
j. Fungsi Sosial
Pasien tinggal di kawasan pedesaan yang padat penduduk.
Pergaulan umumnya berasal dari kalangan menengah kebawah.
Keluarga pasien jarang bersosialisasi dengan tetangga di sekitar
lingkungan rumah.
54
b. Faktor Non Perilaku Keluarga
Sarana kesehatan di sekitar rumah cukup jauh, namun mudah diakses.
Puskesmas atau tempat praktik umum dapat ditempuh dengan angkutan desa
maupun sepeda motor milik pribadi. Pembiayaan pengobatan pasien
maupun keluarga menggunakan KIS BPJS
Keturunan
Dinding rumah
tidak permanaen,
lantai beralaskan
Sarana tanah, ventilasi
Derajat kamar kurang,
pelayanan
kesehatan
Yankes Kesehatan Lingkungan memiliki kamar
terjangkau Tn.N mandi namun
tidak memiliki
jamban keluarga,
kebersihan dapur
kurang baik, tidak
memiliki langit-
langit atap
Perilaku
55
yang tidak sesuai syarat pengobatan dengan
rumah sehat, dan perilaku baik dan menunjukkan
dan etika batuk serta kondisi perbaikan kondisi
fisik yang memudahkan pasien
masuknya penularan
penyakit.
Edukasi tentang TB Paru
meliputi penyebab,
perjalanan penyakit, faktor
resiko, pengobatan dan alur
penatalaksanaan TB Paru
serta lama waktu
pengobatan TB Paru, serta
komplikasi.
56
c. Faktor pendukung :
1) Pasien dan keluarga dapat memahami dan menangkap penjelasan yang
diberikan
2) Kesadaran keluarga pasien untuk hidup bersih, membuat sangat
kooperatif untuk mengubah perilaku yang tidak baik bagi kesehatan
sehingga dapat mencegah penularan penyakit TB Paru
57