ANATOMI, Fisiologi, Histologi Kulit
ANATOMI, Fisiologi, Histologi Kulit
Anatomi
Daerah yang paling tebal (66 mm), pada telapaktangan dan telapak kaki dan
1. Epidermi
Terbagi atas 5 lapisan, yaitu :
b. Stratum Lusidum
Biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan.
Sitoplasma berbutir kasar yang terdiri atas kerato hialin dan terdapat inti diantaranya
Terdiri dari sel polygonal, besarnya berbeda-beda karena ada proses mitosis
Protoplasmanya jernih karena banyak mengandung glikogen dan inti terletak ditengah
Terdapat juga sel langerhans yang berperan dalam respon-respon antigen kutaneus.
e. Stratum basale
Terdiri dar isel-sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis.
Terdapat melanosit (clear cell) yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin
melindungi kulit dari sinar matahari. Dengan sitoplasma yang basofilik dan inti gelap,
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan bertambah tebal jika
bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge
yang berfungsi sebagai tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut
fingers prints.
2. Dermis ( korium)
Merupakan lapisan dibawah epidermis. Terdiri dari jaringan ikat yang terdiri dari 2 lapisan:
a. Pars papilare
b. Pars retikulare
Terdiri atas: serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks (cairan kental
Terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang terdapat banyak
Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah bening sel
lemak
Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.
Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan tulang.
Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas. Sebagai bantalan
- Pleksus superfisialis
- Pleksus profunda
kategori:
a. kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit.
Melepaskan keringat sebgai reaksi peningkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh.
Kecepatan sekresi keringat dikendalikan oleh saraf simpatik. Pengeluaran keringat pada
tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap stres, nyeri dll.
b. Kelenjar Apokrin.
Terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan bermuara pada folkel rambut. Kelenjar
in inaktif pada masa pubertas, pada wanita akan membesar dan berkurang pada siklus haid.
Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu yang diuraikan oleh
bakteri menghasilkan bau khas pada aksila. Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar
2. Kelenjar Sebasea
Berfungsi mengontrol sekresi minyak kedalam ruang antara folikel rambut dan batang rambut
yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan lunak
Histologi
Kulit melapisi seluruh tubuh, kecuali bagian tubuh yang terdapat lubang, terdiri dari 3 lapisan,
yaitu:
2. Dermis : Lapisan jaringan ikat, terdapat pembuluh darah dan limfe, kelenjar ,follikel
d. Ungues (kuku)
EPIDERMIS
cairan. Dibentuk oleh epitel berlapis gepeng, yaitu lapisan luar seperti membran yg terdiri dari sel-
sel mati dan lapisan tanduk, berisi protein keratin & campuran lipid
a. Morfologi Epidermis
Terdiri 5 lapisan
85 % mengalami keratinisasi
15 % sel melanosit yg tdk alami keratinisasi
Avaskuler
- Sel Keratinosit
- Sel Langhans sist. Imun, bentuk bintang, banyak pada stratum spinosum
Sel Merkel banyak pada lapisan basal, sensitifitas perabaan lebih banyak
a. Stratum Basalis
Filamen 10 nm
b. Stratum Spinosum
2 – 6 lapis sel
Tonofibril
c. Stratum Granulosum
d. Stratum Lusidum
Sitoplasma eosinofilik
Desmosom
e. Stratum Korneum
DERMIS
c. Tebal rata-rata 1 – 2 mm
Lapisan Papillaris
- Leukosit
- Mast sel
Lapisan Retikularis
- Sel sedikit
Fisiologi Kulit
Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup, dan menjamin kelangsungan hidup.
Kulitpun menyokong penampilan dan kepribadian seseorang. Dengan demikian kulit pada
manusia memepunyai peranan yang sangat penting, selain fungsi utama yang menjamin
kelengsungan hidup juga mempunyai arti lain yaitu estetik, ras, indicator sistemik, dan sarana
a. Fungsi proteksi.
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau utama yang bersifat iritan,
contohnya lisol, karbol, asam dan alkalikuat lainnya; gangguan yang bersifat panas, misalnya
radiasi, sengatan, sinar ultraviolet; gangguan infeksi luar terutama kuman atau bakteri mauun
jamur. Hal tersebut dimugkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit, dan
Melanosit terus berperan dalam melindungi kulit terhadap pajanan sinar matahari dengan
mengadakan tanning proteksi rangsangan kimia dapat terjadi karena sifat stratum korneum yang
impermeable tehadap berbagai zat kimia dan air, disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit
yang melindungi kontak zat-zat kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini mugki terbentuk
dari hasil ekskresi keringat dan sebum, keasaman kulit menyebabkan pH kulit berkisar pada pH 5-
6,5 sehingga merupakan perlindungan kimiawi terhadapinfeksi bakteri maupun jamur. Proses
keratinisasi juga berperan sebagai sawar (barrier) mekanis karena sel-sel mati melepaskan diri
secara teratur.
b. Fungsi absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi cairan yang
mudah menguap lebih mudah diserap begitupun yang larut lemak. Permebilitas kulit terhadap O2,
CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan
absorpsi kulit dipengaruhi oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis
vehikulum. Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel, menembus sel-sel epidermis ata
melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel epidermis daripada yang
melalui kelenjar
c. Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau sisa metabolisme
dalam tubuh berupa NaCl, urea, dan amoniak. Kelenjar lemak pada fetus atas pengaruh hormone
androgen dari ibunya memproduksi sebum, untuk melindungi kulitnya tehadap cairan amnion,
pada waktu lahir dijumpai sebagai vernix caseosa. Sebum yang diproduksi melindungi kulit karena
lapisan sebum ini selain meminyaki kulit juga menahan evaporasi air yang berlebihan sehingga
kulit tidak menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di kulit menyebabkan keasaman
d. Fungsi persepsi
rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan subkutis. Terhadap dingin
diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di dermis. Badan taktil meissner terletak di
papilla dermis berperan terhadap perabaan, demikian pula badan merkel ranvier yang terletak di
epidermis. Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan vater paccini di epidermis. Saraf-
e. Fungsi pengaturan
Suhu tubuh (termoregulasi), kulit melakukan peranan ini dengan cara mengeluarkan
keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah kulit. Kulit kaya akan pembuluh
darah sehingga memungkinkan kulit mendapat nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskuler
dipengaruhi oleh saraf simpatis (asetilkolin). Pada bayi biasanya dinding pembuluh darah belum
terbentuk sempurna sehingga terjadi ekstravasasi cairan karena itu kulit bayi tampak lebih
Melanosit terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf. Perbandingan jumlah
sel basal; melanosit adalah 10:1. Jumlah melanosit serta besarnya butiran pigmen (melanosomast)
menentukan warna kulit, ras maupun individu. Pada pulasan He sel ini jernih berbentuk bulat dan
merupakan sel dendrite, disebut pla sebagai clear cell. Melanosum dibentuk oleh alat golgi dengan
bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan O2. Pajanan terhadap sinar matahari mempengaruhi produksi
kulit dibawahnya dibawa oleh sel melanofa (melanoform). Warna kulit tidak sepenuhnya
dipengaruhi oleh pigmen kulit, melainkan juga tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi H dan karoten.
g. Fungsi keratinasi
Lapisan epidedrmis dewasa mempunyai tiga jenis sel utama yaitu keratinosit, sel
langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal mengadakan pembelahan, sl basal yang
lai akan berpindah ke atas dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum makn ke atas sel menjadi
makin gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang dan keratinosit
ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus-menerus seumur hidup, dan
melalui proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk. Proses ni berlangsung normal selama
kira-kira 14-21 hari, dan memberikan perlindungan kulit tehadap infeksi secara mekanis dan
fisiologik.
pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan hidup akan vitamin D tidak cukup hanya dari hal
tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap diperlukan. Pada manusia kulit dapat
pula mengekspreikan emosi karena adanya pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di
bawah kulit.
Sumber: Menaldi, dkk. 2017. Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta: FKUI