Hubungan Keuangan Pusat Dan Daerah
Hubungan Keuangan Pusat Dan Daerah
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sejauh ini pembicaraan mengenai keuangan negara dan kebijakan fiskal selalu
dihubungkan dengan satu tingkat pemerintahan namun belum jelas tingkat pemerintahan yang
mana. Kita harus tidak membatasi diri seperti itu, karena sesungguhnya tingkat pemerintahan itu
dibedakan menjadi pemerintah pusat dan pemerintah daerah tingkat 1satu dan pemerintah daerah
tingkat dua. Daerah tingkat satu disebut dengan propinsi dan daerah tingkat dua disebut dengan
kotamadya dan kabupaten. Setiap wilayah kabupaten dibagi menjadi kecamatan-kecamatan, dan
setiap wilayah kecamatan dibagi lagi menjadi desa-desa.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
1. Agar pembaca dapat memahami tentang “Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat Dan
Pemerintah Daerah”.
2. Agar pembaca dapat mengetahui apa saja yang ada dalam hubungan keuangan
pemerintah.
3. Agar pembaca dapat mengetahui sistem keuangan pemerintah dalam hubungannya antara
pusat dan daerah.
4. Agar pembaca memahami devinisi sentralisasi dan desentralisasi.
D. MANFAAT MAKALAH
Makalah ini diharapkan menjadi salah satu sumber pengetahuan khususnya bagi penulis
dan umumnya bagi para pembaca dan masyarakat.
Diharapkan pula setelah membaca makalah ini pembaca dapat memahami dan dapat lebih
jauh mengetahui tentang “Hubungan Keuangan Pemerintah Pusat Dan Daerah”.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Dasar Teori
Menurut UU Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah
yang dimaksud dengan Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan
Daerah adalah suatu sistem pembagian keuangan yang adil, proporsional, demokratis, transparan,
dan efisien dalam rangka pendanaan penyelenggaraan desentralisasi, dengan mempertimbangkan
potensi, kondisi, dan kebutuhan daerah, serta besaran pendanaan penyelenggaraan dekonsentrasi
dan tugas pembantuan.
Pada dasarnya pelaksanaan perimbangan keuangan pusat dan daerah merupakan amanat
UUD 1945 yaitu diselenggarakannya otonomi seluas-luasnya dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Kemudian secara ekspisit tertuang dalam Pasal 18A ayat (2) Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang mengamanatkan agar hubungan
keuangan, pelayanan umum, serta pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras
berdasarkan Undang-Undang. Dengan demikian, Pasal ini merupakan landasan filosofis dan
landasan konstitusional pembentukan Undang-Undang tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah.
Lebih lanjut Pendanaan dalam perimbangan keuangan pusat dan daerah tersebut
menganut prinsip money follows function, yang mengandung makna bahwa pendanaan
mengikuti fungsi pemerintahan yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab masing-masing
tingkat pemerintahan.
Dalam UU No 33 tahun 2004 beberapa istilah yang penting adalah Daerah otonom adalah
kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah yang berwenang mengatur
3
dan mengurus urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa
sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh daerah yang dipungut
berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi.
Dana Bagi Hasil adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang dialokasikan
kepada Daerah berdasarkan angka persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka
pelaksanaan Desentralisasi.
Dana Alokasi Umum (DAU) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan dengan tujuan pemerataan kemampuan keuangan antar-Daerah untuk mendanai
kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan Desentralisasi.
Dana Alokasi Khusus (DAK) adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk membantu mendanai kegiatan khusus
yang merupakan urusan Daerah dan sesuai dengan prioritas nasional.
4
Dana Dekonsentrasi adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh
gubernur sebagai wakil Pemerintah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam
rangka pelaksanaan Dekonsentrasi, tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi
vertikal pusat di daerah.
Dana Tugas Pembantuan adalah dana yang berasal dari APBN yang dilaksanakan oleh
Daerah yang mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas
Pembantuan.
Dana Darurat adalah dana yang berasal dari APBN yang dialokasikan kepada Daerah
yang mengalami bencana nasional, peristiwa luar biasa, dan/atau krisis solvabilitas.
Hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dapat diartikan sebagai suatu sistem yang
mengatur bagaimana caranya sejumlah dana dibagi di antara berbagai tingkat pemerintah, serta
bagimana cara mencari sumber-sumber pembiayaan daerah untuk menunjang kegiatan-kegiatan
sektor publiknya (Devas, 1989: 179).
1. Devinisi
Transfer pemerintah pusat ke pemerintah daerah disini dapat diartikan sebagai pemberian
dana dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah untuk memenuhu kebutuhan dan
membangun daerah tersebut dalam segala sektor dari anggaran pemerintah pusat yang didapat
dari pendapatan nasional dengan tujuan mencapai tujuan ekonomi.
2. Transfer Pemerintah
5
pendapatan yang akan diterimanya dari tahun ke tahaun dan ternyata rumusan yang ada terlalu
memihak (bisa) terhadap jumlah penduduk. Akibatnya cara distribusi itu diakhiri sejak tahun
anggaran 1970-1972, dan digantikan dengan Undang-Undang No. 5/1974 tentang Pokok-Pokok
Keuangan Daerah, dengan mana pemerintah pusat membagi keuanganya dengan pemerintah
daerah didasarkan pada dua kategori yaitu: a) pendapatan yang ditunjuk/diserahkan dan b)
subsidi.
A. Pendapatan yang diajukan /diserahkan meliputi : pajak royalti, pungutan yang semula
dikenakan oleh pemerintah pusat, tetapi deserahkan seluruhnya atau sebagian kepada
pemerintah daerah. Ini meliputi :
Pajak terhadap tanah dan bangunan di kota. 10% dari pendapatan ini dialokasikan untuk
biaya pemungutan, dan dari sisanya 10% diserahkan kepada pemerintah daerah tingkat I dan
yang 90% diserahkan kepada pemerintah daerah tingkat II. Pendapatan dari Ipeda ini
dimasukkan dalam anggaran pendapatan pembangunan. Mulai masuk 1986-1987 Ipeda
digantikan dengan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB).
2) a. Pungutan produksi
Pungutan atas kayu yang ditebang di suatu daerah. Besarnya pungutan ini ditentukan oleh
Menteri Pertanian dan sekarang ini kira-kira sebesar 15% dari keuntungan bersih.
b. Cess
c. Cess
Yang dikenakan pada kopra dibayarkan kepada daerah tingkat I sebagai dana rehabilitasi.
B. Subsidi : Ada beberapa macam subsidi yang dibayarkan oleh pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah tingkat I dan tingkat II untuk proyek-proyek tertentu:
6
Subsidi ini meliputi gaji dan tunjangan bagi karyawan yang dipekerjakan oleh pemerintah
kabupaten dan kotamadya. Yang pada mulanya dibayarkan oleh Menteri Dalam Negri kepada
daerah tingkat I melalui anggaran rutin. Subsidi ini meliputi semua golongan pegawai negri sipil
termasuk supir, pengantar surat maupun pesuruh.
Subsidi ini sering dikenal sebagai Inpres Dati I dan merupakan subsidi untuk berbagai
macam tujuan proyek pembangunan yang diusahakan oleh pemerintah propinsi. Subsidi ini
menggantikan Alokasi Devisa Otomatis (ADO) yang besarannya 10% dari jumlah nilai ekspor
propinsi yang bersangkutan. Sistem yang baru menjamin bahwa masing-masing propinsi akan
menerima subsidi paling tidak sama dengan jumlah yang diterima atas dasar sistem ADO,
sehingga menjamin propinsi-propinsi seperti Sumatera Utara dan Sumatera Selatan tetap
menerima di atas alokasi rata-rata.
3. Bantuan Kabupaten
Bantuan ini sangat menyerupai bantuan pembanguna sekolah dasar, tetapi bantuan ini
dialokasikan ke kabupaten dan kotamadya untuk tujuan kesehatan.
6. Bantuan Desa
Dana ini dialokasikan sebagai bantuan untuk menunjang proyek-proyek pembangunan yang
berlangsung yg dalam hal ini untuk pembiayaan diluar bahan bangunan atau bahan-bahan pokok.
7
Dan ini diberikan untuk bantuan operasional sekolah dasar.
Dari dana-dana bantuan yang diperuntukan untuk kepentingan sekolah dasar (SD) kini telah
berubah menjadi hingga tingkat sekolah menengak akhir (SMA).
C. Pembiayaan Sektoral
Berupa pengeluaran sektoral untuk pembangunan jalan negara maupun jalan propinsi,
serta pembiayaan bagi kegiatan-kegiatan operasional dan pemeliharaan irigasi, dan
D. Pinjaman
Dana pinjaman yang diberikan oleh pemerintah daerah terutama sekali berupa Inpres Pasar untuk
program perbaikan kampung. Dengan program ini, Bank Rakyat Indonesian memberikan
pinjaman yang dijamin oleh pemerintah pusat kepada pemerintah propinsi, kotamadya maupun
kabupaten untuk pengembangan toko-toko, pasar, karena pemerintah pusat memberi subsidi
pembayaran bunga, dan dibayar kembali setelah 10 tahun.
a. Pajak
8
i. Pajak rumah tangga
ii. Bea balik nama
iii. Pajak kendaraan bermotor
iv. Tambahan pajak kekayaan
v. Pungutan iuran hasil hutang
vi. Pajak BBM
vii. Pajak atas ijin menangkap ikan
viii. Pajak lain-lain
b. Pendapatan dari perusahaan-perusahaan daerah
c. Penerimaan dari jasa
d. Penerimaan dari sewa (tanah, rumah, dan bangunan, kendaraan)
e. Penerimaan dari dina-dinas
9
xi. Pajak ijin usaha
xii. Pajak lain-lain
c. Pajak jasa-jasa lokal
d. Penerimaan dari dinas-dinas
e. Penerimaan sewa (tanah dan bangunan, dan kendaraan, dll)
f. Penerimaan dari perusahaan-perusahaan daerah
i. Pendapatan dalam negri
2. Pendapatan yg dianggarkan
3. Pinjaman
i. Penghasilan lain-lain
10
Dalam Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pusat
dan Pemerintahan Daerah ditegaskan bahwa penerimaan Daerah dalam pelaksanaan
Desentralisasi terdiri atas Pendapatan Daerah dan Pembiayaan. Pendapatan Daerah bersumber
dari Pendapatan Asli Daerah; Dana Perimbangan; dan Lain-lain Pendapatan.
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan yang diperoleh Daerah yang dipungut
berdasarkan Peraturan Daerah sesuai dengan peraturan perundang- undangan. Pendapatan Asli
Daerah (PAD) bersumber dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, hasil pengelolaan kekayaan
Daerah yang dipisahkan; dan lain-lain PAD yang sah (meliputi hasil penjualan kekayaan Daerah
yang tidak dipisahkan;jasa giro;pendapatan bunga;keuntungan selisih nilai tukar rupiah terhadap
mata uang asing; dan komisi, potongan, ataupun bentuk lain sebagai akibat dari penjualan
dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh Daerah).
2. Dana Perimbangan
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari pendapatan APBN yang
dialokasikan kepada Daerah untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi.
Bahkan lebih tidak selaras lagi (disharmoni) dalam Undang-Undang No. 15 Tahun 2004
tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggungjawab Keuangan Negara, tidak ditemukan istilah
keuangan daerah, pada hal keuangan daerah ini merupakan obyek pemeriksaan Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK).
11
Tax effort adalah usaha pajak yang berarti jumlah pajak yang sungguh-sungguh
dikumpulkan oleh kantor pajak dan dilawankan dengan potensi pajak (tax capacity = tax
potensial) yaitu sejumlah pajak yang seharusnya mampu dikumpulkan dari dasar pajak (tax base),
yang biasanya berupa pendapatan per kapita.
Fiscal need adalah kebutuhan fiskal yang dapat diartikan sebagai biaya pemeliharaan
prasarana sosial ekonomi seperti angkutan dan komunikasi, lembaga pendidikan dan pusat
kesehatan. Dikehendaki bahwa transfer dana dan pengeluaran pemerintah di berbagai daerah
hendaknya memiliki dampak pemerataan (equalization effect) yang layak dalam masyarakat.
12
BAB III
A. Simpulan
Dalam hubungan keuangan pemerintah pusat dan daerah sangat erat kaitannya dengan
peraturan serta hukum yang sedang berlangsung pada saat ini.
Dalam hal ini pula dapat dilihat bahwa seluruh pendatan nasional telah dimasukan dalam
pos-pos khusus sebagai dasar pembuatan rancangan anggaran dalam pemerintahan.
Dan dapat dilihat pula bahwa pemerintah daerah kini telah mendapatkan kebebasan untuk
pengalokasian dannya yang disebabkan oleh adanya sistem desebtralisasi yang di antaranya
adalah adanya sistem otonomi daerah.
B. Saran
Mungkin inilah yang diwacanakan pada penulisan makalah kelompok kami meskipun
penulisan ini jauh dari sempurna. Dan daripada itu kami mengharapkan saran atau kritik agar
membuat kami menjadi tebih baik,
13
DAFTAR PUSTAKA
cahaya diatas awan. “Pengertian dan tujuan perimbangan keuangan pusat dan daerah”. 12 juni
2011.
http://tw17forever.blogspot.com/2011/06/mata-kuliah-hukum-keuangan-negara.htmlsecercah
http://ziazone.wordpress.com/2013/05/11/hubungan-pemerintah-pusat-dan-daerah/
14