TROPIS MODUL 2 KLPK 1
TROPIS MODUL 2 KLPK 1
Seorang ibu membawa anak perempuan usia 3 tahun ke RS dengan keluhan keluar
ruam merah diseluruh tubuh sejak tadi malam, sejak 4 hari yang lalu anak demam
disertai batuk, pilek, mata merah, nyeri menelan, muntah, nafsu makan menurun dan
buang air besar lembek 2-3 x/hari. Pemeriksaan fisik ditemukan keadaan umum
pasien tampak lemah, kesadaran compos mentis, takikardia dan suhu 38,5oC.
Ditemukan ruam makulopapular dibelakang telinga, wajah leher, badan dan
ekstremitas. Pemeriksaan fisik lain dalam batas normal.
KATA SULIT
KATA KUNCI
JAWABAN:
Anatomi
1. Epidermis
Terbagi atas 5 lapisan, yaitu :
b. Stratum Lusidum
Lapisan selgepeng tanpa inti
Protoplasma berubah menjadi protein (eleidin)
Biasanya terdapat pada kulit tebal telapak kaki dan telapak tangan.
Tidak tampak pada kulit tipis.
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous
insoluble yang membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Epidermis akan
bertambah tebal jika bagian tersebut sering digunakan. Persambungan antara
epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfungsi sebagai tempat pertukaran
nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
2. Dermis ( korium)
Merupakan lapisan dibawah epidermis. Terdiri dari jaringan ikat yang
terdiri dari 2 lapisan:
a. Pars papilare
Bagian yang menonjolke epidermis
Berisiujungserabutsaraf dan pembuluhdarah
b. Pars retikulare
Bagian yang menonjol ke subkutan
Terdiri atas: serabut-serabut penunjang (kolagen, elastin, retikulin), matiks
(cairan kental asam hialuronat dan kondroitin sulfat serta fibroblas)
Terdiri dari sel fibroblast yang memproduksi kolagen dan retikularis yang
terdapat banyak p. darah ,limfe, akar rambut, kelenjar keringat dan k.
sebaseus.
3. Jaringan Sub kutan atau Hipodermis
Terdiri atas jaringan ikat longgar berisi sel-sel lemak di dalamnya.
Pada lapisan ini terdapat ujung-ujung saraf tepi, pembuluh darah dan getah
bening sel lemak
Sel lemak dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa
Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan
banyak lemak. Disebut juga panikulus adiposa yang berfungsi sebagai
cadangan makanan
Berfungsi juga sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti
otot dan tulang. Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan
penyekatan panas. Sebagai bantalan terhadap trauma. Tempat
penumpukan energi.
Vaskularisasi dikulit diatur oleh 2 pleksus:
- Pleksus superfisialis
- Pleksus profunda
Kulit melapisi seluruh tubuh, kecuali bagian tubuh yang terdapat lubang, terdiri
dari 3 lapisan, yaitu:
a. Morfologi Epidermis
Terdiri 5 lapisan
Lapisan basal duduk pada membran basalis
85 % mengalami keratinisasi
15 % sel melanosit yg tdk alami keratinisasi
Avaskuler
Ada 4 jenis sel :
o Sel Keratinosit
o Sel Langhans sist. Imun, bentuk bintang, banyak pada stratum
spinosum
Sel Merkel banyak pada lapisan basal, sensitifitas perabaan lebih banyak
Sel Melanosit pada stratum basale, memberikan warna pada kulit
a. Stratum Basalis
Sel-sel paling basal
Berhubungan dengan membran basalis melalui hemidesmosom
Sel bentuk kolumnar / kubis tinggi
Inti bulat / lonjong
Mitosis aktif degan pembaharuan setiap 15-30 hr
Sitoplasma : basofil, granula melanin, ribosom bebas &
poliribosom
Filamen 10 nm
Permukaan apikal tonofibril
b. Stratum Spinosum
2 – 6 lapis sel
sel keratinosit, tersusun sejajar
kubis poligonal sampai kubis rendah, inti bulat
sitoplasma basofil, granula berlamel, ribosom (++), filamen
Tonofibril
Stratum basalis & spinosum Lapisan Malphigi
c. Stratum Granulosum
3 – 5 lapis sel keratinosit
Bentuk romboid, gepeng
Sitoplasma granula keratohialin
d. Stratum Lusidum
Pada kulit yang sangat tebal
4 – 7 lps sel keratinosit, gepeng, inti sel (-)
Sitoplasma eosinofilik
Desmosom
e. Stratum Korneum
Lapisan terluar epidermis
5 – 10 lapis sel a/ sampai bbrp ratus lapis sel
Sel-sel tanduk sel keratinosit yg alami keratinisasi
Plasmalemma yang tebal
Filamen mengandung skleroprotein keratin, dihasilkan oleh
granula keratohialin
DERMIS
Lapisan Papillaris
- sel fibroblast
- Leukosit
- Mast sel
- Serat kolagen tipis
- Batas dengan epidermis tidak rata
- Tepat di bawah epidermis
Lapisan Retikularis
- Lapisan dermis yang tebal
- Jaringan ikat lebih padat
- Serat kolagen tipe I, tebal 5 – 10 µm
- Serat elastis diantara serat kolagen
- Sel sedikit
- Otot polos & otot skelet
Fisiologi Kulit
Kulit dapat dengan mudah dilihat dan diraba, hidup, dan menjamin
kelangsungan hidup. Kulitpun menyokong penampilan dan kepribadian
seseorang. Dengan demikian kulit pada manusia memepunyai peranan yang
sangat penting, selain fungsi utama yang menjamin kelengsungan hidup juga
mempunyai arti lain yaitu estetik, ras, indicator sistemik, dan sarana komunikasi
non verbal antara individu satu dengan yang lain.
a. Fungsi proteksi.
Kulit menjaga bagian dalam tubuh terhadap gangguan fisis atau utama
yang bersifat iritan, contohnya lisol, karbol, asam dan alkalikuat lainnya;
gangguan yang bersifat panas, misalnya radiasi, sengatan, sinar ultraviolet;
gangguan infeksi luar terutama kuman atau bakteri mauun jamur. Hal tersebut
dimugkinkan karena adanya bantalan lemak, tebalnya lapisan kulit, dan serabut-
serabut jaringan penunjang yang berperan sebagai pelindung gangguan fisis.
Melanosit terus berperan dalam melindungi kulit terhadap pajanan sinar
matahari dengan mengadakan tanning proteksi rangsangan kimia dapat terjadi
karena sifat stratum korneum yang impermeable tehadap berbagai zat kimia dan
air, disamping itu terdapat lapisan keasaman kulit yang melindungi kontak zat-zat
kimia dengan kulit. Lapisan keasaman kulit ini mugki terbentuk dari hasil ekskresi
keringat dan sebum, keasaman kulit menyebabkan pH kulit berkisar pada pH 5-
6,5 sehingga merupakan perlindungan kimiawi terhadapinfeksi bakteri maupun
jamur. Proses keratinisasi juga berperan sebagai sawar (barrier) mekanis karena
sel-sel mati melepaskan diri secara teratur.
b. Fungsi absorpsi
Kulit yang sehat tidak mudah menyerap air, larutan dan benda padat, tetapi
cairan yang mudah menguap lebih mudah diserap begitupun yang larut lemak.
Permebilitas kulit terhadap O2, CO2, dan uap air memungkinkan kulit ikut
mengambil bagian pada fungsi respirasi. Kemampuan absorpsi kulit dipengaruhi
oleh tebal tipisnya kulit, hidrasi, kelembaban, metabolisme dan jenis vehikulum.
Penyerapan dapat berlangsung melalui celah antarsel, menembus sel-sel epidermis
ata melalui muara saluran kelenjar; tetapi lebih banyak yang melalui sel-sel
epidermis daripada yang melalui kelenjar
c. Fungsi ekskresi
Kelenjar-kelenjar kulit mengeluarkan zat-zat yang tidak berguna lagi atau
sisa metabolisme dalam tubuh berupa NaCl, urea, dan amoniak. Kelenjar lemak
pada fetus atas pengaruh hormone androgen dari ibunya memproduksi sebum,
untuk melindungi kulitnya tehadap cairan amnion, pada waktu lahir dijumpai
sebagai vernix caseosa. Sebum yang diproduksi melindungi kulit karena lapisan
sebum ini selain meminyaki kulit juga menahan evaporasi air yang berlebihan
sehingga kulit tidak menjadi kering. Produk kelenjar lemak dan keringat di kulit
menyebabkan keasaman kulit pada pH 5-6,5.
d. Fungsi persepsi
Kulit mengandung ujung-ujung saraf sensorik di dermis dan subkutis.
Terhadap rangsangan panas diperankan oleh badan-badan ruffini di dermis dan
subkutis. Terhadap dingin diperankan oleh badan-badan Krause yang terletak di
dermis. Badan taktil meissner terletak di papilla dermis berperan terhadap
perabaan, demikian pula badan merkel ranvier yang terletak di epidermis.
Sedangkan terhadap tekanan diperankan oleh badan vater paccini di epidermis.
Saraf-saraf sensorik tersebut lebih banyak jumlahnya di daerah erotik.
e. Fungsi pengaturan
Suhu tubuh (termoregulasi), kulit melakukan peranan ini dengan cara
mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi) pembuluh darah
kulit. Kulit kaya akan pembuluh darah sehingga memungkinkan kulit mendapat
nutrisi yang cukup baik. Tonus vaskuler dipengaruhi oleh saraf simpatis
(asetilkolin). Pada bayi biasanya dinding pembuluh darah belum terbentuk
sempurna sehingga terjadi ekstravasasi cairan karena itu kulit bayi tampak lebih
edematosa karena lebih banyak mengandung air dan Na.
f. Fungsi pembentukan pigmen
Melanosit terletak di lapisan basal dan sel ini berasal dari rigi saraf.
Perbandingan jumlah sel basal; melanosit adalah 10:1. Jumlah melanosit serta
besarnya butiran pigmen (melanosomast) menentukan warna kulit, ras maupun
individu. Pada pulasan He sel ini jernih berbentuk bulat dan merupakan sel
dendrite, disebut pla sebagai clear cell. Melanosum dibentuk oleh alat golgi
dengan bantuan enzim tirosinase, ion Cu dan O2. Pajanan terhadap sinar matahari
mempengaruhi produksi melanosum. Pigmen disebar ke epidermis melalui
tangan-tangan dendrite sedangkan ke lapisan kulit dibawahnya dibawa oleh sel
melanofa (melanoform). Warna kulit tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh pigmen
kulit, melainkan juga tebal tipisnya kulit, reduksi Hb, oksi H dan karoten.
g. Fungsi keratinasi
Lapisan epidedrmis dewasa mempunyai tiga jenis sel utama yaitu
keratinosit, sel langerhans, melanosit. Keratinosit dimulai dari sel basal
mengadakan pembelahan, sl basal yang lai akan berpindah ke atas dan berubah
bentuknya menjadi sel spinosum makn ke atas sel menjadi makin gepeng dan
bergranula menjadi sel granulosum. Makin lama inti menghilang dan keratinosit
ini menjadi sel tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung terus-menerus seumur
hidup, dan sampai sekarang belum sepenuhnya dimengerti. Matoltsy berpendapat
mungkin keratinosit melalui proses sintesis dan degradasi menjadi lapisan tanduk.
Proses ni berlangsung normal selama kira-kira 14-21 hari, dan memberikan
perlindungan kulit tehadap infeksi secara mekanis dan fisiologik.
h. Fungsi pembentukan vitamin D
Fungsi tersebut dimungkinkan dengan mengubah 7 dihidroksi kolesterol
dengan pertolongan sinar matahari. Tetapi kebutuhan hidup akan vitamin D tidak
cukup hanya dari hal tersebut, sehingga pemberian vitamin D sistemik masih tetap
diperlukan. Pada manusia kulit dapat pula mengekspreikan emosi karena adanya
pembuluh darah, kelenjar keringat, dan otot-otot di bawah kulit.
(Referensi : Menaldi, dkk. 2017. Buku Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta:
FKUI)
4. Langkah-langkah diagnosis
Anamnesis :
Persiapan pasien
Anamnesis umum :
- Tanyakanlah data pribadi pasien: nama, umur, alamat, dan
pekerjaan
- Tanyakanlah apa yang menyebabkan pasien datang ke dokter
(keluhan utama).
Anamnesis terpimpin :
- Tanyakanlah kapan kelainan kulit tersebut mulai muncul, apakah
hilang timbul atau menetap, dimana lokasi awalnya dan kemudian
muncul dimana, lalu bagaimana penyebarannya. Kelainan kulit
bertambah banyak, tetap jumlahnya atau melebar. Bagaimana
warnanya, apakah terasa kebal, kurang rasa atau hilang rasa jika
diraba atau ditusuk.
- Tanyakanlah apakah disertai demam atau tidak, jika ada :
o Onset dan durasi demam : timbul mendadak, kapan dan
sudah berapa lama demam
o Sifat demam : subfebris, tinggi, terus menerus,
intermitten, lebih tinggi pada sore dan malam hari, bersifat
serangan dengan interval tertentu.
Tanyakanlah tentang gejala lain yang menyertai:
- anoreksia, disfagia, malaise, sakit kepala, artralgia, mialgia, sukar
membuka mulut.
- manifestasi perdarahan: peteki, ekimosis, epistaksis,hematemesis,
melena
- menggigil
- kejang
- gangguan sistem respirasi : batuk, sesak
- gangguan gastrointestinal: mual, muntah, nyari abdomen, diare
dengan/tanpa lendir/darah, konstipasi, gangguan sistem
urogenitalia: warna urin, oliguria, disuria
- ruam kulit: kapan timbulnya, lokasi, penyebaran.
Tanyakanlah apakah pasien pernah mengalami keluhan yang sama pada
masa lalu.
Tanyakanlah riwayat penyakit yang sama dalam lingkup keluarga atau
lingkungan sekitar tempat tinggal.
Tanyakanlah adanya riwayat kontak dengan penderita penyakit dengan
gejala yang sama
Tanyakanlah riwayat pengobatan yang pernah diterima dari dokter dan
obat yang dibeli sendiri oleh pasien tanpa resep dokter
Pemeriksaan Fisik:
Lihat dan catatlah keadaan umum pasien: sakit ringan, sakit sedang atau
sakit berat.
Tentukanlah status gizi : ukur tinggi dan berat badan (sesuai panduan
penentuan status gizi).
Ukur dan menilailah tanda vital pasien: tekanan darah, denyut nadi,
pernapasan dan suhu.
pemeriksaan bercak kulit
Perhatikan efloresensinya.
1. Lokasi dan /atau distribusi dari kelainan yang ada
2. Karakterisitik lesi individual:
Karakteristik lesi: makula, papula, nodul, plak, vesikel, bulla,
pustula, ulkus, urtikaria. Karakteristik permukaan lesi :
skuama, krusta, hiperkeratosis, eskoriasi, maserasi dan
likenifikasi
Ukuran, bentuk , garis tepi dan batas-batasnya. Ukuran
sebaiknya diukur dengan tepat, daripada hanya
membandingkan dengan kacang polong, jeruk atau koin. Lesi
bisa mempunyai berbagai macam bentuk, misalnya bulat, oval,
anular, liniear atau “tidak beraturan”; tepi-tepi yang lurus atau
bersudut mungkin disebabkan oleh faktor-faktor eksternal.
Warna, selalu ada manfaatnya untuk membuat catatan tentang
warna:merah, ungu, cokelat, hitam pekat dan sebagainya
Gambaran Permukaan. Telusuri apakah permukaan lesi halus
atau kasar, dan untuk membedakan krusta (serum yang
mengering) dengan skuama (hiperkeratosis); beberapa
penelusuran pada skuama dapat membantu, misalnya terdapat
warna keperakan padapsoriasis.
Tekstur— dangkal? dalam? Gunakan ujung jari pada
permukaan kulit; perkirakan kedalaman dan letaknya apakah di
dalam atau di bawah kulit;angkat sisik atau krusta untuk
melihat apa yang ada dibawahnya; usahakan untuk membuat
lesi memucat dengan tekanan.
3. Pemeriksaan lokasi-lokasi “sekunder”: Carilah kelainan-kelainan di
tempat lain yang dapat membantu diagnosis. Misalnya:
Jari-jemari dan pergelangan tangan pada skabies
Daerah sela-sela jari kaki pada infeksi jamur
Mulut pada liken planus
4. Tehnik-tehnik pemeriksaan “khusus”
Diperlukan tehnik tehnik khusus dalam melakukan pemeriksaan
kulit seperti kerokan kulit dengan Kalium Hidroksida untuk
memeriksa adanya hifa dan spora untuk pemeriksaan jamur pada
kulit
Pemeriksaan penunjang :
2. Pemeriksaan darah, urin, atau feces rutin, kimia darah (fungsi hati,
fungsi ginjal, glukosa darah), serologi (infeksi herpes simpleks,
sifilis, HIV), biologi molekuler (PCR (polymerazed chain reaction)
DNA tuberkulosis kulit).
5. Diagnosis Banding
MORBILI
Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola
(bahasa Latin), yang kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama
masern, dalam bahasa Islandia dikenal dengan nama mislingar dan measles
dalam bahasa Inggris. Campak adalah penyakit infeksi yang sangat menular
yang disebabkan oleh virus, dengan gejala-gejala eksantem akut, demam,
kadang kataral selaput lendir dan saluran pernapasan, gejala-gejala mata,
kemudian diikuti erupsi makulopapula yang berwarna merah dan diakhiri
dengan deskuamasi dari kulit.
Infectious Agent
Gejala Klinis
2. Stadium erupsi
Stadium ini berlangsung selama 4-7 hari. Gejala yang biasanya
terjadi adalah koriza dan batuk-batuk bertambah. Timbul eksantema di
palatum durum dan palatum mole. Kadang terlihat pula bercak Koplik.
Terjadinya ruam atau eritema yang berbentuk makula-papula disertai
naiknya suhu badan. Mula-mula eritema timbul di belakang telinga, di
bagian atas tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah.
Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit. Rasa gatal, muka
bengkak. Ruam kemudian akan menyebar ke dada dan abdomen dan
akhirnya mencapai anggota bagian bawah pada hari ketiga dan akan
menghilang dengan urutan seperti terjadinya yang berakhir dalam 2-3 hari.
3. Stadium konvalesensi
Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang berwarna lebih tua
(hiperpigmentasi) yang lama-kelamaan akan menghilang sendiri. Selain
hiperpigmentasi pada anak Indonesia sering ditemukan pula kulit yang
bersisik. Selanjutnya suhu menurun sampai menjadi normal kecuali bila
ada komplikasi.
Penularan Campak
Epidemiologi Campak
Menurut Tempat
Penyakit campak dapat terjadi dimana saja kecuali di daerah yang
sangat terpencil. Vaksinasi telah menurunkan insiden morbili tetapi
upaya eradikasi belum dapat direalisasikan.
Di Amerika Serikat pernah ada peningkatan insidensi campak pada
tahun 1989-1991. Kebanyakan kasus terjadi pada anak-anak yang tidak
mendapatkan imunisasi, termasuk anak-anak di bawah umur 15 bulan.
Di Afrika dan Asia, campak masih dapat menginfeksi sekitar 30 juta
orang setiap tahunnya dengan tingkat kefatalan 900.000 kematian.
Menurut Waktu
Virus penyebab campak mengalami keadaan yang paling stabil
pada kelembaban dibawah 40%. Udara yang kering menimbulkan efek
yang positif pada virus dan meningkatkan penyebaran di rumah yang
memiliki alat penghangat ruangan seperti pada musim dingin di daerah
utara. Sama halnya dengan udara pada musim kemarau di Persia atau
Afrika yang memiliki insiden kejadian campak yang relatif tinggi pada
musim-musim tersebut. Bagaimanapun, kejadian campak akan
meningkat karena kecenderungan manusia untuk berkumpul pada
musim-musim yang kurang baik tersebut sehingga efek dari iklim
menjadi tidak langsung dikarenakan kebiasaan manusia.
1) Umur
Pada sebagian besar masyarakat, maternal antibodi akan
melindungi bayi terhadap campak selama 6 bulan dan penyakit
tersebut akan dimodifikasi oleh tingkat maternal antibodi yang
tersisa sampai bagian pertama dari tahun kedua kehidupan. Tetapi,
di beberapa populasi, khususnya Afrika, jumlah kasus terjadi
secara signifikan pada usia dibawah 1 tahun, dan angka kematian
mencapai 42% pada kelompok usia kurang dari 4 tahun. Di luar
periode ini, semua umur sepertinya memiliki kerentanan yang
sama terhadap infeksi. Umur terkena campak lebih tergantung
oleh kebiasaan individu daripada sifat alamiah virus.16
2) Jenis Kelamin
Tidak ada perbedaan insiden dan tingkat kefatalan penyakit
campak pada wanita ataupun pria. Bagaimanapun, titer antibodi
wanita secara garis besar lebih tinggi daripada pria. Kejadian
campak pada masa kehamilan berhubungan dengan tingginya
angka aborsi spontan.
3)
Umur Pemberian Imunisasi
Sisa antibodi yang diterima dari ibu melalui plasenta
merupakan faktor yang penting untuk menentukan umur imunisasi
campak dapat diberikan pada balita. Maternal antibodi tersebut
dapat mempengaruhi respon imun terhadap vaksin campak hidup
dan pemberian imunisasi yang terlalu awal tidak selalu
menghasilkan imunitas atau kekebalan yang adekuat.
4)
Pekerjaan
Dalam lingkungan sosioekonomis yang buruk, anak-
anak lebih mudah mengalami infeksi silang. Kemiskinan
bertanggungjawab terhadap penyakit yang ditemukan pada anak.
Hal ini karena kemiskinan mengurangi kapasitas orang tua
untuk mendukung perawatan kesehatan yang memadai pada
anak, cenderung memiliki higiene yang kurang, miskin diet,
miskin pendidikan. Frekuensi relatif anak dari orang tua yang
berpenghasilan rendah 3 kali lebih besar memiliki risiko
imunisasi terlambat dan 4 kali lebih tinggi menyebabkan
kematian anak dibanding anak yang orang tuanya
berpenghasilan cukup.
5) Pendidikan
Tingkat pendidikan sangat mempengaruhi bagaimana
seseorang untuk bertindak dan mencari penyebab serta solusi
dalam hidupnya. Orang yang berpendidikan lebih tinggi biasanya
akan bertindak lebih rasional. Oleh karena itu orang yang
berpendidikan akan lebih mudah menerima gagasan baru.
Pendidikan juga mempengaruhi pola berpikir pragmatis dan
rasional terhadap adat kebiasaan, dengan pendidikan lebih tinggi
orang dapat lebih mudah untuk menerima ide atau masalah baru.
6) Imunisasi
Vaksin campak adalah preparat virus yang dilemahkan
dan berasal dari berbagai strain campak yang diisolasi. Vaksin
dapat melindungi tubuh dari infeksi dan memiliki efek penting
dalam epidemiologis penyakit yaitu mengubah distribusi relatif
umur kasus dan terjadi pergeseran ke umur yang lebih tua.
Pemberian imunisasi pada masa bayi akan menurunkan
penularan agen infeksi dan mengurangi peluang seseorang yang
rentan untuk terpajan pada agen tersebut. Anak yang belum
diimunisasi akan tumbuh menjadi besar atau dewasa tanpa
pernah terpajan dengan agen infeksi tersebut. Pada campak,
manifestasi penyakit yang paling berat biasanya terjadi pada
anak berumur kurang dari 3 tahun.
Pemberian imunisasi pada umur 8-9 bulan diprediksi
dapat menimbulkan serokonversi pada sekurang-kurangnya 85%
bayi dan dapat mencegah sebagian besar kasus dan kematian.
7) Status Gizi
Kejadian kematian karena campak lebih tinggi pada kondisi
malnutrisi, tetapi belum dapat dibedakan antara efek malnutrisi
terhadap kegawatan penyakit campak dan efek yang ditimbulkan
penyakit campak terhadap nutrisi yang dikarenakan penurunan
selera makan dan kemampuan untuk mencerna makanan.
Scrimshaw mencatat bahwa kematian karena campak pada anak-
anak yang ada di desa Guatemala menurun dari 1% menjadi 0,3%
tiap tahunnya ketika anak-anak tersebut diberikan suplemen
makanan dengan kandungan protein tinggi. Sedangkan pada desa
yang menjadi kontrol dimana anak-anak tersebut tidak diberikan
suplemen protein, angka kematian menunjukkan angka 0,7%.
Tetapi karena hanya 27% saja dari anak-anak tersebut yang secara
teratur mengkonsumsi protein ekstra, dapat disimpulkan bahwa
perubahan rate yang didapatkan pada kasus observasi tidak
seluruhnya disebabkan oleh suplemen makanan.
8) ASI Eksklusif
Sebanyak lebih dari tiga puluh jenis imunoglobulin terdapat
di dalam ASI yang dapat diidentifikasi dengan teknik-teknik
terbaru. Delapan belas diantaranya berasal dari serum si ibu dan
sisanya hanya ditemukan di dalam ASI/kolostrum. Imunoglobulin
yang terpenting yang dapat ditemukan pada kolostrum adalah IgA,
tidak saja karena konsentrasinya yang tinggi tetapi juga karena
aktivitas biologiknya. IgA dalam kolostrum dan ASI sangat
berkhasiat melindungi tubuh bayi terhadap penyakit infeksi. Selain
daripada itu imunoglobulin G dapat menembus plasenta dan berada
dalam konsentrasi yang cukup tinggi di dalam darah janin/bayi
sampai umur beberapa bulan, sehingga dapat memberikan
perlindungan terhadap beberapa jenis penyakit. Adapun jenis
antibodi yang dapat ditransfer dengan baik melalui plasenta adalah
difteri, tetanus, campak, rubela, parotitis, polio, dan stafilokokus.
Agent
Penyebab infeksi adalah virus campak, anggota genus Morbilivirus
dari famili Paramyxoviridae.
Lingkungan
Epidemi campak dapat terjadi setiap 2 tahun di negara
berkembang dengan cakupan vaksinasi yang rendah.
Kecenderungan waktu tersebut akan hilang pada populasi yang
terisolasi dan dengan jumlah penduduk yang sangat kecil yakni <
400.000 orang.
Pengobatan
a) Antidemam
b) Antibatuk
c) Vitamin A
d) Antibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya jika campak
disertai dengan komplikasi.
RUBELLA
Definisi
Rubella atau campak Jerman adalah penyakit anak menular yang lazim
biasanya ditandai dengan gejala-gejala utama ringan, ruam serupa dengan
campak (Rubeola) ringan atau demam skarlet, dan pembesaran serta nyeri
limfonodi pascaoksipital, retroaurikuler, dan servikalis posterior. Pada anak
yang lebih tua dan dewasa, terutama wanita dewasa, infeksi kadang-kadang
dapat berat, dengan manifestasi keterlibatan sendi dan purpura.
Penyakit ini relatif tidak berbahaya dengan morbiditas dan mortalitas yang
rendah pada manusia normal. Tetapi jika infeksi didapat saat kehamilan, dapat
menyebabkan gangguan pada pembentukan organ dan dapat mengakibatkan
kecacatan. Virus penyebab rubela atau campak Jerman ini bekerja dengan aktif
khususnya selama masa hamil. Akibat yang paling penting diingat adalah
keguguran, lahir mati, kelainan pada janin, dan aborsi terapeutik, yang terjadi
jika infeksi rubela ini muncul pada awal kehamilan, khususnya pada trimester
pertama. Apabila seorang wanita terinfeksi rubela selama trimester pertama, ia
memiliki kemungkinan kurang lebih 52% melahirkan bayi dengan sindrom
rubela kongenital (CRS, Congenital Rubella Syndrome).
Etiologi
Penyakit ini disebabkan oleh virus Rubella, sebuah togavirus yang menyelimuti
dan memiliki RNA genom untai tunggal. Virus ini ditularkan melalui jalur
pernapasan dan bereplikasi dalam nasofaring dan kelenjar getah bening . Virus
ini ditemukan dalam darah 5 sampai 7 hari setelah infeksi dan menyebar ke
seluruh tubuh. Virus ini memiliki teratogenik sifat dan mampu melintasi
plasenta dan menginfeksi janin mana berhenti sel dari berkembang atau
menghancurkan mereka. Selama periode inkubasi ini, pasien menular biasanya
selama sekitar satu minggu sebelum ia / dia mengembangkan ruam dan selama
sekitar satu minggu setelahnya.
Patofisiologi
Gejala
Pada anak-anak yang lebih tua dan orang dewasa gejala tambahan termasuk
berikut mungkin hadir:
• Pembengkakan kelenjar
• Coryza (dingin seperti gejala)
• Sakit sendi (terutama pada wanita muda)
• Infeksi Otak
• Perdarahan masalah.
Penularan
Penularan virus rubella adalah melalui udara dengan tempat masuk awal
melalui nasofaring dan orofaring. Setelah masuk akan mengalami masa
inkubasi antara 11 sampai 14 hari sampai timbulnya gejala. Hampir 60 %
pasien akan timbul ruam. Penyebaran virus rubella pada hasil konsepsi
terutama secarahematogen. Infeksi kongenital biasanya terdiri dari 2 bagian
: viremia maternaldan viremia fetal. Viremia maternal terjadi saat replikasi
virus dalam sel trofoblas.Kemudian tergantung kemampuan virus untuk
masuk dalam barier plasenta.Untuk dapat terjadi viremia fetal, replikasi
virus harus terjadi dalam sel endotel janin. Viremia fetal dapat
menyebabkan kelainan organ secara luas. Bayi- bayiyang dilahirkan dengan
rubella kongenital 90 % dapat menularkan virus yanginfeksius melalui
cairan tubuh selama berbulan-bulan. Dalam 6 bulan sebanyak 30 – 50 %,
dan dalam 1 tahun sebanyak kurang dari 10 %. Dengan demikian bayi - bayi
tersebut merupakan ancaman bagi bayi-bayi lain, disamping bagi orang
dewasa yang rentan dan berhubungan dengan bayi.
Pencegahan
Vaksin ini sekarang biasanya diberikan sebagai bagian dari vaksin MMR .
WHO merekomendasikan dosis pertama diberikan pada 12 sampai 18 bulan
usia dengan dosis kedua pada 36 bulan. Wanita hamil biasanya diuji untuk
kekebalan terhadap rubella awal. Wanita ditemukan rentan tidak divaksinasi
sampai setelah bayi lahir karena vaksin mengandung virus hidup.
Penatalaksanaan
Vaksin rubella dapat diberikan bagi orang dewasa terutama wanita yang
tidak hamil. Vaksin rubella tidak boleh diberikan pada wanita yang hamil
atau akan hamil dalam 3 bulan setelah pemberian vaksin. hal ini karena
vaksin berupa virus rubella hidup yang dilemahkan dapat beresiko
menyebabkan kecacatan meskipun sangat jarang. Tidak ada preparat
kimiawi atau antibiotik yang dapat mencegah rubella pada orang-orang yang
tidak kebal dan terpapar rubella. Bila didapatkan infeksi rubella dalam
uterus sebaiknya ibu diterangkan tentang resiko dari infeksi rubella
kongenital. Dengan adanya kemungkinan terjadi defek yang berat dari
infcksi pada trimester I, pasien dapat memilih untuk mengakhiri kehamilan,
bila diagnosis dibuat secara tepat.
PENGOBATAN
DEFINISI
Penyakit cacar air yang merupakan penyakit viral yang sangat menular ini
disebabkan oleh Varicella-zoster virus, virus DNA yang terutama menyerang
anal-anak,
MORFOLOGI
EPIDEMIOLOGI
Varisela termasuk penyakit infeksi yang paling menular yang menyerang anak-
anak berumur antara 5-8 tahun. Stiap 2-5 tahun selalu terjadi epidemi varisela.
Penularan virus varisela terjadi melalui udara bersama titik ludah (droplet
infection) atau melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan lesi kulit
penderita.
DIAGNOSIS
Masa inkubasi 14-21 hari akan diikuti gejala awal berupa demam dan malaise.
Kelainan kulit (rash) mula-mula terjadi pada badan penderita, lalu menyebar
ke wajah, ke anggota gerak, lalu ke mukosa mulut dan faring.
Komplikasi bisa terjadi berupa ensefalitis atau pneumonia. Jika tidak terjadi
komplikasi, angka kematian varisela rendah (kurang dari 1%)
Antigen yang spesifik dapat ditemukan di dalam cairan vesikel pada Uji Difusi
Gel. Pada pemeriksaan serologi, titer antibodi yang spesifik dapat ditentukan
dengan uji fiksasi komplemen, ELISA atau pemeriksaan imunofluresen
PENGOBATAN
Diberikan perawatan yang baik untuk menjaga kondisi penderita. Jika tidak ada
komplikasi penderita hanya diberi obat simtomatis untuk mengurangi keluhan.
Jika tejadi komplikasi pneumonia varicella yang berat atau penderita varisela
yang terganggu sistem imunnya sebaiknya diberikan Vidarabine. Antibiotika
diberikan pada penderita varisela yang mengalami infeksi sekunder.
Pada anak yang sistem imunnya terganggu, yang kontak dengan penderita
varisela bisa diberikan Varicella-zoster Immun globulin (VZIG).
PENCEGAHAN
1. Imunisasi pasif
Menggunakan VZIG (Varicella-zoster immunoglobulin).
Pemberiannya dalam waktu 3 hari (kurang dari 96 jam) setelah
terpajan VZV, pada anak-anak imunokompeten terbukti mencegah
varicella sedangkan pada anak imunokompromasi pemberian
VZIG dapat meringankan gejala varicella.
VZIG dapay diberikan pada yaitu:
- Anak-anak yang berusia <15 tahun yang belum pernah
menderita varicella atau herpes zoster
- Usia pubertas >15 tahun yng belum pernah menderita varicella
atau herpes zoster dan tidak mempunyai antibodi terhadap
VZV
- Bayi yang baru lahir, dimana ibunya menderita varicella dalam
kurun waktu 5 hari sebelum / 48 jam setelah melahirkan.
- Bayi premature ddan bayi usia ≤14 hari yang ibunya belum
pernah menderita varicella atau herpes zoster.
- Anak-anal yang menderita leukemia / lymphoma yang belum
pernah menderita varicella.
Dosis : 125 U/ 10kg BB.
- Dosis minimum: 125 U dan dosis maximal : 625 U.
Pemberian secara IM tidak diberikan IV
Perlindungan yang didapat bersifat sementara.
2. Imunisasi aktif
Vaksinasinya menggunakan vaksin varisella virus (oka strain) dan
kekebalan yang didapat dapat bertahan hingga 10 tahun.
Daya proteksi melawan varicella berkisar antara 71-100%
Vaksin efektif jika diberikan pada umur ≥1 tahun dan
direkomendasikan diberikan pada usia 12-18 bulan.
Anak yang berusia ≤13 tahun yang tidak menderita varicella
diberikan dosis tunggal pada anak lebih tua diberikan dalam 2
dosis dengan jarak 4-8 minggu.
Pemberian subkutan
Efek samping: kadang-kadang dapat timbul demam ataupun rekasi
lokal seperti ruam makulopapular atau vesikel, terjadi pada 3-5%
anak-anak dan timbul 10-21 hari setelah pemberian pada lokasi
penyuntik
Baksin varicella: Varivax
Tidak diberikan pada wanita hamil karena dapat menyebabkan
terjadinya kongenital varicella.
GAMBAR PENDERITA VARISELA
Pada wajah
Kaki tangan
Referensi :
Terapi simptomatik :
Nutrisi
Cairan
Penderita harus mendapat cairan yang cukup, baik secara oral maupun
parenteral. Cairan parenteral diindikasikan pada penderita sakit berat,
ada komplikasi, penurunan kesadaran, serta yang sulit makan. Dosis
cairan parenteral adalah sesuai dengan kebutuhan harian (tetesan
rumatan). Bila ada komplikasi, dosis cairan disesuaikan dengan
kebutuhan. Cairan harus mengandung elektrolit dan kalori yang
optimal.
Artinya “Sesungguhnya Allah itu baik dan mencintai kebaikan, Bersih (suci)
dan mencintai kebersihan, Mulia dan mencintai kemuliaan, bagus dan
mencintai kebagusan, bersihkanlah rumahmu….” (H.R.Tirmidzi dari Saad).