Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Johan

NIM : 03031181621109
Shift : Jumat (08.00-11.00)
Kelompok :4

COOLING TOWER DI BEBERAPA MUSIM

Alat penukar kalor yang fluida kerjanya adalah udara dan air yang berfungsi
mendinginkan air dengan mengontakannya ke udara bebas sehingga menguapkan
sebagian kecil dari air tersebut disebut dengan cooling tower. Kebanyakan cooling
tower yang melayani sistem refrigerasi dan penyamanan udara, menggunakan satu
atau lebih kipas propeller untuk menggerakkan udara secara vertikal ke atas atau
horizontal melintasi tower (Handoyo, 2015). Media pendingin yang digunakan
dalam cooling tower ini adalah udara bebas. Temperatur udara di beberapa musim
pastilah berbeda, mulai dari musim panas, gugur, semi hingga musim dingin, hal
ini menyebabkan efisiensi cooling tower berkurang karena pengaruh suhu tersebut.
Musim adalah salah satu pembagian kondisi alam sekitar dalam satu tahun,
berdasarkan bentuk iklim yang luas. Satu tahun terbagi menjadi empat musim yaitu
musim semi, musim panas, musim gugur dan musim dingin. Musim sangat erat
kaitannya dengan letak geografis suatu daerah. Belahan bumi utara memiliki empat
musim, dimana musim semi berada pada bulan maret hingga juni. Berbeda dengan
belahan bumi selatan yang berada pada musim gugur. Negara-negara yang berada
pada belahan dunia benua eropa hampir seluruhnya beriklim subtropis. Musim
subtropis inilah yang nantinya memberikan tantangan bagi dunia industri. Berbagai
permasalahan dapat muncul pada mesin proses, akibat adanya perbedaan suhu.
Kerja mesin yang berkurang sangat berpengaruh akan hasil kualitas suatu produk.
Ketahanan bahan material dapat berkurang akibat dari suhu yang ekstrim.
Menara pendingin pada umumnya digunakan sebagai unit penyedia air
pendingin dalam suatu industri kimia. Cooling tower merupakan suatu alat yang
digunakan untuk mendinginkan air menjadi air pendingin (cooling water) dengan
cara mengkontak air tersebut dengan udara. Cooling tower adalah suatu alat yang
dipergunakan untuk memindahkan sejumlah panas dari suatu fluida ke fluida lain.
Cooling tower adalah alat transfer panas yang digunakan untuk mentransfer
panas dari proses dan membuangnya ke atmosfer. Menara pendingin menggunakan
penguapan air untuk menghilangkan panas proses dan mendinginkan fluida kerja
mendekati suhu wet bulb-udara atau dalam kasus menara pendingin sirkuit tertutup
kering hanya mengandalkan udara untuk mendinginkan fluida kerja mendekati suhu
dry-bulb udara. Umumnya aplikasi pendingin air digunakan dalam kilang minyak,
pabrik kimia, pembangkit listrik dan pendinginan bangunan. Cooling water adalah
air pendingin yang digunakan untuk mendinginkan peralatan. Proses utama dalam
suatu cooling tower yaitu air akan mengalami perpindahan kalor. Volume air akan
berkurang karena adanya perubahan fase air yang menguap. Kalor sensibel
berpindah dari air panas ke udara yang lebih dingin. Proses inilah yang
menyebabkan turunnya temperatur air dan menjaga keseimbangan air.
Cooling tower memiliki desain tertentu sesuai dengan kondisi saat alat
beroperasi. Perubahan karena musim memerlukan perubahan laju aliran air dan
udara untuk mendapatkan efektivitas yang lebih baik dari cooling tower. Perubahan
dapat dilakukan dengan merubah beban kontak atau perubahan sudut siripnya.
Aturan pada termodinamika mengatakan bahwa panas yang dibuang harus sama
dengan panas yang diserap oleh udara lingkungan, hal ini dapat dirumuskan:

L (h2 -h1 )
= (1)
G (T1 -T2 )

Keterangan:
L
= Perbandingan aliran massa cair terhadap gas (kg/kg)
G

h1 = Entalpi uap campuran udara-air pada suhu wet bulb masuk (kJ/kg)
h2 = Entalpi uap campuran udara-air pada suhu wet bulb keluar (kJ/kg)
T1 = Suhu air panas (◦C)
T2 = Suhu air dingin (◦C)

Penambahan air perlu dilakukan untuk menngembalikan jumlah volume air


seperti semula. Cooling tower yang bekerja pada suatu sistem pendinginan udara
biasanya menggunakan pompa sentrifugal untuk menggerakkan air melintasi
menara. Kinerja menara pendingin sangat bergantung pada kondisi lingkungan.
Temperatur udara yang semakin tinggi akan menyebabkan penurunan kerja pada
cooling tower. Temperatur suhu udara yang tinggi juga berpengaruh pada hal ini,
dikarenakan semakin tinggi suhu udara maka semakin rendah efisiensi alat tersebut.
Musim panas memiliki dry bulb temperature rata-rata di tiap negara sebesar
36,05oC dan wet bulb temperature 28,06oC didapatkan nilai relative humidity 55%,
sedangkan pada musim dingin dry bulb temperature lebih rendah dengan suhu 33oC
dan wet bulb temperature mencapai suhu 27oC didapatkan nilai relative humidity
sebesar 63%. Data tentang dry bulb temperature dan wet bulb temperature saat
musim panas dan relative humidity, dengan hot water temperature (T1) bernilai
42,82oC menghasilkan cold water temperature (T2) sebesar 33,4oC. Dry bulb
temperature dan wet bulb temperature saat musim dingin dan relative humidity,
dengan hot water temperature (T1) bernilai 40,05oC menghasilkan cold water
temperature (T2) sebesar 29,75oC. Data dari percobaan diatas dengan laju alir massa
pada saat terjadi musim panas senilai 63.196.740 kilogram per jam, sedangkan pada
musim dingin senilai 64.146.830 kilogram per jam dengan bantuan 8 pompa.
Penelitian terkait yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu membahas
tentang pemodelan desain cooling tower mechanic counter flow (laju aliran paksa).
Pemodelan dinamik cooling tower ini menggambarkan tentang analisa kinerja
cooling tower berdasarkan kesetimbangan kalor dan massa pada air serta udara.
Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan pemodelan dinamik terhadap
performance cooling tower yang disimulasikan dengan menggunakan software
Dymola version 6.1 pengembangan dari Dynasim (Pratiwi dkk, 2014).
Kinerja pada sebuah desain cooling tower sangat dipengaruhi oleh
temperatur lingkungan sekitar. Parameter yang mempengaruhi kinerja cooling
tower, yaitu: pengaruh temperatur lingkungan merupakan temperatur ambient (dry
bulb dan wet bulb) akan mempengaruhi perpindahan panas atau kinerja di dalam
cooling tower. Kinerja cooling tower dipengaruhi oleh proses perpindahan panas
secara sensibel dan laten di dalam fill (ruang pengisi). Analisa kinerja cooling tower
induced draft tipe LBC W–300 akan dibuat dalam model matematis sehingga
memudahkan untuk menarik hubungan antara pengaruh temperatur udara sekitar
lingkungan (dry bulb dan wet bulb) terhadap beban panas di dalam cooling tower.
Analisa kinerja cooling tower induced draft tipe LBC W–300 terhadap
pengaruh temperatur lingkungan akan dianalisa melalui simulasi menggunakan
software simulasi komputasi digunakan untuk memperhitungkan hasil. Simulasi
yang dilakukan berdasarkan penurunan model matematis dari proses pendinginan
di cooling tower. Analisa kinerja yang diharapkan pada cooling tower yang
menggunakan metode keseimbangan kalor dan massa dapat diketahui pengaruh
temperatur ambient pada proses pendinginan yang terjadi. Nilai efisiensi cooling
tower induced darft LBC W-300 yang dipengaruhi oleh temperatur wet bulb
temperatur lingkungan dapat ditentukan dengan menggunakan analisa tersebut.
Sistem pendingin pada cooling tower menggunakan media air seperti hal
nya radiator pada mobil untuk sistem sirkulasinya akan tetapi air yang digunakan
tidak sembarang air tanah biasa. Industrial water yang disuling oleh divisi water
threatment, agar air tanah yang diambil tidak mengganggu penggunaan air tanah
untuk perumahan. Alasan dilakukannya penyulingan air tanah ke Industrial water
adalah dkarenakan penggunaan air tanah biasa yang kadar pH-nya kurang dari 7
akan dapat menimbulkan kerak dan korosi pada cooling tower dan pH air yang
boleh diberlakukan pada air tersebut sekitar 7-8 tidak boleh kurang.
Cooling Tower LCT 400 digunakan untuk menstabilkan mesin-mesin pada
divisi power maintenance khususnya pada kompresor dan air dryer. Sistem yang
digunakan adalah metode konveksi paksa yang cara kerjanya adalah konveksi
bekerja dengan sengaja. Air yang menjadi fluida mesin ini akan terus berkurang
karena penguapan, untuk hal ini ada sistem pengisian air otomatis untuk menyuplai
kebutuhan air pada mesin ini. Cara kerja mesin cooling tower khususnya tipe LCT
400 adalah menggunakan prinsip Counter flow air yang masuk ke mesin cooling
tower (water flow outlet) dipercikan dengan nozzle dari sprinkle head yang berputar
diatas filler pvc. Lalu udara yang masuk dari kisi-kisi samping mesin (air flow inlet)
bertemu sejenak dengan air dari outlet disana terjadilah proses konveksi paksa.
Hawa panas yang terdapat di dalam air dibuang keluar bersama udara lalu air jatuh
seperti rintik-rintik air hujan dan tertampung di dalam water basin.
Cooling tower pada musim dingin memiliki cara pengoperasian yang
berbeda dengan musim-musim yang lain. Musim dingin dapat mengganggu kinerja
cooling tower, sehingga kerja cooling tower tidak dapat maksimal. Salah satu cara
untuk memastikan bahwa cooling tower terkena dampak negatif oleh suhu udara
yang rendah adalah dengan membuatnya tetap hangat semaksimal mungkin.
Cooling tower pada musim dingin memiliki cara pengoperasian yang
berbeda dengan musim-musim yang lain. Musim dingin dapat menggagunggu kerja
cooling tower, sehingga kerja cooling tower tidak dapat maksimal. Salah satu cara
untuk memastikan bahwa menara pendingin tidak terkena dampak negatif oleh suhu
udara yang rendah dengan membuatnya tetap hangat semaksimal mungkin. Prinsip-
prinsip operasi menara dingin pada musim dingin yaitu tidak mengoperasikan
menara pendingin tanpa beban panas, tidak beroperasi tanpa pengawasan dalam
periode multi-day secara terus menerus, mempertahankan desain laju aliran air
minimum atau lebih besar di ata media pertukaran panas menara pendingin setiap
saat. Laju aliran harus diatur untuk memperpanjang umur unit ini.
Sistem aliran air kondensor yang diinginkan harus kurang di bawah laju alir
minimum per sel, jumlah sel harus dikurangi pada saat bersamaan sehingga aliran
menjadi lebih besar dari atau sama dengan aliran minimum per sel. Produsen
cooling tower dapat memperpanjang persentase aliran minimum ke nilai yang lebih
rendah dengan menggunakan sel internal ketentuan desain distribusi air yang
mengakomodasi aliran rendah dengan tepat sehingga dapat mengurangi area
rencana aktif seperti air panas overflow pada crossflow cooling tower.
Mempertahankan panas pada tower akan menyulitkan kristal es untuk
berkembang bahkan jika suhu udara luar jauh di bawah titik beku. Untuk mencapai
hal ini, maka pompa air harus terus beroperasi. Pompa air menarik panas yang
memasuki tower akan lebih hangat daripada air yang sudah ada di tower. Pompa itu
sendiri akan menghasilkan panas, kinerja pompa semakin mengurangi peluang
terjadinya pembekuan akibat temperatur udara yang terlalu rendah.
Ketika kondisi ambient mendekati titik beku, air pasti menjadi es. Natural
draft cooling tower rentan terhadap pembekuan karena sifat alaminya yang
melakukan penolakan panas terhadap penguapan. Induced draft cooling tower
memiliki keunggulan tersendiri dibandingkan dengan forced draft cooling tower.
Es mulai terbentuk di unit induced draft menggunakan urutan de-icing dengan
menjalankan kipas aksial secara terbalik. Kecepatan 50% untuk periode waktu yang
singkat, sambil memantau tower secara ketat. Ketika membandingkan teknologi
cross flow dan teknologi counter flow, counter flow memiliki tepi untuk operasi
waktu musim dingin. Counter flow juga memiliki gradien suhu pendinginan yang
lebih merata sepanjang media transfer dibandingkan dengan cross flow cooling
tower. Adapun bagan di bawah ini mempertimbangkan beberapa desain untuk
menara pendingin terbuka dan menunjukkan opsi terbaik untuk operasi musim
dingin untuk meminimalkan pembentukan es di menara pendingin.
Counter flow cooling tower tanpa kisi umumnya didirikan pada lapangan
yang relatif besar secara struktural lebih tahan terhadap lapisan es karena lebih
sedikit lokasi yang ada untuk menghasilkan atau menangkap tetesan air. Tetesan air
di luar udara panas dan zona air menghasilkan penumpukan es. Hal ini memastikan
bahwa air proses didinginkan melalui media transfer panas yaitu melalui pertukaran
temperatur udara dan air. Gradien suhu di bawah ini menghasilkan suhu 45°F.

Gambar 4. Counter Flow and Cross Flow


(Sumber: Cohick, 2017)

Beberapa sistem menara pendingin dirancang untuk beroperasi pada aliran


air yang lebih rendah beban panasnya selama musim dingin. Desain multi-sel
memungkinkan fleksibilitas yang lebih besar untuk mengontrol kapasitas selama
musim dingin. Fleksibilitas akan meminimalkan kemungkinan pembentukan es di
menara. Mengalihkan satu sel menara multi-sel, menyediakan pemuatan air yeng
lebih menguntungkan, menghasilkan lebih banyak operasi yang efisien. Aliran air
yang rendah dapat menghasilkan distribusi air yang tidak merata di atas isi menara
yang menyebabkan area basah dan kering yang lebih rentan terhadap pembekuan.
Sangat penting untuk mempertahankan suhu air minimum yang meninggalkan 42°F
(6°C) selama cooling tower beroperasi pada saat musim dingin terjadi.
DAFTAR PUSTAKA

Handoyono, Y. 2015. Analisis Performa Cooling Tower LCT 400 Pada P.T. XYZ,
Tambun Bekasi. Jurnal Ilmiah Teknik Mesin. Vol. 3(1): 38-51.
Nasution, D.M. 2010. Penelitian Kinerja Induced Draft Cooling Tower dengan
Potongan Pipa PVC 0,1 Inci sebagai Filling Material. Medan: Universitas
Sumatra Utara.
Pratiwi, N.P., Nugroho, W., dan Hamidah, N.L. 2014. Analisa Kinerja Cooling
Tower Induced Draft Tipe LBC W-300 terhadap Pengaruh Temperatur
Lingkungan. Jurnal Teknik Pomits. Vol. 7(7): 1-6.

Anda mungkin juga menyukai