Anda di halaman 1dari 16

DISLOKASI PADA HIP JOINT

DISUSUN OLEH

NAMA KELAS NIM

ZULKIFLI ANDRIANSA A 14050

AKADEMI TEKNIK RADIODIAGNOSTIK DAN RADIOTERAPI (ATRO)

MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2014
KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT atas limpahan Rahmat dan


Hidayahnya yang senatiasa mengiringi langkah-langkah penulis,serta shalawat
dan salam pada junjungan Nabi besar Muhammad SAW beseta para sahabatnya
atas suri tauladannya,sehingga penulis dapat melakukan penelitian sebaik-baiknya
dan dapat menyusun hasil penelitian tersebut dalam laporan kasus kaput femoris
(hip joint).

Laporan ini dibuat dari beberapa sumber.Tujuannya agar pembaca dapat


lebih jelas memahami inti dari permasalahn didalam laporan kasus ini.

Penulis sampaikan juga banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan arahan , dukungan dan bantuan atas penyusunan laporan kasus
ini sehingga pada akhirnya laporan kasus ini dapat terselesaikan dengan baik.

Penulis menyadari bahwasahnya dalam penyusunan laporan kasus ini


masih terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan ,saran dan kritik
yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan.Semoga dengan tersusunnya
laporan kasus ini dapat menambah litelatur dan wawasan berfikir khususnya bagi
penulis.

Makassar,16 Oktober 2014.

PENULIS
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dislokasi panggul lebih jarang dijumpai daripada dislokasi bahu atau siku.
Mekanisme terjadinya dislokasi yaitu saat kaput yang terletak di belakang
asetabulum, kemudian segera berpindah ke dorsum illium. Biasanya juga
mengalami cedera serius misalnya trauma benturan depan mobil akibat tabrakan
mobil frontal. Penderita mungkin mengalami syok berat dan tidak dapat berdiri.
Tungkainya terletak dalam posisi tinggi yang sesuai dengan paha difleksikan, dan
dirotasikan ke interna. Tungkai pada sisi yang cedera lebih pendek daripada sisi
yang normal. Lututnya bersandar pada paha yang berlawanan dan trokantor mayor
dan pantat menonjol secara abnormal.

Dislokasi hip joint adalah suatu kejadian/peristiwa menyakitkan di mana


komponen peluru/bola/caput humeri tulang paha keluar dari
tempatnya/acetabulum. Sehingga penderita mengalami rasa nyeri, karena caput
humeri bergerak/bekerja bukan pada tempatnya lagi. Persendian panggul normal
dapat menjadi sangat rentan terjadi dislokasi saat dalam posisi fleksi dan adduksi.

Dislokasi Hip lebih sering terjadi pada laki-laki muda dari pada orang
yang karena cedera yang berhubungan dengan perilaku berisiko. Hip dislokasi
akibat cedera 4eflex4r4 lebih umum pada mereka yang lebih muda dari 35 tahun
dibandingkan orang tua. Hip dislokasi akibat jatuh lebih umum pada mereka dari
65 tahun lebih tua.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah penyebab dari dislokasi pada hip joint?
2. Bagaimana penatalaksanaan teknik radiografi yang diberikan kepada
pasien dengan keluhan dislokasi pada hip joint daerah sekitar pelvis?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum:
Setelah dilakukan penyusunan makalah tentang dislokassi pada hip
joint daerah sekitar pelvis (caput femoris) diharapkan agar mahasiswa
lebih mengerti mengenai dislokasi ini yang menyerang bagian hip joint
dari tubuh manusia.
2. Tujuan khusus
a. Mengetahui penyebab dari dilokasi pada hip joint ini.
b. Mengetahui penatalaksanaan pada dislokasi hip joint.
c. mengetahui diagnosis dislokasi pada hip joint tersebut.

1. Manfaat penulisan
a. Bagi mahasiswa Dengan adanya makalah ini mahasiswa dapat
mempelajari tentang askep kegawatdaruratan pada klien yang
menderita dislokasi pada bagian hip joint (caput femoris) sehingga
memudahkan mahasiswa dalam belajar.
b. Bagi Dosen Memudahkan dosen dalam memberikan materi
perkuliahan karena mahasiswa telah mendapatkan pengetahuan dasar
dari pembuatan laporan kasus pada klien yang menderita dislokasi
pada hip joint tersebut.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tujuan Pemeriksaan

Untuk memperlihatkan keadaan dimana panggul dalam keadaan fleksi,


memendek,adduksi dan rotasi kedalam pada bagian anteroposterior akan
memperlihatkan bayangan yang tumpah-tindih antara kaput humerus dan fossa
Glenoid, Kaput biasanya terletak di bawah dan medial terhadap terhadap mangkuk
sendi

B. Tinjauan Umum Tentang Anatomi dan Fisiologi


a. Anatomi
Tulang pelvis adalah penghubung antara badan dan anggota bawah yaitu tulang
7eflex dan koksigeus bersendi antara satu dengan yang lainnya.
Pada simfasis pubis pelvis terbagi atas 2 bagian :
1. Pelvis mayor atau rongga panggul besar.
2. Pelvis minor atau rongga panggul kecil
Di antara ke 2 rongga tersebut dibatasi oleh garis tepi atau linea terminalis.
Sendi – sendi pelvis antara lain : sendi sakro iliaka adalah sendi antara
ilium yang disebut aurikuler dan kedua sisi 7eflex, gerakan ini sangat sedikit
karena ligamennya sangat kuat menyatukan permukaan sendi sehingga membatasi
gerakan ke seluruh jurusan.

b. Patofisiologi
Dislokasi panggul paling sering dialami oleh dewasa muda dan biasanya
diakibatkan oleh abdukasi, ekstensi dan ekstra 7eflex7r7 yang berlebihan.
Contohnya posisi melempar bola berlebihan. Caput humeri biasanya bergeser ke
anterior dan inferior melalui robekan 7eflex7r7 pada kapsul sendi panggul.

Faktor yang sering menyebabkan resiko dislocation hip joint adalah:


Pelvis yang mempunyai peluru/bola/caput yang kecil dengan diameter 22 mm,
dan peluru/bola/caput yang memiliki leher/collum yang tebal.

c. Epidimiologi
Ras bukan merupakan 7eflex risiko untuk dislokasi hip. Dislokasi Hip
lebih sering terjadi pada laki-laki muda dari pada orang yang karena cedera yang
berhubungan dengan perilaku berisiko. Hip dislokasi akibat cedera 7eflex7r7 lebih
umum pada mereka yang lebih muda dari 35 tahun dibandingkan orang tua. Hip
dislokasi akibat jatuh lebih umum pada mereka dari 65 tahun lebih tua.
C. Indikasi Pemeriksaan
Seperti halnya korban trauma besar, penilaian jalan napas, pernapasan, dan
sirkulasi sangat penting primer. Selama 8eflex sekunder, pemeriksaan dari korset
panggul dan pinggul adalah wajib. Pemeriksaan harus terdiri dari inspeksi,
palpasi, aktif / pasif rentang gerak, dan pemeriksaan 8eflex8r8ular.
1. Inspeksi : Dalam prakteknya, ini penampilan dapat diubah dengan adanya
dislokasi atau fraktur-kelainan tulang lainnya
- Posterior : hip tertekuk, terputar ke dalam , dan adduksi.
- Anterior : hip tertekuk minimal, terputar ke luar dan abduksi
2. Palpasi: Meraba panggul dan ekstremitas bawah untuk cacat tulang-langkah
kotor atau off. Dalam sebuah dislokasi hip anterior, kadang-kadang pada
femoralis teraba hematoma. Hal ini menunjukkan cedera 8eflex8r.
Pemeriksaan Neurovaskular: Tanda-tanda cedera nervus ischiadicus meliputi:
- Hilangnya sensasi di kaki belakang dan kaki
- Kehilangan dorsoflexion (cabang peroneal) atau plantarflexion (cabang
tibial)
- Kehilangan 8eflex tendon dalam (DTRs) di pergelangan kaki
Tanda-tanda cedera saraf femoralis adalah sebagai berikut:
- Hilangnya sensasi atas paha
- Kelemahan dari paha depan
- Kehilangan DTRs di lutut
Tanda-tanda cedera vaskuler meliputi:
- Hematoma
- Loss of pulses
- Muka pucat
BAB III
TEKNIK PEMERIKSAAN

A. Persiapan Alat dan Bahan


I. Alat:
 Pesawat x-ray.
 Apron (alat pelindung dari radiasi hambur).
 Gonad shield.
 Sand bag.
 Meja pemeriksaan.
II. Bahan:
 Kaset(ukuran 24x30).
 Film(ukuran 24 x 30).
 Marker.
 Grid
Proyeksi Ap.

B. Posisi Pasien FFD:100 cm


PP: Pasien supine diatas meja pemeriksaan ,kedua tangan ditempatkan
disis dan menyilang diatas dada untuk kenyamanan letakkan bantal
dibawah kepala pasien.

C. Posisi Objek
PO: kaset diatur melintang, kedua tungkai lurus,tempatkan hip joint
ditengah-tengah kaset.

D. Central ray
CR: Tegak lurus dengan bidang film.

E. Central Point
CP:Pada pertengahan hip joint.

F. Faktor Eksposi
 mA :100 S : 0,08
 Kv :58 mAs :8
HASIL dan PEMBAHASAN

HASIL
PEMBAHASAN
 Abnormalitas biasanya tampak jelas pada proyeksi ap.
 Pada kasus dislokasi posterior, caput femoris tampak lebih kecil jika
dibandingkan dengan sisi yang sehat pada proyeksi AP.Sebalikanya pada
dislokasi ke anterior,caput femoris tampak lebih besar (berhubungan
dengan magnifikasi,dengan alas an yang sama dimana jantung tampak
lebih besar pada proyeksi AP)
 Lihat trokanter minor-bertumpang tindih dengan batang femur pada
dislokasi ke anterior (berhubungan dengan rotasi ke internal/eksternal)
 Selalu nilai cincin pelvis secara utuh karna fraktur / disrupsi sering
ditemukan
 Cari keterlibatan asetabulum karna hal ini mempengaruhi kemungkinan
kerussakan n.Skiatik,stabilitas dan akibat fungsional jangka panjag.
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Articulatio coxae adalah persendian antara caput femoris yang berbentuk


hemisphere dan acetabulum os coxae yang berbentuk mangkuk dengan tipe “ball
and socket”.Articulatio coxae dipertahankan pada tempatnya oleh ligamentum
ligamentum yang mempertahankan articulation ini pada tempatnya Dislokasi
pinggul dapat dibagi menjadi dislokasi pinggul kongenital, dislokasi
posterior,dislokasi anterior dan dislokasi pusat.

CHD dapat diketahui dengan berbagai uji pada bayi baru lahir yaitu uji
ortolani, barlow dan tanda galeazzi, selain itu juga dengan pemendekan sebelah
kaki, kemudian asimetris lipat paha, dan terbatasnya abduksi atau fleksi
panggul.Pada pemeriksaan radiologis adad beberapa tanda pendukung diagnosis
Penatalaksanaan CHD dapat dibagi berdarakan umur pasien Dislokasi posterior
dapat terjadi pada 90% dislokasi pinggul.Mekanisme trauma dapat menentukan
jenis dislokasi pinggul yang terjadi.

SARAN

Semoga kita dari sejak kecil membiasakan hidup sehat sedini mungkin agar
factor kelainan dari tulang dan persendian kita tidak harapkan semoga tidak terjadi
tak lupa kita selalu berdoa kepada tuhan yang maha esa.
DAFTAR PUSTAKA

http://agoesdoctor.blogspot.com/2011/09/dislokasi-pinggul.html

http://astrosit.blogspot.com/2010/09/laporan-kasus-dislokasi-hip.html

http://astrosit.blogspot.com/2010/09/laporan-kasus-dislokasi-hip.html

http://4.bp.blogspot.com/_chHVYgIucuA/SvNH2sgA-
HI/AAAAAAAAASA/PHyQIRZtK0w/s1600-h/Hip+joint-2.jpg

http://febimanis.blogspot.com/2011/03/dislokasi-sendi.html

D.SOETIKNO RITANIAH.Radiologi emergensi.Jakarta:Refika Aditya.2012.

CROSSIN JANE,DKK.Radiologi Klinis.Jakarta:EGC:2011.


BIODATA

A. Identitas
1. Nama : Zulkifli Andriansa.
2. Tempat tanggal lahir : Wawondula , 12 Februari 1996.
3. Agama : Islam.
4. Pekerjaan : Mahasiswa.
5. Alamat Rumah : Jln. Andi Mapayukki No.60 B.
Email: zulkifli.andriansa@gmail.com.

B. Riwayat Pendidikan
1. Tk Al-kautsar : 2002
2. Sekolah Dasar SDN 264 Wawondula : 2003
3. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Towuti : 2011
4. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Towuti : 2014
5. Akademi Teknik Radiodiagnostik dan Radioterapi : 2014

Anda mungkin juga menyukai