Anda di halaman 1dari 7

Kewirausahaan mempunyai peran yang signifikan dalam masyarakat.

Hal ini disebabkan

kewirausahaan merupakan alat dasar untuk membangun ekonomi dan sosial yang dapat

meningkatkan daya saing serta pertumbuhan ekonomi nasional dari suatu negara. Peran

kewirausahaan dalam hal ini ialah peningkatan pertumbuhan ekonomi suatu negara,

meningkatkan kesejahteraan, mengurangi tingkat pengangguran, mengurangi tingkat

kriminalitas, meningkatkan standar hidup masyarakat dan menjadi sarana pendistribusian

pendapatan secara merata. Wirausaha sebagai penggerak roda usaha memegang peran

penting dalam menunjang tujuan usaha (Sihombing, 2013).

Menumbuhkembangkan kewirausahaan yang sukses menjadi penting dalam menciptakan

pertumbuhan ekonomi.

Wirausaha dalam mengelola usaha harus didorong oleh ilmu pengetahuan yang cukup

baik. Karena wirausaha akan berperan sebagai sumber tenaga kerja yang menjadi objek

vital dalam pelaksanaan kegiatan usaha.

Kopi luwak merupakan kopi yang dihasilkan dari proses fermentasi di dalam perut binatang

luwak atau musang yang memakan buah kopi matang (berwarna merah). Kopi luwak

memiliki nilai jual yang sangat tinggi di pasaran, terutama pasar dunia. Hal ini dilihat dari

harga jual yang ditawarkan lebih tinggi dibandingkan dengan kopi biasa.

Tabel 1. Harga Kopi di Indonesia

No. Jenis Kopi Harga Kopi

Peluang pasar kopi luwak yang menjanjikan dan masih terbuka luas dengan didukung
ketersediaan bahan baku yang melimpah di Kabupaten Lampung Barat menjadikan usaha
ini cukup diminati oleh sejumlah masyarakat.
Kompetensi Wirausaha ialah kemampuan, pengetahuan, kreativitas, imajinasi dan

menangkap mudah sebuah peluang. Hal ini adalah faktor penting yang mempengaruhi

keberhasilan usaha tidak hanya di tahap awal tetapi juga di masa mendatang, dan menjadi

insentif untuk menciptakan kekayaan wirausaha (Zahra, et al.,2009).

Aspek penting dari sebuah kompetensi ialah sebagai berikut: 1) Kompetensi mencakup

karakteristik keseluruhan individu yang terkait dengan kinerja efektifnya dari pekerjaan

yang diberikan; 2) Kompetensi dimanifestasikan dalam perilaku individu, dan oleh karena

itu bisa diamati dan terukur; 3) Kompetensi memfasilitasi pencapaian tujuan dan sasaran; 4)

Kompetensi adalah sumber daya organisasi yang dapat dikembangkan (Ahmad et al, 2010).

tujuan bisnis apa pun adalah menjadi sukses, tidak peduli bagaimana konsepnya kesuksesan

bisnis didefinisikan. Dengan bukti mengenai pencapaian UKM sedang agak meremehkan,

ada keharusan untuk lebih memahami faktor-faktor itu berkontribusi pada kesuksesan

UKM. Untuk melakukan ini, pertama-tama perlu mengidentifikasi yang paling kriteria

keberhasilan yang relevan, seperti yang dirasakan oleh pengusaha di UKM. Yang akurat

pengukuran kinerja dan keberhasilan terutama di UKM sangat penting untuk memastikan

akurasi dalam mengidentifikasi faktor penentu keberhasilan suatu UKM (Murphy, Tailer, &

Hill, 1996). Demikian juga, Watson, Newby, & Woodliff (2000) menyarankan bahwa itu

penting untuk dimiliki langkah-langkah keberhasilan UKM yang dapat diandalkan dan valid

untuk mengeksplorasi hubungan di antara keduanya variabel independen dan kesuksesan

bisnis, dan untuk mengembangkan model bisnis yang masuk akal sukses di perusahaan

kecil.

Tinjauan literatur jelas menunjukkan bahwa masih ada kekurangan kesepakatan atas apa

yang merupakan ukuran keberhasilan terbaik. Satu kelompok peneliti menganjurkan ketat

menggunakan indikator keuangan, sementara yang lain menekankan relevansi non-


keuangan indikator keberhasilan. Yang pertama menegaskan bahwa penggunaan langkah

langkah keuangan tradisional kesuksesan seperti profitabilitas, omset penjualan, dan laba

atas investasi, adalah yang terpenting di mengukur sejauh mana suatu perusahaan berhasil

atau tidak (Bruderl & Preisendorfer, 1998).

Peneliti dalam kelompok ini berpendapat bahwa untuk organisasi yang dianggap sukses, itu

penting bagi mereka untuk menghasilkan pendapatan dan meningkatkan laba, dan untuk

menunjukkan beberapa tingkat pertumbuhan, sebagaimana ditunjukkan dalam penjualan

dan pendapatan mereka (Perren, 2000). Hall dan Fulshaw (1993) menambahkan bahwa

pertumbuhan menunjukkan pencapaian jangka panjang, sedangkan profitabilitas

mencerminkan pencapaian jangka pendek. Meskipun beberapa berpendapat bahwa tidak

semua perusahaan kecil bertujuan untuk pertumbuhan karena, bagi sebagian pengusaha,

sukses berarti bertahan hidup atau mempertahankan bisnis yang mereka ciptakan (Beaver,

2002), kelompok ini menegaskan bahwa meskipun pertumbuhan tidak dianggap penting,

kelangsungan hidup dalam bisnis juga membutuhkan perusahaan yang layak secara

finansial.

Para peneliti yang mengikuti jalan ini mungkin telah dipengaruhi oleh anggapan itu

“Bisnis hanya dapat berjalan jika mereka mampu secara finansial” (Marlow & Strange,

1994, hal. 9).


2.1.12 Pengertian Kesuksesan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) sukses didefinisikan sebagai berhasil atau

beruntung. Riyanti (2003:24) menjelaskan bahwa usaha sukses atau berhasil didefinisikan

sebagai tingkat pencapaian hasil atau tujuan organisasi. Untuk mencapai keberhasilan usaha

dapat dipakai suatu pendekatan yaitu meliputi (Suranti, 2006:46):

1. Pendekatan pencapaian tujuan menyatakan bahwa keberhasilan usaha harus dinilai

sehubungan dengan pencapaian tujuan yaitu mendapatkan laba atau keuntungan yang

merupakan selisih antara harga jual dengan biaya produksi.

2. Pendekatan sistem bahwa keberhasilan usaha dinilai dengan cara yang dibutuhkan untuk

mencapai tujuan akhir yaitu bagaimana hubungan antar individu dalam unit usaha dapat

bekerjasama dan berkoordinasi sehingga tercipta kondisi kerja yang kondusif.

3. Pendekatan konstituensi strategis menyatakan bahwa keberhasilan usaha dinilai dari

hubungan baik dengan mitra kerja yang menjadi pendukung kelanjutan unit usaha. Kotler

(1997:58) menyebutkan bahwa yang termasuk mitra usaha atau pihak yang berkepentingan

antara lain pelanggan, karyawan dan pemasok.

4. Pendekatan nilai-nilai bersaing bahwa keberhasilan usaha dikatakan berhasil apabila unit

usaha mampu bersaing dengan unit usaha yang sejenis.

Keberhasilan usaha industri kecil menurut Suyanto dan Purnama (2010:179) di pengaruhi

oleh berbagai faktor usaha. Kinerja usaha perusahaan merupakan salah satu tujuan dari

setiap pengusaha. Kinerja usaha industri kecil dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan

dalam pencapaian maksud atau tujuan yang 36 diharapkan. Sebagai ukuran keberhasilan

usaha suatu perusahaan dapat dilihat dari berbagai aspek, seperti kinerja keuangan dan
image perusahaan. Menurut Dalimunthe dalam Noersasongko (2005:27) menyatakan bahwa

kita dapat menganalisis keberhasilan usaha dengan mengetahui kinerja suatu perusahaan

yang dapat dirumuskan melalui perbandingan nilai yang dihasilkan perusahaan dengan nilai

yang diharapkan dengan memanfaatkan sumber daya yang di miliki. Keberhasilan usaha

menurut Suryana (2003:285) adalah keberhasilan dari bisnis dalam mencapai tujuannya.

Indikator keberhasilan suatu usaha menurut Suryana (2003:85) terdiri dari permodalan,

pendapatan, volume penjualan dan output produksi. Adapun penjelasannya sebagai berikut:

1. Modal

Modal merupakan semua bentuk kekayaan yang dapat digunakan secara langsung maupun

tidak langsung dalam program untuk menambah output, yaitu terdiri dari barang-barang

yang dibuat untuk penggunaan produksi pada masa yang akan datang (Irawan dan

Suparmoko, 1998:75). Modal usaha merupakan faktor pendukung dalam kegiatan usaha

karena merupakan kebutuhan utama bagi seorang pengusaha dalam menjalankan usaha baik

pada saat memulai, pengembangan maupun pada saat penurunan usaha. Modal usaha

mempunyai peranan penting yang akan menetukan keberhasilan usaha karena tersedianya

modal usaha yang cukup akan mempengaruhi kelancaran dan pengembangan usaha yang

dijalankan. Modal yang besar akan mengakibatkan volume usaha yang besar pula sehingga

diharapkan akan mencapai keuntungan yang maksimal. 37 Berdasarkan fungsi bekerjanya

dalam perusahaan, usaha modal dapat dibedakan menjadi 2 macam (Riyanto, 2005), yaitu:

a. Modal kerja yaitu sejumlah dana yang digunakan untuk menutup kebutuhan sehari-hari.

Modal ini dapat lebih mudah diperbesar atau diperkecil, disesuaikan dengan kebutuhan dan

sesuai dengan keadaan gelombang ekonomi yang ada. Elemen-elemen dalam modal kerja

akan berubah-ubah sesuai kebutuhan dan modal kerja mengalami proses perputaran dalam

jangka waktu yang pendek atau kurang dari 1 tahun.


b. Modal tetap merupakan sejumlah dana yang dipakai untuk pengadaan kekayaan/aktiva

tetap seperti tanah, bangunan atau peralatan-peralatan usaha. Modal ini tidak mudah

dikurangi atau diperkecil meskipun dalam keadaan gelombang ekonomi yang sedang

menurun. Modal ini relatif permanen dalam jangka waktu tertentu. Serta modal tetap

mempunyai proses perputaran dalam jangka waktu yang panjang atau lebih dari 1 tahun.

2. Pendapatan

Pendapatan adalah sejumlah penghasilan yang diperoleh masyarakat atas prestasi kerjanya

dalam periode tertentu, baik harian, mingguan, bulanan maupun tahunan (Sukirno,

2006:47). Rahardja dan Manurung (2001) mengemukakan bahwa pendapatan adalah total

penerimaan (uang dan bukan uang) seseorang atau suatu rumah tangga dalam periode

tertentu. 38

3. Volume Penjualan

Volume adalah tingkat aktivitas perusahaan baik produksi maupun penjualan. Volume

penjualan merupakan penjualan yang nyatakan dalam jumlah penjualan banyaknya satuan

fisik atau jumlah uang yang harus dicapai. Menurut Mulyadi (2005:239) volume penjualan

merupakan ukuran yang menunjukkan banyaknya atau besarnya jumlah barang dan jasa

yang terjual. Dalam suatu perusahaan tujuan pemasaran adalah untuk meningkatkan volume

penjualan yang menguntungkan dalam arti dapat menghasilkan pendapatan secara optimal

dan meningkatkan laba. Menurut Kotler (2000) volume penjualan adalah barang yang

terjual dalam bentuk uang untuk jangka waktu tertentu dan didalamnya mempunyai strategi

pelayanan yang baik. Ada beberapa usaha untuk meningkatkan volume penjualan,

diantaranya adalah:

1. Menjajakan produk dengan sedemikian rupa sehingga konsumen melihatnya.


2. Menempatkan dan pengaturan yang teratur sehingga produk tersebut akan menarik

perhatian konsumen.

3. Mengadakan analisa pasar.

4. Menentukan calon pembeli atau konsumen yang potensial.

5. Mengadakan pameran.

6. Mengadakan discount atau potongan harga

Anda mungkin juga menyukai