Anda di halaman 1dari 11

TUGAS PROMOSI KESEHATAN

PENYAKIT DIABETES

Nama Kelompok :

1. Mega Sophiana Rahma Hanida (18


2. Budi Karunia (1906428676)
3. Kustiana Nur Ekawati (1906428915)
4. Theresia Sondang Sagala (1906429224)

Dosen Pengajar:
dr. Zulazmi Mamdy MPH

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS INDONESIA
A. LATAR BELAKANG
1. Pengertian
Diabetes melitus merupakan sekelompok kelainan heterogen yang ditandai
dengan kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia. Glukosa secara normal
bersirkulasi dalam jumlah tertentu dalam darah. Glukosa dibentuk di hati dari makanan
yang dikonsumsi. Insulin, yaitu suatu hormon yang diproduksi oleh pankreas,
mengendalikan kadar glukosa dalam darah dengan mengatur produksi dan
penyimpanannya.
Diabetes melitus adalah suatu keadaan didapatkan peningkatan kadar gula
darah yang kronik sebagai akibat dari gangguan pada metabolism karbohidrat, lemak,
dan protein karena kekurangan hormone insulin. Masalah utama pada penderita DM
ialah terjadinya komplikasi, khususnya komplikasi DM kronik yang merupakan
penyebab utama kesakitan dan kematian penderita DM (Surkesda, 2008). Diabetes
melitus adalah suatu sindrom kronik gangguan metabolisme karbohidrat, protein, dan
lemak akibat ketidakcukupan sekresi insulin atau resistensi insulin pada jaringan yang
dituju (Dorland, 2005).
Pada diabetes, kemampuan tubuh untuk bereaksi terhadap insulin dapat
menurun, atau pankreas dapat menghentikan sama sekali produksi insulin, keadaan ini
menimbulkan hiperglikemia yang dapat mengakibatkan komplikasi metabolik akut
seperti diabetes ketoasidosis dan sindrom hiperglikemik hiperosmoler nonketotik
(HHNK). Hiperglikemia jangka panjang dapat ikut menyebabkan komplikasi
mikrovaskuler yang kronis (penyakit ginjal dan mata) dan komplikasi neuropati
(penyakit pada saraf). Diabetes juga disertai dengan peningkatan insidens penyakit
makrovaskuler yang mencakup infark miokard, stroke, dan penyakit vaskuler perifer.

2. Prevalensi Penyakit Diabetes Melitus


WHO memperikan bahwa secara global 422 orang dewasa berusia di atas 18
tahun hidup dengan diabetes pada tahun 2014. Jumlah terbesar orang dengan diabetes
diperkiakan berasal dari Asia Tenggara dan Pasifik Barat, terhitung sekitar setengah
kasus diabetes di dunia, Diseluruh dunia penderit diabetes meningkat dari 108 juta
menjadi 422 juta atau sekitart empat kali dari tahun 1980 sampai 2014. (InfoDatin,
2018)
Tabel 1. Estimasi Prevalensi dan Jumlah Penderita Diabetes (dewasa usia>18 tahun)

Prevalensi Jumlah (juta)


Regional
1908 2014 1980 2014
Afrika 3,1 7,1 4 25
Amerika 5,0 8,3 18 62
Mediterania Timur 5,9 13,7 6 43
Eropa 5,3 7,3 33 64
Asia Tenggara 4,1 8,6 17 96
PasifikBarat 4,4 8,4 29 131
Total* 4,7 8,5 108 422
Sumber : WHO, 2016 dalam InfoDATIN 2018
Secara global, diperkirakan 422 juta orang dewasa hidup dengan diabetes pada
tahun 2014, dibandingkan dengan 108 juta pada tahun 1980. Prevalensi diabetes di
dunia (dengan usia yang distandarisasi) telah meningkat hampir dua kali lipat sejak
tahun 1980, meningkat dari 4,7% menjadi 8,5% pada populasi orang dewasa. Hal ini
mencerminkan peningkatan faktor risiko terkait seperti kelebihan berat badan atau
obesitas. Selama beberapa dekade terakhir, prevalensi diabetes meningkat lebih cepat
di negara berpenghasilan rendah dan menengah daripada di negara berpenghasilan
tinggi.
Grafik 1. Prevalensi Diabetes dan IGT (umur 20-29), IDF regional

Sumber : IDF Diabetes Atlas 8th Edition 2017

Grafik 2. Prevalensi Diabetes di Indonesia Tahun 2007 dan 2016


8

0
2007 2016

Sumber : WHO
Gambar 1. Prevalensi Diabetes Melitus Berdasarkan Diagnosis Dokter Pada
Penduduk Umur ≥ 15 Tahun Menurut Provinsi 2013-2016

Sumber : Riskesdas Litbang, 2018


Pervalensi diabetes yang berusia lebih dari 65 tahun, 8,6 % menderita diabetes
tipe II. Angka ini mencakup 15% populasi pada panti lansia. Di Amerika Serikat,
diabetes merupakan penyebab utama kebutaan yang baru di antara penduduk berusia 25
hingga 74 tahun dan juga menjadi penyebab utama amputasi di luar trauma kecelakaan.
30% pasien yang mulai mendapat terapi dialisis setiap tahun menderita penyakit
diabetes. Diabetes berada di urutan ke-3 penyebab utama kematian akibat penyakit dan
hal ini sebagian besar disebabkan oleh angka penyakit arteri koroner yang tinggi pada
para penderita diabetes melitus. (Brunner and Suddarth, 2006)
Berdasarkan hasil dari laporan LB1 Puskesmas se-Kota Depok dan Laporan SIRS
RS se-Kota Depok, pola sepuluh (10) besar penyakit tidak menular di Kota Depok,
disajikan pada gambar 4.34 berikut.
Untuk penyakit terbanyak penderita rawat inap golongan umur 45-75 tahun
adalah Hipertensi sebesar 10,96% disusul oleh penyakit Diabetes mellitus sebesar
9,38% dan penyakit Chronic Kidney Disease (CKD) atau Gagal Ginjal Kronis sebesar
9,24% diurutan ketiga, dimana penyakit tersebut merupakan penyakit degenerative,
yang dapat dilihat pada gambar 4.28 berikut
3. Pengendalian Penyakit Diabates

Kendalikan Diabetes sangatlah penting dilaksanakan sedini mungkin, untuk


menghindari biaya pengobatan yang sangat mahal. Bahkan semenjak anak-anak dan
remaja, gaya hidup sehat dengan mengkonsumsi banyak sayur dan buah, membiasakan
olah raga dan tidak merokok merupakan kebiasaan yang baik dalam pencegahan
Diabetes Melitus. Oleh karena itu, peran para pendidik baik formal maupun informal,
edukator DM dan para kader sangat memegang peranan penting untuk menurunkan
angka kesakitan DM. Tindakan Preventif Diabetes tipe 1 tidak dapat dicegah dengan
ilmu kedokteran saat ini. Pendekatan yang efektif sangat dibutuhkan untuk mencegah
diabetes tipe 2 dan untuk mencegah komplikasi dan kematian prematur yang bisa
disebabkan oleh berbagi tipe diabetes. Termasuk di antaranya kebijakan dan penerapan
langsung di populasi dan di lingkungan tertentu (sekolah, rumah, lingkungan kerja)
yang berkontribusi kepada kesehatan semua orang, baik pengidap diabetes atau bukan,
seperti olahraga teratur, pola makan sehat, menghindari merokok, serta mengontrol
kadar lemak dan tekanan darah.
Untuk mengendalikan diabetes Kementerian Kesehatan sendiri telah
membentuk 13.500 Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) untuk memudahkan akses
warga melakukan deteksi dini penyakit diabetes. Selain itu Menteri Kesehatan
menghimbau masyarakat untuk melakukan aksi CERDIK, yaitu dengan melakukan:
a. Cek kesehatan secara teratur untuk megendalikan berat badan agar tetap ideal dan
tidak berisiko mudah sakit, periksa tensi darah, gula darah, dan kolesterol secara
teratur.
b. Enyahkan asap rokok dan jangan merokok.
c. Rajin melakukan aktivitas fisik minimal 30 menit sehari, seperti berolah raga,
berjalan kaki, membersihkan rumah. Upayakan dilakukan dengan baik, benar,
teratur dan terukur.
d. Diet yang seimbang dengan mengkonsumsi makanan sehat dan gizi seimbang,
konsumsi buah sayur minimal 5 porsi per hari, sedapat mungkin menekan konsumsi
gula hingga maksimal 4 sendok makan atau 50 gram per hari, hindari
makanan/minuman yang manis atau yang berkarbonasi.
e. Istirahat yang cukup.
f. Kelola stress dengan baik dan benar.

Selain itu adanya program PATUH:

a. Periksa kesehatan secara rutin dan ikuti anjuran dokter


b. Atasi penyakit dengan pengobatan tepat dan teratur
c. Tetap diet sehat dengan gzi seimbang
d. Upayakan beraktifitas fisik dengan aman
e. Hindari rokok, alcohol, dan zat karsinogenik lainnya

B. MENETAPKAN PRIORITAS
Berdasarkan hasil dari laporan LB1 Puskesmas se-Kota Depok dan Laporan SIRS RS se-
Kota Depok, diabetes mellitus menempati sepuluh (10) besar penyakit tidak menular di
Kota Depok. Selain itu diabetes mellitus pada usia 45-75 tahun menempati posisi kedua di
Kota\Depok.
C. TUJUAN
1. Tujuan Program (Jangka Panjang)
Membentuk perilaku lansia untuk hidup sehat dengan makan-makan bergizi rendah
kalori serta olahraga yang cukup sehingga dapat mengendalikan penyakit diabetes
mellitus. Pasien sadar dan mau setiap sebulan sekali melakukan kunjungan ke
Puskesmas sehingga riwayat penyakitnya dapat diketahui. Selain itu Puskesmas bekerja
sama dengan perangkat Desa agar diadakan senam lansia setiap satu minggu sekali.
2. Tujuan Pendidikan (jangka menengah)
a. Lansia dapat mengetahui Definisi Diabetes Millitus
b. Lansia dapat mengetahui etiologi Diabetes Millitus.
c. Lansia dapat mengetahui tanda dan gejala Diabetes mellitus
d. Lansia dapat mengetahui komplikasi Diabetes Melitus
e. Lansia dapat mengetahui cara perawatan Diabetes Melitus
f. Lansia dapat mengetahui diit Diabetes Melitus
3. Tujuan jangka pendek
Pasien diabetes mellitus yang mau berobat ke Puskesmas dan memeriksakan
penyakitnya.
D. MENETAPKAN SASARN PROMOSI KESEHATAN
a. Sasaran primer : Lansia yang akan dirubah peilakunya atau yang mempunyai masalah
terkait diabetes melitus
b. Sasaran sekunder : sasaran yang dapat mempengaruhi individu, keluarga.
c. Sasaran tersier ; sasaran yang dapat membuat sebuah kebijakan, seperti lurah dan
camat
E. RENCANA KEGIATAN
1. Waktu pelaksanaan : 10 Desember 2019
2. Tempat pelaksanaan : Posyandui lansia sehat mandiri diwilayah kerja Puskesmas Beji
sebanyak 25 orang
3. Isi Progam Promosi Kesehatan
a. Menjelaskan definisi dan jenis diabetes mellitus
b. Menjelaskan dampak diabetes mellitus
c. Menjelaskan tentang tanda dan gejala diabetes mellitus
d. Menjelaskan faktor penyebab diabetes mellitus
e. Menjelaskan cara untuk melakukan pencegahan diabetes mellitus
4. Metode Promosi
a. Ceramah dan diskusi
Metode ceramah digunakan untuk memberikan pengetahuan mengetahi
penyakit diabetes serta pola hidup sehat untuk mencegah terjadinya diabetes mellitus.
Selain itu terdapat diskusi sehingga dapat membantu orang untuk membentuk perilaku
hidup sehat seperti apa sehingga dapat mencegah terjadinya penyakit diabetes
mellitus.
5. Media Massa
Media massa digunakan untuk mendukung promosi kesehatan dalam memberikan
edukasi peserta, dengan media massa dapat lebih memahami tentang penyakit yang
dipromosikan.
6. Media yang akan digunakan
a. Ceramah dan diskusi : laptop, projector dan microphone
b. Media massa : poster dan leaflet

7. Rencana Pelaksanaan
a. Melakukan pendekatan terhadap sasaran tersier dimana dia sebagai pembuat
kebijakan. Pendekatan dilakukan untuk memberikan dukungan terhadap program
promosi kesehatan yang akan dilaksanakan. Pendekatan dilakukan dengan melakukan
negosiasi, terkait waktu pelaksanaan dan sasaran ditujukan kepada seluruh peserta.
b. Mengadakan ceramah dengan sasaran primer yaitu para lansia mengenai diabetes
mellitus, dan mengklarifikasian tentang materi yang disampaikan. Sehingga
diharapkan bahwa materi yang disampaikan ditangkap oleh lansia tersebut. Selain itu
diadakan diskusi tentang perilaku peserta dan diberikan leaflet kepada peserta.
Diharapkan peserta dapat menularkan hal yang didapatkan saat ceramah kepada orang
dirumahnya dan lingkungan sekitar.
c. Mengadakann cek kadar glukosa.
8. Evaluasi
a. Berapa persen lansia yang mau mengikuti penyuluhan
b. Berapa persen lansia yang mau mengikuti diskusi
c. Berapa persen lansia yang mau cek glukosa darah
d. Berapa persen tingkat pengetahuan lansia tentang diabetes mellitus
DAFTAR PUSTAKA

Dorland, 2005. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi ke-25, Jakarta: EGC.

Goldberg, Richard W., dkk.. 20117, Quality of Diabetes Care Among Adults With Serious Mental
Illness. Psychiatric Services 58 : 536-543

Hill, Jill. 2011, Diabetes monitoring: risk factors, complications and management. Nurse
Prescribing 9

Kementerian Kessehatan RI. 2018. Hari diabetes sedunia 2018. Jakarta: Badan Penelitian dan
Pengembangan

Kementerian Kesehatan RI, 2019, Situasi dan Analisa Diabetes. Jakarta: Pusat Data dan Informasi

Noer. 1996. Gambaran Klinis Diabetes Melitus, Dalam : Sarwono W, editor. Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam. Edisi III. Jakarta : FKUI

Soegondo, dkk. 2004. Penatalasanaan Diabetes Melitus Terpadu, Jakarta: FKUI

Anda mungkin juga menyukai