Anda di halaman 1dari 10

DIAGNOSIS INKOMPABILITAS GOLONGAN DARAH

MAKALAH

OLEH
NADIA ROSMALIA DEWI
1418011140

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
BANDAR LAMPUNG
2018
DAFTAR ISI

Halaman
DAFTAR ISI........................................................................................................... 2
DAFTAR TABEL ................................................ Error! Bookmark not defined.
DAFTAR GAMBAR ............................................ Error! Bookmark not defined.
BAB I PENDAHULUAN ..................................... Error! Bookmark not defined.
1.1 Latar Belakang ........................................... Error! Bookmark not defined.
1.2 Rumusan Masalah ...................................... Error! Bookmark not defined.
1.3 Tujuan Penelitian ....................................... Error! Bookmark not defined.
BAB II Pembahasan ........................................... Error! Bookmark not defined.
2.1 Pembahasan ............................................... Error! Bookmark not defined.
2.2 Kesimpulan dan Saran ............................. Error! Bookmark not defined.
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Inkompatibilitas ABO adalah suatu keadaan akibat reaksi ikatan antara antibodi dalam

plasma darah dengan antigen pada sel darah merah. Keadaan ini dapat kita jumpai

pada saat terjadi kesalahan memberikan tranfusi darah dari donor ke penerima dan

ketidaksesuaian golongan darah ibu dan janinnya pada masa kehamilan.

Inkompatibilitas ABO dalam kasus kesalahan memberikan tranfusi darah dapat

mengakibatkan reaksi tranfusi letal (lethal tranfusion reaction), sehingga

membutuhkan penanganan dengan cepat dan tepat. Kasus inkompatibilitas pada

kesalahan tranfusi sudah sangat jarang ditemukan di era kesehatan maju seperti

sekarang. Pengidentifikasian golongan darah donor dan penerima (crossmatch test)

sudah memadai, selain itu tuntutan sikap untuk disiplin dan berhati-hati dalam

memberikan pelayanan kesehatan oleh petugas kesehatan menghindarkan dari

kelalaian dalam pemberian tranfusi darah yang tidak sesuai dengan resipien. (Intan et

al., 2017 ).

Inkompatibilitas ABO dalam kehamilan adalah suatu keadaan dimana umur sel darah

merah janin atau neonatus yang memendek akibat antibodi dari ibunya.

Inkompatibilitas ABO lebih sering ditemukan pada bayi golongan darah A atau B dan

ibu golongan darah O. Angka kejadian dalam kasus ini lebih banyak dibandingkan

dengan kehamilan inkompatibel pada ibu golongan darah A atau B. Kehamilan


inkompatibilitas ibu golongan darah O dengan janin golongan darah A atau B

ditemukan sekitar 15-40% dari seluruh kehamilan (Feri, 2016).

Inkompatibilitas ABO sering ditemukan pada kasus ikterus neonatal, meskipun

bermanifestasi ringan sampai sedang jika tidak ditangani dengan segera dapat

berakibat buruk bagi kesehatan bayi. pemahaman yang baik mengenai jenis

inkompatibilitas beserta gejala klinis yang muncul, dapat sangat membantu praktisi

kesehatan untuk dapat membedakan jenis inkompatibilitas yang dihadapi sehingga

dapat pula menentukan jenis terapi yang tepat-guna bagi janin. Oleh sebab itu,

inkompatibilitas ABO perlu untuk dipelajari dan dicermati dengan baik.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penulisan makalah ini terdapat rumusan masalah sebagai berikut :

A. Cara mendiagnosis terjadinya inkompatibilitas golongan darah ?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui cara mendiagnosis terjadinya inkompatibilitas golongan darah.


BAB II
PEMBAHASAN

1.1 Diagnosis Inkompabilitas Golongan Darah

Inkompabilitas golongan darah adalah terjadinya reaksi silang antara antigen dan

antibody yang dimili oleh ibu dan janin.

Diagnosis dari penyakit ini adalah sebagai berikut :

Penegakan diagnosis inkompatibilitas dapat diketahui melalui riwayat medis

sebelumnya, pemeriksaan fisik baik pada ibu dan janin/bayi, serta pemeriksaan

laboratorium lainnya.

1. Riwayat medis 1

a) Golongan darah Rh ibu

b) Golongan darah Rh ayah (55% laki-laki Rh positif secara genetic heterozigot

untuk antigen Rh dan karenanya menghasilkan keturunan Rh negative ketika

menikah dengan Rh negative)

c) Riwayat transfusi darah sebelumnya

d) Riwayat kehamilan sebelumnya termasuk aborsi secara spontan atau elektif

e) Administrasi Rh IgG (RhoGAM) sebelumnya

f) Mekanisme cedera dalam kasus trauma ibu selama kehamilan

g) Prosedur obstetri invasif sebelumnya, seperti amniosentesis, cordocentesis,

pengambilan sampel chorionic vili, atau kehamilan ektopik

h) Adanya perdarahan vagina dan/atau pecah ketuban


2. Pemeriksaan fisik 1

 Pemeriksaan fisik pada ibu 1

• evaluasi tanda-tanda vital dan primary survey terhadap jalan napas dan

sistem kardiovaskular untuk menjamin stabilitas ibu.

• Diperlukan pemeriksaan pelvis menyeluruh.

• Dalam situasi di mana dipertimbangankannya trauma abdomen dan/atau

pelvis, periksa bukti adanya bruising yang mungkin menunjukkan

kemungkinan perdarahan fetomaternal yang signifikan.

• Ketika bayi dengan ibu Rh-negatif dilahirkan di unit gawat darurat, harus

dilakukan pemeriksaan fisik secara menyeluruh bayi setelah stabilisasi

awal, dan harus dikonsultasikan segera pada dokter ahli neonatus/anak.

 Pemeriksaan fisik pada bayi 2


Gambaran klinis pada bayi dengan inkompabilitas rhesus dapat ringan,
sedang,dan berat.
• Ringan : anemia ringan, dengan atau tanpa ikterus
• Sedang : bayi lahir dengan anemia berat dan ikterus dan dapat
menunjukan tanda tanda pucat,takikardi, edema, dan hepatosplenomegali.
Jika kadar bilirubin melebihi 250µmol/l, deposisi pigmen empedu pada
ganglia basalis dapat menyebabkan kernikterus.
• Berat : kematian intra unterine akibat hidrops fetalis

 Pemeriksaan laboratorium 1
Prenatal
1. Penentuan golongan darah Rh pada setiap wanita hamil.
2. Pada wanita hamil dengan golongan darah Rh negative, tes skrining
Rosette sering dilakukan pada tes pertama. Uji Rosette dapat
mendeteksi alloimunisasi disebabkan perdarahan fetomaternal yang
sangat kecil. Ketika ada kecurigaan yang tinggi terhadap perdarahan
fetomaternal besar (>30 mL darah), sering dilakukan uji elusi asam
Kleihauer-Betke. Tes Kleihauer-Betke merupakan pengukuran
kuantitatif terhadap sel darah merah janin dalam darah ibu, dan dapat
berguna untuk menentukan apakah harus diberikan jumlah Rh IgG
tambahan. Jumlah Rh IgG diperlukan untuk pengobatan setelah
sensitisasi setidaknya 20 mcg/mL sel darah merah janin.
3. Tes darah point-of-care telah tersedia untuk digunakan di departemen
darurat dan telah terbukti memiliki sensitivitas dan spesifisitas yang
sangat tinggi dalam menentukan status Rh.
4. Pemeriksaan titer antibodi Rh ibu dapat membantu untuk perawatan
follow-up masa depan wanita hamil yang diketahui Rh negative.
Tingginya kadar antibody Rh ibu menunjukan bahwa sensitisasi Rh
telah terjadi, dan pemeriksaan lebih lanjut seperti amniosintesis atau
cordocentesis diperlukan untuk mengevaluasi kesehatan janin.
Postnatal 1
1. Coombs test

Hasil tes Coombs langsung yang positif menegaskan diagnosis anemia

hemolitik yang disebabkan antibodi, yang menunjukkan adanya

ketidakcocokan (inkompatibilitas) ABO atau Rh.

2. Retikulosit Count .

Dengan ditemukanya retikulocyt menandakan adanya peningktan

erytropoesis sebagai kompensasi dalam kasus hemolisis

3. Pemeriksaan bilirubin serum dan hematokrit.

Peningkatan pengukuran bilirubin serum, hematokrit rendah dan

jumlah retikulosit yang tinggi pada neonatus dapat menentukan apakah

sangat dipelukan transfuse tukar segera.

Pada kasus kasus sedang dan berat, banyak eritroblast ditemukan dalam

sediaan hapusan darah2 (gambar 1).


Gambar 1. Sediaan hapus darah tepi memperlihatkan sejumlah besar eritroblast,
polikromasi, dan sel sel yang mengerut.

2.2 Kesimpulan

Adapun kesimpulan dari diagnosis Inkompatibilitas Golongan darah yaitu dengan

1. Riwayat Medis Pasien

2. Pemeriksaan Fisik dari Ibu dan Janin atau Bayi

3. Pemeriksaan Laboratorium dengan Test Combs, Test Reticulocyt Count, dan

Tes Hematrokrit,Bilirubin.
DAFTAR PUSTAKA

Apexa SP, Deepak A D, Aneri RP, 2017. Association of ABO and Rh incompability
with neonatal hyperbilirubinemia, International Journal of Reproduction,
Contraception, Obsetric and Gynecology, 6 (4) : 1368-1375

A.V. Hoffbrand, J.E. Petit, P.A.H. Moss, 2005. Kapita selekta hematologi Edisi 4.
Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta 2005.

Ferri Arosa,2016. Mengenal penyakit hemolitik pada bayi baru lahir, Jurnal Riset
Kesehatan, 5 (2) : 104-111.

Intan P, Maria E, Yoanita H, 2017. Faktor faktor yang berpengaruh terhadap


kejadian hiperbilirubinemia pada neonatus di ruang perinatologi RSUD Budhi
Asih, Jurnal STIKES Binawan Jakarta, Vol 3.

Irawaty, Rachmawati AM, Mansyur A, 2016. Ciri Inkompatibilitas uji cocok serasi
metode gel terhadap diagnosis dan golongan darah, Journal of Clinical
Pathology, 23 (1) : 36-41.

Salem L. 2017. Rh Incompatibility. Medscape Reference. Diakses dari


http://emedicine.medscape.com/article/797150. Tanggal akses 3 juni 2018.

Sulastri, Endang ZS, Luqman H, Dinar MR,2018. Identifikasi dan analisis hasil
pemeriksaan hematologi pada pasangan infertil, Journal Stikespku, 15 (2)

Vijaya S Kattimani, Ushakiran CB, 2018. Hemolytic disease of the new born due to
ABO incompatibility, International Journal of Contemporary Pediatrics, 5(2) :
605-611.

Anda mungkin juga menyukai