Anda di halaman 1dari 24

PENGARUH PERAN ORANGTUA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI

RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF KELAS TINGGI DI


SDN 2 SIDOWARNO

Usulan Penelitian diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada


Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Diajukan Oleh:
ARI INDRIANTO
A510160190

Kepada :
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
DESEMBER, 2019
A. JUDUL SKRIPSI
PENGARUH PERAN ORANG TUA DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI
RUMAH TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF KELAS ATAS DI SD N
2 SIDOWARNO.

B. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang Masalah
Menurut Djamarah (dalam Ningrum 2018 : 131), menyatakan bahawa
hasil belajar merupakan pola perbuatan, tindakan, nilai, sikap, apresiaisi dan
ketrampilan yang didapatkan peserta didik melalui proses belajar, yang
mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Hasil belajar dapat
dinyatakan dengan nilai atau skor setelah mengerjakan suatu tes, dalam hal ini
hasil belajar dapat digunakan sebagai acuan untuk mengukur tingkat
pemahaman peserta didik terhadap materi guna untuk melakukan evaluasi
belajar agar tujuan belajar dapat tercapai secara optimal.
Sejalan sengan pernyataan diatas Benyamin Bloom (dalam Sudjana, 2017
: 22) menyebutkan hasil belajar terbagi menjadi tiga aspek, yakni aspek
kognitif, afektif dan psikomotorik. Aspek kognitif berkenaan dengan hasil
belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, mengingat, pemahaman,
menerapkan, analisis, evaluasi dan mencipta. Aspek afektif berkenaan dengan
perkembangan perasaan, sikap, nilai dan emosi, dan aspek psikomotorik
berkaitan dengan kegiatan manipulatif atau ketrampilan motorik.
Pada penelitian ini akan memfokuskan untuk mengukur hasil belajar pada
aspek kognitif saja. Karena pada aspek ini yang berkaitan dengan kemampuan
siswa dalam pemahaman materi pembelajaran. Hasil Penilaian Akhir Semester
(PAS) siswa akan digunakan pada penelitian ini untuk mengukur hasil belajar
kognitif siswa.
Hasil observasi awal disekolah para guru menyesalkan hasil belajar siswa
– siswa yang masih rendah, banyak anak yang nilainya di bawah KKM. Hasil
belajar dapat dipengaruhi dua faktor, menurut Slameto (2003 : 54) faktor
internal dan eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri siswa seperti kedisiplinan, kondisi fisik atau psikis sedangkan faktor
eksternal bersumber dari luar diri siswa seperti lingkungan sekolah, keluarga,
dan masyarakat.
Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi hassil belajar adalah faktor
keluarga. Keluarga dapat diidentikkan dengan orangtua, Ningrum, (2018 : 132)
menyatakan keluarga tentunya peran orangtua sangat berpengaruh dalam
proses belajar anak dan hasil belajar anak. Orangtua memiliki tanggungjawab
atas pemenuhan kebutuhan baik dalam bentuk materi maupun non materi
seperti memberi pujian, mengawasi, menegur serta aktif dalam kegiatan
sekolah. Peranan orangtua merupakan suatu proses keikutsertaan orangtua
dalam proses belajar anak, memberikan bimbingan, memahami dan membantu
mengatasi kesulitan belajar serta membantu mengembangkan potensi anak
secara optimal.
Penelitian Wahyuni (2017) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara
peran orangtua terhadap prestasi anak, semakin baik peran orangtua maka
semakin baik pula hasil belajar siswa, lebih lanjut dijelaskan dalam
penelitiannya beberapa faktor yang mempengarhui peran orangtua ialah tingkat
pendidikan dan pekerjaan orangtu siswa.
Selain peranan orangtua, lingkungan belajar juga faktor eksternal yang
dapat memengaruhi hasil belajar. lingkungan belajar merupakan segala sesuatu
yang berhubungan dengan tempat proses pembelajaran dilaksanakan.
“Lingkungan belajar terbagi menjadi tiga yaitu lingkungan kelarga, sekolah
dan masyarakat” ( Slameto 2003 : 62). Lingkungan belajar berpengaruh
terhadap proses pembelajaran baik yang bersifat fisik maupun non fisik.
Lingkungan belajar di rumah atau lebih tepatnya lingkungan di keluarga
merupakan lingkungan yang paling utama, bisa dikatakan bahwa lingkungan
keluarga merupakan lingkungna nomor satu seorang anak memperoleh
pembelajaran. Seorang anak sebagian besar waktunya berada dalam keluarga.
Maka lingkungan keluarga menjadi sangat penting dalam mengembangka
potensi yang dimiliki anak.
Penelitian ini akan mengambil obyek penelitian di SD 2 Sidowarno. Dari
survei awal menunjukkan bahwa masih banyak orangtua yang kurang
perhatiannya kepada anak seperti tidak memberikan bimbingan saat
mengerjakan PR, latar belakang pendidikan yang orangtua yang kurang
sehingga tidak bisa memberikan bantuan atas kesulitan belajar anak,
kurangnya pembatasan anak terhadap penggunaan gadged, orangtua terlalu
sibuk dengan pekerjaannya, dll.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti mengambil judul “Pengaruh Peran
Orangtua Dan Lingkungan Belajar Di Rumah Terhadap Hasil Belajar Kognitif
Kelas Tinggi Di SDN 2 Sidowarno”.

2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka dapat
diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut :
a. Hasil belajar yang masih kurang
b. Peranan orangtua yang masih kurang sehingga mempengaruhi hasil belajar
anak
c. Lingkungan belajar yang kutrang mendukung dapat mempenagruhi hasil
balajar anak
d. Kurangnya perhatian orangtua terhadap prestasi akademik

3. Pembatasan Masalah
Hasil belajar siswa kelas tinggi SD N 2 Sidowarno dipengaruhi oleh
beberapa faktor, tetapi pada penelitian ini akan difokuskan pada hasil belajar
kognitif dan faktor – faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor peran orangtua
dan lingkungan belajar di keluarga.

4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan pembatasan masalah
diatas maka rumusan masalah penelitian ini meliputi :
a. Apakah ada pengaruh peran orangtua terhadap hasil belajar kognitif kelas
tinggi di SDN 2 Sidowarno ?
b. Apakah ada pengaruh lingkungan belajar di rumah terhadap hasil belajar
kognitif kelas tinggi di SDN 2 Sidowarno ?
c. Apakah ada pengaruh antara peran orangtua dan lingkungan belajar di
rumah terhadap hasil belajar kognitif kelas tinggi di SDN 2 Sidowarno ?

5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas maka tujuan yang
ingin dicapai pada penelitian ini antara lain :
a. Menguji dan menganalisis pengaruh peranan orangtua terhadap hasil
belajar kognitif kelas tinggi.
b. Menguji dan menganalisis pengaruh lingkungan belajar di rumah
terhadap hasil belajar kognitif kelas tinggi.
c. Menguji dan menganalisis pengaruh simultan antara peranan orangtua
dan lingkungan belajar di rumah terhadap hasil belajar kognitif kelas
tinggi.

6. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi guru, siswa dan pihak sekolah.
manfaat yang dapat diambil yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
a. Manfaat Teoretis
Memberikan pengetahuan tentang pengaruh peran orangtua dan
lingkungan belajar anak terhadap hasil belajar kognitif siswa.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi siswa
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat belajar untuk
meningkatkan hasil belajar kognitif
2) Bagi guru
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk bahan pertimbangan
dan evaluasi dalam proses pembelajaran agar dapat tercapainya hasil
belajar yang optimal.
3) Bagi sekolah
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan kajian serta
pembinaan guna meningkatkan hasil belajar kognitif siswa

C. TINJAUAN PUSTAKA
1. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Wulan Ratna Ningrum (2016) dalam penelitiannya menyimpulkan bahawa
terdapat pengaruh signifikan anatara peranan orang tua dan pola asuh
oranggtua terhadap hasil belajar PKn siswa. Hal ini terlihat dari hasil
perhitungan Nilai F sebesar 192,634 dan tingkat signifikansi 0,000 < 0,05.
Rika Sri Wahyuni (2016) dalam penelitiannya menyimpulkan terdapat
hubungan antara peran orangtua terhadap prestasi siswa kelas 5 Di SD Alazhar
Syifabudi Pekanbaru. Hal ini terlihat dari perhitungan Hasil uji statistik
diperoleh dimana Hitung 13,4 lebih besar dari Tabel 3,84.
Badria, Fajarianingtyas dan Wati (2018) dalam penelitiannya
menyimpulkan Hasil penelitian ini adalah 1) tidak ada pengaruh peran orang
tua terhadap prestasi belajar IPA siswa kelas VII SMPN 2 Saronggi, karena P-
value>0,05 yaitu 0,807, 2) ada pengaruh kesiapan belajar terhadap prestasi
belajar IPA siswa kelas VII SMPN 2 Saronggi karena nilai P-value
(0,032)<0,05 dan 3). Dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa tidak
adanya pengaruh peran orangtua terhadap prestasi belajar IPA karena siswa
ketika di rumah bermain dan belajar dengan teman sebaya baik teman kelas
maupun di lingkungan rumahnya.
Dari ketiga penelitian diatas, terdapat perbedaan focus penelitian dengan
penelitian yang akan diangkat. Dalam penelitian ini akan terfokuskan pada
pengaruh peran orang tua dan lingkungan belajar di rumah terhadap hasil
belajar kognitif kelas atas. Sedangkan dalam penelitian diatas lebih terfokus
pada variabel peran orang tua saja terhadap prestasi belajar siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah variabel independen
yaitu peran orang tua (X1) dan lingkungan belajar di rumah (X2) mempunyai
pengaruh yang signifikan dengan variabel dependen (Y) yaitu hasil belajar
kognitif kelas atas. Penelitian ini juga untuk memperkaya dan melengkapi
khasanah ilmu pengetahuan dan penelitian-penelitian sebelumnya.

2. Kajian Teori
a. Hasil Belajar Kognitif
Chaplin (dalam Syah 2010 : 88) Belajar merupakan perolehan perubahan
tingkah laku yang relatif menetap sebagai sebagai akibat praktik dan
pengalaman. “Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
mmeperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan,
sebagai hasil pengalamannya sedniri dalam interaksi dengan lingkungannnya”
Slameto (2003 : 2). Dari pendapat ahli diatas maka dapat disimpulkan belajar
merupakan proses perubahan perubahan perilaku sebagai hasil dari
pengalaman yang ia dapatkan.
Menurut Sudjana, (2017 : 22) mengemukakan hasil belajar merupakan
kemampuan - kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya. Umumnya, hasil belajar dijadikan ukuran atau kriteria
oleh guru untuk menilai pencapaian suatu tujuan pembelajaran yang
dilakukannya.
Benyamin Bloom (dalam Sudjana, 2017 : 22) membagi hasil belajar
menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan psikomotoris. Ranah
kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam
aspek, yakni ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi.
Ranah afektif berkenaan dengan sikap yang terdiri dari lima aspek yakni
penerimaan, jawaban atau reaksi, penilaian, organisasi, dan internalisasi.
Ranah psikomotoris berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan
kemampuan bertindak. Ada enam aspek ranah psikomotoris, yakni gerakan
reflek, keterampilan gerakan dasar, kemampuan perseptual, keharmonisan atau
ketepatan, gerakan keterampilan kompleks, dan Gerakan ekspresif dan
interpretatif.
Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar. dari ketiga
ranah tersebut ranah kognitiflah paling banyak dinilai oleh para guru di
sekolah, karena berkaitan dengan kemampuan siswa dalam menguasai bahan
materi pengajaran. Pada ranaf kognitif juga digunakan sebagai acuan untuk
melakukan evaluasi pembelajaran agar tujuan pembelajaran dapat tercapai
secara optimal.
(Slameto, 2003 : 54) mengatakan hasil belajar dipengaruhi dua faktor,
yakni faktor intern dan ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri
individu seperti faktor jasmaniah, psikologis dan kelelahan. Sedangkan faktor
ekstern adalah faktor yang ada di luar individu, seperti faktor keluarga, sekolah
dan masyarakat.

b. Peran Orang tua


Dalam KBBI peran mempunyai makna perangkat tingkah yg diharapkan
dimiliki oleh orang yg berkedudukan dalam masyarakat. (Berry, 1995 : 99)
mengatakan peran mempunyai fungsi sebagai seperangkat harapan yang
dikenakan pada individu yang menempati kedudukan sosial tertentu.
Berdasarkan pendapat diatas dapat dimaknai bahawa peran merupakan sesuatu
yang diharapkan pada individu yang memiliki kedudukan sosial didalam
masyarakat.
Menurut Hadi (dalam Ningrum, 2017 : 130) menyatakan orangtua adalah
orang tua adalah ayah dan ibu yang menjadi pendidik utama bagi anak-
anaknya. Orang tua sebagai pendidik kodrati. Sebagai orang tua berkewajiban
mendidik, mengasuh dan membesarkan anaknya. Orang tua pasti
menginginkan anaknya menjadi anak yang baik, berbakti, dan mempunyai
masa depan yang cerah, karena itu orang tua memegang peranan yang sangat
penting dalam membimbing, mendampingi anak dalam kehidupan keseharian
anak serta menjadi teladan bagi anaknya. Orang tua memiliki kewajiban untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga dapat mengembangkan
potensi anak, kecerdasan dan rasa percaya diri. Selain itu, orang tua harus
memahami setiap tahap perkembangan anak serta kebutuhan pengembangan
kecerdasan anak dari setiap tahap. Pada saat anak masih kecil, orang tua
mengajarkan banyak hal sebagai dasar pembentukan perilaku.
Menurut Arifin (dalam Badria, Fajariningtyas dan wati : 21) menyebutkan
peran orangtua dalam proses perkembangan anak antara lain :
Pertama, Sebagai pembimbing; orangtua sebagai pembimbing anak dapat
dilakukan seperti membimbing anak untuk mrngatasi masalah belajar,
mengingatkan selalu untuk belajar, dan mengingatkan anak untuk selalu
berdoa.
Kedua, Sebagai motivator; selain sebagai pembimbing orang tua juga
sebagai motivator bagi anak – anaknya. Hal – hal yang dapat dilakukan
orangtua sebagai motivator yakni, memberi rasa aman, orangtua menjadi
contoh atau suri tauladan yang baik dan selalu menasehati anak bila melakukan
hal – hal yang tidak baik.
Ketiga, Sebagai fasilitator; maksudnya orangtua selalu memberikan
fasilitas yang dibutuhkan untuk anak tumbuh dan berkembang. Hal hal yang
dapat dilakukan orangtua sebagai fasilitator yakni menyediakan tempat belajar
anak, selalu memperhatikan kelengkapan alat tulis dan buku pelajaran, dan
memberikan bimbingan belajar kepada anak.
Berdasarkan pada pendapat diatas orangtua mempunyai peran sebagai
pembimbing, motivator dan fasilitator dalam proses mendidik anak agar
potensi yang dimiliki dapat berkembnag secara optimal. Sikap dan perilaku
orangtua dalam mendidik sangat menentukan sikap dan perilaku si anak kelak
akan dewasa.

c. Lingkungan Belajar di Rumah


Slameto (2013 : 60) menyatakan lingkungan belajar di rumah dapat di
identikan dengan lingkungan belajar keluarga. Keluarga merupakan
lingkungan pendidikan pertama pra sekolah yang dikenal anak pertama kali
dalam pertumbuhan dan perkembangan. Lingkungan keluarga adalah segenap
stimuli, interaksi dan kondisi dalam hubungannya dengan perilaku atau karya
oranglain yang berda disekitar sekelompok orang yang terikat oleh darah,
perkawinan, atau adposi.
Kartono ( 2005 : 6) menyatakan lingkungan keluarga meliputi unit sosial
terkecil yang yang memberikan pondasi primer bagi perkembangan anak.
Karena itu baik buruknya perlakuan keluarga akan memperngaruhi proses
perkembangan. Selanjutnya menurut Gunarso (2005 : 9) menyatakan bahwa
keluarga adalah sumeber pendidikan yang paling utama, karena pengetahuan
dan kecerdasan diperoleh dari orang tua dan anggota keluarga. Dengan
demikian lingkungan kelaurga meupakan lingkungan belajar yang sangat
penting dan utama dalam proses pengembangan potensi anak.
Menurut Slameto, (2003 : 60) menyatakan lingkungan keluarga
merupakan salah satu faktor yang dapat mempernagrauhi hasil belajar anak,
siswa yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga berupa :
Pertama, cara orang tua mendidik; dalam belajar seorang anak perlu
didorong dan pengertian orang tua. Oleh karena itu, cara orang tua mendidik
besar pengaruhnya terhadap belajar anaknya karena keluarga adalah lembaga
pendidikan yang pertama dan utama. Orang tua harus selalu mengikuti
perkembangan anaknya di sekolah dan berusaha mengetahui tarap kemampuan
yang dimiliki anaknya. Dengan demikian orang tua memegang peranan
penting sebagai pendidik dalam keluarga untuk membantu memecahkan
berbagai kesulitan dan masalah yang dihadapi anak.
Kedua, relasi antar anggota keluarga; hubungan antar anggota keluarga
yang kurang intim, akan menimbulkan suasana yang kaku dan tegang dalam
keluarga yang menyebebkan anak kurang bersemangat dalam belajar.
Akibatnya adalah hasil belajar yang dicapai anak kurang memuaskan. Oleh
karena itu, suasana yang akrab dan menyenangkan juga penuh kasih sayang
hendaknya ditanamkan agar dapat memberikan motivasi yang mendalam pada
diri anak.
Ketiga, suasana rumah; yang dimaksudkan adalah sebagai suatu atau
kejadian-kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada
dan belajar. Suasana rumah juga merupakan faktor yang penting dan tidak
termasuk faktor yang disengaja. Suasana rumah yang gaduh, ramai, dan kacau
akan membuat anak tidak dapat tenang dan berkonsentrasi dalam belajar
sehingga prestasi anak menjadi menurun.
Keempat, keadaan ekonomi keluarga; dalam kegiatan belajar, seorang
anak memerlukan sarana-sarana atau fasilitas-fasilitas belajar. Fasilitas belajar
itu hanya dapat dipenuhi jika keluarga mempunyai uang cukup. Jika anak hidup
dalam keluarga miskin/kurang mampu, kebutuhan pokok anak kurang
terpenuhi, akibatnya kesehatan anak terganggu sehingga belajar anak juga
terganggu. Apabila belajar anak terganggu, maka secara otomatis prestasi anak
juga akan merosot. Maka alternatif yang dapat ditempuh jika keadaannya
demikian, adalah anak diberi pengertian agar mengetahui keadaan ekonomi
keluarganya dan menyadari keadaan ekonomi tersebut.
Kelima, pengertian orang tua; anak belajar perlu dorongan dan pengertian
orang tua, bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di
rumah. Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib
memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan
yang dialami anak di sekolah. Dengan pengertian dan dorongan dari orang tua
maka secara otomatis anak akan lebih bersemangat dalam belajar maupun
berprestasi.
Keenam, latar belakang kebudayaan; dalam setiap keluarga mempunyai
tingkat pendidikan dan kebiasaan yang berbeda-beda dalam kehidupannya
sehari-hari. Hal itu akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Jalan
keluarnya adalah dalam diri anak ditanamkan sikap-sikap dan perilaku yang
baik, sehingga anak akan belajar dan membiasakan diri dengan perilaku dan
sikap tersebut.

3. Kerangka Berpikir
Berdasarkan beberapa penelitian terdahulu dan kajian teori, kerangka berpikir
diuraikan sebagai bwerikut :
Keberhasilan dalam proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil belajar.
terdapat dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yakni faktor intern dan
faktor ekstern. Dalam penelitian ini akan berfokus pada faktor ekstern karena
peran orangtua dan lingkungan belajar di rumah termasuk faktor ekstern.

Peran Orangtua (X1)

Hasil Belajar Kognitif


(Y)

Lingkungan Belajar di
Rumah (X2)

Keterangan :
: menunjukkan pengaruh secara parsial
: menunjukkan pengaruh secara Bersama – sama

4. Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini antara lain :
H1 : Adanya pengaruh peran orangtua terhadap hasil belajar kognitif kelas
tinggi di SDN 2 Sidowarno.
H2 : Adanya pengaruh lingkungan belajar di rumah terhadap hasil belajar
kognitif kelas tinggi di SDN 2 Sidowarno.
H3 : Adanya pengaruh antara peran orangtua dan lingkungan belajar di
rumah terhadap hasil belajar kognitif kelas tinggi di SDN 2 Sidowarno.

D. METODE PENELITIAN
1. Jenis dan Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis pendekatan kuantitatif. Menurut
Sugiyono (2015 : 14) metode penelitian kuantitatif dapat diartikan mtode
yang berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilannya sampel pada umumnta
secara random, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian,
analisis data bersifat kuantitatif atau statistic dengan tujuan untuk menguji
hipotesis yang telah ditetapkan. Dalam penelitian ini menggunakan tipe
penelitian eksperimen, Campbell dan Stanley (dalam Yusuf, 2014 : 77)
menyatakan penelitian eksperimental merupakan suatu bentuk penelitian di
mana variabel dimanipulasi sehingga dapat dipastikan pengaruh dan efek
variabel tersebut terhadap variabel lain yang diselidiki atau di-observasi.

2. Tempat dan Waktu Penelitian


a. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di SD 2 Sidowarno yang beralamat di
Dusun Butuh, Desa Sidowarno, kecamatan Wonosari, kabupaten Klaten.
b. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan bulan November 2019 sampai dengan bulan
Mei 2020. Adapun tahapan pelaksanaan penelitian sebagai berikut :

Bulan
No. Kegiatan Nove Dese Janua Februa Mare
April Mei
mber mber ri ri t
Pengamatan
1.
dan Observasi
Penyusun
2. an
proposal

3. Perijinan
Pengumpul
4.
an data

5. Analisis Data

Penyusun
6. an
Laporan
7. Ujian

3. Populasi, Sampel, dan Sampling


a. Populasi
Bailey (dalam Priyono, 2008 : 104) menyatakan populasi adalah
keseluruhan gejala atau satuan yang diteliti. Sedangkan menurut Arikunto
(2013 : 173) bahwa populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV, V, dan VI SD N 2
Sidowarno sebanyak 49 siswa.
b. Sampel
Menurut Arikunto, (2013 : 134) menyatakan sampel adalah bagian atau
wakil dari populasi yang diteliti. Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih
baik diambil semua. Sebaliknya apabila subjeknya lebih dari 100 dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25%. Berdasarkan pendapat tersebut maka
dalam penelitian ini sampel diambil semua dari jumlah populasi yakni 49
siswa.
c. Sampling
Menurut sugiyono, (2015 : 118) tenik sampling adalah merupakan teknik
pengambilan sampel. Pada penelitian ini akan menggunakan teknik
Probability Sampling dengan cara simple random sampling, yaitu menurut
sugiyono, (2015 : 120) teknik pengambilan sampel yang memberikan
peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel dan dikatakan simple karena pengambilan
anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan
strata.

4. Definisi Operasional Variabel


a. Variabel Terikat (Dependent)
Variabel terikat pada penelitian ini adalah hasil belajar kognitif. Data hasil
belajar kognitif diambil dari hasil Penilaian Akhir Semester (PAS) kelas
atas SD 2 Sidowarno. Variabel ini dinyatakan dengan simbol Y.

b. Variabel Bebas (Independent)


Variabel bebas dalam penelitian ini adalah peran orang tua dan lingkungan
belajar di rumah.
1). Peran Orang tua
Orangtua mempunyai peran sebagai pembimbing, motivator dan
fasilitator dalam proses mendidik anak agar potensi yang dimiliki
dapat berkembnag secara optimal. Adapun indikator dalam peran
orang tua meliputi Membimbing untuk mengatasi masalah belajar,
Mengingatkan untuk belajar, Mengingatkan untuk berdoa,
Memberikan rasa aman, Menjadi contoh/tauladan yang baik,
Menasehati anak, Menyediakan tempat belajar, memperhatikan
kelengkapan alat tulis dan buku pelajaran dan memberikan bimbingan
belajar kepada anak. Variabel ini dinyatakan dengan simbol (X1).

2). Lingkungan belajar di Rumah


Lingkungan belajar di rumah adalah segala kondisi dan pengaruh dari
luar terhadap kehidupan da perkembangan anggota keluarga. Adapun
indikator dalam lingkungan belajar di rumah meliputi cara orang tua
mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana rumah, keadaan
ekonomi keluarga, sikap pengertian dari orang tua, dan latar belakang
kebudayaan. Variabel ini dinyatakan dengan simbol (X2).
5. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data
a. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini akan menggunakan
kuesioner (angket) dan dokumentasi.
1). Kuesioner (Angket)
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya, kuesioner dapat berupa pertanyaan
tertutup atau terbuka (Sugiyono, 2015 : 199). Kuesioner dalam
penelitian ini digunakan untuk pengumpulan data peran orang tua dan
lingkungan belajar di rumah. Sumber datanya adalah siswa.

2). Dokumentasi
Dokumentasi menurut Arikunto (2013 : 131) merupakan cara
pengumpulan data dari catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, dll.
Dokumentasi dalam penelitian ini dugunaka untuk pengumpulan data
hasil belajar kognitif siswa kelas atas. Sumber data diperoleh dari
dokumen hasil PAS siswa.

b. Instrument Pengumpulan data


1). Penyusunan Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2015 : 148) menyatakan instrument penelitian


adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun
sosial yang diamati. Instrument penelitian dalam penelitian ini yaitu
kuesioner (angket).

a. Kuesioner (angket)
Instrument penelitian untuk variabel bebas yaitu peran orang tua (X1)
dan lingkungan belajar di rumah (X2). Kuesioner penelitian ini
menggunakan alternative jawaban: Sangat Setuju (4), Setuju (3), Tidak
setuju (2), dan Sangat Tidak Setuju (1). Adapun kisis – kisi instrument
penlitiannya sebagai berikut :

Adapun indikator dalam peran orang tua meliputi Membimbing untuk


mengatasi masalah belajar, Mengingatkan untuk belajar, Mengingatkan
untuk berdoa, Memberikan rasa aman, Menjadi contoh/tauladan yang
baik, Menasehati anak, Menyediakan tempat belajar, memperhatikan
kelengkapan alat tulis dan buku pelajaran dan memberikan bimbingan
belajar kepada anak

Variabel Penelitian Indikator No. item Instrument


1. Membimbing 1,10, 19
untuk mengatasi
masalah belajar
Peran Orang tua (X1) 2. Mengingatkan 2,11, 20
untuk belajar
3. Mengingatkan 3,12
untuk berdoa
4. Memberikan rasa 4,13
aman
5. Menjadi 5,14
contoh/tauladan
yang baik
6. Menasehati anak 6,15
7. Menyediakan
tempat belajar 7,16
8. memperhatikan 8, 17
kelengkapan alat
tulis dan buku
pelajaran
9. memberikan 9, 18
bimbingan belajar
kepada anak

1. Cara orang tua 1, 7, 13, 19


mendidik
Lingkungan Belajar 2. Relasi antara 2, 8, 14, 20
di Rumah (X2) anggota keluarga
3. Suasana rumah 3, 9, 15
4. Keadaan ekonomi 4, 10, 16
keluarga
5. Sikap pengertian 5, 11, 17
dari orangtua
6. Latar belakang 6, 12, 18
kebudayaan

2). Pengujian Instrumen Penelitian


Setelah instrument penelitian disusun maka langkah selanjutnya
yaitu mengujinya dengan uji validitas dan reliabilitas.
a. Uji Validitas
Menurut Siregar (2013 : 46) menyatakan bahwa validitas
digunakan untuk menunjukan sejauh mana suatu alat ukur mampu
mengukur apa yang dikukur. Apabila hasil uji validasi
menunjukkan kevalidan maka instrument penelitian dapat
digunakan untuk memperoleh data. Siregar (2013 : 47) mengatakan
Ada beberapa kriteria yang dapat digunakan untuk mengetahui
kevalidan suatu instrument penelitian :
1). Jika koefisien korelasi product moment melebihi 0,3
2). Jika koefisen product moment > r-tabel (α ; n-2) n = jumlah
sampel
3). Nilai Sig. ≤ α.
Rumus yang dapat digunakan untuk uji validitas konstruk
dengan teknik korelasi product moment, yaitu :

∑ ∑ ∑
= ∑ ∑ ∑ ∑

Keterangan :
n = jumlah responden
X = skor variabel (jawaban responden)
Y = skor total dari variabel (jawaban responden).
b. Uji Reliabilitas
Siregar (2013 : 55) menyatakan Reliabilitas adalah untuk
mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten, apabila
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang
sama dengan menggunakan alat pengukur yang sama. Dalam
penelitian ini teknik uji reliabiltas yang digunakan yakni teknik
Alpha Cronbach. Menurut Siregar (2013 : 57) bahwa Teknik Alpha
Cronbach dapat digunakan untuk menentukan reliabilitas
instrument bila jawaban alternatif berbentuk skala 1-3, 1-5, dan 1-
7 atau jawaban responden yang mengintrepertasikan penilaian
sikap. Instrument pene;itian dikatakan reliabel, jika koefisien
reliabilitas ( ) > 0,6.
Siregar (2013 : 57-58) menyatakan tahapan perhitungan uji
reliabilitas dengan menggunakan teknik Alpha Cronbach, yaitu :
1). Menentukan nilai varians setiap butir pertanyaan.



=

2). Menentukan nilai varians total



=

3). Menentukan reliabilitas instrument

∑"#
= 1− %
"$
Keterangan :
n = jumlah sampel
= jawaban responden untuk setiap butir pertanyaan
∑x = total jawaban responden untuk setiap butir
pertanyaan
= varians total
∑ & = jumlah varians butir
k = jumlah butir pertanyaan
= koefisien reliabilitas instrumen.

6. Teknik Analisis Data


a. Uji Prasyarat Analisis
Menurut Yusuf (2014 : 286) menyatakan sebelum peneliti menganalisis
data dalam kelompok parametrik, peneliti perlu melakukan uji persyaratan
tertentu terhadap data yang dikumpulkan, uji persyaratan tersebut yakni uji
normalitas, uji homogenitas, dan uji linieritas.
1). Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mngetahui apakah data yang diambil
berasal dari populasi yang berdistribusi normal atau tidak normal. Dalam
penelitian ini uji normalitasnya menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov,
dikatakan data berdistribusi normal bila nilai signifikasi > 0,05.

2). Uji Homogenitas


Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui data yang diambil bersifat
homogen atau tidak homogen. Langkah-langkah menghitung uji
homogenitas:
1). Mencari Varians/Standar deviasi Variabel X dan Y, dengan rumus:

⋅∑ ∑ ⋅∑ ∑
' =( ' =(
2). Mencari Fhitung dengan dari varians X dan Y, dengan rumus:
*#+,-.
F=
*/+0 1

3). Membandingkan Fhitung dengan Ftabel pada tabel distribusi F,


dengan dk pembilang n-1 (untuk varians terbesar) dan dk penyebut n-
1 (untuk varians terkecil). Jika Fhitung < Ftabel, berarti homogen, atau
Jika Fhitung > Ftabel, berarti tidak homogen.

3). Uji Linieritas


Uji linearitas bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan linier
antara variabel dependen dan variabel independent. Dalam penelitian ini
uji linieritas menggunakan uji regresi linier sederhana, dikatakan linier bila
Fhitung > Ftabel.

b. Uji Hipotesis
1). Analisis Regresi Ganda
Rumus regresi dengan dua variabel bebas yaitu :
Y=a+2 3 + 2 3
Keterangan :
Y = Variabel terikat
a = konstanta
3 = variabel bebas ke 1
3 = variabel bebas ke 2
2 = koefisien regresi antara 3 dengan Y
2 = koefisien regresi antara 3 dengan Y

2). Uji -t (parsial)


Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing – masing variabel
bebas terhadap variabel terikat. Pada akhirnya akan diambil suatu
kesimpulan H0 ditolak atau Hα diterima dari hipotesis yang telah
dirumuskan.
Uji signifikan terhadap hipotesis yang telah ditentukan dengan
menggunakan uji t. Menurut Sugiyono (2015 : 257) rumus untuk
menguji uji t sebagai berikut:

√8 − 2
5=
√1 −

Keterangan:
t : Nilai Uji t

: Koefisien korelasi

: Koefisien determinasi
n : Jumlah sampel
Uji t menggunakan beberapa dasar analisis untuk menentukan
pengaruh dan hubungan variabel. Berikut dasar analisis yang digunakan
pada uji t:
a. Jika thitung ≤ ttabel, maka H0 diterima dan Hα ditolak.
b. Jika thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Hα diterima.

3). Uji -F (simultan)


Uji F digunakan untuk menguji secara Bersama variabel bebas
terhadap variabel terikat. Uji F atau yang biasa disebut dengan
Analysis of varian (ANOVA). Pengujian Uji F menurut Sugiyono
(2015 : 266) dapat menggunakan rumus signifikan korelasi ganda
sebagai berikut:

; ⁄<
: =
1−; ⁄ 8−<−1
Keterangan :
R : Koefisien korelasi ganda
k : Jumlah variabel independen
n : Jumlah anggota sampel.
Uji F menggunakan beberapa dasar analisis untuk menentukan
pengaruh dan hubungan variabel dalam penelitian. Berikut dasar
analisis yang digunakan pada uji F:
a. Jika Fhitung ≤ Ftabel, maka H0 diterima dan Hα ditolak.
b. Jika Fhitung > Ftabel, maka H0 ditolak dan Hα diterima.
4). Koefisien Determinasi
Siregar (2013 : 252) menyatakan koefisien determinasi (KD) digunakan
untuk mengetahui sumbangan yang diberikan masing – masing variabel
bebas terhadap variabel terikat, dengan rumus :
KD = (r x 100%
Daftar Pustaka

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka


Cipta.
Badria, I. L, Fajarianingtyas, D. A, & Wati, D. H. (2018). Pengaruh Peran Orang Tua
Dan Kesiapan Belajar Terhadap Prestasi Belajar Ipa. LENSA (Lentera Sains): Jurnal
Pendidikan IPA, Vol. 8 No. 1, Mei 2018, pp.19-27. Doi : 10.24929/lensa.v8i1.33
Yusuf, A. M. (2014). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan gabungan. Jakarta:
Kencana.
Gunarso, S. D. (2005). Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Gunung
Mulia.
Kartono, K. (2005). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo.
Ningrum W. R. (2017). Pengaruh Peranan Dan Pola Asuh Orang Tua Terhadap Hasil
Belajar Siswa Sekolah Dasar Negeri (Sdn) Di Kecamatan Bogor Barat. Jurnal
Pendidikan, Volume 17, Nomor 2, September 2016,129-137.
Priyono. (2008). Metode Penelitian Kuantitatif. Taman Sidoarjo: Zifatama Publishing
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Jakarta. Kencana Prenada Media
Group.
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sudjana, N. (2017). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian pendidikan (pendekatan kuantitatif, kualtitatif
dan R&D.Bandung: Alfabeta CV.
Syah, M, (2010). Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Remaja Rosdakarya.
Wahyuni, R.S. (2017). Peran Orangtua Terhadap Prestasi Siswa Kelas 5 Di Sd Al-
Azhar Syifabudi Pekanbaru. Journal Endurance 2(1) February 2017 (18-24). doi :
10.22216/jen.v1i3.1526.

Anda mungkin juga menyukai