1.1 Periode Pelaporan (dulu adalah tanggal neraca, tapi disesuaikan dengan PSAK 1)
adalah periode ketika posisi keuangan suatu entitas sudah ditentukan dan dilaporkan.
Maka, peristiwa yang muncul selama periode tersebut sangat penting dalam
menunjukkan posisi dan hasil keuangan suatu entitas. Namun, kadang peristiwa yang
muncul setelah periode pelaporan mungkin memberikan informasi tambahan mengenai
peristiwa yang muncul sebelum dan berakhir pada periode pelaporan. Informasi ini
mungkin memiliki dampak atas posisi dan hasil keuangan dari entitas. Oleh karena itu,
peristiwa setelah periode pelaporan hingga tanggal “pisah batas” (disebut juga sebagai
tanggal autorisasi) dicantumkan sebagai pertanggungjelasan dalam menyiapkan
laporan keuangan untuk tahun berakhir dan dalam laporan posisi keuangan (neraca).
1.2 Sebagai tambahan, peristiwa tertentu yang mungkin muncul setelah periode
pelaporan mungkin tidak mempengaruhi angka-angka yang dilaporkan dalam laporan
keuangan, tapi mungkin memerlukan pengungkapan dalam footnotes atas laporan
keuangan. Memberikan informasi pada pengguna laporan keuangan seperti peristiwa
setelah periode pelaporan melalui pengungkapan dalam footnotes, akan membantu
mereka dalam membuat keputusan atas entitas, harus diperhatikan bahwa peristiwa
setelah periode pelaporan ini mungkin memiliki dampak sama seperti posisi keuangan
entitas pada periode pelaporan.
2. Lingkup
3. Definisi Istilah
Peristiwa setelah periode pelaporan. Peristiwa setelah periode pelaporan baik yang
diinginkan maupun yang tidak diinginkan, yang terjadi antara periode pelaporan dan
tanggal ketika laporan keuangan diautorisasi untuk diterbitkan.
4. Tanggal Autorisasi
4.1 Tanggal autorisasi adalah tanggal ketika laporan keuangan dapat ditentukan secara
legal terautorisasi untuk dipublikasikan. Penentuan tanggal autorisasi berdampak
penting terhadap konsep peristiwa setelah periode pelaporan. Tanggal autorisasi
diperlakukan sebagai titik pisah batas peristiwa setelah periode pelaporan, hingga
kapan peristiwa setelah periode pelaporan harus diperiksa untuk memastikan apakah
peristiwa tertentu memenuhi syarat untuk perlakuan yang dijelaskan dalam IAS 10.
4.2 Prinsip umum yang perlu diperhatikan dalam menentukan tanggal autorisasi dari
laporan keuangan diatur berikut ini.
5.1 Dua jenis persitiwa setelah periode pelaporan dibedakan dalam standar. Kedua
peristiwa ini adalah, peristiwa yang memerlukan penyesuaian setelah periode pelaporan
dan peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian setelah periode pelaporan. Kejadian
yang memerlukan penyesuaian setelah periode pelaporan memberikan bukti dari
kondisi yang benar-benar terjadi pada periode pelaporan, dan kejadian tersebut
diketahui sepanjang waktu tersebut. Laporan keuangan harus disesuaikan untuk
menunjukkan peristiwa yang memerlukan penyesuaian setelah periode pelaporan.
Dividen dari saham ekuitas yang diajukan atau diumumkan setelah periode pelaporan
tidak boleh diakui sebagai liabilitas pada periode pelaporan. Pengumuman semacam ini
adalah peristiwa yang tidak memerlukan penyesuaian dan pengungkapan
dalam footnote diharuskan, kecuali bila tidak material.
8. Persyaratan Pengungkapan
1) Tanggal ketika laporan keuangan diautorisasi untuk diterbitkan dan siapa yang
memberikan autorisasi. Bila pemilik entitas memiliki kekuatan untuk mengubah laporan
keuangan setelah penerbitan, maka hal ini harus diungkapkan.
2) Bila informasi yang diterima setelah periode pelaporan mengenai kondisi yang terjadi
pada saat periode pelaporan, pengungkapan yang terkait dengan kondisi tersebut harus
dimutakhirkan berdasar informasi terbaru.